Laporan BSH Yang Terakhir
Laporan BSH Yang Terakhir
I. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
lidah, sub lingual gland (kelenjer dibawah lidah) dan labial gland (pada
bibir). Pada serpentes terdapat modifikasi dari labial gland di rahang atas.
Lidah pada serpentes sempit dan bertakik dalam yang pada bagian ujungnya
bertindak sebagai organ sensori untuk merasakan bau, suhu dan partikel zat
yang ada pada udara (Tim Taksonomi Hewan Vertebrata, 2010).
Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang
hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang
membedakan dengan kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh
kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan
pada beberapa anggota ordo atau sub ordo tertentu mengalami pergantian
kulit . Pergantian kulit secara total terjadi pada anggota sub-ordo ophidia
dan pada anggota sub-ordo lacertilia pergantian kulit terjadi secara sebagian.
Sedangkan pada ordo chelonia dan crocodilia sisiknya hampir tidak pernah
mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki sedikit
sekali kelenjar kulit (Jasin, 1992).
Reptile terdiri dari empat ordo yaitu Testudinata, Rhynchochephalia
atau Tuatara, Squamata dan Crocodilia. Sub kelas dari Testudinata adalah
pleurodira, cryptodira, paracrytodira. Sub ordo dari Squamata adalah sauria
(kadal) dan serpents (ular). Sub ordo dari Crocodilia adalah gavial, alligator,
dan crocodilidae (Goin, 1971)
Ordo Rhynchocephalia diketahui berdasarkan catatan fosil pada Era
Triasik Akhir yaitu antara 210 220 juta tahun yang lalu. Ordo
Rhynchocephalia memiliki tipe tengkorak diapsid. Morfologinya mirip
ciri ini dapat diketahui bahwa semua jenis ular termasuk dalam subordo ini.
Ciri lain dari subordo ini adalah seluruh anggoanya tidak memiliki kelopak
mata. Sedangkan fungsi pelindung mata digantikan oleh sisik yang
transparan yang menutupinya. Berbeda dengan anggota Ordo Squamata
yang lain, pertemuan tulang rahang bawahnya dihubungkan dengan
ligament elastic (Brotowidjoyo, 1989).
Keunikan lain yang dimiliki oleh subordo ini adalah seluruh organ
tubuhnya termodifikasi memanjang. Dengan paru-paru yang asimetris, paruparu kiri umumnya vestigial atau mereduksi. Memiliki organ perasa
sentuhan (tactile organ) dan reseptor yang disebut Organ Jacobson ada pula
pada beberapa jenis yang dilengkapi dengan Thermosensor. Ada sebagian
famili yang memiliki gigi bisa yang fungsinya utamanya untuk
melumpuhkan mangsa dengan jalan mengalirkan bisa ke dalam aliran darah
mangsa (Yatim, 1985).
Ada 4 tipe gigi yang dimiliki Subordo Serpentes, yaitu Aglypha (tidak
memiliki gigi bisa) Contohnya pada Famili Pythonidae, dan Boidae.
Proteroglypha (memiliki gigi bisa yang terdapat di deretan gigi muka).
Contohnya pada Famili Elapidae dan Colubridae.Solenoglypha (memiliki
gigi bisa yang bisa dilipat sedemikian rupa pada saat tidak dibutuhkan).
Contohnya pada Famili Viperidae.Ophistoglypha (memiliki gigi bisanya
yang terdapat di deretan gigi belakangnya) Contohnya pada Famili
Hydrophiidae ( Djuhanda, 1983).
Sedangkan untuk bisa ular, terdapat 3 jenis bisa yang digunakan untuk
melumpuhkan mangsa, perlindungan diri ataupun untuk membantu
pencernaannya, yaitu Haemotoxin merupakan bisa yang menyerang sistem
peredaran darah yaitu dengan cara menyerang sel-sel darah. Contoh famili
yang memiliki bisa tipe ini adalah Colubridae dan Viperidae. Cardiotoxin
merupakan bias yang dapat menyerang pembuluh darah dan juga jantung
dengan cara melemahkan otot-otot jantung sehingga detaknya melambat dan
akhirnya dapat berhenti. Contoh famili yang memiliki bisa jenis ini tidak
spesifik, dalam arti banyak famili yang sebagian anggotanya memiliki bisa
jenis ini. Neurotoxin merupakan bisa yang menyerang syaraf, menjadikan
syaraf mangsanya lemah sehingga tidak dapat bergerak lagi dan dapat
dimangsa dengan mudah. Famili Elapidae dan Hydrophiidae adalah contoh
famili yang memiliki bisa tipe ini (Iskandar, 2000).
Sub ordo serpentes memiliki empat family yaitu Elaphidae,
Colubridae, Viperidae, dan Hidropidae. Elapidae merupakan famili yang
anggotanya kebanyakan ular berbisa yang banyak ditemukan di daerah
tropis dan subtropis.terdiri dari 61 genus dengan 231 spesies yang telah
diketahui. Biasanya memiliki gigi bisa tipe Solenoglypha dan ketika
menutup gigi bisanya akan berada pada cekungan di dasar bucal. Bisa tipe
neurotoxin. Dekat kekerabatannya dengan Famili Hydrophiidae. Pupil mata
membulat karena kebanyakan merupakan hewan diurnal. Famili ini dapat
mencapai ukuran 6m (Ophiophagus hannah) dan biasanya ovipar namun
adapula yang ovovivipar (Hemachatus) ( Bennet, 1999).
Hindia dan Samudra Pasifik bagian barat. Untuk spesies Pelamis platurus
persebarannya hingga Samudra Pasifik Timur dan untuk Aipysurus laevis
cenderung untuk hidup di daerah terumbu karang. Kebanyakan hidup di
dasar laut dengan sesekali naik ke permukaan untuk bernafas (Iskandar,
2000).
Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di
dunia. Ular dapat diketemukan di gunung, hutan, gurun, dataran rendah,
lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai ke lautan. Sebagaimana
hewan berdarah dingin, ular semakin jarang diketemukan di tempat-tempat
yangdingin seperti puncak-puncak gunung dan daerah padang salju atau
kutub ( Djuhanda, 1983).
Banyak jenis-jenis ular yang sepanjang hidupnya berkelana di
pepohonan dan hampir tidak pernah menyentuh tanah. Ada jenis lainnya
yang hidup melata di atas permukaan tanah atau menyusup-nyusup di
bawah serasah atau tumpukan bebatuan. Sementara sebagian yanglain hidup
akuatik atau semi akuatik di sungai-sungai, rawa, danau dan laut
(Brotowidjoyo, 1989).
Kebanyakan jenis ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah
telurnya bisa beberapa butir saja hingga puluhan dan ratusan. Ular
meletakkan telurnya di lubang-lubang tanah, gua, lubang kayu lapu, atau di
bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa jenis ular diketahui
menunggui telurnya hingga menetas. Sebagian ular, seperti ular kadut
belang, ular pucuk dan ular bangkai laut, melahirkan anaknya. Melahirkan
II. METODE
2.1. Alat Dan Bahan
Alat
Jumlah
Bahan
Jumlah
Baki
Spesimen Ular
Penggaris
Spesimen Bunglon
Jarum jara
Speimen Kadal
Kaca pembesar
Spesimen Cakcak
Pinset
Alkohol 70%
Srung tanggan
Kaliper
secukupny
a
Hasil
Gambar pengamatan
Gamab Tanggan
1.Bunglon
1. Bunglon
1. Bunglon
Sumber: :()
Sumber: Pribadi
Sumber: ()
Sumber: Pribadi
Klasifikasi
1. Bunglon
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas
: Reptilia
Ordo
: Sauria
Famili : Agamaidae
Genus : Bronchocela
Spesies : Bronchocela
jubate
Morfologi
Tympanium: Jelas
Sisik kepala: Anmertis
Bentuk gigi: Agiyeh
Sisik tubuh:
Homogenous
Bentuk pupil: Vertikal
Sisik ekor: Devided
Ukuran
Panjang total: 34 cm
Lebar mata: 1 cm
Panjang ekor: 22,9 cm
Panjang kepala: 3,03 cm
Panjang badan: 12,5 cm
sub. Caudal
Bentuk kaki: Literatal
Bebtuk rahang bawah:
Warna tebuh: kuning
kehijauan
Klasifikasi
Ukuran
Keterangan
Panjang total: 3 cm
Filum: Kordata
vertikal
Kelas: Reptilia
sisik keseluruhan
Ordo: Squamata
badan: Keeled
Famili: Colubridae
Bentuk gigi:
Genus: Boiga
Solemogiyph
Spesies:
Bentuk rahang:
B.dendrophilia
Asimetrical
deteksi suhu: samping
PEMBAHASAN
Pada praktikum ke-7 ini yang berjudul Reptil. Yang bertujuan untuk
mengenal karakter-karakter dan morfologi pada reptil. Dan adapun hewan
yang di amati adalah ular cincin mas, bunglon. Dan adapun ketreangan
reptil sendiri adalah. Reptilia merupakan hewan berdarah dingin yang dibagi
kepada empat ordo. Reptilia tersebar diseluruh dunia dari kawasan padang
pasir yang kering, di dataran tinggi maupun rendah, sampai beratus meter di
dalam laut (Hickman, 2003). Dikarenakan reptilia berdarah dingin, mereka
tidak dapat memulai suhu badan mereka. Hewan reptilia mempunyai kulit
yang bersisik atau berketul yang terdiri dari selaput bertulang atau
bergading, mempunyai kaki yang pendek atau tidak mempunyai kaki.
Kebanyakan
reptilia
bertelur
(ovipar),
walaupun
sebagian
adalah
berlunas kuat; ekornya terasa bersegi-segi. Perkecualiannya adalah sisiksisik jambul, yang tidak berlunas dan agak lunak serupa kulit.
Bunglon memiliki sel-sel warna di bawah permukaan kulitnya yang
transparan. Di bawah lapisan ini terdapat dua lapisan sel yang mengandung
pigmen berwarna merah dan kuning (juga disebut chromatophores).
Di bawahnya lagi ada lapisan sel yang merefleksikan warna biru dan putih.
Lalu di bawahnya lagi ada lapisan melanin untuk warna coklat (seperti yang
dimiliki manusia).
Dan pengamatan yang ke dua adalah ular. Ular ini mempunyai ciri-ciri
tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih
disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur. Ada juga
yang berwarna hitam putih. Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau
kebiru-biruan. Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam
kecil. Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal. Panjang ular ini 2500
mm. Ular cincin emas tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
Penang, Singapore,Malaysia,Philipine, Siam, dan Nias. Biasanya hidup di
pohon atau hutan bakau. Dia beraktifitas pada malam hari (nocturnal) untuk
makan tikus telur dan burung-burung semak. Ular ini memiliki tipe gigi
Ophiestoglypha
Pada bagian morfologi ular memiliki mulut , dengan lidah yang
bercabang yang menghasilkan bisa lidah yang panjang dan silindris
berfiingsi sebagai indera perasa dan peraba. Lidah dapat dijulurkan melalui
noktah tengah yang berada di bibir bawah sehingga ular mampu
menjulurkan lidah tanpa harus membuka mulut. Umumnya lidah berwarna
hitam, tetapi adakalanya berwarna merah terang atau kebiruan. Walaupun
panjang dan bergerak sangat dinamis, lidah bukan sebagai alat bantu
menelan. Sebagai indera perasa, lidah ular dipakai untuk mengenali
lingkungan baru dengan cara dijulurkan ke luar agak lama. Bila ada
makanan atau benda baru di dekatnya, ular akan menjulurkan lidah dan