Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, kami melakukan pembuatan sediaan salep mata dengan
bahan aktif Tetrasiklin Hidroklorida dengan konsentrasi penggunaan untuk 1 sediaan 10 g
salep mata mengandung bahan aktif 1% tetrasikln hidroklorida. Bahan aktif tetrasiklin HCl
ini dibuat dalam sediaan salep mata diindikasikan untuk trakoma serta infeksi lain pada mata
oleh karena bakteri gram negatif dan gram positif yang sensitif. Penggunaan batas
konsentrasi 1% untuk sediaan salep mata ini mengacu pada Martindale edisi 28th dimana
konsentrasi yang biasa digunakan untuk sediaan salep mata adalah 1%. Sementara dari sisi
basis salep, alasan pemilihan basis ini mengacu pada FORNAS, meskipun dalam FORNAS
untuk zat aktif Tetrasiklin HCl tidak terdapat komposisi utamanya, namun sebagian besar zat
aktif menggunakan unguentum simplek, yang terdiri atas Setil alkohol, Adeps Lanae, Paraffin
cair, dan Vaselin Kuning. Namun dalam sediaan kami formulasinya menjadi :
a. Zat aktif : Tetrasiklin Hidroklorida
b. Unguentum simplek, tersusun atas
1. Setil alkohol
2. Paraffin cair
2. Paraffin padat
3. Vaselin Kuning
Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium
atau garam HCl-nya mudah larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dalam garam HCl
tetrasiklin bersifat relatif stabil. Dalam larutan kebanyakan tetrasilklin sangat stabil sehingga
cepat berukuran potensinya. Tetrasiklin merupakan antibiotik yang menghambat sintesis
protein pada perkembangan organisme. Antibiotik ini diketahui dapat menghambat klasifikasi
dalam pembentukan tulang. Tetrasiklin diketahui dapat menghambat sintesis protein pada sel
prokariot maupun sel eukariot. Mekanisme kerja penghambatanya yaitu tetrasiklin

menghambat masuknya aminoasiltRNA ke tempat aseptor A dan kompleks mRNA ribosom,


sehingga mengalami penabuhan asam amino ke rantai peptida.
Pemilihan bahan tambahan pada praktikum kali ini atas dasar efektifitas masing
masing bahan, sedangkan adeps lanae tidak digunakan karena adeps lanae dapat
menyebabkan iritasi dan alergi pada beberapa orang dengan tingkat alergi terhadap
komponen adeps lanae yang cukup tinggi. Proses pembuatan sediaan salep mata berlangsung
dengan metode aseptis. Semua peralatan dan basis salep dilakukan sterilisasi dengan
menggunakan oven pada suhu 1700C selama 1 jam. Sedangkan untuk zat aktif tidak
dilakukan proses sterilisasi dengan oven 1700C, dikarenakan zat aktif menjadi terurai karena
proses pemanasan, seharusnya proses sterilisasi dilakukan dengan menggunakan sterilisasi
dengan sinar gamma.
Karena ketidaksediaan alat untuk melakukan proses sterilisasi dengan sinar gamma,
pada akhirnya zat aktif tetrasiklin tidak mengalami proses sterilisasi. Setelah proses sterilisasi
selesai, tahapan selanjutnya adalah melakukan peleburan basis, kemudian harus segera
disaring agar basis tidak langsung mengeras, karena adanya komposisi setil alkohol pada
suhu rendah akan cepat mengeras. Pada saat peleburan dan penyaringan ini, terjadi
pengurangan basis salep, dikarenakan banyak basis yang menempel di kassa steril, sehingga
volume basis menjadi berkurang. Di formulasi perhitungan telah dilebihkan jumlah basis
salep yang dibutuhkan sebesar 25% dari formula awal, sebaiknya pelebihan basis sebesar
100% untuk mengantisipasi kekurangan basis pada saat penimbangan, peleburan serta
penyaringan bahan. Selanjutnya salep mata dimasukkan ke dalam tube salep/
Setelah sediaan jadi berupa campuran zat aktif dan basis, tahapan evaluasi yang dapat
dilakukan untuk sediaan salep mata adalah berupa organoleptis penampilan luar, secara
keseluruhan sediaan salep yang kelompok kami hasilkan menunjukan warna kuning cerah.

Untuk evaluasi pH, tonisitas, tidak dilakukan karena tidak adanya komposisi air di dalam
formulasi salep, sehingga tidak dapat terukur pH-nya.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, sediaan salep mata tetrasiklin HCl yang
telah dibuat memenuhi syarat secara fisik dan organoleptik, sediaan tidak menunjukan adanya
perubahan baik dari bau (bau khas vaselin), warna (kuning cerah), maupun fasenya (tidak
terjadi pemisahan fase). Selain itu, bobot sediaan sesuai serta pada homogenitas, dapat
diamati ukuran partikel yang homogen, hal ini diketahui melalui pengamatan dibawah
mikroskop.

KESIMPULAN
Berdasarkan formulasi yang telah dilakukan, didapatkan sediaan salep mata tetrasiklin
HCl yang pada evaluasinya memenuhi syarat, yaitu memenuhi syarat secara fisik dan
organoleptis yang dapat diamati diantaranya tidak terjadi perubahan bau (bau khas vaselin),
warna (kuning cerah), serta tidak terjadi perubahan fase. Selain itu, bobot sediaan sesuai serta
pada homogenitas, dapat diamati ukuran partikel yang homogen.

Anda mungkin juga menyukai