Anda di halaman 1dari 18

RIWAYAT HIDUP NABI MUHAMMAD SAW

Dibuat sebagai tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam


Dosen Pengampu:
Dr. Saleh Ending, MA.

Oleh :

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH IAIN MATARAM
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan revisi makalah ini untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Studi Hadits I.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah untuk junjungan kita Nabi
Muhammad saw.sebagai Uswatun Hasanah, yang telah meletakan dasar-dasar
keimanan dan keislaman dipersada bumi ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Saleh Ending,
MA. selaku dosen pengampu pada mata kuliah ini, yang telah memberikan
petunjuk-petunjuk serta saran-saran dalam penyusunan makalah ini, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini sekalipun dalam bentuk yang sangat
sederhana. Demikian pula ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah terlibat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran demi
penyusunan makalah ini.
Kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan penyusunan makalah ini untuk selanjutnya. Mohon maaf atas
segala kekurangan, dan terima kasih atas segala perhatian.

penyusun

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ahli sejarah menuturkan, bahwa Nabi Muhammad saw. sejak kecil hingga dewasa
tidak pernah menyembah berhala, dan tidak pernah pula makan daging hewan yang di
sembelih untuk korban berhala-berhala seperti lazimnya orang Arab Jahiliyah pada waktu
itu. Nabi Muhammad saw. sangat benci kepada berhala itu dan menjauhkan diri dari
keramaian dan upacara-upacara pemujaan kepada berhala itu.1
Nabi Muhammad SAW. merupakan perwujudan semua kebajikan. Dia tidak hanya
orang terbaik tetapi juga Nabi terbesar. Akhlak beliau adalah Al-Quran. Kehidupan sehariharinya merupakan gambaran yang benar dari ajaran-ajaran Al-Quran. Beliau adalah
perwujudan dari semua yang diperntahkan da dalam Al-Quran. Kitab Allah adalah kitab
undang-undang yang mengandung moral yang tinggi bagi mengembangan berbagai
kemampuan manusia yang berbeda-beda, maka kehidupan nabi memperlihatkan semua
moral itu dalam kenyataan.
Sebagai seorang manusia yang akan menjadi pembimbing umat manusia, Nabi
Muhammad saw. mempunyai bakat-bakat dan

jiwa besar, kecerdasan fikirannya,

ketajaman otaknya, kehalusan perasaannya, kekuatan ingatannya, kecepatan tanggapannya,


keras kemauannya. Segala pengalaman hidupnya mendapat pengolahan yang sempurna
dalam jiwanya. Dia mengetahui babak-babak sejarah negrinya, kesedihan masyarakat dan
keruntuhan agama bangsanya. Pemandangan itu tidak dapat hilang dari pikirannya.
Nabi Muhammad saw. mendapat tempat yang paling baik guna mendalami fikiran
dan renungan yang berkecamuk dalam jiwanya, yaitu di puncak Gunung Hira, sejauh dua
2

farsakh

sebelah utara Mekkah, terdapat sebuah gua yang baik sekali untuk

bertahannus/tahannuf3. Sepanjang bulan ramadhan tiap tahun dia pergi kesana dan
berdiam di tempat itu, cukup hanya dengan bekal sedikit yang dibawanya. Ia bertekun
dalam renungan dan ibadat, jauh dari segala kesibukan hidup dan keramaian manusia. Ia
mencari kebenaran demi kebenaran semata.4
Walaupun Nabi Muhammad saw. Dengan daya fikirnya yang jauh jernih itu
berusaha merenungkan tentang pencipta alam raya ini, namun sebelum kenabiannya dia
1

.Mata, M. Anis, Model Manusia Muslim Abad XXI, Progresio, Bandung, 2006, hal.44
MujammaAlmalik Fahd, Al- Quran dan terjemah, Madinah, 1418 H, hal. 53
3
Tahannus atau tahannasa, beribadat dan menjauhi dosa.
4
Muhammad Husein Haikal, Sejarah hidup Muhammad, Litera antarnusa, Jakarta, hal.77
2

tidak sampai kepada hakikat penciptanya, sebagaimana diisyaratkan oleh Allah SWT.dalam
Al-Quran surat As-Syuura[42] ayat 52 :




Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan
perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al
Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al
Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di
antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi
petunjuk kepada jalan yang lurus5

Dan surat Adh-Dhuha[93]ayat 7 :


Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu dia memberikan
petunju.

Selanjutnya dalam perjalanan sejarah, Nabi berperan dalam


banyak fungsi, antara lain, sebagai rasulullah, kepala negara, pemimpin
masyarakat, panglima perang, hakim dan mufti serta sebagi pribadi.
Dengan demikian hadits yang merupakan sesuatu yang berasal dari
Nabi mengandung petunjuk pemahaman dan penerapannya perlu
dikaitkan juga dengan peran nabi tatkala hadits itu terjadi6.
Pengetahuan tentang segi-segi yang berkaitan dengan diri Nabi
SAW. dan suasana yang melatarbelakangi atau menyebabkan terjadinya
suatu hadits memiliki kedudukan penting dalam upaya memahami
maksud dan kandungan suatu hadits secara benar dan tepat, sebab
bisa jadi suatu hadits tertentu lebih tepat dipahami denagn pendekatan
tekstual sedangkan hadits tertentu lainnya lebih tepat dipahami dengan
pendekatan kontekstual7
B. Perumusan masalah.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dalam
makalah ini penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Bagaimanakah sejarah hidup Nabi Muhammad SAW ?

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Pen. Jaya Sakti, Surabaya, 1989, hal. 791
Ilyas Husti, Al-Fikra Jurnal Ilmiyah Keislaman, Pekan Baru, PPs IAIN Susqa Press, 2003, hal. 3
7
Ibid.
6

b. Apakah

pokok-pokok

ajaran

yang

menjadi

Risalah

Nabi

Muhammad SAW ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Periode Makkah
Pada malam 17 Ramadhan, bertepatan dengan 6 agustus 610 M,
diwaktu

Nabi Muhammad saw.sedang bertahannuts digua Hira,

datanglah Malaikat Jibril a.s. membawa tulisan

dan menyuruh

Nabi

Muhammad saw. untuk membacanya, katanya : Bacalah. Dengan


terperanjat

Nabi Muhammad saw. Menjawab: Aku tidak dapat

membaca . Beliau lalu direngkuh beberapa kali oleh Malaikat Jibril


as,sehingga nafasnya sesak, lalu dilepaskan olehnya seraya disuruhnya
membaca sekali lagi : Bacalah.Tetapi Nabi Muhammad saw. masih
tetap menjawab :Aku tidak dapat membaca. Begitulah keadaan
berulang

sampai tiga

kali, dan akhirnya Nabi Muhammad saw.

Berkata : apa yang ku baca8, kata Jibril ,dalam Al-Quran surat [96]
Al-Alaq ayat 1-5:




1.
2.
3.
4.
5.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,


Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. 9

Inilah wahyu yang pertama yang diturunkan oleh Allah SWT.


kepada Nabi Muhammad saw. Dan inilah pula saat penobatan

beliau

sebagai Rasulullah, Atau utusan Allah kepada seluruh umat manusia,


untuk menyampaikan risalah-Nya.
Pada saat menerima pengangkatan

menjadi Rasul ini, umur

beliau mencapai 40 tahun 6 bulan 8 hari menurut tahun

bulan

(qamariyah) atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut tahun mata hari


( syamsiyah).10
Menurut riwayat, selama lebih kurang dua setengah tahun
lamanya

sesudah

menerima

wahyu

pertama,

barulah

Rasulullah

.Departemen Agama RI, op cit. hal. 59


.Ibid.
10
Ibid.
9

menerima wahyu yang kedua. Dikala menunggu-nunggu kedatangan


wahyu kedua itu, Rasulullah diliputi perasaan cemas, dan khawatir
kalau-kalau itu terputus, malahan hampir saja beliau berputus asa, akan
tetapi

ditetapkannya

hatinya

dan

beliau

terus

bertahannus

sebagaimana biasa di gua Hira.Tiba-tiba terdengarlah suara dari langit,


beliau menengadah, nampaklah malaikat Jibril a.s. Sehingga beliau
menggigil ketakutan dan segera pulang kerumah, kemudian minta
kepada

Sitti

Khadijah

supaya

menyelimutinya.

Dalam

keadaan

berselimut itu, datanglah Jibril a.s. menyampaikan wahyu Allah yang


kedua kepada beliau, yaitu surat Mudatstsir ayat 1-7 yang berbunyi :




1.
2.
3.
4.
5.
6.

Hai orang yang berkemul (berselimut),


Bangunlah, lalu berilah peringatan!
Dan Tuhanmu agungkanlah!
Dan pakaianmu bersihkanlah,
Dan perbuatan dosa tinggalkanlah,
Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang
lebih banyak.
7. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah. 11

Sesudah Rasulullah saw. menerima wahyu yang kedua ini yang


menjelaskan tugas atas dirinya, mulailah beliau secara sembunyisembunyi menyeru keluarganya yang tinggal dalam satu rumah

dan

sahabat-sahabat beliau yang terdekat, seorang demi seorang, agar


mereka meninggalkan agama berhala dan hanya menyembah Allah
Yang Maha Esa. Maka yang mula-mula iman kepadanya ialah isteri
beliau sendiri Stti Khadijah, di susul oleh putera pamannya yang masih
amat muda Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Harisah, budak beliau yang
kemudian menjadi anak angkat beliau.12
Setelah itu beliau menyeru Abu Bakar Siddik, seorang sahabat
karib yang telah lama bergaul dan Abu Bakar pun segea beriman dan
memeluk agama Islam .Dengan perantaraan Abu Bakar, banyak orang
yang memeluk agama Islam, antara lain, Utsman bin Affan, Zubeir bin
Awwam, Saad bin Abi Waqqas,Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin
Ubaidillah, Abu Ubaidillah bin Jarrah, Arqam bin Abi Arqam, Fatimah
11
12

Departemen Agama RI, op cit. hal. 992


Muhammad Husein Haikal, op cit, hal. 86

binti Khattab (adik Umar bin Khattab) beserta suaminya Said bin Zaid
Al-Adawi dan beberapa orang penduduk Makkah

lainnya dari kabilah

Quraisy mereka itu diberi gelar Assabiquunal awwaluun artinya :orang


yang terdahulu yang pertama-tama masuk agama Islam13.
Mereka ini dapat gemblengan dan pelajaran tentang agama Islam
oleh Rasul sendiri di tempat yang tersembunyi di rumah Arqam bin Abil
Arqam

dalam

kota

Makkah.Tiga

tahun

lamanya

Rasulullah

saw.melakukan dawatul afraad ini yaitu : ajakan masuk Islam seorang


demi seorang secara diam-diam atau secara sembuyi-sembunyi dari
satu rumah ke rumah lain.14
Dengan turunnya wahyu ini, maka jelas sudah apa yang harus
beliau kerjakan dalam menyampaikan risalah-Nya, yaitu mengajak umat
manusia untuk
1. Menyembah Allah Yang Maha Esa.
Sebagaimana

yang

Beliau

lakukan

kepada

Kisra

Persia,

Sabdanya :






Dari
Ibnu
Abbas,
Bahwasnya
Rasulullah
saw.,
mengutus
(untukmembawa surat) beliau kepada Kisra. Abdullah bin
Huzaifah as-Sahmi di utus Rasul untuk menyampaikannya ke
Bahrain maka pembesar Bahrain menyampaikannya kepada
Kisra. Ketika Kisra membacanya, maka surat itu dia robek. Saya
menduga bahwa Ibnu Musayyab berkata, maka Rasulullah ,
mendoakan agar mereka dirobek dengan benar-benar dirobek.
(HR. Bukhari)
Surat Nabi saw. Kepada Kisra Persi berbunyi :
.

13
14

Ibid
Ibid

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Dari Muhammad utusan Allah kepada Kisra pembesar Persi.
Kesejahteraan atas orang yang mengikuti petunjuk dengan iman
kepada Allah dan utusan-Nya. Saya bersaksi bahwa tidak Tuhan
kecuali Allah sendirian tidak ada sekutu bagi-Nya, dan
ssesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Saya
mengajakmu dengan ajakan Allah dan sesungguhnya diri saya
adalah utusan kepada seluruh manusia untuk memberi
peringatan kepada orang yang hidup dan membenarkan
perkataan atas orang kafir. Masuk Islamlah, maka kamu selamat.
Jika tidak kamu enggan maka atasmu dosa Majusi.15
2. Beribadah.
Salah satu corak hadits tentang beribadah adalah Nabi Muhammad
saw. Sangat menganjurkan untuk melakukan shalat di awal waktu dan
tuntunan bagi seseorang yang menjadi imam dalam shalat berjamaah.
Sabda Beliau yang berbunyi :


. ,
Dari Abdullah bin Masud r.a. berkata, saya bertanya kepada Nabi saw.:
Apakah amal yang paling di sukai oleh Allah? Beliau bersabda : shalat pada
waktunya. Ia bertanya : Kemudian apa? Beliau bersabda : berbuat baik kepada
kedua orang tua. Ia bertanya : Kemudian apa? Beliau bersabda : berjuang
di jalan Allah.( HR. Bukhari).


Dari Abu Hurairah; bahwa Rasulullah saw. bersabda : jika bershalat salah
seorang diantaramu untuk orang banyak ( menjadi imam), maka ringankanlah
(tidak terlalu lama)karena di sana ada orang lemah, orang sakit, orang tua renta.
Dan jika kamu bershalat sendirian, maka panjangkanlah (waktunya) sebagaimana
dikehendaki.(HR.Bukhari)16.
15
16

Musthafa Muhammad Imarah, Terjemah Jawahirul Bukhari,Al-Qanaah, Semarang, 1979.


Husein Bahrrisy, Hadits Shahih Bukhari, Al-Ikhlas, Surabaya, 1999, hal. 36.

3. Akhlak.
Di bawah ini adalah salah satu contoh corak hadits yang berkenaan dengan akhlak
yaitu untuk berbuat baik kepada tetangga dan menghormati tamu, dan larangan mencaci
maki, seperti sabda Beliau yang berbunyi :


Dari Abi Hurairah berkata : Rasulullah saw.bersabda : barang siapa beriman
kepada Allah dan hari akhir maka janganlah menyakiti tetangga. Barang siapa
beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tamu. Barang siapa
beriman kepada Allah dan hari akhir maka berkatalah yang baik atau diam.
(HR.Bukhari).


Dari Ibnu Umar : Rasulullah saw.bersabda : Sesunggunya dosa paling besar
ialah mengutuk seseorang akan ayah-ibunya. Di tanyakan, Ya Rasulullah,
bagaimana mengutuk seseorang pada ayah dan ibunya? Nabi bersabda :
Seseorang memaki ayah dari seseorang , maka ia membalas lalu memaki ayahnya
dan memaki ibunya.(HR.Al-Bukhari)17
Mereka ini dapat gemblengan dan pelajaran tentang agama Islam
oleh Rasul sendiri di tempat yang tersembunyi di rumah Arqam bin Abil
Arqam

dalam

kota

Makkah.Tiga

tahun

lamanya

Rasulullah

saw.melakukan dawatul afraad ini yaitu : ajakan masuk Islam seorang


demi seorang secara diam-diam atau secara sembuyi-sembunyi dari
satu rumah ke rumah lain.18
Kemudian sesudah ini, turunlah firman Allah swt. Surat Al-Hijr ayat
94 yang berbunyi :94.

Maka

sampaikanlah

olehmu

secara

terang-terangan

segala

yangdiperintahkan kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang


musyrik.

Ayat ini memerintahkan kepada Rasul agar menyiarkan Islam


dengan terang-terangan dan meninggalkan cara sembunyi-sembunyi
itu. Maka mulailah Nabi Muhammad saw.
umum
17
18

di

tempat-tempat

terbuka

untuk

Menyeru kaumnya secara


menyembah

Allah

dan

Ibid
Ibid

mengesakan-Nya. Pertama kali seruanyang bersifat umum ini beliau


tujukan kepada kerabatnya sendiri, lalu kepada penduduk Makkah pada
umumnya yang terdiri dari bermacam-macam lapisan masyarakat ,baik
golongan bangsawan, hartawan maupun hamba sahaya, kemudian
kepada kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang datang ke
Makkah untuk mengerjakan haji.
Dengan seruan yang bersifat umum dan terang-terangan ini,maka
nabi Muhammad saw.dan agama baru (Islam) yang dibawanya, menjadi
perhatian dan

pembicaraan

ramai di kalangan masyarakat kota

Mekkah.
Pada mulanya mereka anggap gerakan Nabi Muhammad saw. Itu
adalah suatu gerakan

yang tidak mempunyai dasar dan tujuan dan

bertaha hidup hanya sebentar

saja .Oleh karena itu sikap mereka

terhadap Nabi acuh tak acuh dan mereka membiarkannya.Gerakan Nabi


Muhammad saw. Semakin meluas dan pengikut-pengikutnya bertambah
banyak dan seruan Nabi semakin tegas dan lantang. Beliaupun mulai
mengecam agama berhala kaumnya dengan mencela sembahan
mereka

serta

membodohkan

pula

nenek

moyang

mereka

yang

Islam

serta

menyembah berhala-berhala itu.


Ketika

orang-orang

Quraisy

melihat

gerakan

mendengar bahwa mereka dengan nenek moyang mereka dibodohbodohkan

dan

berhala-berhala

kemarahan mereka

mereka

di

hina-bina,

bangkitlah

dan mulailah mereka melancarkan permusuhan

terhadap nabi dan pengikut-pengikutnya. Banyaklah pengikut Nabi yang


kena siksa diluar prikemanusiaa, terutama sekali pengikut dari golongan
rendah.

Terhadap

Nabi

sendiri,

mereka

tidak

berani

melakukan

gangguan badan, karena beliau masih dilindungi paman beliau Abu


Thalib dan disamping itu beliau adalah leturunan Bani Hasyim yang
mempunyai kedudukan dan martabat yang tinggi dalam pandangan
masyarakat Quraisy sehingga beliau di segani.
Menurut analisa penulis, semenjak turunnya wahyu pertama
perjuangan Nabi semakin berat, karena akan menyampaikan ajaran
agama Allah kepada umat yang selama ini, telah mendarah daging
ajaran-ajaran

nenek

moyang

mereka

dalam

kehidupan

sehari9

hari,seperti menyembah berhala, minum-minuman keras , namun


dengan kesabaran dan ketabahan beliau itu dan juga bimbingan dari
Allah swt, semua itu dapat diatasi dengan baik walaupun ada
tantangan dan rintangan dari kaum quraisy.
B. Periode Madinah
Setelah

tiga

belas

tahun

lamanya,

Nabi

Muhammad

saw

melakukan dakwah di Mekkah dengan tanpa lelah, Nabi memerintahkan


kaum muslimin agar Hijrah ke Yastrib (Madinah sekarang), kemudian
disusul oleh beliau bersama Abu Bakar, keduanya tiba di kota tersebut
tanggal 16 Rabiul Awal/20 September 622 M.
Peristiwa hijrah tersebut bukan semata-mata sebagai pelarian
atas kegagalan dakwah Nabi di Makkah, tetapi suatu perpindahan yang
selama dua tahun terlebih dahulu telah di pertimbangkan secara
matang. Hal ini nampak dengan adanya perjanjian Aqabah pertama
dan kedua. Pelaksanaan hijrah itu sendiri di dorong oleh beberapa faktor
: pertama, atas perintah wahyu. Kedua sebagai pemimpin ingin
menyelamatkan
semakin

hari

pengikutnya
semakin

dari

kejam.

intimidasi

Ketiga,

kaum

Nabi

yakin

Quraisy

yang

bahwa

para

pengikutnya di Yastrib akan memberikan perlindungan kepada saudarasaudara seagama dari Makkah.19
Peristiwa

Hijrah

merupakan

fase

baru

dalam

sejarah

perkembangan Islam. Dengan peristiwa tersebut, Nabi saw. Memulai


suatu fase yang mengukuhkannya menjadi pemimpin yang paripurna,
karena mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai pemimpin agama dan
pemimpin pemerintahan.20
Di Madinah, Nabi saw mulai meletakan dasar-dasar pembentukan
masyarakat Islam secara bertahap. Langkah pertama yang beliau
lakukan

adalah

konsolidasi

internal

ummat

Islam

dengan

cara

19

Philip K.Hitti, Histotory of Arab, London, Macmillan, 1970, hal. 116


Harun Nasution, Teolog Islam, Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta, UI Press,
1986, hal. 3.
20

10

pempersaudarakan

antara

kaum

Anshar

dan

kaum

Muhajirin,

menegakan persaudaraan sesama muslim dengan tidak memandang


suku atau jabatan Semua orang Arab menjadi sejajar dalam kehidupan
masyarakat.
Kemudian menurut sebagian ahli sejarah,belum cukup dua tahun
di Madinah, Nabi saw mempermaklumkan suatu

perjanjian dengan

orang Yahudi Isinya menjamin kebebasan beragama orang-orang Yahudi


sebagai suatu komunitas(kelompok orang yang seagama). Setiap
golongan masyarakat memiliki hak tertentu dalam bidang politik dan
keagamaan, kemerdekaan beragama dijamin dan seluruh anggota
masyarakat berkewajiban mempertahankan keagamaan negeri itu dari
serangan luar.
Dalam perjanjian itu jelas, disebutkan bahwa Rasulullah saw.
Sendiri menjadi kepala pemerintahan Madinah sejauh menyangkut
peraturan dan tata tertib umum, otoritas (kekuasaan dan wewenang)
mutlak diberikan kepada Nabi. Perjanjian ini dalam tatakenegaraan
dewasa

ini

sering

disebut

dengan

konstitusi

(undang-undang

Madinah/Piagam Madinah.21
Kelahiran
Piagam
Madinah
tersebut
merupakan
bukti
kemampuan Nabi melakuka konsolidasi dan negosiasi dengan
berbagai kabilah dan kelompok yang ada di Madinah. Oleh
karena itu Watt menyebut
Nabi Muhammadsaw. Sebagai
negarawan
dengan
mengemukakan
empat
alasan,
Pertama,Muhammad saw. Mempunyai bakat sebagai seorang
yang mampu melihat sesuatu sebelum terjadi karena dukungan
wahyu dan kejeniusannya.Kedua, kearifan sebagai negarawan
beliau tunjukan dalam menerapkan struktur ajaran Al-Aquran
yang global secaara kongkrit melalui kebijaksanaannya yang
tepat. Ketiga, reformasinya di bidang sosial yang berwawasan
jauh dan di tunjang oleh strategi politiknya yang akurat. Keempat,
beliau mempunyai kemampuan sebagai administrator dan arif
dalam menunjuk para pembantunya untuk melaksanakan tugas
administrasi.22
Piagam Madinah telah mengubah eksistensi kebersamaan orangorang mukmin dan warga lainnya dari sekadar komunitas keagamaan
menjadi komunitas yang memiliki kedaulatan dan otoritas politik dalam
21
Munawir Sadjali, Islam dan Tatanegara, Ajaran Islam dan Pemikiran Islam, Jakarta, UI Press,
1990, Hal. 10.
22
Ibid

11

wilayah Madinah sebagai tempat hidup bersama, bekerja sama dalam


kebaikan atas dasar kesadaran sosial mereka yang bebas dari pengaruh
dan

penguasaan

masyarakat

lainnya,

dan

mampu

mewujudkan

kehendak mereka sendiri.


Begitulah keadaan Madinah setelah hijrah, Nabi Muhammad saw.
menjadi pemimpin masyarakat. Beliau adalah Rasul Allah dengan
otoritas yang berlandaskan kenabian sekaligus memimpin masyarakat
dan kepala Negara. Dalam beberpa literatur lain, posisi Nabi Muhammad
saw. sebagai kepala Negara tersebut mendapat perhatian serius para
sejarawan terutama

jika dikaitkan dengan polemik kaum muslimin

tentang apakah ada atau tidak adanya konsep negar dalam Islam.
Kenyataan tidak adanya penyelesaian tuntas dalam Al-Quran
dan Hadits dalam masalah politik (negara), telah menjadikan
hubungan agama dan poloti senantiasa syarat dengan nuansanuansa pemikiran dan perdebatan panjang. Persoalan utama
antara Islam dan politik, atau dalam batasan sederhana prototype
manakah yang dirumuskan Islam berkenaan dengan negara
Islam. Sebenarnya berakar pada kendala upaya mengidentifikasi
apakah system negara Islam merupakan suatu negara pilitik
keagamaan atau keduniawian, atau apakah keniscayaan adalah
lembaga negara bersandarkan pada wahyu atau tuntutan akal
dan konsensus umat.23
Kepemimpinan Nabi Muhammad saw. Dalam komunitas agama di
sepakati sebagai suatu implementasi dari visi kenabian. Sedangkan
kepemimpinannya dalam komunitas masyarakat polotik sebagai kepala
negara menjadi wacana perdebatan panjang. Salah satu perdebatan
penyebutan Nabi Muhammad saw. Sebagai kepala negara disebabkan
terbatasnya wilayah geografis negara, sehingga seperti bermakna
bahwa risalah Nabi terbatas pada wilayah tertentu daan bertentangan
dengan prinsip rahmatal lilalamin, dapat dijelaskan dari tahapan
perkembangan penyebaran Islam. Artinya Madinah sebagai sebuah
negara harus di pahami sebagai tipe awal negara saat itu. Ia tidak
hanya

berhenti

sebatas

teritorial

itu,

pada

perkembangannya,

kekuasaan Madinah sebagai negara akhirnya menembus teritorial


Makkah dalam peristiwa Futh Makkah.

23

M.Sirojuddin Syamsuddin, Pemikir Politik, Jakarta, LSAF, 1989, hal .251.

12

Nabi Muhammad saw. Tidak hanya menjadi pendiri agama baru,


pencipta suatu bangsa baru, tetapi juga sebagai pembaharu (reformasi),
bagi suatu tatanan sosial yang besar. Sejak permulaan sejarah, sejarah
telah melihat banyak pembaharuan pada setiap dan disetiap tempat,
tetapi tak seorangpun yang dapat menyamai Nabi Muhammad saw.
Dalam melaksanakan

perubahan-perubahan dan revolusioner dalam

suatu masyarakat yang hampir mati dan dungu. Dengan kata lain, Nabi
Muhammad saw. disamping sebagai pembangun agama,

beliau juga

merupakan pembaharu sosial dan pembaharu bangsa.24


Selanjutnya hampir tidak dapat disangkal bahwa Nabi Muhammad
saw. adalah pemimpin negara saat itu, jika kita lihat bukti yang beliau
lakukan. Sebagai pemimpin negara, Nabi Muhammad saw. Telah
membuat undang-undang tertulis, mempersatukan penduduk Madinah,
mengadakan perjanjian damai, menjamin kebebasan bagi semua
golongan, mengorganisir militer dan memimpin peperangan, menerima
delegasi-delegasi, mengirim surat dan delegasi, menunjuk para wali,
dan lain sebagainya. Oleh karena itu tidak disangsikan lagi, bahwa
benar

Nabi

Muhamad

saw.,

selain

sebagai

pemimpin

agama

(Nabi/Rasul), ia juga merupakan pemimpin negara.


BAB III
KESIMPULAN
Seorang Nabi dalam sejarah kehidupan manusia sesungguhnya sosok yang
mempunyai kecerdasan yang amat tinggi. Kecerdasannya telah memungkinkan untuk
melihat kebenaran dari berbagai sisi dan mampu melintasi dimensinya yang ghaib,
sehingga membawanya pada kesadaran kepada kebenaran tertinggi, untuk berhubungan
dengan sumber kebenaran yakni Allah SWT. karena itulah seorang Nabi beranai
menghadapi tantangan dariresiko yang besar, sebagai akibat dari perjuangannya
menegakan kebenaran. Kecerdasan Nabi menjadi peletak dasar bagi kesadaran untuk
melakukan revolusi akal budi umatnya, seperti diperlihatkan

Nabi Muhammad SAW.

yang berani mengubah konsep teologi yang dianut masyarakat Jahiliyah dari banyak
Tuhan, menyembah kepada Tuhan yang Esa.
24

Syed Muhammadun Nasir, Islam,itsConcept and History, Terj. Adang Afandi, cet II, 1993, hal.

119 .

13

Kehidupan Rasulullah memberikan kepada kita contoh-contoh yang sangat mulia,


baik sebagi pribadi yang agung dan mulia, pemuda yang terpecaya dan pekerja keras,
sebagai Rasul tidak henti-hentinya menyampaikan risalah-Nya, sebagai kepala negara yang
mengatur segala urusan dengan cerdas dan bijaksana, sebagi suami teladan dan seorang
ayah yang penuh kasih sayang, sebagai panglima yang mahir, sebagi negarawan yang
pandai dan jujur, dan sebagi seorang muslim secara keseluruhan yang dapat melakukan
secara seimbang antara kewajiban beribadah kepada Allah dan bergaul dengan keluarga
dan sahabat dengan baik, serta tidak pernah selama dalam hidupnya sebelum menjadi
Rasul menyembah berhala dan makanan yang haram.

14

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Muhammad-M.Muzakkir, Ulumul Hadits, Pustaka setia, Bandung, 2000.
Al Quran dan Terjemahnya, Depertemen Agam RI, Jaya Sakti, Surabaya, 1971 Al-Quran
dan Terjemahnya, Mujamma Al-Malik Fahd, Madinah, 1418 H.
Ash Shiddiqy, M.Hasby, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Bulan Bintang, Jakarta,
1945
Fuad Abdul Baqi, Muhammad, Mutiara Hadits Shahih Bukhari Muslim, terjemahan. PT.
Bina Ilmu, Surabaya, 2005.
Husein Haekal, Muhammad, Sejarah Hidup Muhammad, Litera Antarnusa Jakarta, cet.31,
2006
Husti, Ilyas, Al-Fikra Jurnal Ilmiyah Keislaman, Pekan Baru, Susqa Press, 2003.
K.Hitti, Philip, History of Arab, London, Macmillan, 1970
Khalil Yasin, Asy-Syaikh, Muhammad di Mata Cendikiawan Barat, terj.Gema Insani Press,
Jakarta, cet.6, 1995
Labib,MZ dan Mulkan Hamid, Koleksi Hadits Nabi yang disepakati Bukhari-Muslim,
Amanah, Tuban, 1997Mata,M-Anis, Model Manusia Muslim, progesio, Bandung,
2006.
Muhammadunnasir, Syed, Islam :its Concep and History, terj.Adang Affandi, cet.II, 1993
Nasution Harun,teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta, UI
Press, 1986.
Rahman Fathur, Ikhtisar Musthalah Hadits, PT.Al-Maarif, Bandung, 1974
Sadjali, Munawar, Islam dan Tata Negara, Ajaran Islam dan Pemikiran Islam, Jakarta, UI
Press, 1990.
Syamsuddin, M.Sirojuddin, Pemikir Politik, Jakarta, LSAF, 1989.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II ), Raja Grafindo Persada,
cet.14, Jakarta,2003.

15

Anda mungkin juga menyukai