Disusun oleh :
Kelompok 7
Farmasi 3-C
Ahmad Wafi Noufal
31113109
31113117
M. Arif G. P.
31113133
Metty Kusmayaputri
31113135
31113147
Tine Nurusyifa
31113153
2016
A. Tujuan (Ahmad Wafi Noufal dan M. Arif G. P.)
Personilyangbekerjapadabagianproduksterilharusmemilikimoral
danetikprofessionalyangtinggi.
Setiappersonilmendapatlatihantentangsediaansterilsecaralengkap.
Memilikiteknikspesialisasiuntukmemproduksisediaansteril.
Bahanyangdigunakanharusbermututinggi.
Kestabilandankemanjuranprodukharusterjamin.
Programpengontrolan(qualitycontrol)harusbaikuntukmemastikan
mutuprodukdanharusmemenuhikeabsahanprosedurproduksi.
C. Formula Lengkap
Aneurin Hydrochloridum
25 mg
Natrii chloridum
2,995 mg
Acidum Hydrochloridum
ad pH stabilitas
ad 1 mL
Kelarutan
Titik leleh
Dosis
Dosis lazim : i.m/i.v 10-100 mg untuk terapi (F III, Hal 991)
Dosis maks : Daftar obat
Obat keras : Sediaan injeksi (semua obat suntik termasuk obat keras)
Sediaan Obat
Pemerian
: larutan bening
Stabilitas
: lihat Martindale/Fornas
OTT
: Terhadap oksidator, reduktor, alkali (Inj. Drugs, 1135).
pH
: 2,8 3,4 (Fornas II, 289)
2,5 4,5 (Inj. Drugs, 1133)
Ditambahkan HCl sebagai penstabil pH
Antioksidan
: Air Bebas CO2 dan O2
E. Alat dan Bahan (Rina Widi Pertiwi)
Ampul
Pipet
Beacker glass
Corong
Batang pengaduk
Syringe 1 mL
Gelas ukur 10 mL
Kertas saring
pH universal
Spatel
Kaca Arloji
Natrii chloridum
Acidum Hydrochloridum
tersebut
hingga homogen
Sterilkan
dalam otoklaf 115
116
C selama 30 menit
HCl
Bahan
Aneurin
NaCl
Satuan
Dasar
1 ml
Volume
Produksi
10 mL
25 mg
250 mg
2,995 mg
29,95 mg
Tonisitas :
Zat
tb
Thiamin HCl
2,5%
Perhitungan Tonisitas :
W=
0,52(tb .C )
0,576
W=
0,52(0,139 x 2,5 )
0,576
0,139
0,2995
Untuk membuat supaya larutan tersebut isotonis, maka
0,2995% (b/v)
Penampilan Fisik Wadah
Kejernihan Sediaan
Label
dilampirkan
: Bersih
: Jernih
Brosur
Lampiran 1
Prin
sip
Eval
uasi
Men
ggu
nak
an
tabu
ng
reak
si
alas
data
r
dia
met
er
15
nm25
nm,
tida
k
ber
war
na,
tran
spar
an
dan
terb
uat
dari
kaca
netr
al.
pen
gam
atan
dila
kuk
an
diba
wah
caha
ya
berd
ifusi
tega
k,
luru
s ke
arah
baw
ah
tabu
ng,
diny
atak
an
jerni
h
jika
sam
a
den
gan
keje
rnih
an
air
den
gan
latar
hita
m.
Fi
Pe
Men
gam
ai
peru
bah
an
pen
amp
ilan
dari
segi
bau,
war
na.
Pen
guk
uran
pH
cair
an
uji
men
ggu
nak
an
alat
pote
nsio
Ti
metr
ik
(pH
met
er)
yan
g
tela
h
terk
alibr
asi,
atau
den
gan
pH
univ
ersa
l
Pili
h 30
wad
ah
tuan
g
dari
tiap
wad
ah
ke
dala
m
gela
s
ukur
,
volu
me
ratarata
yan
g
dipe
role
h
dari
wad
Uj
ah
tida
k
kura
ng
dari
10%
dan
tida
k
satu
pun
yan
g
kura
ng
dari
95%
dari
volu
me
yan
g
diny
atak
an.
Unt
uk
cair
an
tida
k
ber
war
na
mas
uka
n ke
dala
m
meti
len
blue
1%,
cair
an
ber
war
Pe
na
yan
g
saat
diba
lika
n
dike
rtas
sari
ng
atau
kap
as
haru
s
tida
k
basa
h
Dia
mati
diba
wah
mik
rosk
op
den
gan
pem
besa
ran
100
x
B1) bentuk sediaan dalam ampul. Pembuatan sediaan injeksi aneurin HCl dibuat
dengan menggunakan pelarut air. Aneurin HCl merupakan vitamin yang larut
dalam air, sehingga pembuatanya juga lebih stabil dengan pelarut air. Pembawa
air yang digunakan adalah a.p.i (aqua pro injeksi). Pada formulasinya
ditambahakan zat tambahan Natrium Cloridum (NaCl), karena jika tidak
ditambahkan NaCl larutan injeksi tidak memenuhi syarat yaitu hipotonis. Jika
larutan injeksi dalam keadaan hipotonis disuntikan ke tubuh manusia akan
berbahaya karena menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Syarat injeksi
volume kecil adalah isohidris atau isotonik. Arti isotonik adalah tekanan yang
dihasilkan injeksi tersebut sama dengan tekanan dalam cairan tubuh. Tekanan
dalam cairan tubuh setimbang dengan 0,9 % NaCl, sehingga perlu penambahan
NaCl.
Evaluasi yang dilakukan dengan cara membalikan ampul pada beaker glass yang
telah berisi kapas dan ditutup dengan kertas perkamen, kemudian dimasukan ke
dalam autoklaf selama kurang lebih 30 menit pada suhu 115C. Dari hasil yang
diperoleh, terdapat ampul yang bocor.
Aspek Farmakologi
Absorpsi
Aneurin HCl dapat menstimulir pembentukan eritrosit dan
berperan penting pada regulasi ritme jantung serta berfungsi nya
susunan saraf dengan baik, dan digunakan juga pada neuralgia
sebanyak 40.
Metabolisme
Makanan setelah dicerna, diserap langsung oleh usus dan masuk
kedalam saluran darah. Penyerapan maksimum terjadi pada
konsumsi 2,5 5 mg tiamin per hari. Pada jumlah kecil, diserap
melalui proses yang memerlukan energi dan bantuan natrium,
sedangkan dalam jumlah besar,
K. Kesimpulan
Daftar Pustaka