Askep Fraktur Cervical
Askep Fraktur Cervical
Pasien dengan sepsis dan shock sepsis merupakan penyakit akut. Pengkajian dan
pengobatan sangat diperlukan. Pasien dapat meninggal karena sepsis. Gejala umum
adalah:
a. demam
b. berkeringat
c. sakit kepala
d. nyeri otot
Cari tahu sumber infeksi utama. Pertimbangkan sumber infeksi berikut:
a. infeksi saluran kencing
b. infeksi saluran pernapasan
c. infeksi kulit
d. meningitis
e. endokarditis
f. infeksi intra abdomen
g. osteomyelitis
h. penyakit inflamasi pelvis
i. penyakit menular seksual
Pada pasien sepsis kemungkinan ditemukan:
a. perubahan sirkulasi
b. penurunan perfusi perifer
c. tachycardia
d. tachypnea
e. pyresia atau temperature <36oC
f. hypotensi
Pengkajian
Selalu menggunakan pendekatan ABCDE.
Airway
a. yakinkan kepatenan jalan napas
b. berikan alat bantu napas jika perlu (guedel atau nasopharyngeal)
c. jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa
segera mungkin ke ICU
Breathing
a. kaji jumlah pernasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang
signifikan
b. kaji saturasi oksigen
c. periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan kemungkinan
asidosis
d. berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask
e. auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
f. periksa foto thorak
Circulation
a. kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan
b. monitoring tekanan darah, tekanan darah <>
c. periksa waktu pengisian kapiler
d. pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar
e. berikan cairan koloid gelofusin atau haemaccel
f. pasang kateter
g. lakukan pemeriksaan darah lengkap
h. siapkan untuk pemeriksaan kultur
i. catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature kurang dari
36oC
j. siapkan pemeriksaan urin dan sputum
k. berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.
Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal sebelumnya
tidak ada masalah (sehat dan baik).
a. kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU.
Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat suntikan dan
tempat sumber infeksi lainnya.
a. demam
b. sakit kepala
c. kaku leher
d. photophobia dan muntah
e. bingung (mungkin)
Pasien septikemi biasanya tidak menunjukan adanya kegagalan neurologik, tapi pasien
menunjukan adanya:
a. perubahan sirkulasi
b. penurunan perfusi perifer
c. tachycardia
d. tachypnoe
e. hypotensi
f. ptechie sebagai indikasi pasien mengalami bakteriemi oleh meningokoki
Pengkajian
Pengkajian selalu menggunakan pendekatan ABCDE.
Airway
a. pastikan kepatenan jalan napas
b. siapkan alat bantu untuk memperlancar jalan napas jika perlu
a. jika terjadi penurunan dalam fungsi pernapasan segera hubungi ahli anestesi
dan bawa ke ICU
Breathing
a. Kaji respiratory rate <8 atau >30 merupakan tanda yang signifikan.
b. Kaji saturasi oksigen
c. Lakukan pemeriksaan gas darah
d. Berikan oksigen 100% melalui non re-breath mask
e. Auskultasi dada
f. Lakukan pemeriksaan foto thorak
Circulation
a. kaji heart rate >100 atau <40 kali/min merupakan tanda signifikan
b. monitoring tekanan darah jika tekanan darah sistolik <>
c. periksa waktu pengisian kapiler
d. pasang infuse dengan menggunakan kanul yang besar
e. berikan cairan koloid gelofusin atau haemaccel
f. pasang kateter
g. periksa lab untuk darah lengkap, urine, elektrolit
h. lakukan kultur darah
i. lakukan pemeriksaan apusan tegorokan untuk kultur dan sensitifitas
j. catat temperature mungkin pyreksia atau <<36 oC
Disability
Tanda Klinis
Skor
Gejala DVT dengan tanda bengkak pada kaki dan nyeri pada perabaan
vena
1,5
1,5
1,5
Haemoptisis
1,0
3,0
Skor Total
Test Kemungkinan
<>
Rendah
2,0 6,0
Moderat
>6,0
Tinggi
a. dyspnea berat
b. nyeri dada
c. peningkatan tekanan vena
d. ada bukti gagal jantung kanan
e. hypotensi
f. shock
Pengkajian
Pengkajian dengan pendekatan ABCD.
Airway
a. kaji dan pertahankan jalan napas
b. lakukan head tilt, chin lift jika perlu
c. gunakan alat batu untuk jalan napas jika perlu
d. pertimbangkan untuk merujuk ke ahli anestesi untuk dilakukan intubasi jika tidak
dapat mempertahankan jalan napas
Breathing
a. kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, untuk
mempertahankan saturasi >92%.
b. Berikan oksigen dengan aliran tinggi melalui non re-breath mask.
c. Pertimbangkan untuk mendapatkan pernapasan dengan menggunakan bagvalve-mask ventilation
d. Lakukan pemeriksaan gas darah arterial untuk mengkaji PaO2 dan PaCO2
e. Kaji jumlah pernapasan
f. Lakukan pemeriksan system pernapasan
g. Dengarkan adanya bunyi pleura
h. Lakukan pemeriksaan foto thorak mungkin normal, tapi lihat untuk
mendapatkan:
a. Bukti adanya wedge shaped shadow (infarct)
b. Atelektaksis linier
c. Effuse pleura
d. Hemidiaphragm meningkat
e. Jika tanda klinis menunjukan adanya PE, lakukan ventilation
perfusionscan (VQ) atau CT Pulmonary Angiogram (CTPA) sesuai
kebijakan setempat
Circulation
a. Kaji heart rate dan ritme, kemungkinan terdengan suara gallop
b. Kaji peningkatan JVP
c. Catat tekanan darah
d. Pemeriksaan EKG mungkin menunjukan:
a. Sinus tachikardi
b. Adanya S1 Q3 T3
b. Pembedahan sebelumnya
c. Trauma sebelumnya
d. Imobilisasi untuk berbagai alas an
e. Keganasan
f. Pasien mengkonsumsi kontrasepsi oral
g. Pasien mendapatkan terapi hormone
h. Kehamilan lama
i. Obesitas
j. Pasien mendapatkan Selective Estregen Receptor Modulator therapy (SERM)
k. Syndrome hyperviskositas
l. Nipas
m. Nepritik sindrom
n. Defisiensi antitrombin III
o. Defisiensi protein C dan S
p. Antikoagulan lupus
Perawatan PE
Sejak didiagnosa PE maka pasein harus mendapatkan antikoagulan. Heparin dengan
berat molekul ringan harus diberikan sebagai prioritas. Walfarin diberikan dalam 2 hari.
Diposkan oleh rohaendi di 22:00
0 komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link
Posting Lebih Baru Posting Lama Halaman Muka
Langgan: Poskan Komentar (Atom)
c. letargi
d. coma
e. hyposemia memburuk
Pengkajian
Airway
a. kaji dan pertahankan jalan napas
b. lakukan head tilt, chin lift jika perlu
c. gunakan bantuan jalan napas jika perlu
d. pertimbangkan untuk segera merujuk ke ahli anaestesi
Breathing
a. kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter
b. lakukan pemeriksaan arterial gas darah untuk mengkaji pH, PaCO2 and PaO2
c. jika pH arteri <7.2, pasien lebih menguntungkan menggunakan non-invasive
ventilation (NIV) dan rujukan harus dibuat sesuai dengan kebijakan setempat
d. kontrol terapi oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >92%
e. monitoring secara ketat PaCO2
f. berikan nebuliser salbutamol 5 mg dan ipratropium 500 mcg melalui oksigen
g. berikan prednisolone 30 mg per oral atau hydrocortisone 100 mg IV setiap 6 jam.
h. Catat temperature
Jika ada bukti infeksi biasanya disebabkan oleh bakteri pathogen diantaranya:
a. streptococcus pneumoniae
b. haemophilus influenzae
c. moraxella catarrhalis
Circulation
a. kaji heart rate dan ritme
b. catat tekanan darah
c. periksa EKG
d. lakukan intake output, dan pemeriksaan darah lengkap
e. lakukan pemasangan IV akses
f. jika potassium rendah maka berika cairan potassium
g. lakukan pembatasan cairan
h. pertimbangkan pemberian heparin subkutan
Disability
a. kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU
b. penurunan kesadaran menunjukan pasien membutuhkan pertolongan medis
dengan segera dan dikirim ke ICU
Exposure
a. jika pasien stabil lakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
lainnya
Diposkan oleh rohaendi di 21:48
1 komentar: