yang
Untuk membersihkan kotoran yang polar menggunakan pelarut polar dan membersihkan kotoran
non polar juga menggunakan pelarut non polar. Pada pencucian dengan menggunakan air yang
bersifat polar juga dapat digunakan untuk membersihkan kotoran yang non polar, caranya adalah
dengan menggunakan sabun atau deterjen. Bahan ini memiliki sifat sebagai surfaktan ( surface
active agent) karena strukturnya yang memiliki situs polar dan non polar pada ujung-ujungnya.
dalamkimia
Kristalisasidilakukan
untuk
berdasarkan
memurnikan
pada
senyawa
prinsip
dalam
kelarutan,
yakni
bentuk
padatan.
suatu
senyawa
akancenderung lebih cepat larut di dalam cairan panas apabila dibandingkansenyawa tersebut
berada dalam cairan dingin. Pembentukan kristal dapat terjadi melalui beberapa cara :
Kondisi lewat jenuh untuk suatu larutan seperti larutan gula atau garam - Kondisi
lewat dingin untuk suatu cairan atau lelehan (melt) seperti air atau lemak. Untuk
membentuk kristal, fase cairan (liquid) harus melewati kondisi kesetimbangan
dan menjadi lewat jenuh (untuk larutan) atau kondisi lewat dingin (untuk
lelehan). Kondisi tersebut dapat tercapai melalui pendinginan di bawah titik
leleh suatu komponen (misalnya air) atau melalui penambahan sehingga dicapai
kondisi lewat jenuh (misalnya garam dan gula).
Kondisi jenuh, lewat jenuh, super jenuh
molekul
kristal
dari
fase
nucleation
hingga
(Handojo, 1995)
Pengaruh Penurunan Suhu pada Proses Terjadinya Kristal
a.
Bila penurunan suhu berjalan dengan cepat maka kecepatan tumbuh inti
kristal
lebih cepat daripada kecepatan pertumbuhan kristal sehingga kristal yang diperoleh
kecil, rapuh, dan banyak.
b. Bila penurunan suhu dilakukan secara perlahan, maka kecepatan pertumbuhan
kristal lebih cepat daripada kecepatan pertumbuhan inti kristal sehingga kristal yang
dibebaskan besar-besar, liat, dan elastis
(Austin,1986)
Pada pembentukan kristal terkadang sulit untuk membentuk kristal, oleh karena itu
perlu digunakan induksi atau perlakuan untuk mempercepat pembentukan kristal yaitu :
Proses pembentukan kristal dapat dipercepat dengan penggoresan dinding wadah
dengan batang pengaduk. Hal ini ditujukan untuk membentuk daerah bermuatan negatif
akibat penggoresan sehingga molekul kristal aspirin yang bermuatan positif tertarik ke
daerah tersebut dan bersatu membentuk kristal.
Tahap terakhir adalah pemisahan kristal dengan pengotornya menggunakan
corogng bicner dan kertas watman. BUCHNER & WHATMAN
metode pemisahan endapan dari pelarutnya atau cairan dari residunya dengan cara
menyedot udara di dalam corong dengan pompa vakum sehingga tekanan di
dalamnya lebih kecil daripada yang di luarnya, yaitu hampir sama dengan nol dan air
yang ada di dalam corong dapat menetes serta menghasilkan filtrat yang lebih banyak
dan residu dapat tetap ditinggalkan di dalam corong tersebut. Biasanya diletakkan pula
kertas penyaring (Whatman) yang diameternya sama dengan diameter corong agar
tingkat kemurnian residu yang dihasilkan lebih besar dalam waktu singkat.
Corong Buncher merupakan alat penyaringan vakum, biasanya
digunakan untukmenyaring bahan dalam jumlah yang cukup banyak
dalam
waktu
yang
singkat.
Prinsip
dari penyaring vakum ini yaitu menyaring padatan dari larutannya den
gan menurunkan tekanandidalam
sistem
sehingga
tekanan
diluar
dan
mengandung senyawa
lain
dapat
hasil
dilakukan
sintesis
tersebut
melalui beberapa
pengotor
hasil
sintesis
berupa
padatan
1989). Ekstraksi
pelarut
dilakukan
dengan
1924). Hasil
dahulu melalui
kontak langsung dengan zat padat pengering. Pemilihan penger
ing diatur
berdasaran pertimbanganpengering
air
dengan
cepat, memiliki
kapasitas
yang
baik
melarutkan senyawa
dan sulit
untuk
yang
rekristalisasi
adalah
dimurnikan pada
suhu
mudah
tinggi
rendah,
baik
dari
senyawa
yang
memurnikan
senyawa
organik
padat.
Kromatografi
biasanya terdiri dari fasa diam dan fasa gerak. Fasa gerak yang
membawa komponen dari campuran melewati fasa diam,
sedangkan fasa diam tersebut akan berinteraksi dengan
senyawa-senyawa
yang
berbeda-beda
dipisahkan
dengan
(Bresnick,
afinitas
yang
2003). Kromatograf
digunakan.
Kromatografi
kolom
digunakan
untuk
yang banyak
(adsorben)
campuran
akan
yang
berada
terpisah
dalam
membentuk
kolom,
sehingga
pita-pita
karena
(KLT) merupakan
proses
lapis
tipis
dan
menyebabkan
terjadinya
pemisahan
dapat
dilakukan
dengan
penyinaran
dengan
sinar
terjadinya
pelelehan,transisi
padat-cair,
sampai
leleh
yang
tajam,
yaitu
larut sampai larutan sudah mendidih, maka pelarut tersebut tidak bisa digunakan
untuk rekristalisasi. Setelah zat sudah terlarut semua, larutan kemudian didinginkan
dengan cara ditempatkan di atas es batu atau dengan dimasukkan ke dalam kulkas.
Pendinginan ini betujuan untuk membentuk kristal atau kristalisasi. Apabila
kristalisasi berjalan lambat, maka bisa dibantu dengan menggoreskan batang
pengaduk ke dinding tabung reaksi. Jika kristal tetap tidak terbentuk maka pelarut
tersebut tidak bisa digunakan untuk rekristalisasi. Setelah itu larutan disaring dengan
corong Buchner dan diambil padatan atau kristalnya. Kristal yang terbentuk kemudian
ditimbang. Proses ini dilakukan dengan beberapa pelarut dengan tujuan mencari
pelarut mana yang terbaik untuk digunakan dalam rekristalisasi.
Hasil