4. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan proses terakhir dari kegiatan pasca
panen benih bawang merah. Proses ini bertujuan untuk
menunggu saat pemasaran yang tempat dan menjaga stok
benih yang akan diedarkan di pasar. Secara tradisional biasanya
penyimpanan bawang merah dilakukan dengan cara
menggantung bawang menggunkan para-para diatas tungku
perapian. Untuk penyimpanan secara modern dilakukan didalam
gudang-gudang dengan ventilasi yang memadai agar sirkulasi
udara lancar sehingga tidak menyebabkan benih terkontaminasi
jamur atau bakteri tertentu.
3.3. Manajemen Pasca Panen Benih Kedelai
Menurut Rahayu (2009), dalam menghasilkan benih kedelai
bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu
genetik juga dilakukan selama penanganan pasca panen.
Pengelolaan dalam rangka mempertahankan mutu benih tidak
dapat dilakukan secara parsial (sepotong-potong) melainkan
harus dilakukan secara simultan (menyeluruh) dan sistematis
dengan menerapkan kaidah-kaidah pengelolaan benih secara
benar mulai saat panen hingga penyimpanan. Tidak terdapat
perbedaan kaidah-kaidah pengelolaan pascapanen benih untuk
Benih Penjenis (BS), Benih Dasar (FS), Benih Pokok (SS) maupun
Benih Sebar (ES). Manajemen pasca panen kedelai memiliki
prosedur sebagai berikut:
1. Perontokan
Pada tahapan ini brangkasan kedelai yang telah kering
secepatnya dirontokkan baik secara manual maupun mekanis
guna memperoleh biji yang akan dijadikan benih kedelai.
Perontokan harus dilakukan secara hati-hati guna menghindari
1
2
3
4
5
(gram)
<10
10-30
31-60
61-120
>120
SS
S
M
L
XL
3. Penyimpanan
Dalam Tahap Penyimpanan, setelah umbi kentang
dimasukkan kedalam wadah berupa kotak
kayu/krat/keranjang/waring, kemudian wadah itu dimasukkan ke
dalam ruang penyimpanan yang disusun secara rapi. Jika wadah
berisi kentang itu disimpan dalam gudang, usahakan gudang
penyimpanan mempunyai ventilasi udara yang cukup supaya
sirkulasi udara lancar dan kelembabannya sekitar 65-75%dan
gudang dalam keadaan bersih.
4. Pengemasan
Tahap Pengemasan bertujuan untuk melindungi hasil
terhadap kerusakan, mengurangi kehilangan air, dan
mempermudah pengangkutan dan perhitungan.Caranya, umbi
yang sudah dipilih sesuai kualitasnya dikemas dalam wadah
tertentu, misalnya dengan karung, jaring plastik/waring yang
bersih dan tidak ada sisa bahan lainnya. Wadah berisi kentang
itu ujungnya ditutup rapat-rapat, misalnya dijahit dengan jarum
karung atau tali plastik.
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari bagian pembahasan dalam makalah ini, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Manajeman pasca panen bawang merah dapat
mempengaruhi mutu dan kualitas dari benih bawang merah.
Guna mempertahankan mutu yang baik dari benih bawang
merah perlu dilakukan kegiatan pascapanen yang sesuai
dengan SOP.
2. Pada manajemen pasca panen benih kedelai tidak ada
perbedaan kaidah perlakuan pasca panen bagi Benih Penjenis
(BS), Benih Dasar (FS), Benih Pokok (SS) maupun Benih Sebar
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pertanian dan Perternakan Provinsi Kalimantan Tengah. 2014.
Standar Operasional Prosedur (SOP) Produksi Bawang Merah
Kalimantan Tengah.
Online:http://distanak.kalteng.go.id/asset/file/SOP_produksi_b
enih_bawang_merah_kalteng_14.pdf. Diakses pada tanggal
23 Maret 2016
Sukarman dan Mahrani Hasanah. 2003. Perbaikan Mutu Benih
Aneka Tanaman Perkebunan Melalui Cara Panen dan
Penanganan Benih. Online:
http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/p3221033.pdf
. Diakses pada tanggal 23 Maret 2016
Rahayu, Muji dkk. 2009. Paket Teknologi Produksi Benih Kedelai.
Online: ntb.litbang.pertanian.go.id/ind/infotek/it-4.pdf.
Diakses pada tanggal 23 Maret 2016
Firda, Ida. 2015. Panen dan Pasca Panen Benih Tanaman Kentang.
Online: http://www.bbpplembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/859panen-dan-pasca-panen-benih-tanaman-kentang. Diakses
pada tanggal 23 Maret 2016