Anda di halaman 1dari 8

V.

UJI TETRAZOLIUM
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Benih yang diharapkan petani adalah benih yang memiliki
viabilitas benih dan vigor yang tinggi. Hal itu disebabkan karena viabilitas
dan vigor benih merupakan salah satu parameter yang perlu
dipertimbangkan sebelum benih disimpan, didistribusikan dan ditanam.
Uji viabilitas benih memberikan informasi kemampuan berkecambah
suatu benih pada suatu kondisi tertentu. Uji viabilitas dapat dilakukan
dengan pengecambahan benih dan diamati daya kecambah dan kekuatan
kecambahnya.
Metode yang digunakan untuk menduga kualitas benih adalah uji
tetrazolium (TZ). Uji tetrazolium bertujuan dalam mengaktifkan
sel/jaringan benih dan membedakan antara sel atau jaringan yang hidup
atau mati. Uji tersebut sangat cepat dan tepat apabila diaplikasikan pada
benih yang yang mengalami dormansi dan mengalami pemasakan lanjutan
(after ripening).
Uji tetrazolium sangat perlu diketahui untuk mengefektifkan proses
persemaian benih, terutama pada benih-benih dorman. Selain itu, uji ini
juga memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Praktikum Teknologi Benih
ini akan dilakukan uji tetrazolium untuk mengetahui apakah benih yang
diamati merupakan benih hidup atau benih mati. Uji tetrazolium belum
tentu membuktikan bahwa viabilitas tanaman itu baik, tetapi secara tidak
langsung uji ini dapat mempermudah untuk mengetahui kondisi benih.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum Acara V Uji Tetrazolium adalah untuk menguji
viabilitas benih secara cepat dan tidak langsung.

B. Tinjauan Pustaka

44

45

Pengujian viabilitas ada beberapa macam yaitu pengujian pemotongan


(cutting test), tetrazolium (TZ), pemotongan embrio, dan pengujian hydrogen
peroksida (H2O2). Pengujian viabilitas benih biasanya kurang tepat diterapkan
untuk benih-benih yang berukuran sangat kecil, bahkan teknik
pengambilan/pemotongan embrio hampir tidak mungkin dilakukan. Untuk
memudahkan dalam pengujian benih, benih yang digunakan harus berukuran
agak besar seperti sengon buto (Enterolobium cyclocarpum Jacq.)
(Yuni 2011).
Viabilitas benih didefinisikan sebagai kemampuan benih untuk
berkembang atau daya kecambah pada tanaman muda (misal perkecambahan)
di bawah kondisi lingkungan yang menguntungkan setelah dormansi.
Pengeringan terlalu lama pada temperature yang tinggi akan menyebabkan
viabilitas benih mengalami degradasi pada enzim dan hidrolisis pada pati.
Semakin lama pada temperature tinggi akan menyebabkan benih mati
(Gine 2006).
Kekurangan uji perkecambahan secara langsung dapat diatasi apabila
viabilitas benih dapat diukur dengan suatu penduga biokimia di aktivitas
metabolisme benih. Uji biokimia tanda terjadinya proses reduksi dalam sel
hidup dihasilkan oleh reduksi di suatu indikator. Garam tetrazolium
merupakan bahan yang tidak berwarna, di dalam jaringan sel hi bahan ini akan
ikut serta dalam proses reduksi (Soejadi dan Sadiman 2007).
Uji tetrazolium adalah uji cepat viabilitas benih secara biokimia yang
didasarkan kepada pewarnaan yang menggunakan garam tetrazolium. Uji ini
membentuk endapan formazan merah pada setiap sel hidup dan warna putih
pada sel mati. Kriteria pewarnaan yaitu Merah cerah: jaringan masih hidup
Merah jambu: jaringan sudah lemah Merah tua: jaringan rusak Tidak
berwarna: jaringan sudah mati (Balai Teknologi Pembenihan 2005).
Uji perkecambahan dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan
benih untuk berkecambah maksimum pada kondisi optimum. Pengujian
perkecambahan dapat dilakukan di laboratorium maupun di rumah
kaca/lapangan. Pengujian perkecambahan di laboratorium dapat menggunakan

46

media kertas dengan beberapa metoda, di antaranya UDK (Uji Di atas Kertas),
UKDpd (Uji Kertas Digulung dengan posisi didirikan) dan UAK (Uji Antar
Kertas). Sedangkan pengujian di rumah kaca/lapangan dapat menggunakan
media tanah, pasir, vermikulit, dan serbuk sabut kelapa (Naning et al. 2009).
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Acara V Uji Tetrazolium dilaksanakan pada tanggal 13
November 2015 pukul 07.30-09.00 WIB di Laboratorium Ekologi
Manajemen dan Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Gelas piala
b. Bahan
1) Benih kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
2) Benih kacang panjang (Phaseolus vulgaris)
3) KH2PO4 dan Na2HPO4.2H2O
3. Cara Kerja
a. Membuat larutan penyangga dengan cara melarutkan 9.078 g KH2PO4
b.
c.
d.
e.

dan 11.876 g Na2HPO4.2H2O (masing-masing dalam 1000 ml air)


Mencampurkan 400 ml larutan pertama dan 600 ml larutan kedua
Mengetes pH larutan dengan pH meter
Melarutkan 10 g garam tetrazolium dalam larutan penyangga
Merendam benih yang akan diamati dengan air dingin selama 12 jam

guna melunakkan benih


f. Membelah benih yang telah lunak melalui embryonic axis dapat
berupa irisan melintang ataupun membujur, namun irisan jangan
sampai terlepas
g. Merendam benih dalam larutan garam tetrazolium tersebut selama 1015 menit
h. Mencuci benih dan melakukan pengamatan, menghitung benih yang
viabel maupun yang non viabel dengan pewarnan dari lembaga
i. Menggambar struktur benih beserta bagian-bagiannya
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan

47

Table 5.1 Pengamatan Uji Tetrazolium pada Benih Kacang Tanah dan
Kacang Panjang
Komoditas
Ulangan
Indikasi warna
1
Merah jambu
Kacang tanah
2
Merah tua
(Arachis hypogaea L.)
3
Tidak berwarna
1
Merah jambu
Kacang panjang
2
Tidak berwarna
(Phaseolus vulgaris)
3
Merah tua
Sumber: Laporan sementara

Gambar 5.1 Merendam benih

Gambar 5.2 Benih setelah direndam

dalam garam tetrazolium

dalam garam tetrazolium

Gambar 5.3 Benih setelah

Gambar 5.4 Membuka benih setelah

direndam dalam garam

direndam dalam garam tetrazolium

Tetrazolium
2. Pembahasan

48

Metode yang digunakan untuk menduga kualitas benih adalah uji


tetrazolium (TZ). Uji tetrazolium bertujuan dalam mengaktifkan
sel/jaringan benih dan membedakan antara sel atau jaringan yang hidup
atau mati. Uji tersebut sangat cepat dan tepat apabila diaplikasikan pada
benih yang yang mengalami dormansi dan mengalami pemasakan lanjutan
(after ripening).
Balai Teknologi Pembenihan (2005), menyatakan bahwa uji
tetrazolium adalah uji cepat viabilitas benih secara biokimia yang
didasarkan kepada pewarnaan yang menggunakan garam tetrazolium. Uji
ini membentuk endapan formazan merah pada setiap sel hidup dan warna
putih pada sel mati. Kriteria pewarnaan yaitu Merah cerah: jaringan masih
hidup Merah jambu: jaringan sudah lemah Merah tua: jaringan rusak Tidak
berwarna: jaringan sudah mati.hal ini sesuai dengan hasil pengamatan
kelompok kami terhadap benih kacang panjang dan kacang tanah. Kacang
panjang ulangan pertama berwarna merah jambu, kedua berwarna merah
tua, ketiga tidak berwarna. Kacang tanah ulangan pertama berwaran merah
jambu, kedua tidak berwarna, ketiga berwarna merah tua.
Struktur benih meliputi kulit benih, embrio, radikula, kotiledon
beserta jaringan-jaringan penghubungnya. Oleh karena itu, evaluasi pola
pewarnaan tidak hanya dilakukan pada bagian luar benih saja tetapi juga
dilakukan pada bagian dalam kotiledon benih. Benih dikatakan viabel
apabila ujung radikula, bagian penghubung antara radikula dan kotiledon,
bagian penghubung antara radikula dan hilum serta bagian dalam
kotiledon yang tidak membentuk spot berwarna merah muda.
Uji tetrazolium merupakan salah satu pengujian viabilitas benih
secara cepat dan tidak langsung. Hal ini dikarenakan, uji tersebut dapat
dilakukan tanpa mengecambahkan benih terlebih dahulu, tetapi dengan
menggunakan zat kimia 2, 3, 5 Triphenyl Tetrazolium Kloride (garam
tetrazolium). Metode tidak langsung didasarkan pada proses metabolisme
benih serta kondisi fisik yang merupakan indikasi tidak langsung. Uji
cepat memiliki tujuan menentukan secara cepat kualitas benih suatu jenis

49

yang berkecambah lambat atau menunjukkan dormansi di bawah


perkecambahan normal, benih yang mengalami pemasakan lanjutan (after
ripening) dan menentukan viabilitas potensial dari suatu kelompok benih.
Pelaksanaan praktikum ini mengunakan benih kacang tanah
(Arachis hypogaea L.) dan kacang panjang (Phaseolus vulgaris). Data
hasil pengamatan menunjukkan bahwa komoditas kacang tanah ulangan
pertama berwarna merah jambu, ulangan kedua berwarna merah jambu,
ulangan ketiga tidak berwarna. Komoditas kacang panjang ulangan
pertama berwarna merah jambu, ulangan kedua tidak berwarna, ulangan
kedua berwarna merah tua.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Acara V Uji Tetrazolium adalah
sebagai berikut:
a. Metode yang digunakan untuk menduga kualitas benih adalah uji
tetrazolium (TZ)
b. Kacang panjang ulangan pertama berwarna merah jambu, kedua
berwarna merah tua, ketiga tidak berwarna. Kacang tanah ulangan
pertama berwaran merah jambu, kedua tidak berwarna, ketiga
berwarna merah tua.
c. Uji tetrazolium merupakan pengujian viabilitas benih secara cepat dan
tidak langsung karena tidak perlu mengecambahkan benih terlebih
dahulu dan langsung didasarkan pada proses metabolisme benih
2. Saran
Saran untuk praktikum Acara V Uji Tetrazolium adalah sebagai
berikut:
a. Lebih serius dan teliti lagi dalam melakukan praktikum agar
menghasilkan data yang akurat
b. Perlu koordinasi lebih dari Co Ass dalam pelaksanaan praktikum

50

DAFTAR PUSTAKA
Balai Teknologi Pembenihan. 2005. Pedoman standardisasi pengujian mutu fisik
dan fisiologis benih tanaman hutan. Jakarta: BSN
Gine LO. 2006. Principle of seed science and technology. USA: Burgess
Publishing Co
Naning Y, Yetti H, dan Tati R. 2009. Pemilihan metoda dan media uji
perkecambahan benih tisuk (Hibiscus sp.). Jurnal Agronomi 9 (1): 43-47
Soejadi G, Sadiman I. 2007. Identifikasi tingkat kemunduran benih kedelai
melalui daya hantar listrik dan viabilitas. Agrijurnal 8 (2): 38-49
Yuni. 2011. Uji tetrazolium. yuniartiweni.blogspot.com. Diakses pada tanggal 8
November 2015

51

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai

  • CV Print
    CV Print
    Dokumen1 halaman
    CV Print
    Yeni Ayu Pra Mesti
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakan1
    Latar Belakan1
    Dokumen4 halaman
    Latar Belakan1
    Yeni Ayu Pra Mesti
    Belum ada peringkat
  • Berbicara Di Dalam Forum
    Berbicara Di Dalam Forum
    Dokumen4 halaman
    Berbicara Di Dalam Forum
    Yeni Ayu Pra Mesti
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN
    LAPORAN
    Dokumen1 halaman
    LAPORAN
    Yeni Ayu Pra Mesti
    Belum ada peringkat
  • Draft 2
    Draft 2
    Dokumen9 halaman
    Draft 2
    Yeni Ayu Pra Mesti
    Belum ada peringkat
  • Dokumentasi Protein
    Dokumentasi Protein
    Dokumen2 halaman
    Dokumentasi Protein
    Yeni Ayu Pra Mesti
    Belum ada peringkat
  • Laporan Fixx
    Laporan Fixx
    Dokumen25 halaman
    Laporan Fixx
    Yeni Ayu Pra Mesti
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Yeni Ayu Pra Mesti
    Belum ada peringkat
  • Laporan Karantina Yeni
    Laporan Karantina Yeni
    Dokumen7 halaman
    Laporan Karantina Yeni
    Yeni Ayu Pra Mesti
    Belum ada peringkat
  • Penge Sah An
    Penge Sah An
    Dokumen7 halaman
    Penge Sah An
    Yeni Ayu Pra Mesti
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen2 halaman
    Bab 1
    Yeni Ayu Pra Mesti
    Belum ada peringkat
  • Acara 1
    Acara 1
    Dokumen17 halaman
    Acara 1
    Yeni Ayu Pra Mesti
    Belum ada peringkat
  • Fistum
    Fistum
    Dokumen12 halaman
    Fistum
    Yeni Ayu Pra Mesti
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kimia Dasar
    Laporan Kimia Dasar
    Dokumen10 halaman
    Laporan Kimia Dasar
    Yeni Ayu Pra Mesti
    Belum ada peringkat