Anda di halaman 1dari 34

HIDRAMNION

Oleh
Syarifah Khamsiawan
111001304
Pembimbing :
dr. Ahmad Khuwailid,Sp.OG

Definisi
Hidramnion adalah suatu keadaan
dimana jumlah air ketuban jauh lebih
banyak dari normal, biasanya lebih
dari 2 liter. Tapi ada beberapa ahli
yang berpendapat sampai 4 atau 5
liter,
sedangkan
Kustner
mendapatkan sampai 15 liter pada
kehamilan baru 5 bulan.

Hidramnion kronik : pertambahan air ketuban


secara perlahan- lahan dalam bberapa minggu
atau bulan dan biasanya terjadi pada kehamilan
yg lanjut
Hidramnion akut : penambahan air ketuban yg
sangat tiba2 dan cepat dalan waktu beberapa
harai saja, biasanya terdpat pd kehamilan muda,
bln ke 5 atau ke 6

Bebera fungsi dari air ketuban adalah sebagai berikut :


1.Mencegah pelekatan janin dan amnion.
2.Agar janin dapat bergerak dengan bebas
3.Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu. (homeostatis)
4.Untuk menembah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum, yang
kemudian dikeluarkan melalui BAK janin.
5.Meratakan tekanan intra-uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban janin.
( pada persalinan)

6.Peredaran air ketuban dengan darah ibu cukup lancar dan perputarannya cepat,
kira-kira 350-500 cc.
7.Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan.
8.Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat menyebabkan
tali pusat mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui darah
ibu ke janin. (
9.Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistem pencernaan janin,
sistem otot dan tulang kerangka, serta sistem pernapasan janin, agar
berkembang dengan baik.
10.Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga kehangatan di sekitar
janin. (homeostatis)
11.Selaput ketuban dengan air ketuban di dalamnya merupakan penahanan janin
dan rahim terhadap kemungkinan infeksi. (
12.Pada saat persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi di
dalam rahim sehingga leher rahim membuka.
13.Pada saat kantung amnion pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan

Etiologi
Mekanisme terjadi hidramnion hanya sedikit yang
kita ketahui menurut dr hendra gunawan hijarnako
sp.OG 2007 ,hidromnion bisa terjadi karena:
1. Produksi air seni janin berlebihan
2. Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan
ketuban menumpuk yaitu hidrocephalus, atresia saluran
cerna, kelainan ginjal, dan saluran kencing kongenital.
3. Ada sumbatan / penyempitan pada janin sehingga dia
tidak bisa menelan air ketuban, alhasil volume ketuban
meningkat .
4. Kehamilan kembar, karena adanya dua janin yang
menghasilkan air seni
5. Ada proses infeksi
6. Ada hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang
menyangkut sistem syaraf pusat sehingga fungsi gerakan
menelan mengalami kelumpuhan
7. Ibu hamil mengalami diabetes yang tidak terkontrol
Ketidak cocokan

Faktor predisposisi
Atresia esofagus : pada keadaan normal janin menelan cairan
amnion, pada atresia esofagus janin tdk dapat menelan.
Anensefalus : suatu keadaan dimana sebagian tulsang besar
tengkorak dan otak tdk terbentuk.
spina bifida : Ada hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang
menyangkut sistem saraf pusat sehingga fungsi gerakan
menelanmengalami kelumpuhan.
Kehamilan ganda : Kehamilan kembar, karena ada 2 janin yang
menghasilkan air seni
Ibu mengidap diabetes mellitus : yg tdk terkontrol.

Patofisiologi

Cairan amnion di hasilkan oleh ( lagugo, sel epitel, dan material sebasea)
Cairan amnion di produksi oleh ibu maupun janin, pada awal kehamilan cairan amnion
sebagian besar di produksi oleh sekresi epitel selaput amnion.
Dengan bertambahnya usia kehamilan di dom inasi oleh kulit janin, dengan cara disfusi
membran
Pada kehamilan 20 minggu, kulit janin mulai kehilangan permeabilitas, ginjal janin
mengambil alih, dan memproduksi cairan amnion,
Pada kehamilan aterm , sekitar 500 ml/hari cairan amnion di sekresi dari urine janin 200 ml
berasal dr cairan trachea,
pada penelitian dgn mengunakan radioisotop, terjadi pertukaran sekitar 500 ml per/jam
antara plasma ibu dan cairan amnion.

Pada kondisi dimana terdapat gangguan pada ginjal Janin , seperti agenesis ginjal, akan
menyebabkan oligohidramnion, dan trdapat gangguan menelan pada janin seperti
atresia esofagus/ anensefali

Akan menyebakan
Hidramnion

Tanda dan gejala hidramnion


Ukuran
uterus
dan
abdomen lebih besar
dibanding
yang
seharusnya

Gangguan pencernaan
karena
konstipasi
maupun obstipasi

Identifikasi janin dan


bagian janin melalui
pemeriksaan
palpasi
sulit dilakukan

DJJ
(detak
jantung
janin) sulit terdengar

Sesak nafas
Varises dan hemoroid
(Nyeri abdomen)

Edema karena tekanan


pada
pembuluh
darah
vena karena pembesaran
dari uterus.

Balotemen janin jelas

rasa tak
karena
diafragma

nyaman di perut
tekanan
pada

Diagnosis hidramnion
ANAMNESA
Perut lebih besar dan terasa lebih berat dari biasa.
Pada yang ringan keluhan-keluhan subjektif tidak
banyak.
Pada yang akut dan pada pembesaran uterus yang
cepat,
maka
terdapat
keluhan-keluhan
yang
disebabkan karena tekanan pada organ, terutama pada
diafragma, seperti : sesak, nyeri ulu hati, dan sianosis.
Nyeri perut karena tegangnya uterus, mual, dan
muntah.
Edema pada tungkai, vulva, dinding perut.
Pada proses akut dan perut besar sekali, bisa syok,
berkeringat dingin, dan sesak.

INSPEKSI
Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut
berkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-kadang
umbilicus mendatar.
Kalau akut, ibu terlihat sesak dan sianosis, serta
terlihat payah membawa kandungannya.
PALPASI
Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi edema
pada dinding perut, vulva , tungkai dan vagina.
Fundus uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilan
sesungguhnya.
Bagian-bagian
janin
sukar
dikenali
karena
banyaknya cairan.
Kalau pada letak kepala, kepala janin bisa diraba,
maka ballottement jelas sekali.
Karena bebasnya janin bergerak dan kepala tidak
terfiksir, maka dapat terjadi kesalahan letak janin.

AUSKULTASI
Denyut jantung janin sukar didengar atau kalau
terdengar halus sekali.
FOTO ABDOMEN
Nampak bayangan terselubung kabur karena
banyaknya cairan, kadang-kadang bayangan janin
tidak jelas.
Foto Rontgen pada hidramnion berguna untuk
diagnostik dan untuk menentukan etiologi, seperti
gemeli.
PEMERIKSAAN DALAM
Selaput ketuban teraba tegang dan menonjol
walaupun di luar his.
USG

Diagnosis Banding

Komplikasi hidramnion
Hidramnion dapat menimbulkan komplikasi
lanjut seperti :
Malpresentasi janin (bokong janin berada di
posisi terendah di dalam panggul contoh :
sungsang dan melintang )
Pelepasan plasenta premature (abrusio)
Disfungsi uterus selama persalinan
Perdarahan pasca partum segera sebagai
akibat atoni uterus dari over distensi
Prolapps tali pusat
Persalinan premature

Prognosis hidramnion
PADA JANIN
Prognosisnya buruk
(mortalitas 50%),
terutama karena :
Komplikasi karena
kesalahan letak
anak, yaitu pada
letak lintang atau
tali pusat
menumbung.
Diabetes mellitus.
Solusio
placenta,kalau
pecah secara tiba-

PADA IBU
Kesalahan letak
janin
menyebabkan
partus lama dan
sukar.
Retensio
placenta.
Atonia uteri.
Solusio

Penatalaksanaa hidramnion
Terapi hidromnion dibagi dalam tiga fase:
Waktu hamil :
Hidromnion ringan jarang diberi terapi klinis, cukup diobservasi
dan berikan terapi simptomatis
Pada hidromnion yang berat dengan keluhan-keluhan, harus
dirawat dirumah sakit untuk istirahat sempurna.
Berikan diet rendah garam.
Obat-obatan yang dipakai adalah sedativa dan obat diuresis
Bila sesak hebat sekali disertai sianosis dan perut tengah,
lakukan pungsi abdominal pada bawah umbilikus. Dalam satu hari
dikeluarkan 500cc perjam sampai keluhan berkurang. Jika cairan
dikeluarkan dikhawatirkan terjadi his dan solutio placenta,
apalagi bila anak belum viable. Komplikasi pungsi dapat berupa :
Timbul his
Trauma pada janin
Terkenanya rongga-rongga dalam perut oleh tusukan
Infeksi serta syok
Bila sewaktu melakukan aspirasi keluar darah, umpamanya janin
mengenai placenta, maka pungsi harus dihentikan.

Waktu partus :
Bila tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap
kita menunggu
Bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis maka
lakukan pungsi transvaginal melalui serviks bila
sudah ada pembukaan. Dengan memakai jarum
pungsi tusuklah ketuban pada beberapa tempat, lalu
air ketuban akan keluar pelan-pelan
Bila sewaktu pemeriksaan dalam, ketuban tiba-tiba
pecah, maka untuk menghalangi air ketuban mengalir
keluar dengan deras, masukan tinju kedalam vagina
sebagai tampon beberapa lama supaya air ketuban
keluar pelan-pelan. Maksud semua ini adalah supaya
tidak terjadi solutio placenta, syok karena tiba-tiba
perut menjadi kosong atau perdarahan post partum
karena atonia uteri.

Postpartum:
Harus hati-hati terjadinya perdarahan post
partum,
jadi
sebaiknya
lakukan
pemeriksaan golongan darah, resus, dan
transfusi darah serta sediakan obat
uterotonika
Untuk berjaga-jaga pasanglah infus untuk
pertolongan perdarahan post partum
Jika perdarahan banyak, dan keadaan ibu
setelah
partus
lemah,
maka
untuk
menghindari infeksi berikan antibiotika
yang cukup.

LAPORAN KASUS OBSETRI

Identitas pasien
Nama
: Ny. Khairina
Umur
: 34 tahun
Agama
: Islam
Suku
: Mandailing
Pekerjaan
: PNS
Pendidikan
: S1
Nama suami
: Tn.AH
Umur
: 36 tahun
Agama
: Islam
Suku
: Mandailing
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
Pendidikan
: DIII keperawatan
Alamat
: Jln. Genari Sampali
No RM
: 15-63-52
Tanggal masuk
: 20-03-2016
Pukul
: 08.27 WIB

Anamnesa
Ny. K, 34 tahun, G3P2A0, Mandailing, Islam, PNS, istri dari Tn. A, 36
tahun Mandailing, islam, DIII, Petani, datang ke RS Haji Medan pada
tanggal 20-03-2016, pukul 08.27 WIB.
Keluhan Utama
: Mules mules
Telaah
: Hal ini dialami sebelum masuk rs, keluar air-air dari
kemaluan. Riwayat keluar lendir darah (-), Riwayat mules sering (-)

BAB
: (+)
BAK
: (+)
RPT
: Tidak ada
RPO
: Tidak ada
Hari pertama Haid Terakhir : 16 Juni 2015
Taksiran Tanggal Persalinan : 23 Maret 2016
Usia kehamilan
: 38 minggu 6 hari
ANC
: Bidan 3x, SpOG 2x

Perdarahan Antepartum

Kapan mulai : (-) Perdarahan ke : (-)


Banyaknya : (-) Darah Beku
Rasa Nyeri : (-) Trauma : (-)
Tanda- tanda keracunan hamil :

: (-)

Edema : (-) Vertigo


: (-)
Pening : (-) Gangguan visus :(-)
Mual : (+) Kejang kejang : (-)
Muntah : (+) Coma
: (-)
Nyeri uluhati : (-) Icterus
: (-)
Anamnesa Ginakologik/ keluarga :
Menarche : 12 tahun HPHT: 16-06-2015
Haid
: 5-6 hari (2-3x ganti duk/hari) TTP : 23-03-2016
Dysmenorrhea: (-) Hamil kemba : (-)
Flour albus : (+) Lain-lain : (-)

Perdarahan Postpartum
Anak ke : (-) Retensio plasenta : (-)
Kala : (-) Placenta rest
: (-)
Banyaknya: (-) Infus/transfusi
: (-)
Atonia uteri
: (-)
Riwayat persalinan:
Kawin : 1 kali umur kawin : 24 tahun
1. Perempuan, /aterm,/ PSP/Bidan /4200 gr/9 tahun /Sehat
2. Laki-laki/aterm/ Sc/ Sp.OG/3200 gr/5 tahun/ Sehat
3. Hamil ini.

Penyakit yang Pernah diderita :


Anemia : (-) Tuberculosis
: (-)
Hipertensi : (-) Penyakit jantung : (-)
Penyakit Ginjal: (-) Penyakit lain : (-)
Reuma : (-) Veneral diseases : (-)
Diabetes : (-) Operasi
: sc 1x

PEMERIKSAAN FISIK
Status present
Sens
: CM
Anemis : (-/-)
TD : 140/90 mmHg
Icterus : (-/-)
HR : 94 x/i
Dyspnoe
: (-)
RR : 20 x/i
Sianosis
: (-)
T : 36,70C
Oedem : (-)
TB
: 165 cm
Cor
: DBN
BB
: 102 kg
Pulmo :DBN
T.H.T
: DBN
B. Status Lokalis
Abdomen
: Membesar, asimetris
Fundus uteri
: 3 jari dibawah processus xypoideus (32 cm)
Teregang
: Kiri
Bagian terbawah : Kepala
Turunnya
: 4/5
S.B.R
: (+)
Ring V. Badl
: (-)
Meteorismus
: (-)

Formula Johnson :tfu 12 x 155


32-12x155 = 3100 gr
Gerak janin
: (+)
HIS
: 2x10 /10 menit
DJJ
: 142 x/i, reguler
Ebw
: 3347 gram
Osborn
: (+)

X Ray Pelvimetri
Conj. Vera
: TDP
Conj. Transversa : TDP
Conj . Oblique : TDP
Ro Foto / Sinar tembus
Thorax
: TDP
Abdomen : TDP

PEMERIKSAAN DALAM
Tanggal : 20 Maret 2016
Jam : 10.00 wib
Dokter/Bidan : PPDS
Indikasi :Inpartu
Pembukaan : 2 cm
Cervix : Axial
Efficement : 50%
Selaput Ketuban: Utuh
Bagian Terbawah: Kepala
Turunnya : 4/5
Posisinya : Tidak bisa dinilai
Promontorium : Tidak teraba
Lin.Inominata : 2/3 Anterior
Arcus Pubis : Tumpul
S.Ischiadica : Tidak menonjol
Vulva : normal
Meconium : (-)
Sacrum : Cekung
Cocccigeus : Mobile
ST : Lendir darah (-), air ketuban (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG TAS ( Tanggal 14 Maret 2016)
Janin Tunggal, Posisi Kepala , Anak Hidup
FM (+), FHR (+)
BPD : 9,6 CM
FL : 7 54 CM
AC : 334 CM
Plasenta fundal
Air ketuban cukup
Kesan : IUP (38-39) Mgg + PK +AH

Hasil laboratorium tanggal 21-03-2016 pukul 13.19 wib


Hematologi
Darahrutin Nilai Nilai Rujukan
satuan
Hemoglobin 11,812 16 g/dl
Hitung eritrosit 5,3 3,9 - 5,6
10*5/l
Hitung leukosit 20,000 4,000- 11,000 /l
Hematokrit35,6 36-47 %
Hitung trombosit 300.000 150,000-450,000 /l
Index eritrosit
MCV67,1 80 96 fL
MCH 22,1 27 31 pg
MCHC 33,130 34

Hitung jenis leukosit


Eosinofil 1 1 3 %
Basofil0 0 1 %
N.Stab0 2 6 %
N. Seg 85 5375 %
Limfosit 9 2045 %
Monosit 4 48 %
LED 21 0-20
mm/jam

Kimia Klinik Nilai Rujukan


Glukosa Darah Sewaktu : 85mg/dL < 140

DIAGNOSA
Prev Sc 1x +MG + KDR (37-38) minggu +
PK +AH
PENATALAKSANAAN
Terapi:
IVFD RL 20gtt/menit
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj. Dexametason 2 amp/ 4jam
Rencana :
Sc 21-03-2016 jam 7.30 wib
Awasi vital sign, DJJ, His
Lapor supervisor dr.M.Haidir Sp.OG

Laporan SC
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter
terpasang dengan baik.
Dilakukan tindakan aseptik dengan larutan betadin dan alkohol
70% pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali
lapangan operasi.
Dibawah tindakan spinal anastesi dilakukan insisi pfannenstiel
mengikuti bekas luka yang lama, dimulai dari kutis, subkutis,
hingga tampak fascia. Dengan menyisipkan pinset anatomis
dibawahnya, fascia digunting kekanan dan kekiri, otot dikuakkan
secara tumpul.
Peritoneum dijepit dengan klem, diangkat lalu digunting keatas
dan kebawah kemudian dipasang hack blast.
Tampak uterus gravidarum sesuai usia kehamilan, identifikasi SBR
dan lig. Rotundum.
Lalu plica vesicouterina digunting kekiri dan kekanan dan
disisihkan kebawah arah blast secukupnya.
Selanjutnya dinding uterus diinsisi secara konkaf sampai
menembus subendometrium. Kemudian endometrium ditembus
secara tumpul dan diperlebar sesuai arah sayatan. Selaput
ketuban dipecahkan, air ketuban jernih.
Dengan meluksir kepala, lahir bayi perempuan, BB: 3000 gr, PB:
48 cm, apgar score 9-10, anus(+).

Plasenta dilahirkan dengan traksi pada tali pusat dan penekanan pada
fundus, kesan lengkap.
Kedua sudut kiri dan kanan tepi luka insisi dijepit dengan oval klem
Kavum uteri dibersihkan dari sisa sisa selaput ketuban dengan kassa steril
terbuka sampai tidak ada sisa selaput atau plasenta yang tertinggal.
Kesan : bersih.
Dilakukan penjahitan hemostasis figure of eight pada kedua ujung robekan
uterus dengan chromic catgut no.2.0,dinding uterus dijahit lapis demi lapis
jelujur
terkunci
overhecting.
Evaluasi
tidak
ada
perdarahan.
Reperitonealisasi dengan plain catgut no.1.0
Klem peritonium dipasang, lalu kavum abdomen dibersihkan dari bekuan
darah dan cairan ketuban. Kesan : bersih
Evaluasi tuba dan ovarium kanan kiri. kesan : normal.
Lalu peritoneum dijahit dengan plain catgut no.00. kemudian dilakukan
jahitan aproksimal otot dinding abdomen dengan plain cat gut no.00 secara
simple / continous
Kedua ujung fascia dijepit dengan kocher, lalu dijahit secara jelujur dengan
vycril no.2/0.
Subkutis dijahit secara simple sutura dengan plain cat gut no.00
Kutis dijahit secara subkutikuler dengan vycril 2/0.
Luka operasi ditutup dengan kasa steril + betadin solusio.
Liang vagina dibersihkan dari sisa sisa darah dengan kapas sublimat hingga
bersih.

PLASENTA dan KETUBAN :


Lahir Sc : iya
Crede : (-)
Manueel : (-)
Lengkap : iya
Berat plasenta : 500 gr
Diameter plasenta : 15 cm
Tebal Plasenta : 2,5 cm
Cotyledon : 15
Insertio t.p : (-)
P.T.P: (-)
Kelainan Plasenta : (-)
Perineal Rupture : (-)
Episiotomi : (-)
Dll :

PERIHAL ANAK
Lahir tgl/jam: 21 Maret 2016 Meninggal dalam kehamilan : (-)
Kelamin : Perempuan Meninggal dalam persalinan: (-)
Berat Badan : 3400 gr Meninggal sesudah lahir : (-)
Panjang badan : 49 cm Berapa jam: (-)
Caput succedaneum : tidak ada Trauma anak :(-)
Cepalo Hematome : (-) Kelainan Bawaan : (-)

PERTOLONGAN TERHADAP BAYI

Pengisapan lendir : IyaPernapasan Mulut ke Mulut : tidak


Tidak ada: (-) Pernapasan buatan lain : tidak
Tidak diketahui : (-) Massage Jantung : tidak
Stimulantia : IyaPemberian zat asam : tidak
Instruksi : Awasi vital sign, kontraksi uterus dan tanda tanda perdarahan pervaginam, cek darah
rutin, KGD ad random 2 jam post SC

Terapi
:
IVFD RL + oksitosin (10 10 5 - 5) IU 20gtt/menit
Inj. Ceftriaxon 1gr/8jam
Inj. Ketorolac 30 mg/8jam
Inj. Ranitidin 1 amp/8jam

Follow Up tanggal 22 03 2016 pukul 06.00 WIB


S :O:
Sensorium : Compos MentisAnemis : -/TD : 140/80 mmHg Ikterik: -/HR : 98x/menitDyspnoe : RR : 24x/menitSianosis : T : 36,2C Oedem : SL : Abdomen : Soepel, peristaltik (+) N
TFU : 3 jari dibawah umbilikus
L/O : Tertutup verban, kesan kering
P/V : (-), Lochia rubra (+)
BAK : (+) via kateter 66 cc/jam, warna urin: kuning jernih
BAB : (-) Flatus : (+)
ASI : +
Diagnosa : Post SC a/I prev SC 1x +NH1

Terapi

IVFD RL 20gtt/menit
Inj Ceftriaxon 1 gr/8jam
Inj ketorolac 30 mg/12 jam
Inj gentamicin 80 mg/12 jam
Inj ranitidine 50 mg/12 jam
:

Follow Up tanggal 23 03 2016 pukul 06.00 WIB


S : Nyeri bekas operasi
O:
Sensorium : Compos MentisAnemis : -/TD: 150/90 mmHg Ikterik: -/HR: 80x/menitDyspnoe : RR : 24x/menitSianosis : T :37,0C Oedem : SL : Abd : Soepel, peristaltik (+)
TFU : 2 jari di bawah umbilikus
L/O
: Tertutup verban, kesan kering
P/V
: (-), lochia rubra (+)
BAK
: + kateter
BAB
: + Flatus : +
ASI : +/+
Diagnosa : Post SC a/I prev SC 1x + NH2
Terapi :
Inj Cefadroxil 2 x 500
Asm. mefenamat 3 x 500 mg
Hufabion 2 x 1
R : Aff infuse dan kateter

Follow Up tanggal 24 03 2016 pukul 06.00 WIB


S : Nyeri bekas operasi
O:
Sensorium : Compos Mentis Anemis : -/TD : 120/80 mmHg Ikterik : -/HR : 80x/menit Dyspnoe : RR : 24x/menit Sianosis : T :36,5C Oedem
:SL : Abd : Soepel, peristaltik (+)
TFU : 2 jari di bawah umbilikus
L/O
: Tertutup verban, kesan kering
P/V
: (-), lochia rubra (+)
BAK
: (+ )N
BAB
: + Flatus : +
ASI
: +/+
Diagnosa : Post SC a/I prev SC 1x + NH3
Terapi:
Inj Cefadroxil 2 x 500
Asm. mefenamat3 x 500 mg
Hufabion 2 x 1
R
: Gv kering PBJ

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai