Pertumbuhan Tanaman Kel. 9
Pertumbuhan Tanaman Kel. 9
Adam Gemilang
Istin Mawarni
Wildan Nurfadila
Risyda Lutfiana
Alexander Kevin S
Fajar Buhiati
PT/06219
PT/06401
PT/06437
PT/06475
PT/06557
PT/06575
Disusun oleh:
Kelompok IX
BAB V
PERTUMBUHAN TANAMAN
Tinjauan Pustaka
Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan tanaman adalah proses pertambahan volume yang
irreversible (tidak dapat kembali) karena adanya pembelahan mitosis atau
pembesaran sel, dapat juga disebabkan oleh keduanya. Pertumbuhan
dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. (Mangoendidjojo, 2003).
Siklus hidup tanaman, mulai dari perkecambahan sampai panen
selalu beradaptasi terhadap lingkungan. Besarnya proses adaptasi
pertumbuhan tanaman selama siklus hidupnya tidak sama. Hal ini
berhubungan
langsung
dengan
proses
fisiologis,
morfologis
dan
mengidentifikasi
decumben.
Merambat
batang
yaitu
utama.
batang
Batang
bersifat
berkembang
tegak
menjalar
atau
diatas
merupakan
tanaman
asli
daratan
Cina
dan
telah
: Spermatophyta
Classis
: Dicotyledoneae
Ordo
: Rosales
Familia
: Papilionaceae
Genus
: Glycine
Species
: Glycine max (L.) Merill.
(Adisarwanto, 2005)
Siklus hidup tanaman kedelai mulai Biji kedelai berkeping dua,
terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan endosperma. Embrio
terletak di antara keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat.
Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah.
Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapi ada pula yang bundar
atau bulat agak pipih. Kecambah biji kedelai yang kering akan
berkecambah bila memperoleh air yang cukup. Kecambah kedelai
tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul diatas tanah. Warna hipokotil,
yaitu bagian batang kecambah di bawah daun kecambah (kotiledon), ungu
atau hijau yang terpaut dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil
ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih.
Kecambah kedelai dapat digunakan sebagai sayuran ( tauge). Perakaran
tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar
cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan
tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke
dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping
dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain
berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air
maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan tempat
terbentuknya bintil- bintil akar. Bintil akar tersebut berupa koloni dari
bakteri pengikat nitrogen. Brady rhizobium japonicum yang bersimbiosis
secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah mengandung
bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 sampai 20 hari setelah
tanam. Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari udara
dalam bentuk gas N2 (nitrogen) yang kemudian dapat digunakan oleh
kedelai setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3+). Batang Kedelai
berbatang memiliki tinggi 30 sampai 100 cm. Batang dapat membentuk 3
sampai 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi
berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang
dapat
dibedakan
menjadi
terbatas
(determinate),
tidak
terbatas
dan
berwarna
kuning
kecoklatan
atau
abu-abu.
Selama
proses
tanaman
leguminosae
dalam
konsep
pertanian
organik
Tanggal
Tinggi tanaman
Jumlah daun
20 Maret
2015
21 Maret
2015
22 Maret
2015
23 Maret
2015
24 Maret
2015
25 Maret
2015
26 Maret
2015
27 Maret
2015
28 Maret
2015
29 Maret
2015
30 Maret
2015
31 Maret
2015
1 April 2015
2 April 2015
3 April 2015
4 April 2015
5 April 2015
6 April 2015
7 April 2015
8 April 2015
9 April 2015
10 April 2015
11 April 2015
12 April 2015
13 April 2015
14 April 2015
15 April 2015
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
16 April 2015
17 April 2015
eksternal
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
lingkungan
yaitu
cahaya.
Oksigen
pada
pertumbuhan
dan
Tanggal
Nodul
Keterangan
18 april 2015
Tidak tumbuh
bintil
akar
dipengaruhi
oleh
ketersediaan
nitrogen,
afektif
2NO2+2H2O+4H
2NO2 + O2
2NO3
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
praktikum
pertumbuhan
tanaman
dapat
Daftar Pustaka
.
Adisarwanto, T. 2005. Budidaya dengan Pemupukan yang Efektif dan
Pengoptimalan Peran Bintil Akar Kedelai. Penebar Swadaya Bogor.
Champbell, N.A., Reece J.B. and Mitchell L. G. 2002. Biologi . Edisi
Kelima Jilid I. AlihBahasa : Lestari R, Adil M.I.L, dan Anita N.
Erlangga. Jakarta
Irawan, Aep Wawan. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai. Fakultas
Pertanian Universitas Padjajaran. Jatinangor.
Kumalasari, Dyah ika. Endah Dwi, Erma Prihastanti. 2013 pembentukan
Bintil Akar Tanaman Kedelai (Glysine max L Merrill) dengan
Perlakuan Jerami pada Mas Inkubasi yang Berbeda. Universitas
Diponegoro
Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius.
Yogyakarta
Mulyadi, Achmad. 2012. Pengaruh Pemberian Legin, Pupuk NPK
(15:15:15) dan Urea pada Tanah Gambut Terhadap Kandungan N,
P Total Pucuk dan Bintil Akar Kedelai (Glysine max (L.) Merr.).
2012. Kaunia. VIII (I) : 21-29
Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 2002. Fisiologi Tumbuhan Jilid III.
Institute Teknik Bandung. Bandung
Soetrisno, R.D. 2008. Pengantar Kultur Jaringan Tanaman Pakan Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Suharno. 2014. Peranan Rhizobium japonicum Pada Produktivitas
Kedelai. STPP. Yogyakarta
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta
Suryatini. 2012. Rhizobium Indegenous dan Pengaruhnya Terhadap
Keberhasilan Inokulasi. Buletin Palawija. Balitkapbi Malang
Widyati, Enny. 2007. Formulasi Inokulum Mikrobia : ma, BPF dan
Rhizobium Asal Lahan Bekas Tambang Batubara Untuk Bibit
Acacia Crssicarpa. No3. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam,
Bogor