mampu kembali mengucapkan kata-kata dan berbicara dengan jelas, terutama bagi
lawan bicaranya.
3. Perbaikan dan Peningkatan Fungsi Pengunyahan
Jika ada gigi yang hilang otomatis pola kunyah terganggu, atau terselipnya makanan
di bagian yang tidak bergigi
4. Pelestarian Jaringan mulut yang masih tinggal
Pemakaian geligi tiruan berperan dalam mencegah atau mengurangi efek yang timbul
karena kehilangan gigi.
5. Pencegahan Migrasi Gigi
Bila sebuah gigi dicabut atau hilang, gigi tetangganya dapat bergerak memasuki ruang
kosong tadi. Migrasi seperti ini pada tahap selanjutnya menyebabkan renggangnya
gigi lain. Dengan demikian terbukalah kesempatan makanan terjebak disitu, sehingga
mudah terjadi akumulasi plak interdental. Hal ini menjurus kepada peradangan
jaringan periodontal serta dekalsifikasi permukaan proksimal gigi. Membiarkan ruang
bekas gigi begitu saja akan mengakibatkan pula terjadinya overerupsi gigi antagonis
dengan akibat serupa. Bila overerupsi ini sudah demikian hebat sehingga menyentuh
tulang alveolar pada rahang lawannya, maka akan terjadi kesulitan untuk pembuatan
protesa di kemudian hari.
6. Peningkatan Distribusi Beban Kunyah
Hilangnya sejumlah besar gigi mengakibatkan bertambah beratnya beban oklusal
pada gigi yang masih tinggal. Keadaan ini memperburuk kondisi periodontal, apalagi
bila sebelumnya sudah ada penyakit periodontal. Akhirnya gigi jadi goyang dan
miring, terutama ke labial untuk gigi depan atas. Bila perlekatan periodontal gigi-gigi
ini kuat, beban berlebih tadi akan menyebabkan abrasi berlebih pula pada permukaan
oklusal/insisal atau merusak restorasi yang dipakai. Pembuatan restorasi pada kasus
seperti ini menjadi rumit dan perlu waktu lama. Overerupsi gigi pada keadaan tertentu
dapat pula mengakibatkan terjadinya kontak oklusi premature atau interfernsi oklusal.
Pola kunyah jadi berubah, karena pasien berusaha menghindari kontak prematur ini.
Walaupun beban oklusal sekarang berkurang. Perubahan pola ini mungkin saja
menyebabkan disfungsi otot kunyah.
7. Manfaat Psikologik
Terutama kehuilangan gigi depan dapat membawa dampak psikologik pada penderita
yaitu karena estetika terganggu. Terutama berhubungan dengan profesi penderita yang
harus selalu berhadapan dengan khalayak ramai, misal penyiar tv atau guru dan lainlain.
8. Pemulihan Fungsi Estetik
3.
4.
tiruan lepasan tersebut, dan kemungkinan dapat tertelan, bila penyakit sedang
5.
Indikasi khusus:
1. Gigi penyangga:
- Vital & non vital dengan perawatan saluran akar
- Jaringan periodontal sehat
- Bone support baik
- Bentuk akar yang panjang
- Posisi dan inklinasi yang baik dalam lengkung rahang
- Bentuk dan besar anatomis gigi normal
- Mahkota gigi punya jaringan email dan dentin yang sehat
2. Gigi antagonis:
- Oklusi normal
3. Gigi tetangga :
- Tidak mengalami rotasi, migrasi, miring
Elongation/extrusio
nm
Bila
ini berlanjut, maka akan
kondisi
menyebabkan
:
a.
b.
Beban fungsional pada oklusal pontik terutama gigi posterior dapat dikurangi
dengan mempersempit lebar buko-lingual atau buko-palatal untuk mengurangi
beban oklusi yang dapat merusak gigi tiruan pada pasien-pasien tertentu.
4. Posisi gigi dan kesejajaran gigi
Abutment yang melibatkan gigi anterior hanya gigi-gigi insisivus biasanya
mempunyai inklinasi labial yang serupa dan tidak terlalu sulit untuk menyusun
kesejajarannya. Apabila abutment melibatkan gigi anterior seperti caninus dan
posterior seperti premolar kedua atas supaya diperoleh kesejajaran, kaninus harus
dipreparasi pada arah yang sama seperti premolar (D.N Allan & P.C foreman.
1994:101)
5. Jumlah dan lokasi kehilangan gigi
6. Kondisi gigi.
Pada pasien muda kamar pulpanya masih lebar. Kamar pulpa lebar merupakan
kontraindikasi pembuatan GTJ
7. Kegoyangan gigi
8. Frekwensi karies
9. Discoloration gigi
10. Jaringan periodontal
Hukum Ante menyatakan bahwa daerah membran periodontal pada akar-akar dari
gigi abutment harus sekurang-kurangnya sama dengan daerah membran
periodontal yang ada pada gigi-gigi yang akan diganti.
Kontraindikasi:
- keadaan daerah tidak bergigi yang panjang
- kebiasaan parafungsional
- gigi penyangga terdapat kerusakan yang luas
- gigi penyangga tipis
- gigi penyangga tidak kokoh
- overlap vertikal yang dalam
- tidak tersedia pelayanan laboratorium yang memadai
Kelebihan:
preparasi supragingival
apabila jembatan adhesif terlepas dari gigi sandaran dapat dilekatkan kembali.
Dengan demikian tidak lagi diperlukan preparasi gigi penyangga sampai
melibatkan dentin sehingga preparasi relatif tidak menyulitkan pasien karena tidak
menimbulkan banyak trauma.
Kekurangan:
-
Langkah langkah yang dilakukan dokter gigi sebelum melakukan pembuatan gigi tiruan
jembatan antara lain :
1. Melakukan diagnose untuk menentukan rencana perawatan yang akan dilakukan.
2. Melihat keadaan rongga mulut pasien serta memperhatikan hal hal yang perlu
diperhatikan
dalam
pembuatan
gigi
tiruan
jembatan
antara
lain:
keadaan rongga mulut pasien. Pada pasien dengan kondisi mulut yang kurang baik
akan menimbulkan masalah setelah dibuatkan restorasi GTJ. Biasanya dokter gigi
akan melakukan DHE terlebih dahulu kepada pasien yang mempunyai OH buruk.
Faktor kebersihan mulut dengan restorasi GTJ berkaitan dengan adanya plak, karies di
bawah restorasi dan adanya kelainan periodontal.
3. Melakukan foto rontgen periapikal untuk melihat perbandingan antara crown and root
ratio untuk digunakan sebagai gigi penyangga.
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan gigi tiruan jembatan antara lain:
1. Preparasi
Preparasi merupakan suatu tindakan pengerindaan atau pengasahan gigi untuk
tujuan menyediakan tempat bagi bahan restorasi mahkota tiruan atau sebagian
pegangan gigi tiruan jembatan.
Tujuan preparasi:
Menghilangkan daerah gerong
Memberi tempat bagi bahan retainer atau mahkota
Menyesuaikan sumbu mahkota
Memungkinkan pembentukan retainer sesuai bentuk anatomi
Membangun bentuk retensi
Menghilangkan jaringan yang lapuk oleh karies jika ada
a. Persyaratan preparasi
1. Kemiringan dinding-dinding aksial
Preparasi dinding aksial yang saling sejajar terhadap poros gigi sulit untuk
menentukan arah pemasangan. Disamping itu, semen juga sulit keluar dari tepi
retainer sehingga jembatan tidak bisa duduk sempurna pada tempatnya. Untuk
itu, dibuat kemiringan yang sedikit konus ke arah oklusal. Craige (1978)
mengatakan bahwa kemiringan dinding aksial optimal berkisar 10-15 derajat.
Sementara menurut Martanto (1981), menyatakan bahwa kemiringan
maksimum dinding aksial preparasi 7 derajat. Sedangkan Prayitno HR (1991)
memandang kemiiringan dinding aksial preparasi 5-6 derajat sebagai
kemiringan yang paling ideal. Kemiringan yang lebih kecil sulit diperoleh
karena dapat menyebabkan daerah gerong yang tidak terlihat dan
dapat
menyebabkan
terganggunya
vitalitas
pulpa
seperti
pointed tapered cylindrical diamond bur dengan ketebalan 1- 1,5 mm. Tujuan
tanpa halangan
Untuk ketebalan bahan mahkota jaket
Membuat jalan bur untuk preparasi dan toilet form cavity
2. Pencetakan
Sebelum pencetakan dilakukan, keadaan geligi dan jaringan lunak sekitarnya
perlu dicek, apakah semua dalam keadaan sehat dan bebas dari radang. Terdapat
berbagai macam bahan cetakan, seperti: hidrokoloid, rubber base, polysulfide
rubber base, silicon rubber base, dan polyeter rubber base.
Cekungan pada kuvet bawah diberi gips biru, model malam ditanamkan
pada tengah-tengah kuvet bawah dengan membentuk sudut 30 derajat dan
model malam bagian labial menghadap keatas
Daerah model malam ditutup dengan gips biru sampai semua labial
tertutup. Setelah gips biru sedikit mengeras, kuvet atas dipasang dan sisa
ruangan kuvet bagian atas diisi dengan gips putih
6. Buang Malam
Setelah gips mengeras kuvet bawah dan atas dipisah / dibuka. Malam
dihilangkan dengan menuangkan air mendidih mengalir ke masing-masing
kuvet. Perhatikan pembersihan malam di sela bagian lingual.
7. Pengisian akrilik
Setelah kuvet dingin, kemudian ruang cetakan model malam (mould) dan
sekitarnya diulas dengan could mould seal (CMS)
Bagian atas dari akrilik ditutup dengan celophan basah, kuvet lawan
dipasang lalu dipress
8. Perebusan akrilik
Gips yang masih melekat pada mahkota dibersihkan dengan alat yang
tajam tanpa merusak bentuk mahkota
Seluruh permukaan dipulas dengan rubber cups dan bahan pulas (pumice)
untuk mengkilapkan digunakan whiting -bubuk atau bahan pulas lain
yangada dipasaran (misalnya, clean polish dan super polish dll).
Isi cetakan alginate dengan self curing akrilik di bagian gigi yang
dipreparasi
Pulas
GIC