30 undefined
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan
merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat
membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk
mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai
tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan
bermasyarakat.
Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari pengertian
keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar yang sebagian
besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.Menurut Arifin (dalam Suhendi, Wahyu, 2000:41) keluarga
diartikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
dihubungkan dengan pertalian darah,perkawinan atau adopsi (hukum) yang
memiliki tempat tinggal bersama.Selanjutnya, Abu Ahmadi (dalam Suhendi,
Wahyu, 2000: 44 -52), mengenai fungsi keluarga adalah sebagai suatu
pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan di dalam atau diluar keluarga.
Adapun fungsi keluarga terdiri dari:
c. Fungsi Edukatif
Keluarga merupakan guru pertama dalam mendidik anak. Hal itu dapat
dilihat dari pertumbuhan sorang anak mulai dari bayi, belajar jalan, hingga
mampu berjalan.
d. Fungsi Religius
Dalam masyarakat Indonesia dewasa ini fungsi di keluarga semakin
berkembang, diantaranya fungsi keagamaan yang mendorong
dikembangkannya keluarga dan seluruh anggotanya menjadi insan-insan
agama yang penuh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e. Fungsi Protektif
Keluarga merupakan tempat yang nyaman bagi para anggotanya. Fungsi ini
bertujuan agar para anggota keluarga dapat terhindar dari hal-hal yang
negatif. Dalam setiap masyarakat, keluarga memberikan perlindungan fisik,
ekonomis, dan psikologis bagi seluruh anggotanya.
f. Fungsi Rekreatif
Fungsi ini bertujuan untuk memberikan suasana yang sangat gembira dalam
lingkungan. Fungsi rekreatif dijalankan untuk mencari hiburan. Dewasa ini,
tempat hiburan banyak berkembang diluar rumah karena berbagai fasilitas
dan aktivitas rekreasi berkembang dengan pesatnya. Media TV termasuk
dalam keluarga sebagai sarana hiburan bagi anggota keluarga.
g. Fungsi Ekonomis
Pada masa lalu keluarga di Amerika berusaha memproduksi beberapa unit
kebutuhan rumah tangga dan menjualnya sendiri. Keperluan rumah tangga
itu, seperti seni membuat kursi, makanan, dan pakaian dikerjakan sendiri
oleh ayah, ibu, anak dan sanak saudara yang lain untuk menjalankan fungsi
Category: 2 komentar
Home
Parenting
Bayi
Balita
Anak
Dewasa
Keluarga
Masyarakat
Islam
Info Islam
Ramadan
Alquran
Hunian
Desain dan Interior
Opini
Fashion
Kesehatan
Kecantikan
Kehamilan
Makanan
Resep
Kisah
Cerita Anak
Inspirasi
Contoh Kasus
Fun
Resensi Buku
Resensi Film
Cerpen
DIY (Do It Yourself)
Puisi
Komunitas
Desa Quran
Bagikan di Facebook
Peran anak dalam keluarga mempunyai aturan khusus. Seperti halnya orang tua
yang mempunyai peran mendidik anak secara baik, peran anak adalah mematuhi
aturan yang diberikan oleh orang tuanya. Dalam Islam, ada adab-adab anak
terhadap orang tua. Berikut 5 peran anak dalam keluarga.
1. Tidak Berkata Ah ketika Disuruh
Begitu pentingnya perintah untuk berbakti kepada orang tua, seorang anak bahkan
tidak diperbolehkan untuk berkata Ah tatkala salah satu atau kedua orang tuanya
meminta atau memerintahkan sesuatu. Jika perkataan Ah saja termasuk dosa
kepada orang tua kita, bagaimana dengan membentak, memukul, atau hal lain
yang lebih kejam dari itu? Tentu dosanya akan jauh lebih besar lagi, bukan? Selain
itu, Allah pun memerintahkan kita agar senantiasa bersikap lemah lembut kepada
orang tua kita dan selalu mendoakan keduanya.
Dan, Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia. (Q.S. Al Isra: 23)
2. Taat kepada Keduanya selama Tidak Menyimpang
Anak yang saleh adalah anak yang berbakti terhadap orang tuanya. Peran anak
dalam keluarga yang kedua adalah mengikuti perintah orang tua kita, selama
aturan yang diberlakukan tidak menyimpang dari aturan Allah, tidak menyakiti
perasaannya, berkata secara baik, apalagi hingga membuat mereka menangis.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa kasih ibu sepanjang masa, kasih anak
sepanjang jalan. Artinya, seorang ibu sampai kapan pun akan sayang dan tidak
pernah mengeluh capai untuk mengurus anaknya. Namun, seorang anak bisa lelah
untuk mengurus orang tuanya.
Justru, ketika orang tua kita sudah tua renta, sakit-sakitan, peran kita sebagai anak
harus merawatnya dengan ikhlas. Jangan langsung dilemparkan ke panti jompo.
Kasihan orang tua kita. Mereka sudah berjuang membesarkan kita, saatnya kita
membalas kebaikan yang telah mereka curahkan. Insya Allah pahala akan mengalir
dalam diri kita.
4. Berusaha untuk Menjadi Anak yang Saleh dan Salihah
Hal yang bisa menyelamatkan orang tua kita ketika sudah tiada hanyalah 3 amalan,
yaitu ilmu yang bermanfaat, amal jariah, dan anak yang saleh dan salihah. Untuk
menjadi anak yang saleh dan salihah, tentu kita harus selalu taat terhadap perintah
Allah. Salat 5 waktu, berbakti kepada kedua orang tua, dan selalu menerapkan
syariat/aturan Islam di dalam kehidupan sehari-hari kita. Oleh karena itu, menjadi
anak yang saleh/salihah adalah salah satu peran anak dalam keluarga.
5. Tidak Menyaut saat Orang Tua Marah
Dalam keluarga, pastilah orang tua pernah marah kepada anak. Mereka marah
tentu ada sebabnya, entah anaknya berbuat nakal atau membantah saat diarahkan.
Marahnya orang tua adalah bentuk kasih sayang mereka terhadap kita. Kita sebagai
anak tidak perlu menyaut dengan kata-kata jika orang tua sedang memarahi.
Dengarkan hal yang mereka sampaikan, lalu instropeksilah diri kita. Mengapa orang
tua bisa sampai marah? Sering membuat marah orang tua akan mengakibatkan
mereka kurang percaya terhadap kita. Efeknya, jika ada sesuatu atau kita hendak
izin pergi, seringkali tidak dibolehkan karena sikap kita yang kurang baik terhadap
mereka. Jadi, jika sudah tahu peran anak dalam keluarga ini, sebaiknya kita diam
saja ketika orang tua sedang marah, lalu jangan ulangi perbuatan buruk lagi.
Begitulah seharusnya peran anak dalam keluarga
Secara umum kehadiran anak dalam keluarga dapat dilihat dari faktor yang menguntungkan
orang tua dari segi psikologis, ekonomi dan sosial. Hal ini dikutip dari pendapat Horowirz
(1985), Suparlan (1989), Zinn dan Eitzen (1990), yaitu:
1. Anak sebagai pengikat tali perkawainan. Kehadiran anak mendorong komunikasi antara
suami isteri karena mereka merasakan pengalaman bersama anak mereka.
2. Orang tua merasa lebih muda dengan membayangkan masa muda mereka melalui
kegiatan anak mereka.
3. Anak merupakan simbol penghubung antara masa lalu dan masa depan.
4. Adanya tujuan hidup yang ingin dimiliki orang tua dengan adanya anak.
5. Anak sebagai sumber kasih sayang dan perhatian.
6. Anak dapat meningkatkan status seseorang. Pada masyarakat dengan keadaan tertentu,
individu baru mempunyai hak suara setelah ia memiliki anak.
7. Anak sebagai penerus keturunan terutama yang menganut sistem patrilineal. Bahwa anak
laki-laki sebagai penerus keturunan, bila tidak maka keluarga itu dianggap akan punah.
8. Anak sebagai pearis harta pusaka. Bagi masyarakat penganut sistem matrilineal anak
perempuan sebagai penerus dan penjaga harta pusaka yang diwarisinya, sebaliknya pada
masyarakat penganut sistem patrilineal.
9. Anak mempunyai nilai ekonomis yang penting. Di daerah Jawa, anak sudah dapat
membantu orang tua pada usia yang sangat muda. White (1982) menemukan bahwa
umumnya anak mulai teratur membantu orang tua pada usia 7-9 tahun, tetapi juga
ditemukan beberapa kasus anak yang membantu sejak mereka berumur 5-6 tahun.
10.
11.
12. Lingkungan memiliki peran penting dalam kepribadian seseorang. Khususnya lingkungan
keluarga. Kedua orang tua adalah pemain peran penting ini. Lingkungan keluarga adalah
sebuah awal kehidupan bagi setiap manusia. Dikarenakan bahwa pentingnya pengaruh
keluarga dalam pendidikan anak dalam beberapa masalah seperti masalah aqidah,
budaya, norma, emosional dan sebaginya. Keluarga menyiapkan sarana pertumbuhan dan
pembentukan kepribadian anak sejak dini. Dengan kata lain kepribadian anak tergantung
pada pemikiran dan perlakuan kedua orang tua dan lingkungannya dan tidak lepas dengan
etika dan penyampaian sesuatu dari kedua orang tua tersebut.
Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi seseorang.
Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki
pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian
manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam
lingkungan keluarga.
Peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian seseorang
1. Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya.Ketika anak-anak
mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari kedua orang tuanya, makaSaat mereka
terkena masalah di dalam atau di luar kehidupan atau lingkungan keluarga, mereka bisa
mengatasinya dengan baik karena ada dukungan kasih sayang dan cinta dari kedua
orangtuanya.
2. Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan
ketenangan jiwa anak-anak.Hal ini dapat membantu anak menjadi lebih kreatif dan
berfikir secara dewasa,logis dan bijaksana. Karena lingkungan berdampak besar terhadap
siklus perkembangan anak.
3. Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak.Saling menghormati artinya
dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negatif sekaitan dengan kepribadian dan
perilaku mereka serta menciptakan kasih sayang dan keakraban, dan pada waktu yang
bersamaan kedua orang tua harus menjaga hak-hak mereka yang terkait dengan diri
mereka dan orang lain. Kedua orang tua harus bersikap tegas supaya mereka juga mau
menghormati sesamanya.
4. Mewujudkan kepercayaan.Menghargai dan memberikan kepercayaan terhadap anakanak berarti memberikan penghargaan dan kelayakan terhadap mereka, karena hal ini
akan menjadikan mereka maju dan berusaha serta berani dalam bersikap. Kepercayaan
anak-anak terhadap dirinya sendiri akan menyebabkan mereka mudah untuk menerima
kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri mereka. Mereka percaya diri dan yakin
dengan kemampuannya sendiri. Dengan membantu orang lain mereka merasa
keberadaannya bermanfaat dan penting.
5. Mengadakan perkumpulan dan rapat keluarga.Hal ini di maksudkan agar ada
keterkaitan atau hubungan lebih khusus antara orangtua dan anak. Momen ini juga bisa di
gunakan untuk saling tanya jawab, bercerita tentang masalah atau kejadian yang menarik
bagi diri anak maupun orangtua. Seperti sesi curhat. Hal ini juga bisa lebih mendekatkan
hubungan orangtua dan anak. Psikis yang di terima oleh anak pun menjadi bagus
daripada tidak mengadakan perkumpulan keluarga sama sekali
13.
14.
15.
16. Lingkungan memiliki peran penting dalam kepribadian seseorang. Khususnya lingkungan
keluarga. Kedua orang tua adalah pemain peran penting ini. Lingkungan keluarga adalah
sebuah awal kehidupan bagi setiap manusia. Dikarenakan bahwa pentingnya pengaruh
keluarga dalam pendidikan anak dalam beberapa masalah seperti masalah aqidah,
budaya, norma, emosional dan sebaginya. Keluarga menyiapkan sarana pertumbuhan dan
pembentukan kepribadian anak sejak dini. Dengan kata lain kepribadian anak tergantung
pada pemikiran dan perlakuan kedua orang tua dan lingkungannya dan tidak lepas dengan
etika dan penyampaian sesuatu dari kedua orang tua tersebut.
Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi seseorang.
Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki
pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian
manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam
lingkungan keluarga.
Peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian seseorang
1. Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya.Ketika anak-anak
mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari kedua orang tuanya, makaSaat mereka
terkena masalah di dalam atau di luar kehidupan atau lingkungan keluarga, mereka bisa
mengatasinya dengan baik karena ada dukungan kasih sayang dan cinta dari kedua
orangtuanya.
2. Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan
ketenangan jiwa anak-anak.Hal ini dapat membantu anak menjadi lebih kreatif dan
berfikir secara dewasa,logis dan bijaksana. Karena lingkungan berdampak besar terhadap
siklus perkembangan anak.
3. Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak.Saling menghormati artinya
dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negatif sekaitan dengan kepribadian dan
perilaku mereka serta menciptakan kasih sayang dan keakraban, dan pada waktu yang
bersamaan kedua orang tua harus menjaga hak-hak mereka yang terkait dengan diri
mereka dan orang lain. Kedua orang tua harus bersikap tegas supaya mereka juga mau
menghormati sesamanya.
4. Mewujudkan kepercayaan.Menghargai dan memberikan kepercayaan terhadap anakanak berarti memberikan penghargaan dan kelayakan terhadap mereka, karena hal ini
akan menjadikan mereka maju dan berusaha serta berani dalam bersikap. Kepercayaan
anak-anak terhadap dirinya sendiri akan menyebabkan mereka mudah untuk menerima
kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri mereka. Mereka percaya diri dan yakin
dengan kemampuannya sendiri. Dengan membantu orang lain mereka merasa
keberadaannya bermanfaat dan penting.
5. Mengadakan perkumpulan dan rapat keluarga.Hal ini di maksudkan agar ada
keterkaitan atau hubungan lebih khusus antara orangtua dan anak. Momen ini juga bisa di
gunakan untuk saling tanya jawab, bercerita tentang masalah atau kejadian yang menarik
bagi diri anak maupun orangtua. Seperti sesi curhat. Hal ini juga bisa lebih mendekatkan
hubungan orangtua dan anak. Psikis yang di terima oleh anak pun menjadi bagus
daripada tidak mengadakan perkumpulan keluarga sama sekali
17.
Ayah adalah bagian yang tak terpisahkan dalam keluarga. Keluarga bukan hanya urusan para Ibu,
sementara urusan Ayah adalah mencari nafkah. Pembagian peran yang kaku antara Ayah dan Ibu
tidak memadai dan bukan zamannya lagi. Baik Ayah maupun Ibu, semuanya menjalani peranmulti di dalam keluarga.
Ada 4 peran Ayah di dalam keluarga sebagaimana yang dinyatakan oleh Najeela Shihab. Peran
itu adalah:
1. Player (teman bermain)
Sebagai player, Ayah menjadi teman bermain bagi anak-anaknya. Permainan membuat anak
merasa nyaman dan menjadi sarana membangun ikatan. Semakin sering Ayah bermain dengan
anak, biasanya semakin berkualitas mental anak.
2. Teacher (sebagai pendidik dan pengasuh)
Seorang ayah yang baik juga harus bisa berperan sebagai guru. Guru itu berarti sumber
pengetahuan bagi anak. Peran penting Ayah sebagai guru bukan hanya untuk mentransfer
pengetahuan, tetapi juga untuk memelihara rasa keingintahuan anak.
Bidang-bidang yang biasanya dikuasai Ayah dan lebih baik dari Ibu adalah pelajaran ABCD
(Ally/sekutu, Boundaries/batas, Challenge/tantangan, Dreams/mimpi).
3. Protector (pelindung)
Setiap Ayah pasti memiliki naluri untuk melindungi anaknya sejak lahir. Tapi fungsi Ayah
sebagai pelindung bukan hanya itu. Justru, yang terpenting adalah mengajarkan anak-anak untuk
melindungi dirinya sendiri karena orangtua tak mungkin bersama mereka setiap waktu.
Sebagai pelindung, Ayah perlu menjadi Spy, dalam arti berusaha mengenali dunia anak:
mengetahui apa kesukaannya, apa yang dibencinya, teman-teman dekatnya, dan dunia yang
ditekuni anak. Semakin Ayah mengetahui dunia anak, semakin mudah menjalin komunikasi dan
koneksi dengan mereka. Sebaliknya, semakin Ayah tak mengetahui dan asing dengan dunia yang
sedang disenangi anak, semakin jauh hubuan Ayah-Anak.
4. Partner (mitra)
Sebagai partner, fungsi Ayah bukanlah mendukung Ibu dalam pengasuhan anak, tetapi equal
partner. Artinya, Ayah memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dengan Ibu.
Sebagai partner, Ayah tidak boleh hanya berharap dan bergantung pada Ibu, tetapi juga terlibat
aktif. Ayah juga memiliki hak untuk bermain bersama anak, tak hanya berfungsi sebagai bad
cop untuk menakut-nakuti anak.
Karena Ayah dan Ibu adalah partner, maka peraturan rumah tangga pun perlu disepakati dan
tidak boleh berseberangan. Ayah dan Ibu perlu punya suara sama. Jika Ayah mengatakan tidak,
Ibu juga mengatakan yang sama. Demikian sebaliknya.
Kehadiran ayah dalam kehidupan anak, ternyata punya makna yang besar sekali. Hal ini karena
ayah mengambil peran yang berbeda dengan ibu dalam kehidupan anak:
1. Kasih ibu bersifat tidak bersyarat sedangkan Cinta Ayah lebih bersifat kualitatif dan melekat
pada performance anak
2. Ibu kuatir tentang bagaimana bayinya bisa bertahan hidup sedangkan Ayah berpikir bagaimana
anaknya dapat menghadapi masa depan
3. Ibu men-disiplin anak-anak waktu demi waktu sedangkan Ayah mendisplin anak dengan
peraturan
4. Dari ibu, anak belajar segi emosinya sedangkan dari Ayah, anak belajar untuk hidup di tengah
masyarakat
5. Ibu memberitahukan anak-anak untuk hati-hati ini dan itu didalam bermain sedangkan Ayah
justru mendorong anak untuk berani mencoba sesuatu yang baru.
Jadi, dari keberbedaan kualitatif antara apa yang dilakukan ibu dan ayah terhadap anaknya
tersebut di atas, menunjukkan betapa pentingnya kehadiran ayah di tengah-tengah anaknya.
Buku Five Key Habits of Smart Dads menunjukkan riset yang dilakukan terhadap anak-anak
yang dibesarkan tanpa adanya peran ayah di tengah kehidupannya cenderung mempunyai
beberapa kekurangan psikologis antara lain berupa:
1. Kepercayaan diri sendiri yang rendah
2. Tidak mempunyai kepedulian sosial yang baik
3. Sulit untuk menyesuaikan diri untuk keadaan tertentu
4. Resiko yang lebih tinggi untuk perkembangan masalah psiko-seksual.
PENGERTIAN KELUARGA
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga kulawarga yang berarti
anggota dan kelompok kerabat. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa
orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti (nuclear
family) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
Ada beberapa pendapat tentang pengertian dari keluarga :
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan
lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,esensial, enak
dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan
masing-masing anggotanya.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masingmasing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas 2 orang atau lebih dengan adanya ikatan
perkawinan atau pertalian yang hidup dalam satu rumah tangga di bawah asuhan
seorang kepala rumah tangga dan berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
yang setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing sehingga
diciptakan untuk mempertahankan suatu kebudayaan.
2. BENTUK-BENTUK KELUARGA
Patrilinear adalah keturunan sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
Matrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa ganerasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
Berdasarkan Jenis Perkawinan
Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan seorang istri.
Poligami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan lebih dari satu
istri.
Berdasarkan Pemukiman
Patrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan keluarga
sedarah suami.
Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan
keluarga satu istri
Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami maupun
istri.
Berdasarkan Jenis Anggota Keluarga
Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anakanak.
Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambahkan dengan sanak
saudara. Misalnya : kakak, nenek, keponakan, dan lain-lain.
Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
Keluarga Duda/janda (Single Family) dalah keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga.
Berdasarkan Kekuasaan
Patriakal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah dipihak ayah.
Matrikal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah pihak ibu.
Equalitarium adalah keluarga yang memegang kekuasaan adalah ayah dan ibu.
3. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila
kelak dewasa.
2. Fungsi Sosialisasi Anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah
bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari
tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung
dan merasa aman.
4. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling
pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan
tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain
yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
6. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumbersumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala
keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian
rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi
ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara
nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.
8. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk
meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
f.
3. Peran Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut
Nasrul Effendy 1998, hal 34 adalah sebagai berikut :
a.
Peran ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak anak,
berperan sebagai pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi
rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peran ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak anaknya. Ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai
pengasuh dan pendidik anak anaknya, pelindung dan sebagai salah
satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c.
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman, 1998 hal 100, didefinisikan
sebagai hasil atau konsekwensi dari struktur keluarga. Lima fungsi
keluarga yang paling berhubungan erat saat mengkaji dan
mengintervensi keluarga adalah ;
a.
Fungsi Perawat Kesehatan : untuk mengadalan kebutuhankebutuhan fisik pangan, sandang, papan dan perawatan kesehatan.
Keluarga pemula
c.
Mensosialisasikan anak
e.
f.
h. Keluarga lansia
6.
a.
kondisi,
dan
mengayomi
awak-awak
yang
menapukan
mampu
membuat
suatu
keputusan
yang
bijak
dengan
di
mana,
bagaimana
nanti
pendidikan
anak-anak,
akan
menghabiskan masa tua dengan cara apa, dan sebagainya. Masa depan
yang baik tentu dimulai dari perencanaan yang matang di masa kini.
10. Menjadi imam keluarga
Selain menjadi teladan dalam nilai-nilai kehidupan, seorang ayah harus
dapat menjadi imam yang baik. Imam dalam artian di sini yaitu memberikan
waktunya
untuk
keluarga.
Ayah
harus
menemani
Realitas peran ibu kini adalah bahwa di banyak keluarga, tanggung jawab utama
atas anak maupun pekerjaan rumah tangga dan bentuk lainnya dari pekerjaan
keluarga masih dibebankan di pundak ibu (Barnard & Martell, 1995 dalam Santrock,
2007) 1.1 Ibu bekerja Ibu bekerja adalah ibu yang melakukan suatu kegiatan di luar
rumah dengan tujuan untuk mencari nafkah untuk keluarga. Selain itu salah satu
tujuan ibu bekerja adalah suatu bentuk aktualisasi diri guna menerapkan ilmu yang
telah dimiliki ibu dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain dalam bidang
pekerjaan yang dipilihnya (Santrock, 2007). Beberapa alasan yang mendukung
tujuan ibu bekerja menurut Gunarsa (2000) adalah: (1) karena keharusan ekonomi,
untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Hal ini terjadi karena ekonomi keluarga
yang menuntut ibu untuk bekerja. Misalnya saja bila kehidupan ekonomi
keluarganya kurang, penghasilan suami kurang untuk mencukupi kebutuhan sehari
hari keluarga sehingga ibu harus bekerja, (2) karena ingin mempunyai atau
membina pekerjaan. Hal ini terjadi sebagai wujud aktualisasi diri ibu, misalnya bila
ibu seorang sarjana akan lebih memilih bekerja untuk membina pekerjaan, (3)
proses untuk mengembangkan hubungan sosial yang lebih luas dengan orang lain
dan 8 Universitas Sumatera Utara menambah pengalaman hidup dalam lingkungan
pekerjaan, (4) karena kesadaran bahwa pembangunan memerlukan tenaga kerja
baik tenaga kerja pria maupun wanita. Hal ini terjadi karena ibu mempunyai
kesadaran nasional yang tinggi bahwa negaranya memerlukan tenaga kerja demi
melancarkan pembangunan, (5) pihak orang tua dari ibu yang menginginkan ibu
untuk bekerja, (6) karena ingin memiliki kebebasan finansial, dengan alasan tidak
harus bergantung sepenuhnya pada suami untuk memenuhi kebutuhan sendiri,
misalnya membantu keluarga tanpa harus meminta dari suami, (7) bekerja
merupakan suatu bentuk penghargaan bagi ibu, (8) bekerja dapat menambah
wawasan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pola asuh anak anak.
Alasan alasan diatas menjadi dasar terjadinya pergeseran nilai peran seorang ibu.
Ibu harus menjalankan peran ganda dalam melaksanakan perannya sebagai sosok
seorang ibu. Peran ganda ini berpengaruh positif maupun negatif terhadap kondisi
keluarga terutama terhadap anak. Pengaruh ibu yang bekerja pada hubungan anak
dan ibu, sebagian besar bergantung pada usia anak pada waktu ibu mulai bekerja.
Jika ibu mulai bekerja sebelum anak telah terbiasa selalu bersamanya, yaitu
sebelum suatu hubungan tertentu terbentuk, maka pengaruhnya akan minimal.
Tetapi jika hubungan yang baik telah terbentuk, anak itu akan menderita akibat
deprivasi maternal, kecuali jika seorang pengganti ibu yang memuaskan tersedia,
yaitu seorang pengganti yang disukai anak dan yang mendidik anak dengan cara
yang tidak akan menyebabkan kebingungan atau kemarahan di pihak anak
(Hurlock, 2007). 9 Universitas Sumatera Utara 1.2 Ibu tidak bekerja Ibu yang tidak
bekerja memiliki tanggung jawab untuk mengatur rumah tangga. Dalam konteks
inilah peran seorang ibu berlaku, yaitu mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh
dan pendidik anak anaknya, dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya (Santrock, 2007).
Ibu yang tidak bekerja dapat lebih memahami bagaimana sifat dari anak anaknya.
Karena sebagian besar waktu yang dimiliki ibu yang tidak bekerja dihabiskan di