Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN


BANGSA INDONESIA

Nama Kelompok :
Yudha Arianto

131903101023

Yudi Bustamil A

131903101021

Muhammad Mukhlisin

131903101025

Hendrik Satria Budi

141903101032

M. Lutfi Nikhol

141903101004

Yufi Setyo

141903101051

UNIVERSITAS JEMBER
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dengan baik.
Makalah ini kami susun guna melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Selain itu makalah ini tidak hanya sekedar wacana, namun dapat menjadi wahana
dalam melestarikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kesulitan yang kami temui.
Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada bapak Muhamad Soleh, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
pembina mata kuliah ini.
Tiada gading yang tak retak, begitupun dengan makalah ini. Maka dari
itu, kritik dan saran konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan
selanjutnya. Akhirnya penulis tetap berharap seoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.

Jember , Maret 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang
Perjalanan hidup suatu bangsa sangat tergantung pada efektifitas

penyelenggaraan suatu negara. Pancasila sebagai dasar negara dalam mengatur


penyelenggaraan negara disegala bidang, baik bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial-budaya, maupun pertahanan-keamanan. Berdasar pada latar belakang
historis yang sulit dibantah , bahwa 1 Juni 1945 yang disebut sebagai lahirnya
pancasila, Ir. Soekarno sebagai tokoh nasional yang menggali Pancasila tidak
pernah berbicara ataupun menulis tentang pancasila, baik dalam sebagai
pandangan hidup, atau apalagi sebagai dasar negara. Dalam pidatonya, beliau
menyebutkan atau menjelaskan bahwa gagasan tentang pancasila tersebut terbersit
bagaikan ilham setelah mengadakan renungan pada malam sebelumnya.
Renungan itu beliau lakukan untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan ketua
BPUPKI Dr. Radjiman Widyodiningrat mengenai apa yang akan dijadikan dasar
negara Indonesia yang akan dibentuk?
Lima dasar atau sila yang buliau ajukan itu dinamakan filosofische
grondslag yaitu nilai-nilai esensial yang terkandung dalam pancasila, yaitu:
ketuhanan,

kemanusiaan,

persatuan,

kerakyatan

serta

keadilan,

dalam

kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman
dahulu kala sebelum mendirikan negara. Proses terbentuknya negara dan bangsa
Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman
batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV dan ke V kemudian
dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII ketika
timbulnya kerajaan-kerajaan besar di Jawa Timur dan lainnya.
Dasar-dasar pembentukan Nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang
kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang
kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada sumpah
pemuda pada tahun 1928.

2.

Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam

penulisan makalah ini yaitu :


1. Bagaimana nilai-nilai pancasila pada zaman sejarah?
2. Bagaimana nilai-nilai pancasila sebelum kemerdekaan Indonesia?
3. Bagaimana nilai-nilai pancasila pasca Indonesia merdeka?
4. Bagaimana pancasila dalam era refornasi?
5. Bagaimana sejarah pancasila sebagai dasar negara?
3.

Tujuan
a. Memahami pancasila secara lengkap dan utuh sebagai jati diri bangsa
Indonesia.
b. Untuk membentuk kehidupan suatu negara yang berdasarkan suatu asas
hidup bersama demi kesejahteraan hidup yang berlandaskan pancasila.
c. Sebagai epistimologi dan kebenaran ilmiah.
d. Memahami tentang sejarah dasar negara indonesia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1.

Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Pra Sejarah


Ahli geologi menyatakan bahwa kepulauan Indonesia terjadi dalam

pertengahan jaman tersier kira-kira 60 juta tahun yang silam. Baru pada jaman
quarter yang dimulai sekitar 600.000 tahun yang silam Indonesia didiami oleh
manusia, dan berdasarkan hasil penemuan fosil Meganthropus Paleo Javanicus,
Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, Homo Wajakensis, serta Homo
Mojokertensis.
Berdasarkan artefak yang ditinggalkan, mereka mengalami hidup tiga jaman
yaitu:
a. Paleolitikum
b. Mesolitikum
c. Neolithicum
Inti dari kehidupan bangsa Indonesia pada masa PraSejarah hakekatnya adalah
nilai-nilai Pancasila itu sendiri, yaitu :
a. Nilai Religi
Adanya kerangka mayat pada Paleolitikum menggambarkan

adanya

penguburan, terutama Wajakensis dan mungkin Pithecanthropus Erectus, serta


dalam menghadapi tantangan alam tenaga gaib sangat tampak. Selain itu
ditemukan alat-alat baik dari batu maupun perunggu yang digunakan untuk
aktifitas religi seprti upacara mendatangkan hujan, dll. Adanya keyakinan
terhadap pemujaan roh leluhur juga dan penempatan menhir di tempat-tempat
yang tinggi yang dianggap sebagai tempat roh leluhur, tempat yang penuh
keajaiban dan slelebagai batas antara dunia manusia dan roh leluhur.
Jelas bahwa masa Pra Sejarah sudah mengenal nilai-nilai kehidupan religi dalam
makna animism dan dinamisme sebagai wujud dari religious behavior.
b. Nilai Peri Kemanusiaan

Nilai ini tampak dalam perilaku kehidupan saaat itu misalnya


penghargaan terhadap hakekat kemanusiaan yang ditandai dengan
penghargaan yang tinggi terhadap manusia meskipun sudah meninggal. Hal
ini menggambarkan perilaku berbuat baik terhaap sesama manusia, yang pada
hakekatnya merupakan wujud kesadaran akan nilai kemanusiaan. Mereka
tidak hidup terbatasdi wilayahnya, sudah mengenal sistem barter antara kelompok
pedalaman dengan pantai dan persebaran kapak. Selain itu mereka juga menjalin
hubungan dengan bangsa-bangsa lain.
c. Nilai Kesatuan
Adanya kesamaan bahasa Indonesia sebagai rumpun bahasa Austronesia,
sehingga muncul kesamaan dalam kosa kata dan kebudayaan. Hal ini sesuai
dengan teori perbandingan bahasa menurut H.Kern dan benda- benda kebudayaan
Pra Sejarah Von Heine Gildern. Kecakapan berlayar karena menguasai
pengetahuan tentang laut, musim, perahu, dan astronomi, menyebabkan adanya
kesamaan

karakteristik

kebudayaan

Indonesia.

Oleh

karena

itu

tidak

mengherankan jika lautan juga merupakan tempat tinggal selain daratan. Itulah
sebabnya mereka menyebut negerinya dengan istilah Tanah Air.
d. Nilai Musyawarah
Kehidupan bercocok tanam dilakukan secara bersama-sama. Mereka sudah
memiliki aturan untuk kepentingan bercocok tanam, sehingga memungkinkan
tumbuh kembangnya adat sosial.Kehidupan mereka berkelompok dalam desadesa, klan, marga atau suku yang dipimpin oleh seorang kepala suku yang dipilih
secara musyawarah berdasarkan Primus Inter Pares (yang pertama diantara yang
sama).

e.Nilai Keadilan Sosial

Dikenalnya pola kehidupan bercocok tanam secara gotong-royong berarti


masyarakat pada saat itu telah berhasil meninggalkan pola hidup foodgathering
menuju ke pola hidup foodproducing. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu
upaya kearah perwujudan kesejahteraan dan kemakmuran bersama sudah ada.
2. Nilai-Nilai Pancasila Sebelum Kemerdekaan
Nlai-nilai esensial Pancasila sebelum disahkan tanggal 18 Agustus 1945
oleh PPKI nilainya telah ada pada bangsayang terkandung Indonesia sejak zaman
dahulu berupa :dalam pancasilayaitu : Nilai Nilai Adat Kemanusiaan
Persatuan

Kebudayaan

Keadilantelah

dimiliki

melaluiproses

sejarah

Religius
bangsa
yang

Istiadat
Indonesia

cukup

Ketuhanan
sejak

panjang

Kerakyatan

bangsa
yaitu

Indonesia

pada

zaman

Batu.Kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia mulai tampakpada abad


ke VII ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya, Airlangga dan Majapahit serta
kerajaan-kerajaan lainnya.
Indonesia

memasuki

zaman

sejarah

pada

tahun

400M,

dengan

ditemukannya prasasti 7 Yupa . Raja Mulawarman menurut prasasti tersebut


mengadakan kenduri dan memberikan sedekah kepada Brahmana dan para
Brahmana membangun Yupa itu sebagai tanda terima kasih kepada Raja yang
dermawan. Sosial Masyarakat Kutai yang membuka zaman sejarah Politik
Indonesia pertama kalinya Kerajaan, menampilkan nilai-nilai Kenduri, berupa :
SedekahKetuhanan Brahmana.
Pada abad ke VII muncullah sebuah kerajaan di Sumatera yaitu kerajaan
Sriwijaya, dibawah kekuasaan wangsa Syailendra . Hal ini termuat dalam prasasti
Kedukan Bukit. Perdagangan dilakukan dengan mempersatukan pedagang
pengrajin dan pegawai Raja yang disebut Tuha An Vatakvurah sebagaipengawas
dan pengumpul semacam koperasi sehingga rakyat mudah untuk memasarkan
barang dagangannya.Demikian pula dalam sistem pemerintahannya kerajaan
dalam menalankan sistem pemerintahannya tidak dapat dilepaskandengan nilai

Ketuhanan.

Sedangkan

agama

dan

kebudayaandikembangkannya

dengan

mendirikan suatu Universitas agama Buddha.


Sebelum kerajaan Majapahit, muncul kerajaan- kerajaan yang
memancangkan nilai-nilai Nasionalisme. Muncul kerajaan-kerajaan di Jawa
Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti. Di Kerajaan Isana, Jawa Tengah
muncul Kerajaan Kalingga (abad ke Darmawangsa, VII) dan Sanjaya pada (abad
ke VIII) . dan Airlangga. Raja Airlangga Membangun bangunan Keagamaan dan
Asrama sebagai sikap toleransi dalam beragama Membuat Hubungan dagang dan
kerja sama dengan Benggala, Chola dan1037, Raja Airlangga Champa yg
membuat tanggul 1019 , para pengikutnya , rakyat, menunjukkan nilai-nilai dan
waduk demi dan para brahmana bermusyawarah dan kemanusiaan keseahteraan
memutuskan

untuk

memohon

pertanian

Rakyat,

Airlangga

bersedia

menjadimerupakan nilai nilai Raja sebagai nilai-nilai sila ke IV. sila ke V.


Pada tahun 1293, berdirilah keraaan Majapahit yang mencapai zaman
keemasannya pada pemerintahan Raja Hayamwuruk.Pada waktu itu, agama
Hindu dan Budha hidup berdampingan dalam satu Kerajaan, bahkan salah
satu bawahan kekuasaannya yaitu Pasai justru memeluk agama Islam.
Toleransi positif dalam beragama dijunjung tinggi sejak masa bahari yang telah
silam. Majapahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia dan
banyak meninggalkan nilai- nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara
kebangsaan Indonesia 17 Agustus 1945. Namun , sinar kejayaan Majapahit
berangsur-angsur mulai memudar dan akhirnya mengalami keruntuhan dengan
Sinar Hilang Kertaningbumi pada permulaan abad ke XVI (1520).
Pattimura di Maluku Akhir abad ke XVI , Belanda Abad XVII , pada
awalnya (1817) datang ke Belanda menguasai daerah-daerah yang Indonesia.
strategis dan kaya akan Baharuddin di hasil rempah-rempah Palembang (1819)
Imam Bonjol di Minangkabau (1821- 1837) Namun kedudukannya semakin
diperkuat dengan kekuatanPangeran Diponegoro di militerJawa Tengah (1825-

1830) Melihat praktek-praktekJelentik , Polim, Teuku Tjik penjajahan Belanda


tersebut di Tiro, Teuku Umar maka meledaklah perlawanan rakyat di berbagai
wilayah dalam perang Aceh Nusantara, antara lain : (1860)
Pada

abad

XX

di

panggung

politik

internasional

terjadilah

pergolakanAdapun di Indonesia , kebangkitan dunia Timur denganbergolak lah


kebangkitan

suatu

kesadaran

berbangsa sendiri.yaitu kebangkitan

akan

kekuatannyakesadaran

Nasionaldipelopori

olehdr.

akan
Wahidin

Sudirohusododengan Budi Utomo-nya. Budi Utomo yang dididirikan pada 20 Mei


1908, dan inilah yang merupakan pelopor pergerakan Nasional, sehingga segera
setelah itu muncullah organisasi-organisasi pergerakan lainnya.
Jepang masuk ke Indonesia dengan propagandaJepang Pemimpin Asia, Jepang
saudara tuabangsa Indonesia . Agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia ,
pemerintahan Jepang menjanjikan Indonesia Merdeka kelak di kemudian hari.
Pada tanggal 29 April 1945 , Jepang memberikan hadiah ulang tahun kepada
bangsa Indonesia, yaitu janji kedua pemerintah Jepang berupa kemerdekaan
tanpa syarat sebagai realisasi janji-janji tersebut maka dibentuklah suatu badan
yang bertugas untuk menyelidiki usaha- usaha periapan kemerdekaan bangsa
Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI).
Sidang ini dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945 1 Juni 1945 , pada
tanggal 29 Mei 1945, dalam pidato Muh. Yamin, beliau mengusulkan calon
rumusan dasar negara negara Indonesia sebagai berikut : Pada tanggal 31
Mei1945, dalam pidato Prof. Dr. Peri Peri Peri Supomo mengemukakan
Kebangsaan Kemanusiaan Ketuhanan teori-teori negara sbb : Teori Negara
Perseorangan(Individualis), Paham Negara Peri Kesejahteraan Kelas ( Class
Theory), Paham Kerakyatan Rakyat Negara Integralistik. 5 Prinsip sebaga Dasar
negara tersebut kemudian oleh Soekarno Pada tanggal 1 Juni 1945, dalam agar
diusulkan agar dinamakan pidato Ir. Soekarno mengusulkan Pancasila. Beliau
juga mengusulkan dasar negara yang terdiri atas 5 bahwa Pancasila adalah sebagai

prinsip . Nasionalisme (Kebangsaan dasar filsafat negara dan Indonesia),


Internasionalisme (Peri pandangan hidup Bangsa Kemanusiaan) , Mufakat
(Demokrasi) , Indonesia. Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan YME (Ketuhanan yang
berkebudayaan) .
Pada tanggal 22 Juni 1945, Ir. Soekarno mengadakan pertemuanuntuk
membentuk panitia kecil yang terdiri atas sembilan orang dan dikenal dengan s
ebutan Panitia Sembilan. Panitia ini mencapai suatu hasil yang baik yaitu suatu
modus atau persetujuan antara golongan Islam dan golongan kebangsaan. Pada
tanggal 11 Juli 1945 keputusan penting dalam rapat BPUPKI kedua adalah
menghendaki Indonesia Raya yangsesungguhnya yang mempersatukan semua
kepulauan Indonesiayang pada bulan Juli 1945 itu sebagian besar wilayah
Indonesia kecuali Irian, Tarakan dan Morotai yang masih dikuasai Jepang. Pada
tanggal 14 Juli badan penyelidik bersidang lagi dan melapirkan hasil
pertemuannya terdiri atas susunan UU yang terdiri dari 3 bagian .
Pada tanggal 16 Agustus 1945, diadakan pertemuan di Pejambon , Jakarta.
Dan diperoleh kepastian bahwa Jepang telah menyerah , maka Soekarno dan Hatta
setuju untukdilaksanakannya proklamasi kemerdekaan yang dilaksanakan di
Jakarta. Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945, di Jl.Pegangsaan Timur 56
Jakarta, pada hari Jumat pukul 10.00 WIB, Bung Karno dengan didampingi Bung
Hatta membacakan naskah proklamasi dengan hikmat.Sehari setelah proklamasi
kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidangnya yang
pertama, dilanjutkan dengan sidang PPKI kedua, ketiga dan keempat.
Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan Setelah proklamasi kemerdekaan 17
agustusMaklumat Wakil presiden No. X 1945 ternyata bangsa Indonesia masih
tanggal 16 Oktober 1945 menghadapi kekuatan sekutu yang berupaya
menanamkan kembali kekuasaan Belanda di Maklumat Pemerintah tanggal 3
Indonesia, yaitu pemaksaan untuk mengakui November 1945 pemerintah NICA.
Untuk melawan propaganda Belanda , Pemerintah RI mengeluaran tiga buah

maklumat Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 yakni :Keadaan


demikian telah membawa ketidakstabilan di bidangPolitik. Akibat penerapan
sistem parlementer tersebut makapemerintahan Negara Indonesia mengalami jatuh
bangun

kabinetsehingga

membawa

konsekuensi

yang

sangat

serius

terhadapkedaulatan Negara Indonesia saat ini


3. Nilai-Nilai Pancasila Setelah Indonesia Merdeka
Latar belakang kehidupan para penggali Pancasila, interaksinya dengan
masyarakat dan suasana kebatinan kolonialisme yang dihadapi kemudian
diabstrasikan dalam rumusan-rumusan konsep mengenai (kemungkinan) dasar
bernegara. Adu konsep meniscayakan diskusi dalam sidang BPUPKI untuk
menghasilkan rumusan Pancasila, selain dimunculkannya istilah Pancasila, dialog
terjadi berkaitan dengan perumusan dasar negara untuk negara yang (akan)
merdeka. Pancasila dalam perumusannya mengalami pergumulan terutama
berkaitan dengan sila atau nilai mengenai ketuhanan. Perumusan nilai ketuhanan
yang kemudian dikenal dengan sila pertama yaitu Ketuhanan yang Maha Esa,
yang rumusan awalnya merupakan konsekuensi dari mayoritas tokoh muslim
yang berada dalam BPUPKI. Dan pergumulan rumusan akhir nilai ketuhanan,
oleh Soepomo dikatakan sebagai penyelesaian yang merupakan akibat gentlemen
agreement antara kelompok nasionalis dan kelompok agama.
Pancasila yang dituangkan dalam pembukaan UUD 1945 disahkan pada
tanggal 18 Agustus 1945 sah menjadi dasar negara Indonesia (baru). Pasca
kemerdekaan, aktualisasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
seolah mengalami kemorosotan. Kemerosotan dimaksud bahwa diskusi untuk
merefleksi dasar negara Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
tidak mendapatkan ruang yang cukup. Kondisi tersebut disebabkan fokus
kehidupan berbangsa diarahkan pada mempertahankan kemerdekaan untuk
menghadapi agresi colonial. Meski demikian, terdapat kondisi yang menarik
ketika terjadi pergolakan politik di Indonesia, Pancasila tidak mengalami
pergeseran dalam setiap konstitusi yang dihasilkan sebagai respon atas pergolakan

politik. Artinya tidak ada usaha untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara
yang diletakkan pada saat persiapan (tanggal) kemerdekaan Indonesia.
Pancasila menjadi kedok penyimpangan yang dilakukan oleh Orde Baru.
Tameng legitimasi bagi berbagai hal untuk melaksanakan pembangunan,
menghasilkan keserakahan dan aneka pelanggaran yang menjauh dari nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila. Meski stabilitas politik tercapai dan
pembangunan ekonomi dapat teraih, namun kebebasan dan hak-hak warga negara
yang diatur dalam konstitusi dilaksanakan berdasarkan tafsir sepihak hanya untuk
memuaskan dahaga kekuasaan dan melanggengkannya. Kebebasan dibatasi dan
melahirkan tekanan politik bagi aktivis demokrasi yang menghendaki partisipasi
politik dalam proses pembangunan. Dimana pembangunan dilakukan dengan
melanggar HAM warga negara, dan negara bergeming untuk mempertimbangkan
manusia/warga negara yang menjadi korban pembangunan yang diatasnamakan
dengan Pancasila.
Gugatan terhadap pelaksanaan Pancasila versi Orba mengalami puncaknya
pada Mei 1998. Dipicu oleh krisis ekonomi, gerakan mahasiswa dan kekuatan anti
Soeharto memaksa lengser keprabon dan menyerahkan kursi kepresiden kepada
wakilnya. Pelanggaran HAM dan keterbatasan partisipasi politik yang berkelindan
dengan krisis moneter melahirkan semangat perjuangan anti Soeharto yang
memerintah tidak dengan demokratis. Kebebasan (politik) yang diperjuangkan
dan berhasil pada tahun 1998 harus mampu menyuburkan internalisasi dan
aktulaisasi nilai-nilai Pancasila. Membuka kembali ruang diskursus untuk
mendalami semua gagasan yang terkandung dalam Pancasila, dan meletakkannya
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

4. Pancasila Dalam Era Reformasi


Era Reformasi di Indonesia dimulai pada pertengahan 1998, tepatnya saat
Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan wakil

presiden BJ Habibie. Pengunduran diri ini ialah dampak dari ketidakpuasan


masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu yang
juga disusul dengan krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia
melemah. Ketidakpuasan masyarakat ini dituangkan melalui demonstrasi besarbesaran yang dilakukan oleh berbagai organisasi aksi mahasiswa di berbagai
wilayah Indonesia.
Tragedi Trisakti adalah salah satu tragedi puncak jatuhnya rezim Soeharto.
Tragedi Trisakti yang meletus pada tanggal 12 Mei 1998 memicu Kerusuhan Mei
1998 sehari setelahnya. Gerakan mahasiswa pun meluas hampir diseluruh
Indonesia. Di bawah tekanan yang besar baik dari dalam maupun dari luar negeri,
akhirnya kekuasaan Soeharto dapat ditumbangkan, ia akhirnya memilih
mengundurkan diri dari kursi kekuasaan yang telah didudukinya selama 32 tahun.
Menurut Panitia Lima (Bung Hatta, Subardjo, Maramis, Sunarjo,
Pringgodigdo) Pancasila dapat dipahami bukan hanya dengan membaca teksnya,
melainkan dengan mempelajari terjadinya teks itu. Fleksibilitas Pancasila yang
akan mampu membingkai nasionalisme menjadi aset penting bagi kehidupan era
ini, sebab anekaragam sosial dan kemajemukan budaya (agama, suku, geografis,
pengalaman sejarah) dan kehidupan paradoks butuh kesadaran bersama yang
baru secara rohaniah sebagai bangsa..
Pancasila sebagai asas kerohanian dibutuhkan era ini yang karakternya
memperlihatkan euforia keanekaragaman dan kejamemukan dengan corak
paradoks (nilai-nilai budaya yang mengontrol) serta ketegangan antara kesadaran
individualisme dan kolektivisme dalam penyesuaian (dimana individualisme
tanpa kolektivisme akan merusak sedang kolektivisme tanpa individualisme akan
menghancurkan).
Fleksibilitas Pancasila yang akan mampu membingkai nasionalisme
menjadi sebagai aset penting bagi kehidupan era ini, sebab anekaragam sosial dan
kemajemukan budaya (agama, suku, geografis, pengalaman sejarah) dan

kehidupan paradoks butuh kesadaran bersama yang baru secara rohaniah


sebagai bangsa.
Di era reformasi ini, Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan
mempengaruhi dan menuntun masyarakat. Pancasila tidak lagi populer seperti
pada masa lalu. Elit politik dan masyarakat terkesan masa bodoh dalam
melakukan implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pancasila memang sedang kehilangan legitimasi, rujukan dan elan
vitalnya. Sebab utamannya sudah umum kita ketahui, karena rejim Orde Lama
dan Orde Baru menempatkan Pancasila sebagai alat kekuasaan yang otoriter.
Terlepas dari kelemahan masa lalu, sebagai konsensus dasar dari kedirian
bangsa ini, Pancasila harus tetap sebagai ideologi kebangsaan. Pancasila harus
tetap menjadi dasar dari penuntasan persoalan kebangsaan yang kompleks seperti
globalisasi yang selalu mendikte, krisis ekonomi yang belum terlihat
penyelesaiannya, dinamika politik lokal yang berpotensi disintegrasi, dan
segregasi sosial dan konflik komunalisme yang masih rawan.
Melihat perilaku sebagaian besar elit politik kita sekarang yang sangat
pragmatis, feodalistik, dan materialis, serta tidak lagi dominan menggunakan
ideologi Pancasila sebagai pendekatan imperatif dalam kerja politik mereka
hampir pada semua level dan kelembagaan politik serta dalam membuat dan
mengawasi produk perundang-undangan, kelihatannya masa depan reformasi dan
demokratisasi, integrasi politik, serta kebangsaan Indonesia seperti yang dicitacitakan oleh para pendiri bangsa, masih unpredictable.
5. Perkembangan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Generasi Soekarno-Hatta telah mampu menunjukkan keluasan dan
kedalaman wawasannya, dan dengan ketajaman intelektualnya telah berhasil
merumuskan

gagasan-gagasan

vital

sebagaimana

dicantumkan

didalam

pembukaan UUD 1945, dimana Pancasila sebagai dasar negara ditegaskan dalam

satu kesatuan integral dan integratif. Oleh karena itu para tokoh menyatakan
bahwa

Pembukaan

Undang-Undang

1945

merupakan

sebuah

dokumen

kemanusiaan yang terbesar dalam sejarah kontemporer setelah American


Declaration of Independent 1976. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 nyaris
sempurna, dengan nilai-nilai luhur yang bersifat universal, oleh karenanya
Pancasila merupakan dasar yang kekal dan abadi bagi kehidupan bangsa
Indonesia.
Semenjak ditetapkan sebagai dasar negara (oleh PPKI 18 Agustus 1945),
Pancasila telah mengalami perkembangan sesuai dengan pasang naiknya sejarah
bangsa Indonesia (Koento Wibisono, 2001) memberikan tahapan perkembangan
Pancasila sebagai dasar negara dalam tiga tahap yaitu
a. Tahun 1945-1948 merupakan tahap politis. Orientasi Pancasila diarahkan pada
nation and character building. Semangat perstuan dikobarkan demi keselamatan
NKRI terutama untuk menanggulangi ancaman dalam negeri dan luar negeri. Di
dalam tahap dengan atmosfer politis dominan, perlu upaya memugar Pancasila
sebagai dasar negara secara ilmiah filsafati. Pancasila mampu dijadikan pangkal
sudut pandangan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang dalam karyakaryanya ditunjukkan segi ontologik, epismologik dan aksiologiknya sebagai
raison detre bagi Pancasila (Notonagoro, 1950)
Resonansi Pancasila yang tidak bisa diubah siapapun tecantum pada Tap MPRS
No. XX/MPRS/1966. Dengan keberhasilan menjadikan Pancasila sebagai asas
tunggal, maka dapatlah dinyatakan bahwa persatuan dan kesatuan nasional
sebagai suatu state building.
b.

Tahun 1969-1994 merupakan tahap pembangunan ekonomi sebagai upaya

mengisi kemerdekaan melalui Pembangunan Jangka Panjang Pertama (PJP I).


Orientasinya diarahkan pada ekonomi, tetapi cenderung ekonomi menjadi
ideologi
Secara politis pada tahap ini bahaya yang dihadapi tidak sekedar bahaya latent
sisa G 30S/PKI, tetapi efek PJP 1 yang menimbulkan ketidak merataan
pembangunan dan sikap konsumerisme. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial
yang mengancam pada disintegrasi bangsa. Distorsi di berbagai bidang kehidupan

perlu diantisipasi dengan tepat tanpa perlu mengorbankan persatuan dan kesatuan
nasional.
c.

Tahun 1995-2020 merupakan tahap repostioning Pancasila. Dunia kini

sedang dihadapkan pada gelombang perubahan yang cepat sebagai implikasi arus
globalisasi.
Globalisasi sebagai suatu proses pada hakikatnaya telah berlangsung jauh sebelum
abad ke-20 sekarang, yaitu secara bertahap, berawal embrionial di abad 15
ditandai dengan munculnya negara-negara kebangsaan, munculnya gagasan
kebebasan individu yang dipacu jiwa renaissance dan aufklarung.
Menghadapi arus globalisasi yang semakin pesat, keurgensian Pancasila
sebagai dasar negara semakin dibutuhkan. Pancasila dengan sifat keterbukaanya
melalui tafsir-tafsir baru kita jadikan pengawal dan pemandu kita dalam
menghadapi situasi yang serba tidak pasti. Pancasila mengandung komitmenkomitmen transeden yang memiliki mitosnya tersendiri yaitu semua yang mitis
kharismatis dan irasional yang akan tertangkap arti bagi mereka yang sudah
terbiasa berfikir secara teknis-positivistik dan pragmatis semata.
Sebagai dasar negara, pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang
meliputi suasana kebatinan atau cita cita hukum,sehingga merupakan suatu
sumber nilai,norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara dan
menguasai hukum dasar baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar
negara,pancasila mengikat secara hukum.Sebagaimana telah ditentukan oleh
pembentuk negara bahwa tujuan utama dirumuskanya Pancasila adalah sebagai
dasar negara RI. Tercantum dalam pembukaan UUD 1945 pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum atau tata tertib hukum indonesia pada
hakikatnya adalah merupakan suatu pandangan hidup, kesadarn dan cita cita
hukum serta cita cita moral yang meliputi suasana kebatinan serta watak bangsa
Indonesia.

BAB III
PENUTUP
1.

Kesimpulan

Nilai-nilai Pancasila lahir tidak terlepas dari nilai-nilai kehidupan masyarakatnya


pada jaman pra sejarah.
Pancasila yang tidak hanya didasarkan pada tafsir penguasa seperti
dipraktekkan selama ini, melainkan menggali kembali nilai-nilai Pancasila yang
berkembang di masyarakat. Sehingga Pancasila terus mengalami artikulasi dalam
kehidupan keseharian dan tetap membumi, tidak teralienasi dari nilai-nilai (yang
masih) dianut oleh masyarakat Indonesia.
Terlepas dari kelemahan masa lalu, sebagai konsensus dasar dari kedirian
bangsa ini, Pancasila harus tetap sebagai ideologi kebangsaan. Pancasila harus
tetap menjadi dasar dari penuntasan persoalan kebangsaan yang kompleks seperti
globalisasi yang selalu mendikte, krisis ekonomi yang belum terlihat
penyelesaiannya, dinamika politik lokal yang berpotensi disintegrasi, dan
segregasi sosial dan konflik komunalisme yang masih rawan.
2

Saran-saran

A Seharusnya mahasiswa lebih memahami seberapa pentingnya Pendidikan


Pancasila agar dapat menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai yang ada
dalam Pancasila.
B. Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila
merupakan falsafah negara kita Republik Indonesia, maka kita harus menjungjung
tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan
penuh rasa tanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto.2007.Pendidikan

Kewarganegaraan

untuk

SMA

Kelas

XII.Jakarta:Erlangga
Tim

Dosen

Pendidikan Pancasila.2011.Modul

Pendidikan

Pancasila.Surabaya:UNESA UNIVERSITY PRESS


http://pancasilafti.wordpress.com/2012/05/16/pancasila-yang-menyejarah/
http://www.slideshare.net/hanasyordi/pancasila-dalam-konteks-perjuanganbangsa-indonesia
Adul Ruslan, 1998, Pancasila dan Reformasi. Makalah Seminar nasional
KAGAMA, 8 Juli 1998 di Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai