BAB II Industri Pertahanan
BAB II Industri Pertahanan
LANDASAN TEORI
2.1.
Kepentingan Nasional
Pada hakikatnya kepentingan nasional Indonesia adalah
tetap tegak dan utuhnya NKRI yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-undang Dasar (UUD) 1945 serta terjaminnya kelancaran
dan
keamanan
pembangunan
nasional yang
berkelanjutan.
upaya
untuk
mencapai
Pembangunan nasional
tujuan
nasional
yang
nasional
berdasarkan
Wawasan
Nusantara.
adalah
kekuatan
nasional yang
NKRI
Indonesia
keutuhannya.
yang
harus
tetap
dijaga
keberadaan
dan
yang
negara di dunia.
mempengaruhi
kepentingan
nasional
sejumlah
Kepentingan
nasional
yang
bersifat
vital
menyangkut
keempat
di
dunia
merupakan
tantangan
untuk
Dengan
penduduk yang sudah mencapai lebih dari 230 juta jiwa serta
karakteristik yang sangat pluralistik dalam suku, agama, ras dan
antar golongan (SARA) diperlukan upaya sungguh-sungguh untuk
membangun kohesi dalam ikatan persatuan dan kesatuan bangsa.
Indikator terwujudnya kohesi nasional serta persatuan dan kesatuan
bangsa ditunjukkan dalam kehidupan sosial dan interaksi antar
warga masyarakat yang harmonis.
Kepentingan nasional yang bersifat utama atau penting
adalah kepentingan yang terkait dengan perdamaian dunia dan
stabilitas regional.
perdamaian
dunia
berdasarkan
kemerdekaan,
10
2.1.2.
menyelenggarakan
masih
menempatkan
pembangunan
aspek
nasional,
kesejahteraan
sebagai
ingin
dicapai
dalam
upaya
Sasaran pokok
meningkatkan
kemampuan
Di
11
cadang alutsista
minimum.
Kondisi
tersebut
berdampak
terhadap
pendekatan
unilateralisme
berdampak
terhadap
menembus
kewajaran
kemampuan
batas-batas
yurisdiksi
hukum internasional.
militer
negara
suatu
Selain
tetangga
itu,
yang
negara
di
luar
menguatnya
secara
signifikan
berikutnya
dalam
pembangunan
pertahanan
semakin
kompleks. Usaha
pertahanan
untuk
menjaga
12
keselamatan
bangsa
dari
setiap
ancaman
akan
sangat
berat
Indonesia
dalam
mengangkat
posisi
tawar
Indonesia
2.1.3.
negara
pada
hakikatnya
merupakan
segala
13
serta
keyakinan
pada
kekuatan
sendiri
untuk
NKRI,
sesuai
dengan
kondisi geografi
sebagai satu
kesatuan pertahanan.
Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi
kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan
segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.
Tujuan pertahanan
14
menjaga sistem
pertahanan negara
mendukung
demokratis,
stabil,
terwujudnya
pertahanan
bersih
berwibawa
dan
negara
memungkinkan
yang
ada
di
Dephan
berjumlah
personel
TNI
yang
15
kerangka postur
uraian
postur
anggaran
ANGKATAN
pertahanan
pertahanan,
JUMLAH
TNI AD
317.273
TNI AL
62.556
TNI AU
34.130
Jumlah
413.959
negara
khususnya
didasarkan
belanja
atas
personel
penggunaan
(gaji
dan
KETERANGAN
Termasuk personel TNI AD di Dephan, Mabes TNI dan
Dep/LPND
Termasuk personel TNI AL di Dephan, Mabes TNI dan
Dep/LPND
Termasuk personel TNI AU di Dephan, Mabes TNI dan
Dep/LPND
Tabel 2.1.
tunjangan)
serta
pemeliharaan
dan
operasional.
a.
Kekuatan terpusat
Tempur
(Satpur),
Satuan
Bantuan
Tempur
16
Satuan
Satpur
Satbanpur
Divisi
2 Divif
Brig/Men
Yon
6 Brigif
18 Yonif
6 Yonarmed
Menarmed
2 Yonkav
Personel
Materil/
Alutsista
97 %
60 %
97 %
60 %
97 %
60 %
2 Yonarhanudri
2 Yonzipur
Satbanmin
2 Yonbekang
1 Yonkes
atas
Markas
Komando
Pasukan
Khusus
Teroris
(Magrupgultor);
Pusdik
Kondisi
personel
Kopassus
terisi
100%
TOP.
UNIT
KESIAPAN
KETERANGAN
(%)
KRI
143
65
KAL
312
82
Pesawat udara
68
52
Marinir
2 Pasmar
55
Dilengkapi dengan
1 Brigif
1 Kolat
pucuk meriam
1 Denjaka
Pangkalan
Tabel 2.2.
Lanal
11
Lantamal
Pengorganisasian Kostrad
60
(Lanal klas A)
22 Lanal klas B
20 Lanal klas C
60
17
Sementara
b.
3 Lanal khusus
Labudal
60
1 Klas A
7 Klas B
2 Klas C
Fasharkan
6 Klas A
60
4 Klas B
2 klas C
Pangkalan Mar
2 Pangkalan
KRI
KAL
PESAWAT
RANPUR
UDARA
MARINIR
1 Kapal MA
1 Buffalo DHC-
68 Tank PT-76
16 PK
berbagai macam
5D
54 Tank
12 PKR
13 Cassa NC-
PTRecovery
2 SS
212
BREM-2
4 KCR
3 Cassa NC-
25 Pansam AMX-
2 KCT
212-200
10P
40 PC
22 Nomad N-
25 Pansam BTR-
6 PR
22/24
50 P
2 Bonanza F-
69 Pansam BTR-
33A
50P (M)
2 ASG
3 Tampico TB-9
34 Pansam BTR-
5 BCM
4 Tabago TB-10
50 PK
2 BTD
5 N Bell-412
5 BHO
8 Bolcow BO-
3 BU
105
9 Kapa PTS
5 BAP
3 Colibri EC-
8 Pansrod BTR-
5 CAP
120
152
2 BR
28 AT
Tabel 2.3 .
18
1 BRS
12 BTR-80A
2 LAT
29 KPR BM-14/17
1 Sizu NA-140
21 BVP-2
2 VPV/Rec
6 Rocket RM70/85
Grad long Cal 122
mm
22 Pintam BRDM
19
c.
TNI AU memiliki 18
UNIT
KEKUATAN
KESIAPAN
3 Lanud
KET
(%)
Skadron
Satrad
7 Skadron Tempur
74 psw
42
5 Skadron Angkut
49 psw
62
1 Skadron Intai
3 psw
33
3 Skadron Heli
49 psw
70
2 Skadron Ltaih
57 psw
58
17 Satrad Hanud
94
3 Wing
70
6 Skadron
70
6 Flight
70
2 Den
70
6 Tipe A
75
8 Tipe B
70
20 Tipe C
70
8 Tipe D
70
Detasemen
9 Den
70
Pos
78 Pos
70
Korpaskhas
Lanud
20
Tabel 2.4.
2.2.
Kekuatan TNI AU
dipakai
oleh
TNI
diproduksi
sejak
akhir
tahun
1950-an.
21
Tabel 2.5.
utuh 376 unit kapal perang, tetapi saat ini Indonesia baru memiliki 114
kapal perang.
5
22
Tabel 2.6.
Peralatan
Digunakan
Rencana dihapuskan/
Jumlah
Kondisi
Kondisi
(tahun)
(tahun)
digantikan
dimiliki
siap
Tdk siap
1960
1960
2010
69
42
27
TNI AD
Saladin (Inggris)
Saracen (Inggris)
1957
1960
2010
84
60
24
BTR 40 (Rusia)
Feret (Inggris)
1960
1960
2010-2019
108
64
44
1959
1960
2010
55
34
21
AMX-13 (Perancis)
1958
1962
2010
632
431
201
Scorpion (Inggris)
1993
1997
100
90
10
PT-76 (Rusia)
1960
1962
BTR-50 (Rusia)
Senjata Berat Armed Kal. 76 mm M-48
B-1
1960
1962
13
13
1958
1960
217
145
72
1962
1963
201
155
46
1971-1976
1976-2002
2008-2032
Korvet (Jerman)
1977
1979
1980
1980
2010
Venspejk (Belanda)
1963-1967
1986-1989
1993-1997
Parchim (Jerman)
1981-1982
1994
2011-2014
16
12
1976-1979
2005-2007
1983-1984
Pesawat Nomad N-22
1975-1978
1980
PT-76 (Rusia)
1961
1961
68
68
1961
1961
64
30
34
1961
1961
69
64
TNI AU
2020 dan diganti dg F-16
I/Block 65
7
F-16 (AS)
10
F-5 (AS)
1980
1980
12
SU-27 (Rusia)
2002
2003
SU-30 (Rusia)
2002
2003
SU-35
A-4 (AS)
1956
OV-10 Bronco
1975
1980
SU-35
22
22
1976
MK 109-209 (PBR)
1995
1996
17
13
MK 109-209 (SPO)
1995
1999
C-130
1962
1978
AMX Eurofighter
18
15
upgrade jd AN-22
2011 dan diganti dg B737600
1
23
14
B-737 VIP
1981
2005
Radar Thompson
1978
1978/1990
1962
1979/1992
6
0
dg L-150
23
2.3.
yang dikenal dengan Industri Strategis dan Industri Hankam yang terdiri
dari 10 (sepuluh) industri.
sebagai berikut :
2.3.1.
2.3.2.
24
(Perencanaan,
Ekonomi
dan
Keuangan,
Teknologi
serta
langsung
oleh
Presiden,
sedangkan
Menristek/Ketua
menjadi Ketua BPIS, saat dijabat oleh Prof. Dr. B.J. Habibie telah
meletakkan suatu konsep pembangunan industri di Indonesia
melalui transformasi teknologi dalam 4 tahap
a.
b.
c.
d.
melalui
perjanjian-perjanjian
kerjasama
di
25
2.3.3.
Untuk
melaksanakan
transfer
teknologi
di
dalam
pembinaan
dengan
perusahaan-perusahaan
luar
negeri,
produk
breaker,
tempa,
mesin
generator
perkakas
listrik,
serta
vacuum
komponen
circuit
sarana
transportasi.
c.
pemeliharaan
kapal
kombatan
TNI
AL,
26
e.
f.
produksi
andalan
sentral
telepon
digital,
UP,
manufaktur
alat
berat,
pekerjaan
konstruksi,
27
2.3.4.
terkena
dampaknya.
Begitu
pula
pengelolaannya
Pembangunan
Industri
Pertahanan
dan
Kaitannya
dengan
Kemandirian Alutsista
2.4.1.
Pembangunan
Industri
Pertahanan
Menuju
Kemandirian
Alutsista.
sulit
pertahanan
untuk
jangka
dapat
menyusun
panjang
yang
rencana
memiliki
pembangunan
kepastian.
28
terhadap
peralatan
tertentu
yang
Kemandirian
pengembangan
dan
pengadaan
di
dunia yang
100 persen
Alutsista
Bahkan tidak
bersandar
pada
perlombaan
persenjataan,
tetapi
untuk
mencapai
secara
maksimal
dalam
penyelenggaraan
keadaan
ini,
sangat
diperlukan
pemberdayaan
29
nasional.
sepihak,
tanpa
keterlibatan
sektor-sektor
yang
lain.
produk
alutsista
bagi
pembangunan
melahirkan
kemampuan
30
Kiprah
industri-industri
strategis
dimaksud
mengalami
Alutsista
dalam
negeri
sehingga
tercipta
kemandirian
dalam
didukung
oleh
jaringan
kemitraan
yang
luas. Sistem
pengembangan
industri
pertahanan
merupakan
31
iptek
pertahanan,
industri
strategis
yang
di
bertekad
bidang
untuk
daya
mengembangkan
gerak,
daya
industri
tempur,
Pendukung
kekuatan persenjataan
dalam rangka
32
2.4.3.
untuk
membantu
Indonesia.
Kerja
sama
sumber daya
33
segi
pengembangan
sains
dan
teknologi
dalam
negeri,
menyusun
kebijakan
pembinaan
teknologi
dan
industri
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas terkait
strategi pengembangan industri pertahanan dalam rangka mendukung
kemandirian Alutsista, dengan menggali berbagai informasi dari sejumlah
stakeholders yang meliputi faktor-faktor penyebab tidak optimalnya
industri pertahanan dalam mendukung kebutuhan Alutsista TNI selama ini
agar dapat dirumuskan strategi yang tepat di masa mendatang bagi
optimalisasi peran industri pertahanan dalam mendukung kemandirian
Alutsista tersebut.
Faktor-faktor
yang diasumsikan
34
kendala, sehingga dapat diambil strategi dan upaya yang paling mungkin
dilakukan bagi optimalisasi peran industri pertahanan tersebut.
2.6.
Instrumen Penelitian
Instrumen
(interview)
yang
digunakan
mendalam
kepada
pada
penelitian
sejumlah
ini
adalah
stakeholders
di
wawancara
lingkungan
saat
ini,
kendala-kendala
apa
selama
ini
yang
sering
Alutsista
tersebut,
serta
peluang
dan
kendala
yang
mungkin
35
Analisis SWOT
Sementara itu Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities
and
Threat)
Analysis
adalah
analisis
yang
dilakukan
untuk
dapat
dan memanfaatkan
II
IV
Kelemahan
(Weaknesses)
Kekuatan
(Strengths)
Bertahan
III
II
Ancaman (Threats)
Gambar 2.1.
9
Kuadran SWOT
Siagian, Sondang P. 2008, Manajemen Stratejik, Edisi ke-8, Bumi Aksara, Jakarta hal. 56
36