Nama Kelompok :
Yudha Arianto
131903101023
Yudi Bustamil A
131903101021
Muhammad Mukhlisin
131903101025
141903101032
M. Lutfi Nikhol
141903101004
Yufi Setyo
141903101051
UNIVERSITAS JEMBER
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dengan baik.
Makalah ini kami susun guna melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Selain itu makalah ini tidak hanya sekedar wacana, namun dapat menjadi wahana
dalam melestarikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kesulitan yang kami temui.
Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada bapak Muhamad Soleh, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
pembina mata kuliah ini.
Tiada gading yang tak retak, begitupun dengan makalah ini. Maka dari
itu, kritik dan saran konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan
selanjutnya. Akhirnya penulis tetap berharap seoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Perjalanan hidup suatu bangsa sangat tergantung pada efektifitas
kemanusiaan,
persatuan,
kerakyatan
serta
keadilan,
dalam
kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman
dahulu kala sebelum mendirikan negara. Proses terbentuknya negara dan bangsa
Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman
batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV dan ke V kemudian
dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII ketika
timbulnya kerajaan-kerajaan besar di Jawa Timur dan lainnya.
Dasar-dasar pembentukan Nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang
kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang
kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada sumpah
pemuda pada tahun 1928.
2.
Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam
Tujuan
a. Memahami pancasila secara lengkap dan utuh sebagai jati diri bangsa
Indonesia.
b. Untuk membentuk kehidupan suatu negara yang berdasarkan suatu asas
hidup bersama demi kesejahteraan hidup yang berlandaskan pancasila.
c. Sebagai epistimologi dan kebenaran ilmiah.
d. Memahami tentang sejarah dasar negara indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
pertengahan jaman tersier kira-kira 60 juta tahun yang silam. Baru pada jaman
quarter yang dimulai sekitar 600.000 tahun yang silam Indonesia didiami oleh
manusia, dan berdasarkan hasil penemuan fosil Meganthropus Paleo Javanicus,
Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, Homo Wajakensis, serta Homo
Mojokertensis.
Berdasarkan artefak yang ditinggalkan, mereka mengalami hidup tiga jaman
yaitu:
a. Paleolitikum
b. Mesolitikum
c. Neolithicum
Inti dari kehidupan bangsa Indonesia pada masa PraSejarah hakekatnya adalah
nilai-nilai Pancasila itu sendiri, yaitu :
a. Nilai Religi
Adanya kerangka mayat pada Paleolitikum menggambarkan
adanya
karakteristik
kebudayaan
Indonesia.
Oleh
karena
itu
tidak
mengherankan jika lautan juga merupakan tempat tinggal selain daratan. Itulah
sebabnya mereka menyebut negerinya dengan istilah Tanah Air.
d. Nilai Musyawarah
Kehidupan bercocok tanam dilakukan secara bersama-sama. Mereka sudah
memiliki aturan untuk kepentingan bercocok tanam, sehingga memungkinkan
tumbuh kembangnya adat sosial.Kehidupan mereka berkelompok dalam desadesa, klan, marga atau suku yang dipimpin oleh seorang kepala suku yang dipilih
secara musyawarah berdasarkan Primus Inter Pares (yang pertama diantara yang
sama).
Kebudayaan
Keadilantelah
dimiliki
melaluiproses
sejarah
Religius
bangsa
yang
Istiadat
Indonesia
cukup
Ketuhanan
sejak
panjang
Kerakyatan
bangsa
yaitu
Indonesia
pada
zaman
memasuki
zaman
sejarah
pada
tahun
400M,
dengan
Ketuhanan.
Sedangkan
agama
dan
kebudayaandikembangkannya
dengan
untuk
memohon
pertanian
Rakyat,
Airlangga
bersedia
abad
XX
di
panggung
politik
internasional
terjadilah
suatu
kesadaran
akan
kekuatannyakesadaran
Nasionaldipelopori
olehdr.
akan
Wahidin
kabinetsehingga
membawa
konsekuensi
yang
sangat
serius
politik. Artinya tidak ada usaha untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara
yang diletakkan pada saat persiapan (tanggal) kemerdekaan Indonesia.
Pancasila menjadi kedok penyimpangan yang dilakukan oleh Orde Baru.
Tameng legitimasi bagi berbagai hal untuk melaksanakan pembangunan,
menghasilkan keserakahan dan aneka pelanggaran yang menjauh dari nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila. Meski stabilitas politik tercapai dan
pembangunan ekonomi dapat teraih, namun kebebasan dan hak-hak warga negara
yang diatur dalam konstitusi dilaksanakan berdasarkan tafsir sepihak hanya untuk
memuaskan dahaga kekuasaan dan melanggengkannya. Kebebasan dibatasi dan
melahirkan tekanan politik bagi aktivis demokrasi yang menghendaki partisipasi
politik dalam proses pembangunan. Dimana pembangunan dilakukan dengan
melanggar HAM warga negara, dan negara bergeming untuk mempertimbangkan
manusia/warga negara yang menjadi korban pembangunan yang diatasnamakan
dengan Pancasila.
Gugatan terhadap pelaksanaan Pancasila versi Orba mengalami puncaknya
pada Mei 1998. Dipicu oleh krisis ekonomi, gerakan mahasiswa dan kekuatan anti
Soeharto memaksa lengser keprabon dan menyerahkan kursi kepresiden kepada
wakilnya. Pelanggaran HAM dan keterbatasan partisipasi politik yang berkelindan
dengan krisis moneter melahirkan semangat perjuangan anti Soeharto yang
memerintah tidak dengan demokratis. Kebebasan (politik) yang diperjuangkan
dan berhasil pada tahun 1998 harus mampu menyuburkan internalisasi dan
aktulaisasi nilai-nilai Pancasila. Membuka kembali ruang diskursus untuk
mendalami semua gagasan yang terkandung dalam Pancasila, dan meletakkannya
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
gagasan-gagasan
vital
sebagaimana
dicantumkan
didalam
pembukaan UUD 1945, dimana Pancasila sebagai dasar negara ditegaskan dalam
satu kesatuan integral dan integratif. Oleh karena itu para tokoh menyatakan
bahwa
Pembukaan
Undang-Undang
1945
merupakan
sebuah
dokumen
perlu diantisipasi dengan tepat tanpa perlu mengorbankan persatuan dan kesatuan
nasional.
c.
sedang dihadapkan pada gelombang perubahan yang cepat sebagai implikasi arus
globalisasi.
Globalisasi sebagai suatu proses pada hakikatnaya telah berlangsung jauh sebelum
abad ke-20 sekarang, yaitu secara bertahap, berawal embrionial di abad 15
ditandai dengan munculnya negara-negara kebangsaan, munculnya gagasan
kebebasan individu yang dipacu jiwa renaissance dan aufklarung.
Menghadapi arus globalisasi yang semakin pesat, keurgensian Pancasila
sebagai dasar negara semakin dibutuhkan. Pancasila dengan sifat keterbukaanya
melalui tafsir-tafsir baru kita jadikan pengawal dan pemandu kita dalam
menghadapi situasi yang serba tidak pasti. Pancasila mengandung komitmenkomitmen transeden yang memiliki mitosnya tersendiri yaitu semua yang mitis
kharismatis dan irasional yang akan tertangkap arti bagi mereka yang sudah
terbiasa berfikir secara teknis-positivistik dan pragmatis semata.
Sebagai dasar negara, pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang
meliputi suasana kebatinan atau cita cita hukum,sehingga merupakan suatu
sumber nilai,norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara dan
menguasai hukum dasar baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar
negara,pancasila mengikat secara hukum.Sebagaimana telah ditentukan oleh
pembentuk negara bahwa tujuan utama dirumuskanya Pancasila adalah sebagai
dasar negara RI. Tercantum dalam pembukaan UUD 1945 pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum atau tata tertib hukum indonesia pada
hakikatnya adalah merupakan suatu pandangan hidup, kesadarn dan cita cita
hukum serta cita cita moral yang meliputi suasana kebatinan serta watak bangsa
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto.2007.Pendidikan
Kewarganegaraan
untuk
SMA
Kelas
XII.Jakarta:Erlangga
Tim
Dosen
Pendidikan Pancasila.2011.Modul
Pendidikan