Anda di halaman 1dari 7

3.2.

Manajemen Pasca Panen Benih Bawang Merah


Pengembangan bawang merah sangat tergantung pada peran
benih sebagai salah satu sarana produksi primer, sehingga upaya
pengembangan benih sangat bergantung pada mutu benihnya.
Mutu benih dapat diperbaiki dengan melaksanakan SOP atau
standar operasional prosedur pada proses produksinya, begitu pula
pada tahap pasca panen benih SOP perlu diterapkan guna menjaga
mutu dari benih. Menurut Dinas Pertanian dan Perternakan Provinsi
Kalimantan Tengah (2014), manajemen pasca panen benih bawang
merah dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pelayuan dan Pengeringan
Proses ini dilakukan guna menurunkan kadar air yang ada
pada umbi lapis bawang merah. Proses ini dilakukan secara
tradisional dengan dijemur di bawah sinar matahari pada cuaca
cerah. Penjemuran dilakukan selama 2-3 hari hingga daun
menjadi setengah kering. Kemudian dilakukan pengeringan
dengan cara dijemur dibawah sinar matahari selama 7-10 hari.
2. Pembersihan dan Sortasi
Pembersihan dan sortasi merupakan proses untuk
menghilangkan kotoran yang menempel pada umbi dan
dipisahkan antara umbi yang memiliki kualitas baik dan jelek.
Pembersihan dilakukan untuk memisahkan kotoran yang masih
melekat pada umbi di atas alas anyaman bambu, sehingga
kualitas umbi yang diperoleh menjadi lebih baik.
3. Grading
Grading adalah pemisahan umbi sesuai ukuran standar yang
telah ditentukan sebagai persyaratan benih dapat diedarkan.
Tujuan dari adanya grading adalah menentukan keseragaman
ukuran umbi bawang merah sehingga memenuhi kualifikasi
standar mutu sebagai benih unggul, serta memudahkan dalam
penyimpanan sebelum dipasarkan.

4. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan proses terakhir dari kegiatan pasca
panen benih bawang merah. Proses ini bertujuan untuk
menunggu saat pemasaran yang tempat dan menjaga stok
benih yang akan diedarkan di pasar. Secara tradisional biasanya
penyimpanan bawang merah dilakukan dengan cara
menggantung bawang menggunkan para-para diatas tungku
perapian. Untuk penyimpanan secara modern dilakukan didalam
gudang-gudang dengan ventilasi yang memadai agar sirkulasi
udara lancar sehingga tidak menyebabkan benih terkontaminasi
jamur atau bakteri tertentu.
3.3. Manajemen Pasca Panen Benih Kedelai
Menurut Rahayu (2009), dalam menghasilkan benih kedelai
bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu
genetik juga dilakukan selama penanganan pasca panen.
Pengelolaan dalam rangka mempertahankan mutu benih tidak
dapat dilakukan secara parsial (sepotong-potong) melainkan
harus dilakukan secara simultan (menyeluruh) dan sistematis
dengan menerapkan kaidah-kaidah pengelolaan benih secara
benar mulai saat panen hingga penyimpanan. Tidak terdapat
perbedaan kaidah-kaidah pengelolaan pascapanen benih untuk
Benih Penjenis (BS), Benih Dasar (FS), Benih Pokok (SS) maupun
Benih Sebar (ES). Manajemen pasca panen kedelai memiliki
prosedur sebagai berikut:
1. Perontokan
Pada tahapan ini brangkasan kedelai yang telah kering
secepatnya dirontokkan baik secara manual maupun mekanis
guna memperoleh biji yang akan dijadikan benih kedelai.
Perontokan harus dilakukan secara hati-hati guna menghindari

terjadinya kerusakan pada biji yang dapat mempercepat


penurunan laju daya tumbuh.
2. Pembersihan Biji dan Sortasi
Biji yang telah kering kemudian dibersihkan dari campuran
benda asing menggunkan tampi (secara tradisional) atau
menggunakan blower (secara mekanis). Untuk keperluan benih
maka sortasi harus dilakukan untuk membuang biji tidak bernas,
polong muda, maupun polong yang rusak atau busuk.
3. Pengeringan
Pengeringan dilakukan dibawah sinar matahari menggunakan
alas terpal selama 2-3 jam agar kering secara merata. Hal ini
dilakukan untuk menurunkan kadar air yang ada pada polong
kedelai.
4. Pengemasan
Benih yang telah dikeringkan dikemas menggunakna
kemasan kedap udara guna memperpanjang umur simpan
benih. Bahan pengemas dapat berupa kanrong pelastik biasanya
berkapasitas 2 atau 5 kg dengan ketebalan 0,08 mm.
5. Penyimpanan
Benih yang telah dikemas kemudian disimpan pada suhu dan
kelembaban berkisar 16-18C dan kelembaban relative 60%.
Hindari menyimpan benih yang telah dikemas berkontakan
langsung dengan tanah karena dapat membuat benih menjadi
lebih lembab. Pengaplikasian sesuai tata cara tersebut dapat
membuat benih memiliki daya tumbuh pada awal penyimpanan
sebesar 95% atau lebih dan kadar air awal 9-10% dapat
dipertahankan minimal hingga 8 bulan.
3.4. Manajemen Pasca Panen Benih Kentang
Manajemen pasca panen kentang dilaksanakan sebagai paya
memperoleh umbi kentang yang bermutu baik. Berikut ini adalah
manajemen pasca panen kentang menurut Ida (2015) :
1. Pembersihan

Tahap Pembersihan merupakan proses menghilangkan


kotoran yang menempel pada umbi. Tujuannya untuk
menghilangkan kotoran yang masih menempel pada umbi
supaya umbi terlihat bersih. Umbi kentang dibersihkan dari
segala kotoran yang menempel pada umbi seperti tanah, sisa
tanaman atau akar tanaman dipangkas, kemudian dicuci
dengan air bersih. Cara mencucinya dapat dilakukan dengan
cara memasukkan umbi kedalam bak air atau dilakukan
pencucian dalam air yang mengalir. Umbi-umbi yang sudah
dibersihkan tersebut ditaruh pada terpal atau bahan lain untuk
dikeringanginkan. Dalam pengeringan umbi yang baru dicuci itu
jangan dikeringkan langsung pada sinar matahari.
2. Sortasi dan Grading
Tahap Sortasi dan Grading merupakan proses pemilihan dan
pemisahan umbi berdasarkan kurang baik untuk memperoleh
umbi yang seragam dalam ukuran dan kualitasnya. Caranya,
dengan memilih umbi yang sudah dibersihkan itu antara umbi
yang baik dan umbi yang kurang baik berdasarkan: (1) Ada
tidaknya cacat pada umbi, (2) Normal tidaknya bentuk dan
ukuran umbi, dan (3) Ada tidaknya serangan hama atau
penyakit pada umbi. Umbi yang sudah dipilih itu dipilah-pilah
lagi berdasarkan kualitas dan ukuran
(grading/pengklasifikasian).
Tabel 1. Pengklasifikasian Bibit Kentang
No Ukuran

Berat Per Umbi

1
2
3
4
5

(gram)
<10
10-30
31-60
61-120
>120

SS
S
M
L
XL

3. Penyimpanan
Dalam Tahap Penyimpanan, setelah umbi kentang
dimasukkan kedalam wadah berupa kotak
kayu/krat/keranjang/waring, kemudian wadah itu dimasukkan ke
dalam ruang penyimpanan yang disusun secara rapi. Jika wadah
berisi kentang itu disimpan dalam gudang, usahakan gudang
penyimpanan mempunyai ventilasi udara yang cukup supaya
sirkulasi udara lancar dan kelembabannya sekitar 65-75%dan
gudang dalam keadaan bersih.
4. Pengemasan
Tahap Pengemasan bertujuan untuk melindungi hasil
terhadap kerusakan, mengurangi kehilangan air, dan
mempermudah pengangkutan dan perhitungan.Caranya, umbi
yang sudah dipilih sesuai kualitasnya dikemas dalam wadah
tertentu, misalnya dengan karung, jaring plastik/waring yang
bersih dan tidak ada sisa bahan lainnya. Wadah berisi kentang
itu ujungnya ditutup rapat-rapat, misalnya dijahit dengan jarum
karung atau tali plastik.
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari bagian pembahasan dalam makalah ini, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Manajeman pasca panen bawang merah dapat
mempengaruhi mutu dan kualitas dari benih bawang merah.
Guna mempertahankan mutu yang baik dari benih bawang
merah perlu dilakukan kegiatan pascapanen yang sesuai
dengan SOP.
2. Pada manajemen pasca panen benih kedelai tidak ada
perbedaan kaidah perlakuan pasca panen bagi Benih Penjenis
(BS), Benih Dasar (FS), Benih Pokok (SS) maupun Benih Sebar

(ES). Dengan mengikuti kaidah perlakuan yang benar dapat


mempertahankan daya tumbuh penimpanan selama 8 bulan.
3. Guna memperoleh mutu benih kentang yang baik maka perlu
dilakukan penanganan pasca panen yang berlandaskan pada
klasifikasi ukuran umbi. Dengan penanganan pasca panen
yang sesuai prosedur dapat menjaga mutu benih.
4.2. Saran
Petani maupun produsen benih harus lebih memperhatikan SOP
atau Standar Operasional Produksi dalam kegiatan produksi
benihnya. Hal tersebut dikarenakan apa bila produksi telah berjalan
sesuai SOP maka mutu benih yang diperoleh akan lebih terjaga.
Disamping itu petani ataupun pengusaha benih perlu lebih
memperhatikan manajeman pasca panen benih karena pada tahap
ini jika terjadi kesalahan dapat secara signifikan menurunkan
kualitas dan mutu benih.

DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pertanian dan Perternakan Provinsi Kalimantan Tengah. 2014.
Standar Operasional Prosedur (SOP) Produksi Bawang Merah
Kalimantan Tengah.
Online:http://distanak.kalteng.go.id/asset/file/SOP_produksi_b
enih_bawang_merah_kalteng_14.pdf. Diakses pada tanggal
23 Maret 2016
Sukarman dan Mahrani Hasanah. 2003. Perbaikan Mutu Benih
Aneka Tanaman Perkebunan Melalui Cara Panen dan
Penanganan Benih. Online:
http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/p3221033.pdf
. Diakses pada tanggal 23 Maret 2016
Rahayu, Muji dkk. 2009. Paket Teknologi Produksi Benih Kedelai.
Online: ntb.litbang.pertanian.go.id/ind/infotek/it-4.pdf.
Diakses pada tanggal 23 Maret 2016
Firda, Ida. 2015. Panen dan Pasca Panen Benih Tanaman Kentang.
Online: http://www.bbpplembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/859panen-dan-pasca-panen-benih-tanaman-kentang. Diakses
pada tanggal 23 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai