Pendahuluan
Susunan saraf pusat bayi baru lahir (BBL) sangat
rentan terhadap kejadian kejang
Manifestasi klinik kejang pada BBL berbeda dengan
anak atau dewasa
Diagnosis, investigasi dan pengobatan penting
keterlambatan penanganan dampak serius
terhadap perkembangan anak selanjutnya
Gangguan awal dapat ringan, tapi dapat memicu
aktivitas epileptik
Epidemiologi
sering
Sering
Jarang
Jarang
Sering
Subtle
/automatism motor
Sering
jarang
Patofisiologi
Perkembangan otak seseorang sangat komplek
Mielinisasi, sinaptogenesis,elaborasi dendrit,
formasi ion channel dan reseptor
neurotransmiter terjadi secara simultan dan
mempengaruhi aktivitas sel saraf bayi
Imaturitas mielin kejang
Neurotransmiter eksitasi berkembang lebih awal
dari inhibisi memudahkan timbul kejang
Etiologi
1. HIE (Hipoksic Ischaemic enchephalopathy)
2. Infeksi SSP : Meningitis atau ensefalitis
3. Peradarahan intrakranial atau trombosis (arteri atau
vena)
4. Malformasi SSP
5. Inborn error of metabolism
6. Gangguan metaboloik akut (hipokalsemia,
hipoglikemia, hipomagnesemia, hipo-hipernatremia)
7. Gangguan peroxismal: adrenoleikodistropi, sindrom
zellwegerr
Diagnosis
Anamnesis perjalanan penyakit dan pemeriksaan
fisik untuk mengidentifikasi faktor risiko dan
kelainan fisik yang ada
Penting: riwayat prenatal, perinatal atau kelainan
genetik
Pemeriksaan fisik difokuskan kelaianan
kongenital dan abnormalitas neurologis
Pemeriksaan klinis dan laboratoris
mengklarifikasi etiologi dan tipe kejang
Pemeriksaan penunjang:
- Darah tepi, kimia darah, kulturdarah
- Cairan LCS
- CT scan atau MRI
Pengobatan
Tujuan Pengobatan kejang:
mencegah kejang berulang dan kerusakan otak
Pilihan utama: fenobarbital, disamping lorazepam
dan diazepam
Skema penatalaksanaan Kejang:
Fenobarbital
3-5 mg/kg IV
Atau PO bid
kejang berhenti
kejang berhenti
Pyridoxin 50-100 mg IV
kejang berhenti
Pyridoksin
pertimbangkan pemberian
10mg/hari PO Dzp, Mdz,Prl, Lido, Aoz
Prognosis
Tergantung etiologi dan kerusakan otak
Buruk : perdarahan intraventrikuler,
malformasi serebral
Efek: epilepsi, ertardasi mental, serebral palsi
Epilepsi idiopatik
Parsial
Benign Childhood Epilepsi With Centrotemporal
Spike (disebut juga Benign Rolandik Epilepsi)
Onset 2-13 thn sering 5-10thn, laki-laki>wanita.
Serangan berupa parsial sederhana kadang-kadang
menjadi umum. Gejala didominasi daerah
oropharingberupa salivasi tidak dapat bicara
gerakan involunter mulut dan faring,suara
tenggorokan, kontraksi otot lidah dagu dan salah
satu sisi wajah, rasa baal dan parastesi dagu gusi
dan lidah. Umumnya terjadi waktu tidur
Epilepsi dengan
Paroksismalitas
oksipital.
Disebut juga Epilepsi Oksipital Benigna.
Onset terjadi pada umur 6 tahun sebagai
serangan parsial dengan gejala visual
dominan berupa buta sejenak, halusinasi yang
berbentuk atau tidak. Serangan dapat berupa
visual atau terjadi serangan hemiklonik, parsial
komplek atau tonik klonik umum. Pasca kejang
dapat terjadi sakit kepala, nausea dan muntah
Epilepsia Idiopatik
Umum
Epilepsi Mioklonik
Benigna Pada Bayi
Jarang ditemui, serangan mioklonus pada tahun pertama /
kedua. Sering ditemui riwayat keluarga. EEG gelombang
paku-ombak umum dengan letupan pada awal tidur.
Mudah dikontrol dengan obat
Serangan sering dengan kepala menganguk sering kali.
Bila anak sudah berdiri dapat jatuh pada serangan.
Kesadaran menurun tidak total, serangan 1-3 detik.
EEG dalam serangan berupa paku ombak atau paku
ombak majemuk 3 spd. Bila tidak diobati dapat
mempengaruhi mental dan kepribadian.
Sindrom Lennox-Gestaut
Ditandai serangan epilepsi absan atipik, kejang tonik aksial
jatuh mendadak karena serangan atonik kadang-kadang mio
klonik. EEG paku ombak lambat difus saat bangun gel cepat
10/det pada saat tidur.Gangguan mental dan tingkah laku
Umur onset < 8 tahun puncak 3-5 tahun