Anda di halaman 1dari 4

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jaringan pembuluh darah, yang menghubungkan berbagai bagian tubuh satu sama lain dan
dengan lingkungan eksternal, memungkinkan terjadinya pertukaran berbagai bahan. Organ-organ
yang mengisi kembali nutrien dan mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme dari darah menerima
persentase curah jantung yang lebih besar daripada yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
metabolik mereka. Organ-organ pembaharu (reconditioning) ini dapat lebih tahan terhadap
penurunan aliran darah daripada organ-organ yang menerima darah semata-mata untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme mereka. Otak sangat rentan terhadap penurunan aliran darah.
Dengan demikian, pemeliharaan alirah darah yang adekuat ke organ rentan ini merupakan salah
satu prioritas tertinggi dalam fungsi sirkulasi.
Darah mengalir dalam lengkung tertutup antara jantung dan jaringan. Arteri mengangkut darah
dari jantung ke seluruh tubuh. Arteriol mengatur jumlah darah yang mengalir ke setiap organ.
Kapiler adalah tempat pertukaran bahan yang sebenarnya antara darah dan jaringan di sekitarnya.
Vena mengembalikan darah dari jaringan ke jantung.
Laju aliran darah melalui sebuah pembuluh berbanding lurus dengan gradien tekanan dan
berbanding terbalik dengan resistensi. Tekanan di awal pembuluh darah yang lebih tinggi
terbentuk oleh tekanan yang ditimbulkan kontraksi jantung pada darah. Tekanan yang lebih
rendah di akhir pembuluh disebabkan oleh gesekan antara darah yang mengalir dengan dinding
pembuluh. Resistensi, rintangan aliran darah melalui suatu pembuluh, terutama dipengaruhi oleh
jari-jari pembuluh. Resistensi berbanding terbalik dengan jari-jari pangkat empat, sehingga
sedikit perubahan pada jari-jari sangat mempengaruhi aliran. Apabila jari-jari meningkat,
resistensi menurun, dan aliran meningkat.
Arteri

jaringan dan juga berfungsi sebagai reservoir tekanan. Karena elastisitas mereka, arteriarteri dapat melebar untuk mengakomodasi tambahan volume darah yang dipompa ke dalamnya
oleh kontraksi jantung dan kemudian menciut kembali untuk terus mendorong darah sewaktu
jantung berelaksasi.
Tekanan sistolik adalah tekanan puncak yang ditimbulkan oleh darah yang disemprotkan pada
dinding pembuluh selama sistol jantung. Tekanan diastolik adalah tekanan minimum di arteri
sewaktu darah mengalir ke luar untuk memasuki pembuluh-pembuluh di sebelah hilir selama
diastol jantung.
Tekanan rata-rata yang mendorong darah selama seluruh siklus jantung adalah tekanan arteri
rata-rata, yang dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus berikut: tekanan arteri rata-rata =
tekanan diastolik + (1/3 x tekanan nadi).
Arteriol
Arteriol adalah pembuluh resistensi utama. Resistensi mereka yang tinggi menyebabkan
penurunan drastis tekanan rata-rata antara arteri dan kapiler. Penurunan ini meningkatkan aliran
darah dengan berperan menimbulkan perbedaan tekanan antara jantung dan jaringan. Setiap saat
tonus

arteriol,

aktivitas

kontraktil

dasar,

dipertahankan.

Vasodilatasi

arteriol,

yaitu

pengembangan kaliber arteriol melebihi tingkat tonus ini, menurunkan resistensi, dan
meningkatkan aliran darah melalui pembuluh, sedangkan vasokontriksi, yaitu penyempitan
pembuluh, meningkatkan resistensi, dan menurunkan aliran.
Kaliber arteriol dipengaruhi oleh dua jenis mekanisme kontrol: kontrol lokal (intrinsik) dan
ekstrinsik. Kontrol lokal melibatkan perubahan kimiawi lokal yang berkaitan dengan perubahan
tingkat aktivitas metabolisme jaringan; kontrol ini langsung bekerja pada otot polos arteriol di
sekitarnya untuk menginduksi perubahan kaliber arteriol yang memperdarahi jaringan. Dengan
mengatur resistensi terhadap aliran darah melalui cara ini, mekanisme kontrol lokal
menyesuaikan aliran darah ke jaringan untuk mencocokkan kebutuhan metabolik jaringan setiap
saat. Penyesuaian kaliber arteriol dapat dilakukan secara independen di berbagai jaringan oleh
fakto-faktor kontrol lokal. Penyesuaian seperti itu penting dalam penentuan distribusi curah
jantung.

Kontrol ekstrinsik dilakukan terutama oleh pengaruh saraf simpatis dan, dengan tingkat yang
lebih kecil, oleh pengaruh hormon pada otot polos arteriol. Kontrol ekstrinsik penting dalam
mempertahankan tekanan darah arteri rata-rata. Arteriol banyak mendapat persarafan simpatis,
yang peningkatan aktivitasnya menimbulkan vasokontriksi umum dan peningkatan tekanan arteri
rata-rata. Penurunan aktivitas simpatis menyebabkan vasodilatasi arteriol umum, yang
menurunkan tekanan arteri rata-rata. Penyesuaian-penyesuaian kaliber arteriol yang dikontrol
secara ekstrinsik ini membantu mempertahankan tekanan yang sesuai untuk mendorong darah ke
arah jaringan.
Kapiler
Kapiler, yang berdinding tipis, berjari-jari kecil, dan bercabang-cabang secara ekstensif
ini, ideal untuk berfungsi sebagai tempat pertukaran antara darah dan jaringan di sekitarnya.
Secara anatomis, di kapiler luas permukaan untuk pertukaran dimaksimalkan dan jarak difusi
diminimalkan. Selain itu, karena total luas potongan melintang kapiler yang besar, kecepatan
darah mengalir melalui pembuluh tersebut relatif lambat, sehingga tersedia waktu yang cukup
untuk terjadinya pertukaran.
Terdapat dua jenis pertukaran pasif-difus dan bulk flow-menembus dinding kapiler. Tiap-tiap zat
terlarut terutama dipertukarkan melalui proses difusi mengikuti penurunan gradien konsentrasi.
Zat-zat larut lemak langsung menembus sel-sel endotel. Protein plasma umumnya tidak dapat
keluar kapiler.
Ketidakseimbangan gaya-gaya fisik yang bekerja pada dinding kapiler menimbulkan bulk flow
cairan melalui pori-pori keluar masuk antara plasma dan cairan interstisium. Cairan terdorong ke
luar di bagian pertama kapiler (ultra-filtrasi) tempat tekanan ke arah luar (terutama tekanan
osmotik koloid plasma). Cairan dikembalikan ke kapiler di sepanjang separuh terakhir sewaktu
tekanan je arah luar turun di bawah tekanan ke arah dalam. Penyebab pergeseran keseimbangan
di sepanjang kapiler ini adalah penurunan kontinu tekanan darah kapiler sementara tekanan
osmotik koloid plasma tidak berubah. Bulk flow berperan dalam distribusi cairan ekstrasel antara
plasma dan cairan interstisium.
Dalam keadaan normal, cairan yang difiltrasi sedikit lebih banyak daripada yang
direabsorpsi.Kelebihan cairan ini, setiap protein yang bocor, dan kontaminan jaringan, misalnya

bakteri diserap oleh sistem limfe. Bakteri dihancurkan sewaktu limfe melewati kelenjar limfe
dalam perjalanan kembali ke sistem vena.

Vena
Vena adalah saluran berjari-jari besar dan beresistensi rendah yang mengembalikan darah
dari jaringan ke jantung. Selain itu, sistem pembuluh ini dapat mengakomodasi berbagai volume
darah, sehingga berfungsi sebagai reservoir darah. Kapasitas sistem vena menampung darah
dapat berubah-ubah secara mencolok hanya dengan sedikit perubahan tekanan vena. Vena adalah
pembuluh berdinding tipis yang mudah diregangkan secara pasif untuk menampung darah dalam
jumlah besar.
Gaya primer yang berperan mendorong aliran vena adalah gradien tekanan antara vena dan
atrium (yaitu, sisa tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi jantung pada darah). Aliran vena
ditingkatkan oleh vasokontriksi vena yang diinduksi oleh saraf simpatis dan oleh kompresi
eksternal akibat kontraksi otot-otot rangka disekitarnya, keduanya mendorong darah ke luar vena
menuju jantung. Katup-katup vena satu-arah memastikan bahwa darah dialirkan ke arah jantung
dan tidak mengalir balik ke jaringan.
Aliran vena juga ditingkatkan oleh pompa pernapasan dan efek penghisapan jantung. Aktivitas
pernapasan menimbulkan tekanan di rongga dada yang lebih rendah daripada tekanan atmosfer,
sehingga terbentuk suatu gradien tekanan eksternal yang meningkatkan aliran darah dari venavena di bagian bawah yang terpajan ke tekanan atmosfer ke vena-vena dada yang mengalirkan
darah ke jantung. Selain itu, tekanan yang sedikit negatif di dalam atrium pada saat sistol
ventrikel juga menghasilkan efek menghisap yang semakin meningkatkan aliran balik vena dan
mempermudah pengisian jantung.

Anda mungkin juga menyukai