Nenek
Nenek
Nenek
Nenek
Nenek
Nenek
tersebut disebut Bua, dan setiap Bua terdapat pengurusnya dengan gelarnya
masing-masing. Di setiap Bua, masih terdapat sub-sub pemerintahan kecil yang
mengurus urusan daerah lebih kecil, daerah lebih kecil tersebut disebut Penanian.
Dalam penanian dibentuk sebuah badan pemerintahan yang disebut Toparengnge,
sebuah pemerintahan adat. Sebuah permasalahan di Penanian dibicarakan dalam
Kombongan Kaparengngesan (Musyawarah Toparengnge),
Berbagai permasalahan dan pemecahan di kalangan masyarakat Toraja diselesaikan
dalam sebuah forum musyawarah Kombongan Ada. Orang yang memiliki hak
untuk ikut dalam Kombongan Ada disebut Tokombongan (TO : orang. Kombongan :
Musyawarah). Tokombongan memiliki gelar sesuai dengan wilayah dan
tingkatannya. Di Toraja, terbagi menjadi 3 wilayah adat, yakni Daerah adat bagian
timur (Padang Dipekambei) atau daerah adat Pekambean, daerah adat bagian
tengah, disebut dengan Padang Dipekapuangngi, dan daerah adat bagian barat
disebut Padang Dimadikai. Setiap bagia nwilayah tersebut terdapat masing-masing
pusat musyawarah sendiri. Di timur, disebut dengan Kombongan Ambe, ditengah
disebut dengan Kombongan Puang, dan di barat disebut dengan Kombongan
Madikai.
Dari setiap kombongan bagian wilayah, terbagi tingkatan atau hirarkhi dewan
musyawarah adat, yakni Kombongan Basse Lepongan Bulan, Kombongan Ada,
Kombongan Lembang, dan Kombongan Keparengngesan.
Kini adat tersebut masih terpelihara dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Para
tokombongan pun masih memiliki kewibawaan dan pengaruh dalam wilayahnya
masing-masing.
Refleksi Kritis
Mitos Sauan Sibarrung ini memiliki sifat-sifat yang majemuk (ditentukan oleh Puang
Matua dan nenek moyangnya) dan otentik (bagian dari realitas alam semesta
secara orisinal. Nilai-nilai yang dapat diperoleh dari Mitos yang hingga kini masih
dipercaya oleh masyarakat Toraja adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Keadilan
Perwakilan/Subsidiaritas (otonomi)
Kepercayaan (Khidmat)
Kemanusiaan
Kerakyatan
Kearifan lokal
Ketuhanan
Dialog
Kesatuan
Tuhan adalah sumber inspirasi dan petunjuk dalam kehidupan. Dengan kata
lain, terdapat nilai ketuhanan di dalamnya. Eran di langi, kini lebih dikenal
sebagai wahyu dari nabi dan kitab suci.
Kebenaran dan kebaikan ditemukan dengan akal budi dan kehendak baik,
dengan menggunakan mulut dan lidah sebagai alat berkomunikasi. Dialog
dan diskursus merupakan cara terbaik dalam menyelesaikan masalah
bersama.