Anda di halaman 1dari 19

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama (Inisial)
Jenis Kelamin
Umur/tanggal lahir
Status Perkawinan
Agama
Suku/ Kewarganegaraan
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan Terakhir
Alamat

: Tn. S
: Laki-laki
: 42 tahun/ 3 November 1964
: menikah
: Islam
: Jawa / Indonesia
: SMP
: Swasta
: Tangerang

b. Identitas Penanggung
Nama (Inisial)
: Ny. I
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Hububungan dengan Klien : Istri
Alamat
:
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama

pasien

mengatakan

dada terasa sesak seperti tertimpa beban


berat. Semakin bertambah sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dada ini
menjalar hingga ke leher. Saat nyeri, pasien
akan

keringat

dingin,

tidak

bisa

tidur.

Biasanya nyeri dada ini akan hilang dengan


istrirahat, namun sejak 2 hari terakhir tidak
b.

c.
d.
e.

membaik dengan istirahat.


Riwayat Keluhan Utama
:
Mulai timbulnya keluhan
: 3 bulan sebelum masuk rumah sakit
Sifat keluhan
: intermiten
Lokasi
: dibagian dada dan menjalar hingga leher.
Faktor pencetus
: penyumbatan pada pembuluh darah arteri.
Keluhan bertambah
: ketika melakukan aktivitas berat.
Diagnosis Medis
: ACS NSTEMI Lateral Late Onset
Riwayat penyakit sebelumnya: Hipertensi (tidak terkontrol)
Alergi
: Tidak ada alergi pada obat atau makanan

f.

Kebiasaan

:
Merokok

: ya, namun telah berhenti sejak

3 bulan yang lalu (biasanya 5 bungkus perhari)

14

Minum Alkohol : ya, namun telah berhenti sejak


3 bulan yang lalu
: tidak

Minum Kopi
3. Riwayat Keluarga :

Keterangan Gambar:
1. Pria
2. Wanita
3. Meninggal
4. Riwayat kanker
5. Pasien
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah
Nadi
Pernapasan
Suhu Badan

b. Kepala dan Leher

6. Suami-Istri
7. Anak
8. Satu Rumah

: 130/90 mmHg
: 75x/mnt
: 20x/mnt
: 36.1oC

Kepala

:klien tidak ada sakit kepala. Rambut

berwarna
hitam, distribusi merata, tidak teraba massa dan tidak

ditemukan ada luka.


Penglihatan :Klien tidak menggunakan kaca mata,
konjungtiva ananemis, tidak ada gangguan penglihatan,

pupil bereaksi terhadap cahaya: kanan 2+, kiri 2+.


Pendengaran : kedua telinga simetris, bersih, tidak
ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada gangguan

pendengaran.
Hidung
: tidak ada mukus, tidak ada riwayat
sinusitis, tidak tampak polip, hidung terlihat kering dan

c.

kemerahan. Terpasang nasal kanul O2 3 lpm


Tenggorokan dan mulut: tidak ada gangguan menelan, mukosa bibi lembab.
Kelenjar leher
: tidak ditemukan pembengkakan pada kelenjar leher
Pernapasan

15

Perkusi

Inspeksi

: bentuk dada simetris, bernapas tidak

menggunakan otot bantu. Pasien tidak sesak


: tidak terdapat penumpukan cairan, tidak ada massa
Auskultasi: terdengar bunyi rhonchi lebih jelas pada dada

dextra. Tidak ada clubbing finger


d. Pencernaan
Inspeksi
: turgor kulit elastis, mukosa bibir lembab,
rongga mulut bersih.
Auskultasi : bising usus 15 x/mnt
Perkusi
: tidak ditemukan adanya massa, cairan ataupun udara.
e. Palpasi
: tidak terdapat massa
f.

Kardiovaskuler
Inspeksi : Bentuk dada Simetris, bibir kemerahan dan lembab, Capillary
Refill Time: <3 detik.
Palpasi
: ekstremitas gerak teraba dingin
Perkusi
: tidak ditemukan adanya pembesaran jantung
Auskultasi : S1 dan S2 terdengar reguler tidak ditemukan bunyi tambahan,

S3, S4 ataupun mur-mur.


g. Persyarafan
Status kesadaran komposmentis, GCS E4M6V5
h. Muskuloskeletal
Klien tidak mengeluhkan adanya nyeri otot
Reflek sendi baik, kekuatan otot: 5 5
i.

5 5
Kulit/Integumen
Saat diinspeksi turgor kulit elastis. Warna kulit terlihat gelap dan akral teraba

j.

dingin dan tidak terdapat luka


Reproduksi
Tidak ada perbesaran prostat

5. Pola Kegiatan Sehari-Hari (ADL)


a. Nutrisi
Pasien mengatakan sejak 3 bulan terakhir jarang makan dan minum, bahkan
tidak makan sama sekali dalam satu hari karena tidak nafsu makan. Pasien
merasa bahwa semua makanan tersebut tidak enak, pasien biasanya hanya
akan makan roti-roti saja. Akan tetapi semenjak masuk rumah sakit pasien
mengatakan nafsu makan bertambah, rasanya ingin makan dan minum terus.
BB: 68 kg, dan TB: 158 cm, IMT:27.2 kg/m2.
b. Eliminasi
1. Buang air kecil (BAK)
Baik, warna kuning jernih, buang air kecil kurang lebih satu kali per tiga
hingga empat jam
2. Buang Air Besar (BAB)
BAB normal 1 x perhari.
c. Olah raga dan aktivitas

16

Pasien berdangang keliling, sehingga sering jalan kaki hingga beberapa kilo
dalam satu hari. Biasanya bila berjalan jauh pasien tidak akan merasa sesak
ataupun kecapean. Akan tetapi beberapa waktu terakhir berjalan 5 meter saja
pasien sudah mulai sesak. Keadaan ini lebih berat bila naik tangga.
d. Istirahat dan tidur
Klien memiliki pola tidur yang tidak teratur, biasanya bila nyeri dada muncul
pasien akan langsung tidur. Namun bila sedang tidak nyeri pasien akan tidur
hingga larut malam. Pasien mengatakan disiang hari tidak istirahat
6. Pola Interaksi Sosial
Klien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan lingkunganya
7. Kegiatan Sosial
Klien tidak mengikuti kegiatan sosial dilingkungan tempat tinggalnya karena
tidak ada waktu
8. Kegiatan Keagamaan
Klien mengatakan rajin sholat
9. Kedaan Psikologis selama Sakit
Pasien merasa aneh dan bingung akan pola makannya yang bertambah
selama dirumah sakit. Pasien berharap saat pulang kerumah nanti tidak akan
merasakan nyeri dada lagi. Pasien mengatakan bahwa sejak masuk rumah
sakit tidak merasakan nyeri lagi, ini berarti pasien sudah sembuh dan akan
segera pulang
10. Data Laboratorium & Diagnostik
a. Laboratorium
Cek darah lengkap
Hemathology
Full Blood Count
HB
Hematocrit
Erythrocit
White Blood cell
Platelet count
Ureum
Creatinine
eGFR
Blood Random
Glucose
MCV,MCH, MCHC
MCV
MCH
MCHC
Pt-APTT
Biochemistry
SGOT
SGPT

(21/11/15)
13.56
41.83
5.00
8.18
343.60
30.0
H 1.77
43.3
91.0

g/dL
%
106/L
103/L
103/L
Mg/dl
Mg/dl
ml/mnt/1.73m2
Mg/dl

13.20-17.30
40.00-52.00
4.40-5.90
3,80-10,60
150.00-440.00
<50.00
0.7-13

83.75
27.15
32.42

fL
pg
g/dL

80.00100.00
26.0034.00
32.0036.00

17
12

U/L
U/L

534
055

<200.00

CK-CKMB-TROPONIN

17

CK
CK-MB
Troponin T hs

H 360
19.2
H 32.0

U/L
U/L
Pg/mL

38174
725
0.0014.00

Electrolyte (Na, K, Cl) (21/11/2015)


Sodium (Na)
Potasium (K)
Chloride (Cl)

139
4.4
105

mmol/L
mmol/L
mmol/L

137-145
3.6-5.0
98-107

b. Diagnostik
Photo Thorak (21/11/15) : Kardiomegali, infiltrate minimal pada suprahiler dan
perihiler bilateral DD/Bronkopneumonia
EKG (21/11/2015) : Sinus rhythm, anterioseptal MI
EKG (22/11/2015) : Sinus rhythm. Prolonged QT consider ischemia, electrolyte
imbalance, drug effect. Inferior infarct, possible anterioseptal
infarct
EKG (23/11/2015) : Sinus rhythm. Border line prolonged QT interval inferior
infarct, anterioseptal infarct.
c.

Penatalaksanaan/terapi pengobatan:
Obat:
Aspilet
PO
80 mg OD
Clopodogrel PO
75 mg OD
Ranitidine
IV
50 mg BD
Valsartan
PO
80 mg OD
ISDN
PO
5 mg TDS
Simuastatin PO
20 mg OD
Lovenox
SC
0.6 ml OD
Alprazolam
PO
0.5 mg ON
Laxadine syr PO
15 ml TDS
Ambroxolol
PO
30 mg TDS
Bisoprolol
PO
1.25 mg OD

B. Analisa Data
Tgl

2/11/15

Data Subjektif (DS)

Data Objektif (DO)

Masalah Keperawatan

(Keluhan klien + laporan

(hasil observasi, pemeriksaan

(Kesimpulan DS dan DO)

keluarga)
Pasien mengatakan

fisik , laboratorium, diagnostik)


BB: 68 kg, dan TB: 158

sejak 3 bulan terakhir


jarang makan dan

cm,
IMT:27.2 kg/m2
Blood Random Glucose

91.0 Mg/dl
Pasien terlihat obesitas

minum, bahkan tidak


makan sama sekali

Ketidak seimbangan nutrisi


lebih dari kebutuhan tubuh

dalam satu hari karena


tidak nafsu makan.

18

Pasien merasa bahwa


semua makanan
tersebut tidak enak,
pasien biasanya hanya
akan makan roti-roti

saja.
Akan tetapi semenjak
masuk rumah sakit
pasien mengatakan
nafsu makan
bertambah, rasanya
ingin makan dan

2/11/15 -

minum terus.
Pasien mengatakan

Merokok: ya, namun telah

Kurang pengetahuan

bahwa sejak masuk

berhenti sejak 3 bulan yang

mengenai penyakit, prognosis,

rumah sakit tidak

lalu (biasanya 5 bungkus

dan pengobatan.

merasakan nyeri lagi, ini

perhari)
Minum Alkohol: ya, namun

berarti pasien sudah

telah berhenti sejak 3 bulan

sembuh dan akan segera

yang lalu
Pasien terlihat banyak

pulang

bertanya mengenai
penyakitnya
Diagnosa medis: ACS
2/11/15 -

Alasan masuk rumah

sakit: pasien mengatakan

rhythm. Border line

dada terasa sesak

prolonged QT interval

seperti tertimpa beban

inferior infarct, anterioseptal

berat sejak 3 bln yang


lalu. Semakin bertambah

pasien akan keringat

dextra. Tidak ada clubbing

Biasanya nyeri dada ini

2 hari terakhir tidak


membaik dengan
istirahat.
Pasien mengatakan
beberapa waktu terakhir
berjalan 5 meter saja
pasien sudah mulai

DD/Bronkopneumonia
Terdengar bunyi rhonchi
lebih jelas pada dada

dingin, tidak bisa tidur.

istrirahat, namun sejak

infarct
Photo Thorak (21/11/15) :

dan perihiler bilateral

dada ini menjalar hingga

akan hilang dengan

output

minimal pada suprahiler

masuk rumah sakit. Nyeri


ke leher. Saat nyeri,

Resiko penurunan cardiac

Kardiomegali, infiltrate

sejak 2 hari sebelum

NSTEMI Lateral Late Onset


EKG (23/11/2015) : Sinus

finger
Akral teraba dingin
Pasien terlihat keringat

dingin
CRT < 3 detik
CK H 360 U/L
CK-MB 19.2 U/L
Troponin T hs H 32.0

Pg/mL
TD: 130/90 mmHg
N: 75x/mnt
P: 20x/mnt
S: 36.1oC

sesak. Keadaan ini lebih


berat bila naik tangga

19

C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubunan dengan
pola makan yang tidak teratur.
2. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan pengobatan
berhubungan dengan tidak terpaparnya dengan informasi
3. Resiko penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan inotropic

20

D. Rencana Asuhan Keperawatan


Rencana Asuhan Keperawatan
Nama Klien (Inisial) : Tn. S
Ruang/Kamar

: 3D03

Tanggal masuk

: 21 November 2015

Tanggal Pengkajian : 23 November 2015


Diagnosa Medis

No.
DK
1

: ACS NSTEMI

Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil

Ketidakseimbangan nutrisi

Setelah memberikan edukasi

lebih dari kebutuhan tubuh

diharapkan ketidak

berhubunan dengan pola

seimbangan nutrisi dapat

makan yang tidak teratur.

diatasi ditunjukan dengan


kriteria hasil:
1. Pasien mampu
mengidentifikasi hubungan
antara obesitas dengan

Intervensi
Mandiri:
1. Nilai risiko atau adanya kondisi yang

program latihan yang tepat


secara individu.

antara

obesitas
3. Diskusikan kebutuhan untuk mengurangi asupan

dengan

berhubungan

pada

yang

aterosklerosis

merupakan

dapat
dan

predisposisi

Hipertensi dan komplikasi lain (stroke, gagal


dalam

memiliha

makanan yang tepat seperti kaya akan buah-

yang disebut dengan diet DASH (dietary


hipertensi)

dan

menghindari makanan tinggi lemak jenuh


(keju, mentega, telur, es krim, daging) dan
kolesterol (daging berlemak, kuning telur,

jantung, penyakit ginjal)


Asupan garam berlebihan dapat memperluas
volume

buahan, sayuran, dan susu rendah lemak


stop

aorta

jantung

dengan peningkatan massa tubuh


Kebiasaan makan yang salah
obesitas

garam, rendah gula, goreng-gorengan, dan

tetap

curah

berkontribusi

kalori dan asupan rendah lemak, rendah

to

kapasitas

peningkatan

langsung antara penyakit sekarang dengan

approaches

Obesitas dapat menyebakan peningkatan


tekanan darah tinggi karena disproporsi

berhubungan dengan obesitas


2. Nilai tingkat pemahaman pasien hubungan

hipertensi dan ACS Nstemi


makanan bersantan.
2. Menunjukkan perubahan pola 4. Instruksikan dan bantu
makan
3. Memulai /mempertahankan

Rasional

cairan

intravaskuler

dan

dapat

merusak ginjal
Menghindari makanan tinggi lemak jenuh
dan kolesterol penting dalam mencegah
kemajuan atherogenesis. Diet DASH dalam
hubungannya dengan olahraga, penurunan
berat badan, dan batas asupan garam, dapat

21

produk susu utuh, udang, daging organ).


5. Tinjau asupan kalori harian dan diet sehari-hari

mengurangi atau bahkan menghilangkan


-

kebutuhan untuk terapi obat


Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
dalam

Kolaborasi:
1.

Konsultasi status gizi kepada tim medis

program

menentukan

diet.

kebutukan

Bantu

dalam

individu

untuk

penyesuaian dan edukasi

khusus bagian gizi

Kurang pengetahuan

Setelahdiberikan edukasi

mengenai penyakit,

diharapkan pasien dapat

prognosis, dan

mengetahui gejala penyakit

pengobatan berhubungan

dan penanganannya dengan

dengan tidak terpaparnya

kriteria hasil:

dengan informasi

1. Pasien berpartisipasi dalam


proses pembelajaran
2. Dapat menjawab pertanyaan
seputar edukasi yang
diberikan
3. Pasien mengatakan paham
akan masalah kesehatan
yang dialami
4. Pasien akan melakukan

Mandiri:
1. Diskusikan patofisiologi dari penyakit ACS N

untuk mengontrolnya. Hal ini merupakan

mencegah terjadinya nyeri dada

fokus dari manajemen terapeutik untuk

2. Observasi kadar kolesterol dan tingkat LDL dan


HDL.

( merokok, hipertensi, DM) harus menjaga

olahraga.

LDL < 100 mg/dl dan HDL 3545 mg/dl.

4. Diskusikan dampak penyakit pada gaya hidup


yang diinginkan dan kegiatan sehari-hari,
termasuk pekerjaan, aktivitas seksual,
mengemudi, dan hobi.

untuk istrahat yang teratur

output berhubungan

selama 3x8 jam penurunan

dengan perubahan

curah jantung tidak terjadi

mempromosikan gaya hidup jantung sehat

berhenti merokok, perubahan diet, dan

aktifitas. Jadwakan kegiatan dan anjurkan

Setelah dilakukan perawatan

mengurangi kemungkinan MI dan

3. Berikan edukasi pentingnya kontrol berat badan, 2. Pasien dengan 2 faktor resiko atau lebih

sendiri dan BP selama dan setelah melakukan

Resiko penurunan cardiac

tersebut terjadi dan apa yang dapat dilaukan

stemi. Stres perlu untuk dikontrol untuk

mengubah pola hidup sehat 5. Tunjukkan bagaimana memonitor denyut nadi

1. Pasien perlu untuk mengetahui mengapa hal

Mandiri:
1. Pertahankan posisi yang nyaman selama
episode akut

3. Edukasi dapat memberikan kesempatan


kepada pasien untuk membuat perubahan
yang diperlukan.
4. Pasien mungkin enggan untuk melanjutkan
aktifitas karena takut nyeri dada muncul
kembali.
5. Memungkinkan pasien untuk mengidentifikasi
kegiatan-kegiatan yang dapat dimodifikasi
untuk menghindari stres jantung.
1. Mengurangi kebutuhan oksigen sehingga
mengurangi beban kerja miokard dan risiko
dekompensasi

22

inotropic

dengan kriteria:
- Tidak ada dyspnea, nyeri
dada, dan disritmia
- Menunjukkan peningkatan
toleransi aktifitas
- Berpartisipasi dalam perilaku
dan kegiatan yang
mengurangi beban kerja
jantung.

2. Monitor tanda-tanda vital


2. Takikardi dapat muncul karena nyeri,
3. Auskultasi suara napas dan bunyi jantung
kecemasan, hipoksemia, dan penurunan
4. Sediakan waktu istrihat yang cukup. melakukan
curah jantung. Perubahan dapat terjadi pada
kegiatan memenuhi kebutuhan dasar sesuai
BP (hipertensi/hipotensi) karena respon
prosedur
5. Dorong pasien untuk melaporkan adanya nyeri
jantung. Perubahan EKG yang
dada setelah pemberian medikasi obat
6. Evaluasi status mental, adanya kebingungan,
disorientasi
7. Catat perubahan warna kulit dan kehadiran dan
kualitas nadi.
8. Berikan terapi oksigen bila diperlukan

mencerminkan disritmia mengindikasi perlu


untuk evaluasi tambahan dan intervensi
teraupetik
3. S3, S4 atau creckles dapat terjadi dengan
dekompensasi jantung. Murmur dapat
mengungkapkan katup penyebab nyeri dada

Kolaborasi:
Pemberian terapi obat

(stenosis aorta, stenosis mitral) atau ruptur


oto papolaris
4. Menghemat energi dan mengurangi beban
kerja jantung
5. Intevensi yang tepat dapat mengurangi
konsumsi oksigen dan beban kerja miocard
serta meminimalkan komplikasi jantung
6. Penurunan perfusi otak dapat menghasilakan
perubahan yang dapat diamanati di
sensorium
7. Sirkulasi perifer berkurang ketika curah jantung
menurun, menunjukkan warna kulit pucat
abu-abu (tergantung pada tingkat hipoksia)
dan mengurangi denyut nadi perifer
8. Meningkatkan persediaan oksigen untuk
penyerapan miokard dalam meningkatkan
kontraktilitas, mengurangi iskemia, dan
menurunkan kadar asam laktat

23

24

E. Catatan Perkembangan
CATATAN IMPLEMENTASI
Nama Klien (Inisial) : Tn. S
Ruang/Kamar

: 3D03

Tanggal masuk

: 21 November 2015

Tanggal Pengkajian : 23 November 2015


Diagnosa Medis

No. DK

: ACS NSTEMI

Hari/Tanggal

Implementasi

Jam (WIB)
Senin 23/11/15

1,2,3

08.00

1,2,3

08.10

09.00

1,2,3

09.30

1,2,3

10.30

1,2

12.00

14.00

15.00

1.

Mandiri:
Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital: TD 130/90 mmHg; N 75

2.
3.

x/menit; P 20 x/menit; S 36.10C


Melakukan pengkajian fisik head to toe
Mengkaji tingkat pengetahuan pasien akan penyakit, prognosis dan

4.
5.
6.
7.

metode pengobatan yang akan diterima


Melakukan analisa data
Mempersiapkan rencana implementasi
Melakukan konsultasi dengan ahli gizi mengenai status gizi pasien
Memberikan edukasi mengenai asupan kalori dan asupan rendah
lemak, rendah garam, rendah gula, goreng-gorengan, dan makanan

8.

bersantan
Diskusikan patofisiologi dari penyakit ACS N stemi. Stres perlu untuk

9.

dikontrol untuk mencegah terjadinya nyeri dada


Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital: TD 130/80 mmHg; N 63
x/menit; P 20 x/menit; S 36.50C; SpO2 98%, terpasang nasal kanul O2

25

3lpm
1,2,3

16.00
Selasa 24/11/15
13.00

Mandiri:
1. Melakukan observasi hasil EKG (24/11/15): Sinus rhythm. Inferior inferct.
Anteroseptal infarct. Lateral ST-T abnormality may be due to MI
2. Melakukan observasi hasil Tes ECHO (24/11/15): morfologi katup-katup
normal, dilatasi LA & LV, hipokinetik dinding anterior & lateral, LVEF

13.15

30%, disfungsi diastolik berat, TAPSE 1.6 cm, moderate mitral


regurgitasi, severe trikuspid regurgitasi, TVG 60 mmHg, LVSEC (+),
tidak ditemukan efusi perikardial, IVC tidak dilatasi. Kesan: Ischemia
cardiomyopathy dengan LV disfungsi
3. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital: TD 125/80 mmHg; N 90
x/menit; P 21 x/menit; S 35.90C. Akral teraba dingin, kaki dextra bagian

13.30

distal mengalami edema karena tingginya kolesterol, nyeri tidak ada


4. Auskultasi suara napas dan bunyi jantung. Hasil suara napas vesikuler,
terdengar rhonchi didada dextra namun sedikit, suara S1 dan S2 jelas,

13.45

tidak ada murmur CRT<3 detik


5. Evaluasi status mental, adanya kebingungan, disorientasi. Hasil:
13.50
14.00

kesadaran kompos mentis, GCS 15 (E4M6V5)


6. Catat perubahan warna kulit dan kehadiran dan kualitas nadi Hasil: warna
kulit coklat gelap, nadi teraba reguler.
7. Memberikan terapi obat:

14.15
1.
2.
3.
4.

Mandiri
Mengkaji keluhan dan karakteristik nyeri
mendemonstrasikan posisi yang nyaman bagi klien
mengajarkan tehnik nafas dalam
menghimbau klien untuk menyokong luka operasi dengan

5.

tangan/bantal pada waktu batuk


menghimbau pasien untuk menciptakan lingkungan yang tenang

26

F. Hasil Evaluasi

CATATAN PERKEMBANGAN

27

Nama Klien (Inisial) : Tn. S


Ruang/Kamar

: 3D03

Tanggal masuk

: 21 November 2015

Tanggal Pengkajian : 23 November 2015


Diagnosa Medis

: ACS NSTEMI

Diagnosa
Keperawatan

Hari/Tanggal

SOAP

Ketidakseimbangan nutrisi

S: pasien mengatakan mulai mengerti mengenai makanan yang boleh

lebih dari kebutuhan tubuh

dikonsumsi untuk menjaga kesehatannya. Pasien mengatakan akan

berhubunan dengan pola

merubah pola makannya

makan yang tidak teratur.

O: pasien terlihat antusias mengikuti edukasi yang diberika.


Pasien banyak bertanya mengenai makanan yang boleh dan tidak boleh
dimakan untuk kesehatannya
Saat diberikan penjelasan pasien memperhatikan dengan baik
A: masalah ketidakseimbangan nutrisi belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
-

Instruksikan dan bantu dalam memiliha makanan yang


tepat seperti kaya akan buah-buahan, sayuran, dan susu
rendah lemak yang disebut dengan diet DASH (dietary
approaches to stop hipertensi) dan menghindari makanan
tinggi lemak jenuh (keju, mentega, telur, es krim, daging)
dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur, produk susu

Kurang
mengenai

pengetahuan
penyakit,

prognosis, dan pengobatan

utuh, udang, daging organ).


S: pasien mengatakan tidak tahu penyebab dari penyakitnya. Selama ini
beliau memang banyak beban pikiran.
O: pasien terlihat banyak bertanya mengenai penyebab penyakitnya

berhubungan dengan tidak

Saat dijelaskan pasien terlihat antusias

terpaparnya

A: Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan pengobatan

dengan

28

informasi

belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
-

Berikan edukasi pentingnya kontrol berat badan, berhenti

merokok, perubahan diet, dan olahraga


Diskusikan dampak penyakit pada gaya hidup yang
diinginkan dan kegiatan sehari-hari, termasuk pekerjaan,
aktivitas seksual, mengemudi, dan hobi

Resiko penurunan cardiac


output berhubungan
dengan perubahan
inotropic

S: pasien mengatakan nyeri dada tidak ada, sesak juga tidak ada, namun
saat jalan kekamar mandi terasa engap
O: TD 130/80 mmHg; N 63 x/menit; P 20 x/menit; S 36.50C; SpO2 98%,
terpasang nasal kanul O2 3lpm.
Terdengar bunyi rhonchi lebih jelas pada dada dextra. Tidak ada
clubbing finger
Akral teraba dingin, CRT < 3 dtk
Pasien terlihat keringat dingin
A: Resiko penurunan cardiac output belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
-

Pertahankan posisi yang nyaman selama episode akut


Monitor tanda-tanda vital
Auskultasi suara napas dan bunyi jantung
Sediakan waktu istrihat yang cukup. melakukan kegiatan

memenuhi kebutuhan dasar sesuai prosedur


Dorong pasien untuk melaporkan adanya nyeri dada

setelah pemberian medikasi obat


Evaluasi status mental, adanya kebingungan, disorientasi
Catat perubahan warna kulit dan kehadiran dan kualitas

nadi.
Berikan terapi oksigen bila diperlukan

29

30

BAB IV PEMBAHASAN KASUS


Pasien S usia 42 tahun dirawat dengan diagnosis kolelitiasis. Batu
empedu kolesterol merupakan jenis batu empedu yang dialami oleh pasien. Hal
ini di tandai dengan hasil kolesistektomi menunjukkan batu empedu berwarna
kuning ke coklatan. Selain itu hasil skrining gizi menunjukkan tingkat asupan
lemak pasien lebih tinggi dari yang seharusnya, sehingga diagnosa yang
diberikan adalah diet dengan makanan rendah lemak. Pasien tidak memiliki batu
empedu pigmen karena tingkat bilirubin baik conjugated maupun unkojugated
masih dalam batastas normal. Selama dirawat di rumah sakit pasin mengalami
gejala klinis sesuai dengan tanda dan gejala dari batu empedu pada umumnya.
Pasien menjalani operasi kolesistektomi untuk mengeluarkan batu empedu pada
pasien.
Pada saat pengkajian pasien sudah dalam keadaan pulih dan akan
pulang kerumah. Oleh sebab itu diagnosa keperawatan yang diangkat adalah
kurang pengetahuan mengenai perawatan luka dirumah dan resiko infeksi.

BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil analisa baik secara teori dan praktek langsung mengenai
perawatan pasien dengan diagnosa medis kolelitiasis didapatkan kesimpulan
bahwa batu empedu terdiri dari dua jenis yaitu batu empedu kolesterol dan batu
empedu pigmen. Pasien memiliki batu empedu kolesterol. Penangan kolelitiasis
secara pembedahan pada pasien dilakukan kolesistektomi. Sesuai dengan
prognosis yang ada pasien mengalami masa perawatan selama kurang lebih
empat hari hingga pasien pulang kerumah. Asuhan keperawatan untuk pasien
pulang adalah edukasi mengenai perawatan luka di rumah dan edukasi
konsumsus obat dan waktu kontrol.
B. Saran
- Untuk mahasiswa profesi Nurse

24

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tinjauan teoritis dan praktik pada
saat merawat pasien dengan diagnosa kolelitiasis

25

Anda mungkin juga menyukai