Oleh :
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH IAIN MATARAM
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan revisi makalah ini untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Studi Hadits I.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah untuk junjungan kita Nabi
Muhammad saw.sebagai Uswatun Hasanah, yang telah meletakan dasar-dasar
keimanan dan keislaman dipersada bumi ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Saleh Ending,
MA. selaku dosen pengampu pada mata kuliah ini, yang telah memberikan
petunjuk-petunjuk serta saran-saran dalam penyusunan makalah ini, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini sekalipun dalam bentuk yang sangat
sederhana. Demikian pula ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah terlibat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran demi
penyusunan makalah ini.
Kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan penyusunan makalah ini untuk selanjutnya. Mohon maaf atas
segala kekurangan, dan terima kasih atas segala perhatian.
penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ahli sejarah menuturkan, bahwa Nabi Muhammad saw. sejak kecil hingga dewasa
tidak pernah menyembah berhala, dan tidak pernah pula makan daging hewan yang di
sembelih untuk korban berhala-berhala seperti lazimnya orang Arab Jahiliyah pada waktu
itu. Nabi Muhammad saw. sangat benci kepada berhala itu dan menjauhkan diri dari
keramaian dan upacara-upacara pemujaan kepada berhala itu.1
Nabi Muhammad SAW. merupakan perwujudan semua kebajikan. Dia tidak hanya
orang terbaik tetapi juga Nabi terbesar. Akhlak beliau adalah Al-Quran. Kehidupan sehariharinya merupakan gambaran yang benar dari ajaran-ajaran Al-Quran. Beliau adalah
perwujudan dari semua yang diperntahkan da dalam Al-Quran. Kitab Allah adalah kitab
undang-undang yang mengandung moral yang tinggi bagi mengembangan berbagai
kemampuan manusia yang berbeda-beda, maka kehidupan nabi memperlihatkan semua
moral itu dalam kenyataan.
Sebagai seorang manusia yang akan menjadi pembimbing umat manusia, Nabi
Muhammad saw. mempunyai bakat-bakat dan
farsakh
sebelah utara Mekkah, terdapat sebuah gua yang baik sekali untuk
bertahannus/tahannuf3. Sepanjang bulan ramadhan tiap tahun dia pergi kesana dan
berdiam di tempat itu, cukup hanya dengan bekal sedikit yang dibawanya. Ia bertekun
dalam renungan dan ibadat, jauh dari segala kesibukan hidup dan keramaian manusia. Ia
mencari kebenaran demi kebenaran semata.4
Walaupun Nabi Muhammad saw. Dengan daya fikirnya yang jauh jernih itu
berusaha merenungkan tentang pencipta alam raya ini, namun sebelum kenabiannya dia
1
.Mata, M. Anis, Model Manusia Muslim Abad XXI, Progresio, Bandung, 2006, hal.44
MujammaAlmalik Fahd, Al- Quran dan terjemah, Madinah, 1418 H, hal. 53
3
Tahannus atau tahannasa, beribadat dan menjauhi dosa.
4
Muhammad Husein Haikal, Sejarah hidup Muhammad, Litera antarnusa, Jakarta, hal.77
2
tidak sampai kepada hakikat penciptanya, sebagaimana diisyaratkan oleh Allah SWT.dalam
Al-Quran surat As-Syuura[42] ayat 52 :
Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan
perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al
Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al
Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di
antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi
petunjuk kepada jalan yang lurus5
Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu dia memberikan
petunju.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Pen. Jaya Sakti, Surabaya, 1989, hal. 791
Ilyas Husti, Al-Fikra Jurnal Ilmiyah Keislaman, Pekan Baru, PPs IAIN Susqa Press, 2003, hal. 3
7
Ibid.
6
b. Apakah
pokok-pokok
ajaran
yang
menjadi
Risalah
Nabi
Muhammad SAW ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Periode Makkah
Pada malam 17 Ramadhan, bertepatan dengan 6 agustus 610 M,
diwaktu
dan menyuruh
Nabi
sampai tiga
Berkata : apa yang ku baca8, kata Jibril ,dalam Al-Quran surat [96]
Al-Alaq ayat 1-5:
1.
2.
3.
4.
5.
beliau
bulan
sesudah
menerima
wahyu
pertama,
barulah
Rasulullah
ditetapkannya
hatinya
dan
beliau
terus
bertahannus
Sitti
Khadijah
supaya
menyelimutinya.
Dalam
keadaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dan
binti Khattab (adik Umar bin Khattab) beserta suaminya Said bin Zaid
Al-Adawi dan beberapa orang penduduk Makkah
dalam
kota
Makkah.Tiga
tahun
lamanya
Rasulullah
yang
Beliau
lakukan
kepada
Kisra
Persia,
Sabdanya :
Dari
Ibnu
Abbas,
Bahwasnya
Rasulullah
saw.,
mengutus
(untukmembawa surat) beliau kepada Kisra. Abdullah bin
Huzaifah as-Sahmi di utus Rasul untuk menyampaikannya ke
Bahrain maka pembesar Bahrain menyampaikannya kepada
Kisra. Ketika Kisra membacanya, maka surat itu dia robek. Saya
menduga bahwa Ibnu Musayyab berkata, maka Rasulullah ,
mendoakan agar mereka dirobek dengan benar-benar dirobek.
(HR. Bukhari)
Surat Nabi saw. Kepada Kisra Persi berbunyi :
.
13
14
Ibid
Ibid
3. Akhlak.
Di bawah ini adalah salah satu contoh corak hadits yang berkenaan dengan akhlak
yaitu untuk berbuat baik kepada tetangga dan menghormati tamu, dan larangan mencaci
maki, seperti sabda Beliau yang berbunyi :
Dari Abi Hurairah berkata : Rasulullah saw.bersabda : barang siapa beriman
kepada Allah dan hari akhir maka janganlah menyakiti tetangga. Barang siapa
beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tamu. Barang siapa
beriman kepada Allah dan hari akhir maka berkatalah yang baik atau diam.
(HR.Bukhari).
Dari Ibnu Umar : Rasulullah saw.bersabda : Sesunggunya dosa paling besar
ialah mengutuk seseorang akan ayah-ibunya. Di tanyakan, Ya Rasulullah,
bagaimana mengutuk seseorang pada ayah dan ibunya? Nabi bersabda :
Seseorang memaki ayah dari seseorang , maka ia membalas lalu memaki ayahnya
dan memaki ibunya.(HR.Al-Bukhari)17
Mereka ini dapat gemblengan dan pelajaran tentang agama Islam
oleh Rasul sendiri di tempat yang tersembunyi di rumah Arqam bin Abil
Arqam
dalam
kota
Makkah.Tiga
tahun
lamanya
Rasulullah
Maka
sampaikanlah
olehmu
secara
terang-terangan
segala
di
tempat-tempat
terbuka
untuk
Allah
dan
Ibid
Ibid
pembicaraan
Mekkah.
Pada mulanya mereka anggap gerakan Nabi Muhammad saw. Itu
adalah suatu gerakan
serta
membodohkan
pula
nenek
moyang
mereka
yang
Islam
serta
orang-orang
Quraisy
melihat
gerakan
dan
berhala-berhala
kemarahan mereka
mereka
di
hina-bina,
bangkitlah
Terhadap
Nabi
sendiri,
mereka
tidak
berani
melakukan
nenek
moyang
mereka
dalam
kehidupan
sehari9
tiga
belas
tahun
lamanya,
Nabi
Muhammad
saw
hari
pengikutnya
semakin
dari
kejam.
intimidasi
Ketiga,
kaum
Nabi
yakin
Quraisy
yang
bahwa
para
pengikutnya di Yastrib akan memberikan perlindungan kepada saudarasaudara seagama dari Makkah.19
Peristiwa
Hijrah
merupakan
fase
baru
dalam
sejarah
adalah
konsolidasi
internal
ummat
Islam
dengan
cara
19
10
pempersaudarakan
antara
kaum
Anshar
dan
kaum
Muhajirin,
perjanjian dengan
ini
sering
disebut
dengan
konstitusi
(undang-undang
Madinah/Piagam Madinah.21
Kelahiran
Piagam
Madinah
tersebut
merupakan
bukti
kemampuan Nabi melakuka konsolidasi dan negosiasi dengan
berbagai kabilah dan kelompok yang ada di Madinah. Oleh
karena itu Watt menyebut
Nabi Muhammadsaw. Sebagai
negarawan
dengan
mengemukakan
empat
alasan,
Pertama,Muhammad saw. Mempunyai bakat sebagai seorang
yang mampu melihat sesuatu sebelum terjadi karena dukungan
wahyu dan kejeniusannya.Kedua, kearifan sebagai negarawan
beliau tunjukan dalam menerapkan struktur ajaran Al-Aquran
yang global secaara kongkrit melalui kebijaksanaannya yang
tepat. Ketiga, reformasinya di bidang sosial yang berwawasan
jauh dan di tunjang oleh strategi politiknya yang akurat. Keempat,
beliau mempunyai kemampuan sebagai administrator dan arif
dalam menunjuk para pembantunya untuk melaksanakan tugas
administrasi.22
Piagam Madinah telah mengubah eksistensi kebersamaan orangorang mukmin dan warga lainnya dari sekadar komunitas keagamaan
menjadi komunitas yang memiliki kedaulatan dan otoritas politik dalam
21
Munawir Sadjali, Islam dan Tatanegara, Ajaran Islam dan Pemikiran Islam, Jakarta, UI Press,
1990, Hal. 10.
22
Ibid
11
penguasaan
masyarakat
lainnya,
dan
mampu
mewujudkan
tentang apakah ada atau tidak adanya konsep negar dalam Islam.
Kenyataan tidak adanya penyelesaian tuntas dalam Al-Quran
dan Hadits dalam masalah politik (negara), telah menjadikan
hubungan agama dan poloti senantiasa syarat dengan nuansanuansa pemikiran dan perdebatan panjang. Persoalan utama
antara Islam dan politik, atau dalam batasan sederhana prototype
manakah yang dirumuskan Islam berkenaan dengan negara
Islam. Sebenarnya berakar pada kendala upaya mengidentifikasi
apakah system negara Islam merupakan suatu negara pilitik
keagamaan atau keduniawian, atau apakah keniscayaan adalah
lembaga negara bersandarkan pada wahyu atau tuntutan akal
dan konsensus umat.23
Kepemimpinan Nabi Muhammad saw. Dalam komunitas agama di
sepakati sebagai suatu implementasi dari visi kenabian. Sedangkan
kepemimpinannya dalam komunitas masyarakat polotik sebagai kepala
negara menjadi wacana perdebatan panjang. Salah satu perdebatan
penyebutan Nabi Muhammad saw. Sebagai kepala negara disebabkan
terbatasnya wilayah geografis negara, sehingga seperti bermakna
bahwa risalah Nabi terbatas pada wilayah tertentu daan bertentangan
dengan prinsip rahmatal lilalamin, dapat dijelaskan dari tahapan
perkembangan penyebaran Islam. Artinya Madinah sebagai sebuah
negara harus di pahami sebagai tipe awal negara saat itu. Ia tidak
hanya
berhenti
sebatas
teritorial
itu,
pada
perkembangannya,
23
12
suatu masyarakat yang hampir mati dan dungu. Dengan kata lain, Nabi
Muhammad saw. disamping sebagai pembangun agama,
beliau juga
Nabi
Muhamad
saw.,
selain
sebagai
pemimpin
agama
yang berani mengubah konsep teologi yang dianut masyarakat Jahiliyah dari banyak
Tuhan, menyembah kepada Tuhan yang Esa.
24
Syed Muhammadun Nasir, Islam,itsConcept and History, Terj. Adang Afandi, cet II, 1993, hal.
119 .
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Muhammad-M.Muzakkir, Ulumul Hadits, Pustaka setia, Bandung, 2000.
Al Quran dan Terjemahnya, Depertemen Agam RI, Jaya Sakti, Surabaya, 1971 Al-Quran
dan Terjemahnya, Mujamma Al-Malik Fahd, Madinah, 1418 H.
Ash Shiddiqy, M.Hasby, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Bulan Bintang, Jakarta,
1945
Fuad Abdul Baqi, Muhammad, Mutiara Hadits Shahih Bukhari Muslim, terjemahan. PT.
Bina Ilmu, Surabaya, 2005.
Husein Haekal, Muhammad, Sejarah Hidup Muhammad, Litera Antarnusa Jakarta, cet.31,
2006
Husti, Ilyas, Al-Fikra Jurnal Ilmiyah Keislaman, Pekan Baru, Susqa Press, 2003.
K.Hitti, Philip, History of Arab, London, Macmillan, 1970
Khalil Yasin, Asy-Syaikh, Muhammad di Mata Cendikiawan Barat, terj.Gema Insani Press,
Jakarta, cet.6, 1995
Labib,MZ dan Mulkan Hamid, Koleksi Hadits Nabi yang disepakati Bukhari-Muslim,
Amanah, Tuban, 1997Mata,M-Anis, Model Manusia Muslim, progesio, Bandung,
2006.
Muhammadunnasir, Syed, Islam :its Concep and History, terj.Adang Affandi, cet.II, 1993
Nasution Harun,teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta, UI
Press, 1986.
Rahman Fathur, Ikhtisar Musthalah Hadits, PT.Al-Maarif, Bandung, 1974
Sadjali, Munawar, Islam dan Tata Negara, Ajaran Islam dan Pemikiran Islam, Jakarta, UI
Press, 1990.
Syamsuddin, M.Sirojuddin, Pemikir Politik, Jakarta, LSAF, 1989.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II ), Raja Grafindo Persada,
cet.14, Jakarta,2003.
15