Anda di halaman 1dari 3

Hikmah

Berpikir Positif

erbaik sangka (khusnudzan) dan berpikir positif hendaknya melekat pada diri kita.
Mengapa? Karena bisa jadi orang lain tidaklah seburuk yang kita kira.
Kita hanya melihat apa yang tampak tapi tidak tahu niat baik apa yang ada dihatinya.

Dengan berbaik sangka dan berpikir positif dapat mengubah suatu keburukan menjadi
kebaikan.
Ketika menghadapi penentangan lantaran risalah Islam yang dibawanya, Rasulullah
SAW bukannya melontarkan doa kutukan. Beliau justru memohonkan maaf dan harapan kepada
yang telah menyakitinya agar diberi petunjuk Allah SWT. Pilihan beliau ternyata tidak salah.
Tak lama setelah peristiwa itu mereka yang pernah menyakiti beliau memeluk Islam dan
menjadi sahabat yang paling setia. ''Tanggapilah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik,
maka tiba-tiba orang yang antaramu dengan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi
teman yang sangat akrab." (QS AI-Fushilat: 34).
Berbaik sangka dan berpikir positif dapat menyelamatkan hati dan hidup kita. Hati yang
bersih adalah yang tidak menyimpan kebencian. Hati yang tenteram adalah yang tidak
memendam syakwasangka dan apriori terhadap orang lain. Dan hati yang berseri-seri ialah
yang selalu berpikir positif bagi dirinya maupun orang lain.
Sementara kebencian, berburuk sangka dan berpikir negatif hanya akan meracuni
hati kita. Umpatan seorang Yahudi yang mendatangi Rasulullah SAW tak membuatnya berpikir
balas dendam, meski beliau bisa melakukannya.
Ada ungkapan yang sangat menggugah dari seorang sufi. "Yang paling penting adalah
bagaimana kita selalu baik kepada semua orang. Kalau kemudian ada orang yang tidak baik
kepada kita. itu bukan urusan kita tapi urusan orang itu dengan Allah SWT."
Berpikir positif pun bjsa membuat hidup kita lebih legowo, karena Allah SWT
seringkali menyiapkan rencana yang mengejutkan bagi hamba-Nya. Suatu saat, Umar Bin
Khathab tengah dirundung kegalauan yang menyesakkan.
Putrinya, Hafshah, baru saja menjanda. Umar datang menemui Abu Bakar dan
menawarinya menikahi Hafshah. Ternyata Abu Bakar menolak. Umar pun menawari Utsman
bin Affan untuk menikahi Hafshah. Namun. Utsrnan pun menolaknya.
Dalam kegalauan itu. Umar mengadu kepada Rasulullah SAW tentang sikap kedua
sahabatnya itu. Rasulullah SAW menuntun Umar agar selalu berpikir positif. sehingga bisa
menjalani hidup dengan legowo.
Rasulullah SAW bahkan berdoa, "Semoga Allah akan menentukan pasangan bagi
Hafshah, yang jauh lebih baik dari Utsman serta menentukan pasangan bagi Utsman, yang
jauh lebih baik dari Hafshah." Ternyata. tak lama setelah itu. Rasulllah SAW menikahkan

Utsman dengan putri beliau sendiri. Dan setelah itu, beliau pun menikahi Hafshah.

Anda mungkin juga menyukai