Anda di halaman 1dari 15

BBB.47.

10

INFORMASI PENGAMANAN PANGAN BERBAHAYA

Untuk keterangan lebih lanjut hubungi:

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya

MENGENAL
LOGAM BERACUN

Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya


BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI
Jl. Percetakan Negara No. 23
Jakarta 10560
Indonesia
Telp. (021) 424-5395
Fax. (021) 422-8921
Email: wasbberbahaya@pom.go.id

ISBN 978-979-1269-30-8
Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI
2010

Kata Pengantar

Catatan

engan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan


Yang Maha Esa, buku saku (booklet) ini dapat diselesaikan.
Buku saku ini disusun sebagai salah satu perangkat
penting dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan
kepedulian para pengelola bahan kimia dan publik tentang
bahaya, risiko dan tindakan pengamanan bahan kimia.
Publikasi buku saku semacam ini sekaligus berperan
sebagai salah satu wujud dari pemenuhan hak konsumen
untuk mengetahui informasi mengenai bahan kimia (the right
to know chemicals).
Penyusunan buku ini dilaksanakan dalam suatu tim yang
keanggotaannya berasal dari Direktorat Pengawasan Produk
dan Bahan Berbahaya, Deputi Bidang Pengawasan
Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, dibantu oleh konsultan di bidang
komunikasi.
Harapan kami, semoga buku saku ini bermanfaat dan
dapat digunakan sebaik-baiknya dalam konteks pengelolaan
dan pengamanan bahan (kimia) berbahaya.
Kami menyadari bahwa format dan muatan buku saku ini
tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, saran dan
masukan konstruktif dari pengguna buku ini sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Akhir kata, kepada semua pihak yang terlibat hingga
tersusunnya buku saku ini, diucapkan terima kasih.
Jakarta, Agustus 2010
Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya

dr. Danardi Sosrosumihardjo, SpKJ(K)


NIP. 19510919 197708 1 001
ii

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

21

25. Bisphenol A (BPA), BBB.25.05, (2005)


26. Timbal Tetra Etil (Tetraethyl Lead-TEL), BBB.26.06,
(2006)
27. Dikloro Difenil Trikloroetana
(Dichlorodiphenyltrichloroethane-DDT), BBB.27.06,
(2006)
28. Akrolein (Acrolein), BBB.28.06, (2006)
29. Asam Perfluorooktanoat (Perfluorooctanoic acid-PFOA),
BBB.29.06, (2006)
30. 3-Monoklorpropandiol (3-Monochlorpropanediol-3MCPD), BBB.30.06, (2006)
31. Dietilen glikol (Diethylene glycol), BBB.31.07, (2007)
32. Viniliden klorida (Vinylidene chloride), BBB.32.07, (2007)
33. Senyawa-senyawa ftalat (Phtalate), BBB.33.07, (2007)
34. Naftalena (Naphtalene), BBB.34.07, (2007)
35. Tetrakloroetilena (Tetrachloroethylene), BBB.35.07,
(2007)
36. Formalin, BBB.36.08, (2008)
37. Rodamin B (Rhodamine B), BBB.37.08, (2008)
38. Akrilamida (Acrilamyde), BBB.38.08, (2008)
39. Etilen oksida (Ethylene oxide), BBB.39.08, (2008)
40. Elpiji-LPG (Liquefied petroleum gas), BBB.40.08, (2008)
41. Melamin (Melamine) BBB.41.09, (2009)
42. Etilen Glikol(Ethylene Glycol) BBB.42.09, (2009)
43. Lindan (Lindane) BBB.43.09, (2009)
44. PFOS, BBB.44.09, (2009)
45. Tanya Jawab tentang Kemasan Pangan, BBB.45.09,
(2009)
46. Pencemar Organik Persisten (Persisten Organic
Pollutants, POPs), BBB.46.10 (2010)
47. Mengenal Logam Beracun, BBB.47.10 (2010)
20

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

Kata Sambutan

novasi teknologi mempunyai kontribusi terhadap


peningkatan penggunaan bahan (kimia) berbahaya dan/atau
produk formulasi yang mengandung bahan (kimia)
berbahaya. Berdasarkan sifatnya, ternyata di antara jutaan
bahan kimia yang dikenal terdapat bahan kimia yang sangat
berbahaya bagi kesehatan dan/atau lingkungan, sehingga
banyak negara telah memasukkannya ke dalam daftar yang
dilarang/ dibatasi penggunaannya.
Seiring dengan kecenderungan peningkatan jumlah dan
jenis bahan kimia yang digunakan maka potensi paparan
atau dampak negatif/risiko yang mungkin terjadi cenderung
semakin meningkat pula. Oleh karena itu, perlu
dikedepankan bahwa optimalisasi pemanfaatan bahan kimia
hendaknya diimbangi dengan langkah-langkah minimalisasi
risiko.
Dalam kaitan ini, fokus perhatian lebih diarahkan pada
upaya promotif dan preventif untuk mengantisipasi dan
sekaligus mengurangi peluang terjadinya risiko terhadap
kesehatan.
Salah satu perangkat penting untuk pengurangan risiko
dimaksud adalah penyediaan informasi yang memadai
berkaitan dengan pengamanan bahan (kimia) berbahaya
dalam wujud buku saku (booklet) dengan prioritas pada
bahan berbahaya berisiko tinggi dan/atau yang sering
digunakan secara salah (missused). Perlu diketahui bahwa
bentuk informasi semacam ini praktis tidak tersedia atau
disajikan dalam bahasa asing yang bagi banyak kalangan
masyarakat menjadi kendala tersendiri.
Oleh karena itu, penerbitan buku saku ini saya sambut
baik dengan harapan bahwa buku saku ini dapat menjadi

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

iii

media informasi dan komunikasi dalam rangka meningkatkan


pengetahuan dan kesadaran masyarakat sehingga masyarakat tahu, mau dan mampu melakukan tindakan pengamanan.
Kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan
buku saku ini saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, Agustus 2010
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan
dan Bahan Berbahaya

Dr. Ir. Roy A. Sparringga, M.App. Sc


NIP. 19620501 198703 1 002

iv

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

Seri Publikasi
Pengamanan
Bahan Berbahaya :
1. Rodamin B, (2002)
2. Kuning Metanil, (2002)
3. Formaldehid, (2002)
4. Boraks, (2002)
5. Timbal, (2002)
6. Air Raksa, (2002)
7. Kadmium, (2002)
8. Kromium, (2002)
9. Vinil Klorida, (2002)
10. Metanol, (2002)
11. Sianida, BBB.11.03, (2003)
12. Formalin, BBB.12.03, (2003)
13. Asbes, BBB.13.03, (2003)
14. Persistent Organic Pollutants (POPs) BBB.14.03, (2003)
15. Label Bahan Kimia, BBB.15.03, (2003)
16. Benzen, BBB.16.04, (2004)
17. Endosulfan, BBB.17.04, (2004)
18. Paraquat, BBB.18.04, (2004)
19. Dioktil Ftalat, BBB.19.04, (2004)
20. Benzo(a)piren, BBB.20.04, (2004)
21. Bis(chloromethyl)ether (BCME), BBB.21.05, (2005)
22. Dioksin, BBB.22.05, (2005)
23. Arsen, BBB.23.05, (2005)
24. Polichlorinated Biphenyls (PCBs), BBB.24.05, (2005)
Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

19

9. http://www.who.int/ifcs/documents/forums/forum
5/exec_summary.pdf
10. http://www.inchem.org/documents

Salam !
Buku kecil ini terdiri dari 8 bagian yang saling berkaitan

satu sama lain, yakni :


1. Pengertian Logam Berat
2. Asal Logam Beracun
3. Manfaat Logam Berat
4. Sumber Paparan Logam Berat
5. Bahaya Logam Beracun dan Senyawanya
6. Regulasi Batas Cemaran dan Batas Migrasi Logam
Berat
7. Langkah-Langkah Pengamanan Paparan Logam
Beracun
8. Tips Mewaspadai Paparan Logam Berat
Kami menyarankan agar Anda membaca isi buku ini
secara berurutan dari bagian 1 sampai 8, agar mendapat
pemahaman yang cukup memadai tentang zat berbahaya ini.
Setelah membaca buku ini, diharapkan pembaca dapat
mengenali logam beracun ini dengan cukup baik, mengetahui
dari mana asalnya,apa manfaatnya, sumber paparan serta
bahaya apa yang mungkin timbul dari paparannya, regulasi
batas cemaran dan batas migrasi yang dipersyaratkan serta
bagaimana langkah-langkah pengamanan terhadap bahaya
logam berat dan tips mewaspadai paparannya.
Kepada pembaca yang telah tertarik membaca buku ini
kami haturkan terima kasih. Bila ada hal-hal lain yang ingin
Anda tanyakan, jangan ragu untuk menghubungi kami pada
alamat yang tertera di bagian belakang buku ini.
Kami juga memohon saran dan kritik yang membangun,
demi perbaikan buku ini dan buku-buku seri Informasi Pengamanan Bahan Berbahaya selanjutnya.
Selamat membaca.

18

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

Daftar Pustaka

DAFTAR ISI

vi

Tim Penyusun

Kata Pengantar

ii

Kata Sambutan

iii

Salam

Daftar Isi

vi

Mengenal Logam Beracun


1. Pengertian Logam Berat

1
1

2. Asal Logam Beracun

3. Manfaat Logam Berat

4. Sumber Paparan Logam Berat

5. Bahaya Logam Beracun dan Senyawanya

6. Regulasi Batas Cemaran dan Batas Migrasi Logam


Berat

7. Langkah-langkah Pengamanan Paparan Logam


Beracun

14

8. Tips Mewaspadai Paparan Logam Berat

14

Glosari

16

Daftar Pustaka

17

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

1. Wikipedia the Free Encyclopedia, 2007,


http://en.wikipedia.org/wiki/Phlatalates
2. John H. Duffus, 2002, "Heavy metals" a
meaningless term? (IUPAC Technical Report)"
Pure and Applied Chemistry, Vol. 74, pp.
793-807
3. http://peer.tamu.edu/curriculum_modules/
Properties/module_4/lesson3.htm
4. Agency for Toxic Substances and Disease
Registry, U.S. Department of Health and Human
Services, http://www.atsdr.cdc.gov
5. U.S. National Library of Medicine, National
Institutes of Health, 2005, Hazardous
Substances Data Bank, Depatment of Health
and Human Services, Rockerville Pike,
Bethesda MD 20894,
http://www.toxnet.nlm.nih.gov.
6. BPOM, 2009, Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor
HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009 tentang
Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba
dan Kimia dalam Makanan
7. BPOM, 2007, Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan No. HK
00.05.55.6497 Tahun 2007 tentang Bahan
Kemasan Pangan
8. http://www.toy-icti.org/info/toysafetystandards.
html

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

17

Glosari
1. Bagian Persejuta (bpj) atau part per million
(ppm) adalah cara untuk menyatakan
konsentrasi suatu zat atau campuran dalam
miligram per kilogram atau miligram per liter
medium.
2. Bahaya (hazard) adalah kapasitas yang
melekat pada bahan atau campuran untuk
menimbulkan efek merugikan terhadap
kesehatan atau lingkungan pada kondisi
paparan tertentu.
3. Paparan (exposure) adalah suatu kondisi
seseorang atau sekelompok orang yang
berinteraksi atau kontak dengan agen risiko.
4. Risiko (Risk) adalah probabilitas terjadinya
efek merugikan akibat paparan suatu bahan
kimia terhadap manusia atau lingkungan
5. Senyawa adalah zat yang tersusun atas
atom-atom dari dua atau lebih unsur yang
terikat secara kimiawi dalam perbandingan
yang tetap.

M engenal Logam Beracun


1. Apakah yang dimaksud dengan
logam berat?
Logam
Logam adalah unsur kimia yang siap membentuk
ion (kation) dan memiliki ikatan logam. Logam
merupakan salah satu dari tiga kelompok unsur
yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan,
bersama dengan metaloid dan nonlogam. Dalam
tabel Sistem Periodik Bahan Kimia (Gambar 1),
garis diagonal digambar dari boron (B) ke polonium (Po)
membedakan logam dari nonlogam. Unsur dalam garis ini
adalah metaloid, kadangkala disebut semi-logam; unsur di
kiri bawah adalah logam; unsur ke kanan atas adalah
nonlogam. Beberapa contoh logam terkenal adalah
aluminium, tembaga, emas, besi, timah, perak, titanium,
uranium, dan seng.1
Golongan

Periode

1
2
3
4
5
6
7

1
H
3
Li
11
Na
19
K
37
Rb
55
Cs
87
Fr

4
Be
12
Mg
20
21 22 23
Ca
Sc Ti V
38
39 40 41
Sr
Y Zr Nb
56 * 71 72 73
Ba
Lu Hf Ta
88 ** 103 104 105
Ra
Lr Rf Db

*Lantanida 57
La
*Aktinida 89
Ac

24
Cr
42
Mo
74
W
106
Sg

25
Mn
43
Tc
75
Re
107
Bh

10

11

12

13

14

15

16

17

18

30
Zn
48
Cd
80
Hg
112
Uub

5
B
13
Al
31
Ga
49
In
81
Ti
113
Uut

6
C
14
Si
32
Ge
50
Sn
82
Pb
114
Uuq

7
N
15
P
33
As
51
Sb
83
Bi
115
Uup

8
O
16
S
34
Se
52
Te
84
Po
116
Uuh

9
F
17
Cl
35
Br
53
I
85
At
117
Uus

2
He
10
Ne
18
Ar
36
Kr
54
Xe
86
Rn
118
Uuo

70
Yb
102
No

26
Fe
44
Ru
76
Os
108
Hs

27
Co
45
Rh
77
Ir
109
Mt

28
Ni
46
Pd
78
Pt
110
Ds

29
Cu
47
Ag
79
Au
111
Uuu

58 59 60 61 62
Ce Pr Nd Pm Sm
90 91 92 93 94
Th Pa U Np Pu

63
Eu
95
Am

64
Gd
96
Cm

65 66 67 66 2
Tb Dy Ho Er Tm
97 98 99 100 101
Bk Cf Es Fm Md

Seri Kimia dari Tabel Periodik


Logam alkali Alkali tanah Lantanida Aktinida Logam transisi
Logam
Metaloid Non - logam Halogen Gas mulia

Gambar 1. Tabel Sistem Periodik Bahan Kimia


16

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

Logam berat 2
Logam berat merupakan logam yang mempunyai berat jenis
(specific gravity) 5,0 atau lebih, dengan nomor atom antara
21 (scandium) dan 92 (uranium) dari Sistem Periodik Bahan
Kimia (Gambar 1).
Menurut Vouk (1986) terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di
muka bumi ini yang telah teridentifikasi sebagai logam berat.
Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat dapat
dibedakan menjadi logam berat esensial dan logam berat
non esensial.
Logam berat esensial

Kurangi penggunaan bensin yang menggunakan


TEL
Berhati-hati dalam menangani pecahan
termometer
Selalu mencuci tangan setelah bekerja atau
sebelum makan

Dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme


hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun, sebagai contoh antara lain Zn, Cu, Fe, Co,
Mn dan Se.
Logam berat non esensial
Merupakan logam yang beracun (toxic metal) yang
keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya, sebagai contoh antara lain Hg, Cd, Pb, Sn, Cr(VI) dan
As. Logam berat ini dapat menimbulkan efek yang merugikan
kesehatan manusia, sehingga sering disebut sebagai logam
beracun. Senyawa ini tidak dapat rusak di alam dan tidak
berubah menjadi bentuk lain. Penggolongan logam beracun
dapat dilihat dalam Gambar 2.
Logam

Logam
Beracun
yang
Penting

Logam
Beracun
yang
Kurang
Penting

Logam
Esensial
dengan
Potensi
Beracun

Logam
dengan
Toksisitas
berhubungan
dengan
Terapi

Kromium (Cr)
Arsen (As)
Timbal (Pb)
Merkuri (Hg)
Nikel (Ni)

Besi (Fe)
Seng (Zn)
Selenium (Se)

Aluminium (Al)
Emas (Au)

Barium (Ba)

Gambar 2. Grafik penggolongan logam beracun3


2

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

15

Logam berat seperti timbal, arsen, kadmium,


kromium, kobalt, mangan dan merkuri digunakan
sebagai pigmen warna dalam cat yang dapat
tertelan lewat kontaminasi tangan, kuku, makanan,
cangkir, rokok dan kuas cat yang diletakkan di
mulut.
Proses perjalanan logam berat dari sumber
pencemar hingga sampai ke tubuh manusia digambarkan
dalam Gambar 3.

Batuan
Industri

Air Minum

Limbah Logam
Berat

Sungai

Laut

Irigasi

Tambak

Zooplankton
Fitoplankton

Pertanian

Ikan

Ikan

Manusia
Gambar 3. Skema perjalanan logam berat dari sumber pencemar
sampai ke tubuh manusia

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

diatur bahwa konsentrasi timbal, kadmium, merkuri dan


kromium hekasavalen dalam kemasan maupun
komponen kemasan tidak boleh melebihi 100 ppm.
3. Peraturan yang berkaitan dengan Keamanan Kemasan
Pangan
Persyaratan untuk pewarna yang digunakan di material
kemasan makanan bersumber terutama dari European
Council Resolution AP(89) 1, dijelaskan batas kandungan logam berat dalam pewarna tidak boleh melebihi:
Arsen (As)

0,01%

Kadmium (Cd)

0,01%

Kromium (Cr)

0,1%

Merkuri (Hg)

0005%

Timbal (Pb)

0,01%

4. Peraturan yang berkaitan dengan Keamanan mainan


anak-anak
a. ISO 8124-3:2010 yang menyebutkan kadar
migrasi maksimum logam beracun (arsen,
kadmium, kromium, timbal, merkuri, dll) yang
diperbolehkan dari bahan mainan dan bagian
mainan.
b. Standar Uni Eropa yaitu EN 71 Part 3 tentang
persyaratan untuk penggunaan pewarna di
mainan. Persyaratan utama mengenai ambang
batas logam berat yang harus dipenuhi untuk
keperluan pewarna dalam mainan:
Arsen (As)

60 ppm

Kadmium (Cd)

50 ppm

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

13

Kromium (Cr)

25 ppm

Merkuri (Hg)

25 ppm

Timbal (Pb)

90 ppm

7. Apa langkah-langkah yang


dilakukan dalam rangka
pengamanan logam beracun? 9
Mengendalikan pencemaran atau polusi industri
Memastikan praktek pengelolaan limbah yang
baik dan benar
Mendorong penghapusan penggunaan timbal
(Pb) dalam cat
Memperlengkapi petugas di SPBU dengan alat
pelindung diri yang sesuai untuk menghindari
paparan timbal (Pb) dalam bensin.
Mengurangi penggunaan rodentisida, pestisida
dan herbisida yang mengandung logam beracun
dan menggantinya dengan bahan lain yang lebih
aman bagi manusia dan lingkungan
Mengidentifikasi bahan kimia yang mengandung
logam beracun yang digunakan dalam mainan
dan pilihan pengganti yang aman bagi anak-anak
8. TIPS untuk Mewaspadai Paparan
Logam Berat :
Batasi konsumsi makanan yang berasal dari
perairan yang menjadi tempat pembuangan
limbah.
Jauhkan termometer merkuri dari jangkauan
anak-anak

14

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

2. Dari manakah asal logam


Beracun? 4, 5
Logam beracun terdapat secara alami dalam lapisan
kerak bumi sebagai hasil tambang, baik dalam bentuk logam
bebas maupun dalam bentuk logam organik dan anorganik
3. Apakah manfaat logam berat? 5
a. Digunakan untuk kerja sistem enzim, misalnya
seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe) dan beberapa
unsur lainnya seperti kobalt (Co), mangan (Mn).
b. Digunakan dalam industri logam sebagai pelapis,
pengeras, campuran logam, bantalan logam,
pembuatan solder, baterei, ekstraksi logam mulia.
c. Digunakan dalam industri kimia sebagai bahan
antara pembuatan pigmen dan penstabil plastik,
pembuatan fungisida, cat, keramik, gelas
(penjernih dari kotoran noda besi) dan kertas
dinding.
d. Digunakan dalam industri pertanian sebagai
rodentisida, insektisida dan herbisida.
e. Sebagai bahan aditif dalam bahan bakar bensin
dalam bentuk timbal tetra etil (Tetra Ethyl Lead /
TEL) yang berfungsi untuk meningkatkan daya
pelumasan,
juga
meningkatkan
efisiensi pembakaran sehingga kinerja
kendaraan bermotor meningkat.
4. Darimanakah sumber
paparan logam berat pada
manusia ?
Dari air minum, makanan, udara, cat, mainan
anak, benda mengandung logam (baterai,
kaleng makanan atau minuman), asap rokok,
dan bensin yang mengandung TEL.

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

Arsen (As)

25 mg/kg

Kadmium (Cd)

75 mg/kg

Kromium (Cr)

60 mg/kg

Merkuri (Hg)

60 mg/kg

Timbal (Pb)

60 mg/kg

B. Regulasi Internasional
1. Peraturan yang berkaitan dengan Keamanan Pangan
Badan Kesehatan Dunia (WHO) bekerjasama
dengan FAO (WHO-FAO Joint Commission on
Food Additives) mengeluarkan peraturan
sementara (provisional) mengenai asupan
logam berat dalam makanan yang diperbolehkan, antara lain:
Arsen (As)

5. Sebutkan bahaya, Mekanisme Kerja


dan Antidotum logam beracun dan
senyawanya (anorganik dan
organik/organometalik) ! 1, 4, 5, 10
Logam
Beracun

Organ
Sasaran

Mekanisme
Kerja

Bahaya

Antidotum

Arsen (As) Kulit


Paru
Ginjal
Kandung
empedu

Berikatan dengan
gugus sulfhidril,
sehingga fungsi
enzim pada
jaringan tubuh
akan terganggu
kerjanya.
Berikatan dengan
enzim pada siklus
Kreb, sehingga
proses oksidasi
fosforilasi tidak
terjadi.
Menyebabkan
kematian
(nekrosis) pada
lambung, saluran
pencernaan,
kerusakan
pembuluh darah,
perubahan
degenerasi pada
hati dan ginjal.

Kulit berwarna,
hard patches pada
kulit, kanker kulit,
paru, ginjal dan
kandung empedu
serta dapat
menyebabkan
gangrene.
Kerusakan hati,
jaundice dan
sirosis, penyakit
pembuluh darah
tepi; sindroma
Raynaud's;
penyakit blackfoot
(sejenis gangrene);
kekurangan darah
(anemia),
menyebabkan
penurunan
biosintesis heme;
dan hiperkeratosis
pada kulit.
Arsen dan
senyawanya,
Karsinogenik pada
manusia (Grup 1)

British Anti
Lewisite / BAL
(2,3dimercapto
propanol)
Penisilamin
Dimercaptosuccinic acid
(DMSA)
Dimercapto
propane
sulfonate
(DMPS)

Kadmium
(Cd)

Ion kadmium Cd2+


menghambat
enzim proteolitik
dalam lisosom dan
menyebabkan
cedera sel tubulus

Penyakit itai-itai
(menyebabkan
tulang lunak dan
gagal ginjal
dimana penderita
mengalami

Quinamic
acid,bis-(3carboxy-5-N-dicarboxymethyl-aminomethyl-

0,002 mg/kg BB/hari

Kadmium (Cd) 400-500 g/orang/minggu


(6,7-8,3 g/kg BB/minggu)
Merkuri (Hg)

200 g/orang/minggu (3,3


g/kg BB/minggu)

Timbal (Pb)

3 mg/orang/minggu ( 0,05
mg/kg BB/minggu)

Timah (Sn)

2 mg/kg BB/hari; 14 mg/kg BB


per minggu

2. Peraturan yang berkaitan dengan Keamanan kemasan


Dalam peraturan yang dikeluarkan Parlemen Eropa
94/62/EC mengenai kemasan dan limbah kemasan,

12

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

Tulang
Ginjal
Hati
Plasenta
Paru
Otak

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

Logam
Beracun

Organ
Sasaran
Kulit
Paru
Ginjal
Kandung
empedu

Kromium
(Cr (VI))

Saluran
pencernaan
Hidung,
tenggorokan,
paru-paru
Ginjal
Hati

Merkuri
Paru-paru
(Hg), metil Sistem
merkuri
saraf
pusat
Ginjal
Hati

Mekanisme
Kerja

Bahaya

asam
aminolevulinat
dehidratase
proksimal ginjal,
sehingga
menyebabkan
ekskresi protein
molekul kecil,
asam amino, dan
glukosa bersama
urin.

Anak-anak:
kerusakan otak
dan sistem saraf,
osteoporosis
(hilangnya mineral
tulang) dan
osteomalasia
(tulang menjadi
rapuh) serta
gangguan ginjal
yang parah)

Cr(VI) merusak
ginjal, hati dan sel
darah lewat reaksi
oksidasi.
Cr(IV) dan Cr(V)
berikatan langsung
dengan DNA

Mengganggu
pembelahan sel
DNA dengan
menghambat
fungsi enzimatik

Antidotum

No
6,7-dihydroxy1,2,-3,4tetrahydroisoquinolinyl-8)-5,8-dimethyl-6,7-dihydroxyl-1,2,3,4tetrahydroisoquinoline-3-carboxylic acid
Quinamic acid

Pusing, haus
CaEDTA
berat, sakit perut, BAL
muntah, syok,
Sediaan
oliguria atau anuria mengandung
dan uremia.
tiosulfat
Kanker paru
Iritasi saluran
pernafasan
Paparan kronis
dapat merusak hati
dan ginjal
Cr(VI) karsinogenik
pada manusia
(Grup 1)
Teratogenik (bayi BAL
mengalami
ketidaknormalan
syaraf termasuk
retardasi mental
kemungkinan
menyebabkan
autis -, gangguan
jalan,
pendengaran,
penciuman, bicara,
menelan dan
refleks yang tidak
normal (tremor).

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

Jenis Pangan
Air minum dalam kemasan
Sari buah dan nektar buah
Sari buah konsentrat
Sirup
Minuman ringan
Minuman bubuk
Minuman beralkohol
Minuman dalam kemasan
kaleng
Kopi bubuk
Teh
Pangan olahan yang diolah
dengan proses panas dan
dikemas dalam kaleng
Pangan olahan yang tidak
dikemas dalam kaleng
Pangan olahan lainnya

Jenis Logam Berat dan batas maksimum


( ppm / mg/kg / mg/L )
As
Hg
Sn
Pb
Cd
0,001
0,1
0,5
0,5
0,1
0,5
0,2

0,003

0,001
0,03
0,03

0,03

1,0
1,0

0,03
0,03

150,0

250,0

0,005
0,2
1
1
0,2
1
0,2
2
2

40,0
0,25

0,2

0,03

0,25

2. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan


Makanan No. HK 00.05.55.6497 Tahun 2007 tentang
Bahan Kemasan Pangan. Dalam peraturan tersebut
ditetapkan batas migrasi total logam berat dalam bahan
dasar dan zat kontak dengan pangan dari plastik / karet /
elastomer sebesar 1 bpj, juga ditetapkan batas migrasi
timbal (Pb) dan kadmium (Cd) dalam keramik, logam dan
kaca.
3. Pada SNI Mainan Anak-anak ditetapkan batasan
maksimum logam berat sebagai berikut :

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

11

Catatan

Tim Penyusun
Pengarah
Ketua
Sekretaris
Anggota

: Dr. Ir. Roy A. Sparringa, M.App. Sc


: dr. Danardi Sosrosumihardjo, SpKJ (K)
: Dra. Herlina Sibuea, Apt
: Dra. Dumaria Pangaribuan, Apt
Dra. Ani Rohmaniyati, M.Si, Apt
Dra. Asnelia, Apt
Dra. Suarni Oesman, Apt
Sondang Widya Estikasari, S.Si, Apt,MKM
Dina Mariana, S.Si, Apt
Galih Prima Arumsari, S.Farm, Apt
Ratminah,S.Si, MP, Apt
Rinova Ria Susanti, S.Farm., Apt
Betty Noegraha Ardi, ST
Dwi Retno Widyastuti, ST
Purwaningdyah Reni H, S.Farm, Apt
Fitry Fatima, S.Farm, Apt
Staf Pelaksana : Nur Farida
Suprapti

22

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

No

Jenis Pangan

25 Jerohan olahan
26 Ikan olahan
27 Ikan predator olahan seperti
cucut, tuna, marlin,dll
28 Kekerangan (bivalve) moluska
olahan dan teripang olahan
29 Udang olahan dan crustacea
olahan lainnya
30 Telur olahan
31 Gula pasir,glukosa
32 Fruktosa
33 Terasi
34 Madu
35 Garam
36 Rempah/bumbu
37 Sup dan kaldu
38 Kecap
39 Ragi
40 Saus
41 Susu formula bayi (dihitung
terhadap produk siap
konsumsi)
42 Susu formula lanjutan
(dihitung terhadap produk
siap konsumsi)
43 MP ASI siap santap
44 MP ASI biskuit
45 MP ASI siap masak
46 MP ASI bubuk instant
47 Air mineral alami

10

Jenis Logam Berat dan batas maksimum


( ppm / mg/kg / mg/L )
As
Hg
Sn
Pb
Cd
1,0
1,0

0,5
0,1
0,5

0,5
1,0

0,3
0,4

1,0

1,0

1,0

1,5

0,5

1,0

1,0

0,5

Logam
Beracun

Organ
Sasaran

Mekanisme
Kerja

Bahaya

Timah (Sn) Kulit


Mata

Mempengaruhi
fungsi mitokondria,
penggunaan ATP
untuk transpor
natrium dan
kalsium, dan
aktivitas glutation
transferase,
menghambat
fosforilasi oksidatif,
menghambat
oksidasi glukosa
dan inkorporasi
fosfat kedalam
fosfolipid sel otak

Iritasi
Dapat melintasi
plasenta dan
masuk kedalam
fetus pada hewan

Timbal (Pb) Gigi


Tulang
SSP
Jantung
Sistem
endokrin
Sistem
kekebalan
Ginjal
Hati
Alat
reproduksi

Timbal
menghasilkan
radikal reaktif yang
merusak struktur
sel DNA dan
membran sel.
Timbal
mengganggu
proses transkripsi
DNA, enzim yang
membantu sintesis
vitamin D dan
enzim yang
mempertahankan
kekuatan membran
sel.
Timbal berikatan
dengan gugus
sulfhidril pada
berbagai enzim,
meniru (mimic)
logam lain yang
bertugas sebagai
kofaktor dalam
reaksi enzimatik.

Pada anak-anak:
CaEDTA
hiperaktif,
BAL
gangguan mental D dan penurunan
penisilamin
kecerdasan
(intelegent IQ).
Dapat melintasi
plasenta dan juga
terdapat dalam air
susu ibu yang
terpapar timbal.
Keracunan timbal
plumbism :
hilangnya nafsu
makan (anorexia),
anemia (karena
timbal akan
mengikat sel darah
merah), kehilangan
berat badan, susah
buang air besar
(konstipasi), lesu
atau lekas marah
Encepalopatitimbal : kelemahan

1,0
1,0
1,0
0,1
0,1
0,5
0,5
0,5
2,0
1,0
0,05

0,01

0,03

1
5
1
0,02

0,05

0,01

0,03

0,02

0,1
0,1
0,38
0,38
0,005

0,05
0,05
0,05
0,05
0,003

0,03
0,03
0,114
0,114
0,001

0,5

1
2
10
7

0,1
0,05

40
40
152
152

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

0,30
0,3
1,14
1,14
0,01

Antidotum
Dimerkaprol

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

Logam
Beracun

Organ
Sasaran

Mekanisme
Kerja
Timbal
mengganggu
aktivitas enzim
asam amino
levulinat
dehidratase
(ALAD) yang
penting dalam
biosintesis heme
(kofaktor Hb)
Timbal
mengganggu
pelepasan
glutamat,
neurotransmiter
yang berperan
penting dalam
fungsi organ,
dengan
menghambat
reseptor NMDA.

Bahaya

Antidotum

dan paralisis otot


ekstensor dan
kolik.
Anak-anak:
Kerusakan otak
dan sistem syaraf,
masalah tingkah
laku seperti
hiperaktif,
pertumbuhan
lambat, masalah
pendengaran dan
sakit kepala

6. Regulasi yang mengatur batas


cemaran dalam pangan dan batas
migrasi logam berat dari kemasan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
6,

7, 8

A. Regulasi di Indonesia
1. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009
tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran
Mikroba dan Kimia dalam Makanan, ditetapkan batas
maksimum cemaran logam dalam produk pangan antara
lain:

No

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

17
18
19
20
21
22
23
24

Jenis Pangan
Susu olahan (dihitung
terhadap produk siap
konsumsi)
Es Krim
Lemak dan minyak nabati
Lemak dan minyak hewani
Minyak nabati yang
dimurnikan
Mentega
Margarin
Minarin
Es lilin
Acar buah
Acar sayuran
Selai dan sejenisnya
Tomat olahan
Buah olahan dan sayur
olahan
Pasta tomat
Kembang gula/permen dan
coklat
Coklat bubuk
Serealia dan produk serealia
Tepung terigu
Tepung beras
Tepung dan hasil olahannya
Produk bakeri
Daging olahan
Daging olahan dalam
kemasan kaleng

Jenis Logam Berat dan batas maksimum


( ppm / mg/kg / mg/L )
As
Hg
Sn
Pb
Cd
0,1

0,03

0,5
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,5
1,0
1,0
1,0
1,0

0,2

0,1
0,1

0,05
0,03
0,03

0,2

0,1
0,1
0,1

0,03

0,5
1
1

1,0

0,1
0,4

0,5
0,5
0,5

0,3

0,03

0,3
1

0,05
0,05
0,03

0,5
1

200,0

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI

Anda mungkin juga menyukai