Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Boiler merupakan salah satu bagian utama dalam suatu pembangkit listrik.
Fungsinya, yaitu untuk meyerap energi panas dari berbagai jenis bahan bakar
melalui proses pembakaran dan dikonversikan menjadi bentuk kerja. Media
untuk penyerap panas tersebut adalah tube. Dalam suatu boiler terdapat beberapa
komponen tubing diataranya adalah economizer, water wall, superheater (finish
dan platen), dan reheater (finish dan platen). Disetiap area tersebut diperlukan
tube dengan karakteristik yang berbeda beda sesuai dengan temperatur kerjanya.
Platen reheater merupakan salah satu komponen yang berfungsi
memanaskan kembali uap dari HP (High Pressure) turbin sesuai dengan
temperatur yang diinginkan dan uap tersebut akan dipergunakan lagi untuk
memutar LP (Low Pressure) turbin. Ditinjau dari desain platen reheater ini
termasuk tube yang diharapkan tahan temperatur tinggi. Pada aplikasinya tube
tersebut telah banyak mengalami kegagalan, persentase kegagalan tube pada
reheater platen 70% (terdapat di PLTU Paiton 9) dan selebihnya pada
komponen lain. Faktor penyebab kegagalan yang terjadi beragam dari
kebocoran, korosi, erosi, short over heating, creep, dan lain-lain.
Creep merupakan salah satu kegagalan yang terjadi pada komponen yang
mengalami perlakuan temperatur tinggi dan tekanan tinggi [1]. Kegagalan creep
pada boiler dapat terjadi karena faktor usia dari suatu material apabila boiler itu
dioperasikan secara normal atau karena adanya perubahan temperatur di luar

standar operasi yang berdampak terjadinya accelaration creep [2].


Indikasi awal kegagalan yaitu terjadinya kebocoran pada tube sehingga
unit harus shut down, dan harus masuk ke dalam pemeliharaan tanpa
perencanaan dan persetujuan dengan pihak pengaturan beban. Dengan kondisi
tersebut maka harus keluar dari sistem dan dilakukan perbaikan sehingga akan
mengganggu sistem interkoneksi secara keseluruhan karena tidak ada
perencanaan. Dengan kegagalan tersebut dianggap penting untuk dilakukan
penelitian lebih lanjut, sehingga dapat diketahui umur material dan dapat
dilakukan perencaan yang lebih baik dalam jangka panjang.
Penelitian terkait creep telah dilakukan oleh Chai Guocai.et.al pada
tahun 2013 [3]. Metode yang digunakan oleh peneliti fokus pada fenomena
creep pada material Austenitic stainless steel pada temperatur 600C dan 750C.
Pengujian ini dilakukan pada temperatur dan pembebanan yang berbeda-beda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada temperatur 700C material memiliki
nilai creep rupture strength lebih tinggi dibandingkan pada umumnya karena
ada pengaruh dari intragranular precipitate dan nano partikel yang mengalami
pergerakan dislokasi.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian penyebab
kegagalan pembangkit, terutama akibat kegagalan creep, karena yang sangat erat
hubungannya dengan umur material yang telah didesain oleh fabrikasi. Metode
yang digunakan dalam pengujian ini yaitu menggunakan metode creep rupture
testing.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat dirumuskan
permasalahan, yaitu :
1.

Bagaimana penerapan metode creep rupture dalam memperhitungkan umur


material.

2.

Bagaimana pengaruh dari variasi temperatur 500C - 650C serta beban


terhadap struktur yang terjadi pada reheater platen tube.

C. Maksud dan Tujuan


Maksud dari tugas akhir ini adalah untuk melakukan pengkajian umur
material reheater platen tube. Sedangkan tujuannya yaitu melakukan pengujian
creep rupture, pengamatan SEM dan EDX, pengamatan metallography dan
pengujian kekerasan.
D. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penyusunan tugas akhir ini adalah :
1.

Tube platen reheater dengan material A213 TP304H sebagai sampel yang
diuji diambil dari PLTU Paiton 9.

2.

Penelitian ini hanya menganalisis life time (umur) material saja dan tidak
membahas damage (perubahan karakteristik).

3.

Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian komposisi kimia (spectrum),


metalografi, kekerasan, Scanning Electron Microscope (SEM) dan Energy
Dispensive X-ray Spectroscopy (EDX).

E. Metode Penulisan
Agar tujuan seperti yang telah disebutkan di atas tercapai dengan baik,
maka diperlukan data yang valid sebagai dasar penulisan. Data untuk dasar
penulisan ini diperoleh dengan cara sebagai berikut:
a) Melakukan pengamatan secara langsung objek yang diteliti dan melakukan
pengujian terhadap sampel uji di laboratorium.
b) Berdialog dan mengajukan pertanyaan kepada ahli sehubungan dengan
masalah yang akan dipaparkan sehingga mendapatkan penjelasan yang benar.
c) Kajian literatur yang sesuai materi pengujian
Penulis menggunakan literatur (text book), buku manual dan resensi dari
perusahaan dan dari luar perusahaan yang berhubungan dengan boiler,
metode pengujian creep rupture dan Larson Miller Parameter.
d) Flow Chart
Flow chart digunakan untuk mempermudah urutan dalam menyelesaian tugas
akhir ini.
F. Sistematika Penulisan
Agar mempermudah dalam menjelaskan dan memahami, maka perlu
dibuat suatu sistematika dalam penulisan yang akan diuraikan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah, Maksud
dan Tujuan, Batasan Masalah, Metode Penulisan dan Sistematika
Penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA


Pada bab ini akan menjelaskan mengenai teori dasar PLTU, boiler dan
komponennya, platen reheater, desain umur komponen, material baja,
dan teori creep dan creep rupture testing.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang flow chart metodologi
dan parameter penelitian, lokasi pengujian, tahap pengujian, cara kerja
dan pengambilan data.
BAB IV : ANALISIS DATA PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian bab ini berisi mengenai proses perhitungan secara matematis
untuk menentukan umur material dan menampilkannya dalam grafik.
BAB VI : PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai