RESUME
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Corporate Governance and Control
Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
2016
Sesuai dengan visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi perlu
bersama-sama menyepakati hal-hal tersebut di bawah ini:
Rencana jangka panjang, strategi, maupun rencana kerja dan anggaran tahunan;
Kebijakan dan metode penilaian perusahaan, unit dalam perusahaan dan personalianya;
Struktur organisasi sampai satu tingkat di bawah Direksi yang dapat mendukung
tercapainya visi, misi dan nilai-nilai perusahaan.
Dewan Komisaris
Prinsip Dasar
Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara
kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan
bahwa Perusahaan melaksanakan GCG. Namun demikian, Dewan Komisaris tidak boleh turut
serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-masing anggota Dewan
Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara. Tugas Komisaris Utama sebagai primus
inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Agar pelaksanaan tugas
Dewan Komisaris dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut:
Dewan Komisaris dapat terdiri dari Komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi
yang dikenal sebagai Komisaris Independen dan Komisaris yang terafiliasi.
Yang dimaksud dengan terafiliasi adalah pihak yang mempunyai hubungan bisnis dan
kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota Direksi dan Dewan Komisaris lain,
serta dengan perusahaan itu sendiri. Mantan anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang
terafiliasi serta karyawan perusahaan, untuk jangka waktu tertentu termasuk dalam kategori
terafiliasi.
Jumlah Komisaris Independen harus dapat menjamin agar mekanisme pengawasan
berjalan secara efektif dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Salah satu dari
Komisaris Independen harus mempunyai latar belakang akuntansi atau keuangan.
Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS melalui proses yang
transparan. Bagi perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek, badan usaha milik negara dan
atau daerah, perusahaan yang menghimpun dan mengelola dana masyarakat, perusahaan yang
produk atau jasanya digunakan oleh masyarakat luas, serta perusahaan yang mempunyai dampak
luas terhadap kelestarian lingkungan, proses penilaian calon anggota Dewan Komisaris
dilakukan sebelum dilaksanakan RUPS melalui Komite Nominasi dan Remunerasi. Pemilihan
Komisaris Independen harus memperhatikan pendapat pemegang saham minoritas yang dapat
disalurkan melalui Komite Nominasi dan Remunerasi.
Pemberhentian anggota Dewan Komisaris dilakukan oleh RUPS berdasarkan alasan yang
wajar dan setelah kepada anggota Dewan Komisaris diberi kesempatan untuk membela diri.
Kemampuan dan Integritas Anggota Dewan Komisaris
Anggota Dewan Komisaris harus memenuhi syarat kemampuan dan integritas sehingga
pelaksanaan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat untuk kepentingan perusahaan
dapat dilaksanakan dengan baik.
Anggota Dewan Komisaris harus memahami dan mematuhi anggaran dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan tugasnya.
Anggota Dewan Komisaris harus memahami dan melaksanakan Pedoman GCG ini.
Komisaris dapat melaksanakan fungsi Direksi. Dalam rangka melaksanakan fungsinya, anggota
Dewan Komisaris baik secara bersama-sama dan atau sendiri-sendiri berhak mempunyai akses
dan memperoleh informasi tentang perusahaan secara tepat waktu dan lengkap. Dewan
Komisaris harus memiliki tata tertib dan pedoman kerja (charter) sehingga pelaksanaan tugasnya
dapat terarah dan efektif serta dapat digunakan sebagai salah satu alat penilaian kinerja mereka.
Dewan Komisaris dalam fungsinya sebagai pengawas, menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan perusahaan oleh Direksi, dalam rangka
memperoleh pembebasan dan pelunasan tanggung jawab (acquit et decharge) dari RUPS. Dalam
melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dapat membentuk komite. Usulan dari komite
disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk memperoleh keputusan. Bagi perusahaan yang
sahamnya tercatat di bursa efek, perusahaan negara, perusahaan daerah, perusahaan yang
menghimpun dan mengelola dana masyarakat, perusahaan yang produk atau jasanya digunakan
oleh masyarakat luas, serta perusahaan yang mempunyai dampak luas terhadap kelestarian
lingkungan, sekurang-kurangnya harus membentuk Komite Audit, sedangkan komite lain
dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
Komite Penunjang Dewan Komisaris
Komite Audit
Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa: (i)
laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,
(ii) struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, (iii) pelaksanaan audit
internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan (iv) tindak
lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen.
Komite Audit memproses calon auditor eksternal termasuk imbalan jasanya untuk
disampaikan kepada Dewan Komisaris. Jumlah anggota Komite Audit harus disesuaikan dengan
kompleksitas. Perusahaan dengan tetap memperhatikan efektifitas dalam pengambilan
keputusan. Bagi perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek, perusahaan negara,
perusahaan daerah, perusahaan yang menghimpun dan mengelola dana masyarakat, perusahaan
yang produk atau jasanya digunakan oleh masyarakat luas, serta perusahaan yang mempunyai
dampak luas terhadap kelestarian lingkungan, Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen
dan anggotanya dapat terdiri dari Komisaris dan atau pelaku profesi dari luar perusahaan. Salah
seorang anggota memiliki latar belakang dan kemampuan akuntasi dan atau keuangan.
Dewan
Komisaris
kepada
RUPS
merupakan
perwujudan
akuntabilitas pengawasan atas pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan asas GCG.
Direksi Prinsip Dasar
Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolegial dalam
mengelola perusahaan. Masing-masing anggota Direksi dapat melaksanakan tugas dan
mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Namun, pelaksanaan
tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama.
Kedudukan masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara. Tugas
Direktur Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Direksi. Agar
pelaksanaan tugas Direksi dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut:
Direksi harus profesional yaitu berintegritas dan memiliki pengalaman serta kecakapan
yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.
Anggota Direksi harus memenuhi syarat kemampuan dan integritas sehingga pelaksanaan
fungsi pengelolaan perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik.
Anggota Direksi harus memahami dan mematuhi anggaran dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan tugasnya.
Fungsi Direksi
Fungsi pengelolaan perusahaan oleh Direksi mencakup 5 (lima) tugas utama yaitu
kepengurusan, manajemen risiko, pengendalian internal, komunikasi, dan tanggung jawab sosial.
Pertanggungjawaban Direksi
Direksi harus menyusun pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan dalam bentuk
laporan tahunan yang memuat antara lain laporan keuangan, laporan kegiatan perusahaan, dan
laporan pelaksanaan GCG. Laporan tahunan harus memperoleh persetujuan RUPS, dan khusus
untuk laporan keuangan harus memperoleh pengesahan RUPS. Laporan tahunan harus telah
tersedia sebelum RUPS diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk
memungkinkan pemegang saham melakukan penilaian.
Dengan diberikannya persetujuan atas laporan tahunan dan pengesahan atas laporan
keuangan, berarti RUPS telah memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab kepada
masing-masing anggota Direksi sejauh hal-hal tersebut tercermin dari laporan tahunan, dengan
tidak mengurangi tanggung jawab masing-masing anggota Direksi dalam hal terjadi tindak
pidana atau kesalahan dan atau kelalaian yang menimbulkan kerugian bagi pihak ketiga yang
tidak dapat dipenuhi dengan aset perusahaan. Pertanggungjawaban Direksi kepada RUPS
merupakan perwujudan akuntabilitas pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan asas
GCG.
Jenis penilaian ini melibatkan direksi individu dalam menilai efektivitas mereka sendiri,
baik secara tertulis, misalnya kuesioner, atau dalam diskusi dengan ketua dewan, baik
dalam mode terbuka atau kriteria tertentu. Jika penilaian diri terjadi secara tertulis, direksi
dapat mempertahankan kuesioner sendiri, memilih untuk mengirimkannya, atau
menggunakannya sebagai dasar untuk diskusi dengan ketua dewan untuk membahas
efektivitas individu yang direktur. Direksi juga dapat mengajukan kuesioner kepada
anggota manajemen, misalnya, sekretaris perusahaan, untuk disimpan pada file.
Manfaat dari jenis penilaian adalah bahwa:
a. Memberikan kesempatan untuk merefleksi diri terhadap kinerja seseorang dan
bagaimana cara untuk lebih ditingkan;
b. Berbagi data terbatas terutama untuk direktur individu, dan karena itu mungkin
lebih kritis terhadap diri sendiri dan apa adanya;
c. Penilaian diri memberikan langkah nyaman sebelum melanjutkan ke jenis
keempat penilaian.
4. Direktur Individu Penilaian Sesama.
Ini adalah bentuk paling sering dipraktekkan dan paling menantang dari penilaian lainnya
dan melibatkan direksi menilai satu sama lain pada sejumlah dimensi kinerja. Data yang
dihasilkan mencakup bagaimana pandangan rekan direksi terhadap efektivitas dan
kontribusi direksi lainnya, secara individual. Data mentah pada efektivitas direktur
tertentu yang dibuat oleh anggota dewan lainnya biasanya tidak dibagi secara kolektif
dengan semua direktur lainnya, hanya dalam bentuk agregat. Ketua dewan dapat melihat
lebih dari data agregat, tergantung pada preferensi dewan dan direktur individu.
Manfaat utama dari penilaian rekan direksi adalah bahwa:
a. Memberikan umpan balik rekan kerja pada kinerjanya sebagai direksi, dan dalam
hal ini mungkin lebih objektif dari self assessment;
b. Tergantung pada seberapa luas data bersama, penilaian rekan menyediakan poin
yang kolektif dalam diskusi untuk isu-isu kunci seputar efektivitas direksi
individu, misalnya, efektivitas ketua dewan, ketua komite, dan direksi individu.
Mungkin ada kecenderungan yang lebih besar untuk bertindak atas data bersama
yang kolektif. Namun demikian, penting untuk dewan memikirkan kesiapan
dalam melakukan penilaian sesama bagi direktur individu.
Kesiapan mungkin melibatkan:
Keempat, ketika dewan direksi membuat tujuan-tujuan yang akurat dalam bentuk mandat
tertulis dan deskripsi jabatan dan subyek itu sendiri untuk pemeriksaan internal, berhubungan
dengan pemegang saham, manajemen, dan pemangku kepentingan perusahaan lainnya bahwa
dewan aktif dan terlibat dalam kesatuan dan bahwa ia telah menetapkan tujuan internal yang
eksplisit dan prioritas yang bertanggung jawab.
Singkatnya, dewan yang telah melalui proses penilaian mendapatkan manfaat untuk menjadi
penting dan bahwa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan.
Ada juga konsekuensi negatif yang mungkin dialami oleh dewan jika memilih untuk tidak
melakukan penilaian tata kelola dalam beberapa bentuk. Pada prakteknya, sebagian besar di
daerah ini merupakan dewan direksi yang memilih untuk tidak melakukan penilaian, atau
melakukannya dengan cara yang dangkal, kebanyakan terjadi jika kinerja perusahaan atau tata
kelola kemungkinan mengalami kesulitan, dewan tidak mungkin memiliki waktu untuk
mengambil tindakan, atau, lebih buruk lagi, tidak mungkin memiliki standar dan proses di tempat
untuk bertindak. Direksi kemudian dipertanyakan dalam berbagai forum, misalnya, media,
badan-badan profesional, pengadilan, dan sebagainya, mengapa mereka tidak menilai diri
mereka sendiri ketika mereka memiliki kesempatan dan didesak oleh pihak berwenang dan para
ahli untuk melakukannya.
Dan, itu juga menjadi semakin sulit untuk mengungkapkan kepada pemegang saham mengapa
dewan tertentu atau beberapa direksi yang kebal dari beberapa bentuk kajian internal. Mengingat
pengalaman dewan yang telah mulai untuk menilai efektivitas dewan dan direksi individu secara
teratur, sistematis, dan ketat, tampaknya tidak ada alasan yang diatasi mengapa dewan direksi
tidak harus menilai efektivitas mereka sebaik direktur mereka.
When a Board of Directors Should Proceed with The Assessment Process
Tergantung pada direktur atau komite yang bertanggung jawab untuk memimpin dan melakukan
penilaian bagi pemerintahan contoh khusus: ketua dewan, ketua komite, atau komite
pencalonan/tata kelola secara keseluruhan. Dewan direksi harus melanjutkan penilaian hanya
setelah semua direksi telah mendengar penjelasan dari dasar pemikiran untuk melakukannya,
memiliki kesempatan untuk mengekspresikan pandangan mereka, dan dewan kolektif telah
menyepakati proses optimal untuk melakukannya. Dewan harus melakukan dengan sengaja,
terutama dalam menilai efektivitas direksi individu, dan menolak setiap godaan atau tekanan
untuk bertindak sebelum waktunya.
Tergesa-gesa bisa melanggar dinamika dewan. Seorang dewan akan tahu bahwa dia siap untuk
melanjutkan proses penilaian yang ketat setelah disepakati bersama, di bawah kepemimpinan
direktur independen, terhadap:
1. Apa yang dinilai,
saham seperti yang dipersyaratkan oleh undang-undang atau peraturan. Langkah pertama dalam
menilai efektivitas dewan direksi adalah untuk mengidentifikasi dan menjelaskan tanggung
jawab secara spesifik. Tanggung jawab ini harus tercermin dalam, mandat yang up to date secara
komprehensif untuk dewan, charter untuk dewan komite utama contohnya komite audit, komite
kompensasi, dan komite pencalonan/tata kelola perusahaan, tanggungjawab komite dan jabatan
untuk direktur individu, misalnya ketua dewan, ketua masing-masing komite dewan, direksi
individu, dan CEO.