Anda di halaman 1dari 2

Begini Cara Kerja Sistem e-Voting Buatan

BPPT
Oleh : evotingindonesia | 23 Juli 2014 | Dibaca : 391 Pengunjung

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah membuat sistem e-Voting.
Dengan sistem yang dibuat ini, diyakini mampu mempermudah proses Pemilu yang
selama
ini
memakan
waktu
dan
biaya.
"e-Voting ini sistem yang mulai berjalan sejak pembuatan surat suara, setelah itu
pemungutan suara, usai penghitungan hasil langsung dikirim. Sehingga setelah TPS
tutup, maka hasil realcount sudah masuk ke data center," kata Kepala Program Sistem
Pemilu Elektronik BPPT, Andrari Grahitandaru dalam paparan yang disampaikan di
kantornya,
Jl
MH
Thamrin,
Jakpus,
Rabu
(23/7/2014).
Cara penggunaan berbagai alat dalam sistem e-Voting pun cukup mudah. Pihak BPPT
yakin, masyarakat di pedesaan pun bisa menggunakan alat-alat untuk menyalurkan hak
pilih
mereka.

Pertama, saat datang ke TPS, para pemilih harus menunjukkan e-KTP. Petugas akan
melakukan
scaning
menggunakan
alat.
"Scanning e-KTP untuk otentifikasi pemilih, sehingga tidak perlu ada undangan lagi,"
jelas
Andrari.
Setelah e-KTP berhasil dipindai, pemilih akan mendapatkan kartu token pemilih. Kartu
token kemudian dibawa masuk ke dalam bilik suara. Kartu kemudian dimasukkan dalam
mesin
yang
berada
di
bilik.
Setelah kartu dimasukkan, akan muncul tampilan di layar. Pemilih bisa langsung memilih
salah satu gambar calon yang ada dilayar. Tidak perlu mencoblos, tinggal menyentuh
gambar
yang
dipilih.
"Setelah itu akan keluar pesan konfirmasi, bila sudah yakin dengan pilihannya, tinggal
sentuh 'Ya', bila belum yakin sentuh 'Tidak' maka layar akan kembali menampilkan
gambar
para
calon,"
ungkap
Andrari.
Bila pilihan sudah terkonfirmasi, akan keluar struk tanda telah memberikan hak suara.
Struk ini kemudian diberikan kepada petugas sebagai bukti telah memberikan hak suara.
"Pada saat pemungutan suara, alat elektronik tidak masuk ke jaringan apapun, sehingga
keamanan
akan
terjaga,"
tegas
Andrari.
Setelah pemungutan suara selesai, proses penghitungan dilakukan dengan otomatis.
Namun, para saksi bisa memastikan hasil hitungan harus cocok dengan struk yang telah
dikumpulkan.
Setelah proses penghitungan selesai, hasil langsung dikirimkan ke data center. Data
center akan melakukan tabulasi otomatis dari semua data yang diterima dari seluruh TPS.
Form C1 juga tetap ada, scan form C1 akan dikirim ke KPU dan Bawaslu. Sehingga,
Bawaslu bisa langsung melakukan audit setelah mendapatkan hasil rekapitulasi.
"Dengan sistem ini tidak akan ada penggelembungan suara. Kertas suara rusak juga tidak
ada," tutur Andrari.

Anda mungkin juga menyukai