Mimisan
W anak berusia 10 th, dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
mimisan sejak 30 menit yang lalu. Sebelumnya anak W sedang
bermain dengan teman-temannya, namun tiba-tiba saja ia
mimisan. Teman anak W mengaku pada ibu W bahwa W tidak
terjatuh ataupun mengalami trauma disekitar hidungnya. Ibu
W mengaku W tidak pernah mengalami hal yang sama
sebelumnya dan memang biasa bermain dengan temantemannya ditengah cuaca panas terik. Dokter kemudian
berusahan menghentikan perdarahan W untuk kemudian
dilakukan pemeriksaan rhinoskopi. Dokter kemudian
menjelaskan keadaan W pada ibunya dn menjelaskan kondisi
apa saja yang harus dihindari W dan tindakan pertolongan
pertama yang harus ibu W lakukan jika terjadi rekurensi.
Step 1
Rekurensi
berulang/ kambuh
Rhinoskopi
Dasar cara untuk pemeriksaan fisik
yang paling spesifik yang berkaitan
dengan keadaan patologis pada
daerah nasal.
Step 2
1. Apa kemungkinan penyebab mimisan pada pasien?
2. Apa pertolongan pertama pada mimisan?
3. Apa tujuan pemeriksaan rhinoskopi?
4. Apa saja yang harus dihindari anak W?
5. Jelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan rhinoskopi!
6. Mengapa mimisan bisa mengalami rekurensi?
7. Apa saja DD dan kemungkinan diagnosis pada kasus?
8. Apakah umur berhub. Dengan kejadian mimisan?
9. Apa komplikasi dari keluhan pasien?
10.Jelaskan indikasi pem. Rhinoskopi!
11.Apakah ada hub. Riwayat keluarga dengan mimisan?
12.Apa saja pemeriksaan penunjang untuk pasien tersebut?
Step 3
BRAINSTORMING
Step 4
Pencegahan
Definisi
Prognosis
Etiologi
Patogenesis
Komplikasi
EPISTAKSIS
Diagnosis Banding
Tatalaksana
Awal
Farmakologi
Klasifikasi
Posterior
Gejala
Anterior
Anamnesis
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
penunjang
Step 5
Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dari epistaksis
Mahasiswa mampu membedakan klasifikasi epistaksis
Mahasiswa mampu menjelaskan etiopatogenesis dari
etiologi epistaksis
Mahasiswa mampu memberikan penatalaksanaan awal
epistaksis
Mahasiswa mengetahui farmakoterapi untuk kasus
epistaksis
Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi yang dapat
terjadi pada kasus epistaksis
Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan epistaksis
Mahasiswa mengetahui prognosis dari kasus epistaksis
Definisi
Epistaksis
Adalah : perdarahan akut yang
berasal dari lubang hidung
atau nasofaring. Epistaksis
bukan suatu penyakit,
melainkan gejala dari suatu
kelainan.
Klasifikasi
Epistaksis Anterior
Epistaksis Posterior
Sumber:
Sumber:
- Pleksus Kiesselbach
- Arteri sphenopalatina
- Arteri ethmoid anterior
- Arteri ethmoid
posterior
Lebih sering pada anak
-anak
Sering ditemukan pada
pasien hipertensi,
Berulang dan dapat
berhenti sendiri
arterosklerosis,
kardiovaskuler
Perdarahan hebat, jarang
berhenti sendiri
Etiologi
Lokal
Sistemik
Kelainan
Darah
Trauma
Trombositop
Infeksi lokal
enia
Neoplasma Hemofilia
Kelainan
Leukemia
kongenital
Pengaruh
lingkungan
Deviasi
septum
Kardiovaskuler
Hipertensi
Arterioskler
osis
Sirosis
hepatis
Diabetes
mellitus
Penyebab
Lain
Demam
berdarah
Gangguan
hormonal
alkoholisme
Patogenesis - Patofisiologi
trauma
infeksi
Merusak
mukosa &
PD
Perdara
han
Inflamasi &
Permeabilita
s PD
Perdara
han
LOKA
L
Ruptur
PD
krusta
Turbule
nsi
udara
Deviasi
septum
Neoplas
ma
Pertumbuh
an sel
abnormal &
neovaskular
isasi
Perdarah
an
EPISTAKSIS
PD
rapuh
Iritasi
mukosa
Mukosa
dehumi
kering
difikasi
Peruba
Zat
han
korosif
udara
Lingkung
an
Kelaina
n
kongeni
tal
Olslers
VWD
disease
Pelebar
an PD &
rapuh
perdara
han
Ganggua
n
pembeku
an darah
VWF
mmbawa
faktor VIII
(protein
pembuat
jaringan).
Faktor VIII
kekuran
gan
/tidak
brfungsi
VWF
VWF tdk
bisa
sbagai
perekat
untuk
menyang
ga
trombosit
, PD tidak
terlapisi
trombo
sitopen
ia
Koagul
asi
lama
Resiko
perdarah
an
Kelainan
darah
hemofil
ia
Defek
F.VIII
(A),
F.IX (B)
Ganggua
n
pembeku
an
Mukosa
bengkak
& rapuh
Masuk
kemembr
an
mukosa
Estrogen
&
progester
on diPD
saat
hamil
HORMON
AL
SISTEM
IK
leukemi
a
Peneka
nnprod
uksi
trombo
sit
Trombo
sitopenia
hiperte
si
TD
tinggi
& PD
rapuh
PD
pecah
EPISTAK
SIS
Meningkatk
an tekanan
intravaskul
ar
Membuat
eritrosit
mengumpul &
trjadi
sumbatan PD
ALKOHOLI
SME
kardiovask
ular
Arteri
Sirosi
Arteri
osklero
PD
sis
kaku,
tdk
bisa
vasodi
latasi
Jika
TD
tinggi
akan
ruptur
Trombositopenia
Trombosi
t
dihancur
kan RES
Sirosi
s
hepat
Ganggu
is
an
sistesis
protein
utk
koagula
Ganggu
si
an
koagula
si
Agregasi
trombosit
& aktivasi
s.koagula
si pd
kerusakan
endotel
PD
Merangsang
kompleks
ag-ab
DBD
DM
Kerusa
kan
mikro
&
makroa
ngiopa
Endotel
ti
menga
mbil
glukos
a
lebih
Dindin
byk
g
meneb
al &
lemah
perdarah
ah
Penyakit Dengan KU
Epistaksis
Trauma
Corpus allienum
Leukemia
Hemofilia
Von Willebrand Disease
Tumor
Trombositopenia
Rhinitis alergi
Tatalaksana Awal
Epistaksis
Perdarahan nasal
ABCD
Teknik trotter
Tampon anterior
Tampon posterior
Tatalaksana Awal
Epistaksis
TAMPON
ANTERIOR
TAMPON
POSTERIOR
Farmakoter
api
Nama obat
Karbazokrom
Indikasi
Perdarahan akibat
peningkatan
permeabilitas kapiler
dan menurunnya
resistensi kapiler,
perdarahan abnormal
pasca operasi,
perdarahan otak
Dosis
Sediaan
30-90 mg/hari
Tablet 10 mg/forte 30
dibagi dalam 3 kali mg
pemberian
Injeksi 2 ml/10 mg dan
5 ml/25 mg
Vitamin K
Perdarahan akibat
defisiensi vitamin k
Komplikasi
Akibat perdarahan
hebat:
Aspirasi darah ke dalam
traktus respiratorius
Syok dan anemia
Gagal ginjal
Tekanan darah turun
mendadak kematian
Pembuluh darah
terbuka infeksi
Akibat pemasangan
tampon:
Sinusitis, otitis media, dan
septikimia
Hemotimpanum
Airmata berdarah (bloody
tears)
Tampon post laserasi
palatum mole atau sudut
bibir
Nekrosis mukosa hidung
atau septum
Pencegahan
Prognos
is
Kesimpulan
Referensi