Anda di halaman 1dari 4

1.

PENGERTIAN HUKUM
Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi
tingkah laku manusia agar tingkah laku manusia dapat terkontrol ,
hukum adalah aspek terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian
kekuasaan kelembagaan, Hukum mempunyai tugas untuk menjamin
adanya kepastian hukum dalam masyarakat. Oleh karena itu setiap
masyarat berhak untuk mendapat pembelaan didepan hukum
sehingga dapat di artikan bahwa hukum adalah peraturan atau
ketentuan-ketentuan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur
kehidupan masyarakat dan menyediakan sangsi bagi pelanggarnya.

2. Macam-macam Pembagian Hukum


1.Menurut sumbernya :

Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan perundangan.

Hukum adat, yaitu hukum yang terletak dalam peraturan-peraturan kebiasaan.

Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh Negara-negara suatu dalam perjanjian
Negara.

Hukum jurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena putusan hakim.

Hukum doktrin, yaitu hukum yang terbentuk dari pendapat seseorang atau beberapa
orang sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan hukum.

2.Menurut bentuknya :

Hukum tertulis, yaitu hukum yang dicantumkan pada berbagai perundangan

Hukum tidak tertulis (hukum kebiasaan), yaitu hukum yang masih hidup dalam
keyakinan masyarakat, tapi tidak tertulis, namun berlakunya ditaati seperti suatu
peraturan perundangan.

3.Menurut tempat berlakunya :

Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu Negara.

Hukum internasional, yaitu yang mengatur hubungan hubungan hukum dalam dunia
internasional.

4.Menurut waktu berlakunya :

Ius constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.

Ius constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada masa yang akan datang.

Hukum asasi (hukum alam), yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu
dan untuk segala bangsa di dunia.

5. Menurut cara mempertahankannya :

Hukum material, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur kepentingan dan
hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan.

Hukum formal, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur tentang bagaimana
cara melaksanakan hukum material

6. Menurut sifatnya :

Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun mempunyai
paksaan mutlak.

Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak
yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri.

7.Menurut wujudnya :

Hukum obyektif, yaitu hukum dalam suatu Negara berlaku umum.

Hukum subyektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum obyektif dan berlaku pada orang
tertentu atau lebih. Disebut juga hak.

8.Menurut isinya :

Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan
yang lain dengan menitik beratkan pada kepentingan perseorangan.

Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara Negara dengan alat
kelengkapannya ata hubungan antara Negara dengan warganegara.

3. TUJUAN HUKUM
Tujuan hukum mempunyai sifat universal seperti ketertiban, ketenteraman, kedamaian,
kesejahteraan dan kebahagiaan dalam tata kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya hukum
maka tiap perkara dapat di selesaikan melaui proses pengadilan dengan prantara hakim
berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku,selain itu Hukum bertujuan untuk menjaga dan
mencegah agar setiap orang tidak dapat menjadi hakim atas dirinya sendiri.

4.1 Pelanggaran Hukum

1.

Pembajakan Lagu/ Film


Studi IDC menyebutkan tingkat pembajakan di Indonesia dialami sebesar
85% dengan potensi kerugian sebesar US$544 juta pada 2008. Jika
dibandingkan 2007 naik sebesar 1% dari 84% dengan potensi kerugian
sebesar US$411 juta. Dengan hasil 85% tersebut, Indonesia berada di posisi
ke-12 dari 110 negara di dunia yang menjadi subjek penelitian. Persentase
Indonesia ini sama dengan Vietnam dan Irak.

2.

Diskriminasi dan SARA


Sampai saat ini para pelaku diskriminasi dan SARA masih terbilang kurang
terkena dampak hukum di Indonesia, makanya bisa dilakukan terus-menerus
dan berkelanjutan. Tragedi 13-15 Mei 1998 yang terjadi merupakan peristiwa
politik yang sadis, kejam dan melanggar Hak Asasi Manusia. Tragedi tersebut
tentunya tidak berhenti hanya sebagai problematika rasial, tapi telah menjadi

momentum pembenaran bagi lahirnya peristiwa kekerasan-kekerasan


berikutnya. Peristiwa Trisakti, Semanggi I dan II, Ketapang, Kupang, Aceh,
Maluku, Papua, Kalimantan Barat, Poso, Makassar, Medan, Mataram,
Yogyakarta, Yayasan Doulos, Banyuwangi, dan banyak lagi lainnya, hanya
dilihat sebagai peristiwa politik yang layak disesalkan, tapi tidak untuk
dituntaskan penyelesaian hukumnya.

4.2 Pelaksanaan Hukum


a) Pelaksanaan norma hukum di lingkungan sekolah :
Pancasila merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan norma hokum di
lingkungan sekolah, begitu pula dengan UUD 1945 dan peraturan pelaksana lainnya .
Contoh pelaksanaan norma hukum dilingkungan sekolah antara lain :
1.
Tidak terlambat masuk sekolah,
2.
Tidak membolos sekolah,
3.
tidak menyontek saat ulangan,
4.
dan peraturan lainnya yang ada di sekolah .

b) Pelaksanaan norma hukum dalam masyarakat :


Manusia tidak mungkin hidup sendiri dan pasti berhubungan dengan lingkungan
sekitar,terutama tetangga maka sudah seharusnya menjaga keharmonisan dala hidup
bertetngga.
Contoh pelaksanaan norma hukum dalam masyarakat antara lain :
1.
Tidak menyakiti hati tetangga
2.
Membayar arisan dan iuran (RT, RW, dan PKK) tepat waktu
3.
Tidak menghina satu sama lain
c) Pelaksanaan norma hukum dalam keluarga :
Norma harus dilaksanakan dimanapun dan sebaiknya dimulai dari lingkungan keluarga
karena keluargalah akar dari keberhasilan pembangunan di segala bidang .
Contoh pelaksanaan norma hukum dalam keluarga antara lain :
1.
Tidak menganiaya anggota keluarga
2.
Tidak menghina anggota keluarga
3.
Taat kepada aturan keluarga
4.
tidak menipu keluarga

Anda mungkin juga menyukai