NPM : 1406607722
Kelompok : 6
Outline
Aliran kalor akan sama pada setiap section jalur aliran kalor. Total dari aliran kalor
merupakan penjumlahan seluruh aliran kalor yang melewati seluruh jalur garis. Jika
maka aliran kalor proporsional pada . Nilai aliran kalor ini konstan sehingga melewati
setiap element sama dengan garis aliran kalor.
=
(2 1)
Dimana M merupakan jumlah jalur aliran kalor. Kondisi utama yang diperlukan untuk
mencapai akurasi tinggi pada metode ini adalah keterampilan menggambar bujur sangkar
kurvilinier. Metode ini umumnya hanyak digunakan untuk estimasi pada soal sederhana dan
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara jalur aliran kalor dan isoterm.
Faktor Bentuk Konduksi
Pada sistem dua dimensi dimana hanya terdapat dua temperatur yang terlibat, kita dapat
mendefinisikan Shape Factor (S) sebagai berikut
=
Pada bentuk tiga dimensi seperti dinding, perhitungan Shape Factor dilakukan secara
terpisah untuk mendapatkan aliran kalor. Ketika dimensi seluruh interior lebih besar dari onefifth tebal dinding
A=Area of wall
D=Length of edge
L=Wall thickness
Persamaan (1) menunjukkan bahwa aliran kalor pada setiap node bernilai nol pada
keadaan tunak. Dalam pendekatan numerik beda berhingga distribusi suhu yang kontinu
digantikan dengan sejumlah batangan penghantar khayalan yang bersambungan pada setiap
titik node, dan tidak mempunyai pembangkitan kalor. Jika memperhitungan pembangkitan
kalor maka persamaan umum menjadi
Dalam menggunakan metode numerik, persamaan (1) dituliskan untuk setiap node di
dalam bahan. Sistem penamaan yang dihasilkan lalu diselesaikan untuk mendapatkan suhu
setiap node.
3 = 4 = 1500
Setelah penentuan suhu maka aliran kalor dapat ditentukan melalui persamaan berikut
=
Ketika ditentukan dalam batasan tertentu, misalnya pada gambar di atas, aliran kalor
ditentukan dari muka 5000C atau 1000C. Jika kisi yang digunakan cukup halus, kedua nilai
seharusnya mendekati satu sama lain. Dalam prakteknya, paling baik digunakan rata-rata dari
kedua nilai, jika benda padat berada dalam kondisi batas konveksi.
Permukaan 5000C
=
Permukaan 1000C
=
=0
Dengan qi adalah kalor yang dipindahkan ke titik i dari penghasilan kalor, radiasi, dll.
Nilai R ditunjukkan pada lampiran 3. Formulasi tahanan berguna pula untuk penyelesaian
numerik bentuk-bentuk tiga dimensi yang rumit.
Nilai Ti diasumsikan
Perhitungan nilai-nilai baru untuk node suhu Ti, dengan menggunakan nilai Tj terbaru
Dalam permasalahan ini dapat diselesaikan dengan konsep tahanan karena resistansi
yang menghubungkan tiap titik-titik sama besar
1
=
=
Pada kondisi steady state kalo yang dihasilkan bernilai 0. Persamaan diatas dimasukkan
ke dalam persamaan iterasi Gauss-Siedel menghasilkan
=
Setiap node memiliki empat resistensi yang terhubung dan nilai k dianggap konstan, maka
= 4 dan Ti akan berubah menjadi
=
1
=
4
4
Selanjutnya kita membuat tabel iterasi dan menggunakan asumsu temperatur awal
3000C dan 2000C. Persamaan akhir di atas diulang sampai konvergensi tercapai. Dalam tabel,
lima iterasi menghasilkan konvergasi 0.13 degree. Berikut beberapa ilustrasi kalkulasi
T1
300
275
259,38
251,76
250,52
250,13
T2
300
268,75
254,69
251,03
250,26
250,07
T3
200
168,75
154,69
151,03
150,26
150,07
Daftar Pustaka
Holman, J.P. 2010. Heat Transfer 10th edition. New York: McGraw Hill.
Kern, D. Q. 1983. Process Heat Transfer. New York: McGraw Hill.
T4
200
159,38
152,35
150,52
150,13
150,03