250
3.
permasalahan penelitian;
hipotesis penelitian;
simpulan umum, termasuk apa jawaban atas permasalahan dan bagaimana status hipotesis: diterima atau
ditolak (periksa gunarwan, 2002).
~,\
251
252
Z5J
3.
254
255
Question
Quantitative
Qua/Jtatlf
On toiogica/
Assumpuon
Reality objective
and singular, apart
from the researcher
ReaHty is subjec/iva
and multiple as
seen by parocipant
[n a study
Epistemological
Assumption
What is rela
tionship of the
researcher to the
researched? .
Researcer i8 inde
pandent from that
being researched
Research interacts
with that being researched
Axiological
AsSJJmption
Value-free and
Value-laden and
biased
Rhetorical
Assumption
Whatis language of
research?
Formal, based on
definitions, impersonal voice, use of
accepted quantilalive words
Informal, evolving
decisions, personal
voice, accepted
qualitative words
Metodological
Assumpilon
Deductive prooess,
cause and effect,
, static design (categories isolated
before study), context-free, genera
lization leading to
Inductive proces<,
mutual simullaneous shaping of
factors, emerging
design (categoris
identified during
research process,
context-bound, pat
terns, theories developadlorunderstanding, accurate
and reliaJJ/e through
verification
unbiased
Dikutff dari: Creswen, 1994 yang memadukan pandangan Rrestone (1987), Guba &Uncoln
(1988), dan McCrecken(1988).
256
a.
Analisis Kualitatif
257
258
c.
Penggunaan data kuantitatif sekaligus mempertajam sekaligus memperkaya analisis kualitatif itu sendiri. Untuk
penelitian bahasa misalnya, data yang dimaksud adalah
jumlah penutur suatu bahasa atau varian, jumlah informan
yang memilih dialek tertentu dalam menjawab kuesioner,
jumlah informan yang memilih jawaban tertentu sesuai
dengan vatiabel penelitian: usia atau ketokohan dan gender,
data jumlah batas alam, volume batas alam: tinggi gunung,
Iebar jalan dan lainnya.
260
c.
d.
menulis teori.
261
1.
2.
Komunitas sosial manakah dalarn masing-masing masyarakat turur bahasa tersebut yang lebih dominan melakukan
adaptasi linguistik, sementara komunitas lainnya tidak
dominan?
3.
4.
5.
6.
7.
262
b.
c.
c.
d.
e.
----=~::..-=
b.
26:\
264
adanya keeratan atau harmoninya hubungan di antara komunitas tutur yang berkontak, tetapi juga karena faktor
kebutuhan (jelt need motive) dan karena faktor gengsi {J!mtige
motive) (bandingkan Poedjoseodarmo, 2003 dengan Hockett,
1958), maka selain data dalam wujud eli atas, juga diperlukan
data pendukung berupa papdangan dan sikap para penutur
bahasa yang berkontak baik terhadap bahasanya sendiri
maupun dalam hubungan bahasanya dengan bahasa rnitra
kontaknya. Dengan dernikian, ada dua wujud data yang akan
menjadi bahan analisis penelitian ini, yaitu data linguistik
yang berupa bentuk-bentuk adaptasi linguistik di atas dan
data sosiolinguistik, yang berupa pandangan atau sikap
penutur bahasa tertentu terhadap bahasanya dan terhadap
bahasa lainnya.
Dengan berangkat dari contoh penelitian eli atas, maka dapat
diilustrasikan penerapan tahapan analisis data dengan metode
padan dengan teknik-teknik tersebut sebagai berikut.
a.
265
266
267
itu terjadi dalam jum!ah yanag besar pada penutur dengan kategori
tua bukan pada kategori muda. Berdasarkan hal ini, dapat dibuat
kategori rendahnya adaptasi linguistik yang berupa campur
kode terjadi pada komunitas bahasa yang diteliti dalam kategori
segmen sosial: tua bukan pada segmen sosial muda. Selanjutnya,
peneliti memadukan kategori itu dengan ciri-o;irinya, tnisalnya:
bahwa tingkat adaptasi linguistik itu terjadi pada kelompok
pria-tokoh, bukan pada kelompok tua-pria-nontokoh. Adapun
kategori rendah itu terjadi pada semua segmen sosial usia muda,
baik yang tokoh maupun nontokoh. Kategori dan ciri-ciri di atas
mungkin dapat dikembangkan lebih lanjut, secara mendetail di
lapangan. Namun, yang harus diperhatikan adalah bahwa
peneliti harus dapat memformulasikan kategori-kategori beserta
ciri-ciririya itu menjadi rangkaian teori-teori sederhana, dalam
arti peneliti harus mampu memformulasikan kategori dari suatu
kejadian/ fenomena menjadi teori-teori sederhana yang sifatnya
dapat dikembangkan atau dibatasi pada tahap analisis selanjutnya.
c.
268
262
Selanjut
maka secara
analisisnya
bahasa korr
berupa basil
a.
penyes
melaku
b.
pengg
komUI
unsur
pin jan
c.
pengr
dane
Pene
berikut.
Terd
adaptasi'
kontak"
kehidup
apabilac
yangber
sosial Y'
Dalam'
adaptas
den gar
(berpo1
akan S<
tutury
linguis
an tara
-~-:""!'::'.~
asa
269
antara segmen sosial pada pl'k seminar kecil tentang teori-teori tersebut. Dari masukanbab asa tertentu (Sasak)s di K
arang Tapen, Cakranegara'kan dalarri diskusi itu, tidak te.rtutup kemungkinan adanya
cen d erung pada tat
k b.
.
an an e 1dupan disbarmoni di<ffibangan konsep teori yang telah dibangun terse but.
komurutas
tutur babasa Bali d'1 5 eki
semua kate
.. ,
tarnya (KarangJazijDari uraian di atas, terlibat babwa dalam analisis kualitatif
gon ln<orman rend b d'b
d'
adaptasi linguistik
d
a 1 an Ingkan dhat keterpaduan antara tabap penyediaan data dengan tabap
yang berkont k d pa a komu~Itas tutur babasa isis data sebagai suatu yang bersifat melingkar (siklus). Mulai
.
a
engan komumtas tutu b b
Dasan Gres-B b k
omunttas tutur bahasa Sasal."P catatan barian yang diperoleb sebagai basil pelaksanaan
B li
w:la Y:g m~lakukan adaptasi linguistik timbal balikpan penyediaan data, apakah itu hasil percakapan mendalam
01
pa
kedua bah as a yang memperlihfleptb interview) atau hasil observasi perlu direduksi dan dimakecenyd erungan
ke arah k hid
'
terJ'ad#<an
ke dalam pola, kategori, fokus atau tema tertentu yang
e
upan
barmoni
itu
semua segmen sosial
yang dilakuka
lah
ru 'apat menun1ukkan cakupan data yang telah dtsedtakan. Btla
nnya te
sanggup memb\
,
"'CC~::--~~=
268
a.
dupan disbarmoni.
Segmen sosial dalam komunitas rutur babasa Sasak atau
Bali yang melakukan adaptasi linguistik timbal batik pada
wilayah pakai kedua bahasa yang memperlihatkan
kecenderungan ke arab kebidupan harmoni itu terjadi pada
b.
'
Menulis Teori
Sebelum teori yang dibangun atas dasar kajiannya ditulis
atau dipublikasikan secara luas, maka ia barus meyakini babwa
kerangka analisis yang dilakukannya telab sanggup membentuk
T2~~n
Pelaksanaan Pend.itian
269
270
Metode
Penelitia~
Bah.sa
Tahapan Pelaksanaan
~C~Ie~
Pene~tian
271
~~
~~
Condution Drawing
And Veriviying
c.
d.
b. Analisis Kuantitatif
Komponen Model Analisis Data secara lnteraktif
c..~.:cJ!::::J!W
.w=:::::.::c:::___:_:,;,
272
273
dari survei tersebut adalah mengetahui interpretasi para responden terhadap kalimat-kalimat terse but, apakab positif, negatif,
atau lainnya. Setelah data itu masuk, lalu persoalannya akan diapakan
data itu sehingga dapat dianalisis secara kuantitatif. Langkahlangkab yang dapat dilakukan adalab berikut ini.
Labov ten tang sangkruan ganda (1972), yang juga dirujuk oleh Anshen
(1978) dalam pembahasan bukunya yang berjudul: Statistics for
Linguistics.
'
2.
].
4.
5.
6.
7.
8.
9.
a.
c.
Untuk itu, matriks harus diu bah dalam bentuk lain dengan
cara memecah kelompok itu ke dalam subkelompok atas
dasar perbedaan ras sehingga diperoleh Tabel 3, seperti
terlihat dalam lampiran 7. Tabel ini pun belum dapat menjelaskan hubungan sangkalan ganda dengan gender. Ia baru
dapat memberikan penjelasan tentang hubungan sangkalan
ganda dengan masalah ras.
274
d.
'
'
'V
275
studi lanjutan berikut ini: (1) ada kecenderungan pada sebagian kuiit hitam untuk memiiiki kaidah tentang sangkalan
ganda yang berbeda dengan kulit putih, yaitu kaidah yang
menuntun mereka memberi tafsiran positif pada kalimat
yang memiliki lebih dari dua bentuk ingkar dan (2) kelompok
wanita cenderung memberikan interpretasi positif terhadap
kalimat sangkalan ganda. Kenyataan ini didukung oleh buktibukti bahwa kaum wanita lebih menyukai norma yang
preskriptif (bersifat memberikan ketentuan) daripada kaum
pt1a.
f.
276
g;
'
';!;.0~
_;;,:;."?c: '
-~-
277
Untuk mengatasi hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan nilai median dengan cara menyusun semua skor dari
yang kecil sampai ke yang terbesar dan kemudian mencari skor
yang berada eli tengah sebaran, yaitu skor yang membagi dua
sebaran angka itu menjadi dua bagian yang sama. Cara yang
terlintas dalam pikiran kita, pertarna-tama, mungkin mencari
selisih/perbedaan setiap nilai dengan nilai mediannya (nilai
median dikurang nilai sebenarnya atau nilai sebenarnya
dikllrangi nilai median) dan menjumlahkan semua selisih
tersebut. Namun cara ini, bagaimanapun bentuk datanya,
akan selalu menghasilkan nilai no!. Contoh, suatu penyelidikan menghasilkan nilai 1,3,4,5, dan 2. Nilai median sebaran
angka itu adalah 3 dan jumlah selisih antara median dengan
nilai individu adalah 2+0-1-2+1 =0. Jika hal ini yang terjadi,
maka analisis lanjut menjadi tidak mungkin dilakukan.
i.
Untuk mengatasi hal itu dapat dilakukan dengan mengkuadratkan terlebih dahulu angka itu, sehingga hasilnya
tidak menjadi no!. Unruk kasus eli atas, kita akan memperoleh nilai hasil penjumlah setelah dikuadratkan adalah 10.
Namun, cara ini pun ma.ih memiliki kendala karena jika
jumlah pengamatan pada contoh di atas ditambah, katakan
100 buah yang semuanya memiliki nilai 3, meskipun telah
dikuadrat terlebih dahulu hasilnya tetap sama.
278
'"
~:.0..:.'
'
k.
I.
279
m. Kembali ke tabel (1, 5, alau 6), untuk memudahkan pembacaan tabel-tabel tersebul dapal dilakukan melalui pengubahan
ke1iga tabel ilu menjadi satu nilai melalui penyekoran.
Penyekoran dilakukan dengan krileria, jawaban positif
'