A. Pemeriksaan Ekstra-Oral
Setiap kelainan ekstraoral yang nampak yang dicatat dalam pencatatan riwayat dapat
diperiksa lebih lanjut. Penampilan umum-besar dan berat, cara berjalan, corak kulit, mata,
bibir, simetri wajah, dan kelenjar limfe
B. Pemeriksaan Intra-Oral
Pemeriksaan Jaringan Lunak
1. kriteria umumnya subjektif dan terdapat variasi yang cukup besar pada
penilaian oleh pemeriksa dalam derajat inflamasi dan kedalaman poket atau
kerusakan perlekatan.
2. sistem skore pada dasarnya ditenrukan secara acak. Jadi sebuah lesi yang
mendapat skore Russell P16 tidak benar-benar tiga kali lebih parah dari
pada lesi dengan skore P12; sebenarnya gingivitis dan periodontitis tidak
dapat dibandingkan secara numerik seperti ini.
3. walaupun skore gingiviti mengukur adanya inflamasi pada saat itu,
pengukuran poket merupakan cerminan dari penyakit di masa lalu; bila kita
menerima ide bahwa kerusakan poket bersifat episodik, tentunya
kedalaman poket tidak dapat memberikan indikasi dari aktivitas pada saat
pengukuran. Selain upaya mengidefinisikan kriteria klinis dan laboratoris
tentang aktivitas, sejauh ini belum ada pemeriksan yang dapat memberikan
pedoman yang dapat diandalkan tentang aktivitas; saat ini satu-satunya
pemeriksaan
yang
dapat
diandalkan
memerlukan
perbandingan
longitudinal.
b. Pemeriksaan Klinis Periodontal
Pemeriksaan Gingiva
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemerikasaan gingival :
1. Warna gingiva
Warna gingiva normal umumnya merah jambu (coral pink). Hal ini
disebabkan oleh adanya pasokan darah, tebal dan derajat lapisan keratin
epithelium serta sel-sel pigmen. Warna ini bervariasi untuk setiap orang erat
hubungannya dengan pigmentasi kutaneous. Pigmentasi pada gingiva biasanya
terjadi pada individu berkulit gelap. Pigmentasi pada gingiva cekat berkisar
dari cokelat sampai hitam. Warna pigmentasi pada mukosa alveolar lebih
merah, karena mukosa alveolar tidak mempunyai lapisan keratin dan epitelnya
tipis.
2. Besar Gingiva
Besar gingiva ditentukan oleh jumlah elemen seluler, interseluler dan
pasokan darah. Perubahan besar gingiva merupakan gambaran yang paling
sering dijumpai pada penyakit periodontal.
3. Kontur Gingiva
Kontur dan besar gingiva sangat bervariasi. Keadaan ini dipengaruhi
oleh bentuk dan susunan gigi-geligi pada lengkungnya, lokalisasi dan luas area
Keadaan Periodonsium
Pemeriksaan poket periodontal harus mempertimbangkan: keberadaan dan
distribusi pada semua permukaan gigi, kedalaman poket, batas perlekatan pada akar gigi,
dan tipe poket (supraboni atau infaboni; simple, compound atau kompleks). Metode satusatunya yang paling akurat untuk mendeteksi poket peridontal adalah eksplorasi
menggunakan probe peridontal. Poket tidak terdeteksi oleh pemeriksaan radiografi.
Periodontal poket adalah perubahan jaringan lunak. Radiografi menunjukkan area yang
kehilangan tulang dimana dicurigai adanya poket. Radiografi tidak menunjukkan
kedalaman poket sehingga radiografi tidak menunjukkan perbedaan antara sebelum dan
sesudah penyisihan poket kecuali kalau tulangnya sudah diperbaiki. Ujung gutta percha
atau ujung perak yang terkalibrasi dapat digunakan dengan radiografiuntuk menentukan
tingkat perlekatan poket peridontal.
Pengukuran poket harus dilakukan untuk tiap gigi dan dicatat. Idealnya,
pengukuran mesial, distal, fasial, dan lingual perlu dilakukan, tetapi hal ini hanya dapat
dilakukan dimana gigi sudah tanggal, sehingga sonde dapat menjangkau permukaanpermukaan tersebut tanpa terhalang. Bila ada gigi proksimal, pengukuran dilakukan
tegak lurus pada permukaan fasial dan lingual. Pengukuran sebanyak 6 kali untuk tiap
gigi adalah ideal, tetapi memakan waktu lama dan bila diagnosis ditentukan cukup dini
pada kerusakan periodontal, hanya perlu dilakukan satu atau dua ppengukuran pada
daerah garis sudut mesiobukal dan mesiolingual. Bila kelihatannya ada kerusakan furkasi
dari gigi molar, atau pergeseran dari gigi-gigi insisivus, perlu dilakukan pengukuran
lingual dan fasial.
Sonde untuk mengukur poket harus cukup kecil agar dapat masuk ke poket yang
sempit, tetapi harus berujung tumpul sehingga tidak merusak jaringan. Sonde berujung
tajam yang digunakan untuk deteksi karies jaringan digunakan disini. Sonde pengukuran
poket harus dimasukan ke poket sejajar terhadap aksis gigi; bila diinsersikan oblik, dapat
diperoleh hasil pengukuran yang keliru. Pengukuran harus dilakukan dengan hati-hati
agar dapat memanipulasi sonde sehingga dapat mengukur kedalaman poket yang
sebenarnya. Penanganan sonde yang cermat harus dilakukan untuk negosiasi deposit
subgingiva tanpa membentur permukaan akar. Penyondean yang terlalu kuat tidak hanya
menimbulkan rasa sakit tetapi juga dapat memberikan hasil pengukuran yang keliru;
bahnkan penyondean yang perlahan dari gingival yang inflamasi juga dapat
menimbulkan rasa sakit.
Selain mencatat kedalaman poket, perlu juga diperiksa tinggi perlekatan klinis
(pertautan amelosemental, CEJ). Bila ada hiperpalsia gingival yang cukup besar, poket
umumnya sangat dalam, misalnya 5-7 mm, tetapi kerusakan perlekatan mungkin lebih
kecil atau bahkan tidak ada. Bila ada resesi gingiva, poket yang dangkal berhubungan
dengan kerusakan jaringan periodontal.
Sumber :
Lamlanto, Nurhaida.2010.Prosedur Penegakan Diagnosis dalam Praktik Kedokteran Gigi
Anak.Skripsi.Tidak
Hasanuddin
dipublikasikan.Makassar:Fakultas
Kedokteran
Gigi
Universitas