Anda di halaman 1dari 2

BAB III

KESIMPULAN
Retinopati DM adalah suatu mikroangiopati progresif yang ditandai oleh kerusakan
dan sumbatan pembuluh darah halus yang meliputi arteriol prekapiler retina, kapilerkapiler dan vena. WHO melaporkan, 4,8 persen penduduk diseluruh dunia menjadi buta
akibat retinopati DM. Dalam urutan penyebab kebutaan secara global, retinopati DM
menempati urutan ke-4 setelah katarak, glaukoma, dan degenerasi makula (AMD=agerelated macular degeneration).
Pemeriksaan oftalmologi retinopathy DM secara khas terbagi dalam Diabetic
Retinopathy Severity Scale meliputi :Non proliferative, prolifertative dan maculopathy
DM dengan masing-masing temuan klinis yang khas pada tiap tingkat perkembangan
penyakitnya. Fundus Fluorescein Angiography merupakan pemeriksaan penting dalam
menunjang retinopathy DM. Terapi retinopathy DM mencakup perawatan medis untuk
kontrol gula darah dan terapi oftalmologi yang mencakup terapi bedah dan
medikamentosa. Prognosis ditentukan oleh faktor-faktor yang menguntungkan dan
merugikan dalam perjalanan penyakit ini serta tindakan yang dilakukan dalam
intervensinya
Retinopati hipertensi adalah kelainan atau perubahan vaskularisasi retina pada
penderita hipertensi. Hipertensi arteri sistemik merupakan tekanan diastolik > 90mmHg
dan tekanan sistolik > 140 mmHg. Jika kelainan dari hipertensi tersebut menimbulkan
komplikasi pada retina maka terjadilah retinopati hipertensi. Padakeadaan hipertensi,
pembuluh darah retina akan mengalami perubahan patofisiologissebagai respon terhadap
peningkatan tekanan darah. Pada tahap awal, pembuluh darahretina mengalami
vasokonstriksi secara generalisata. Kemudian terjadi perubahanrefleks pada pembuluh
darah retina (copper wire) arteriovenousnicking, cotton wool spot, perdarahan retina.
Edema diskus optikus dapat terlihat padatahap akhir, dan merupakan indikasi telah
terjadi peningkatan tekanan darah yang sangat berat. Perjalanan penyakit inilah yang
mengklasifikasikan derajat penyakit. Prognosis tergantung kepada kontrol tekanan darah.
Kerusakan penglihatan yang serius biasanya tidak terjadi sebagai dampak langsung
dari proses hipertensi kecuali terdapat komplikasi oklusi vena atau arteri lokal. Untuk itu

mengobati faktor primer dengan obat hipertensi yang salah satunya adalah golongan ACE
inhibitor (kaptopril) sangat penting jika ditemukan perubahan pada fundus akibat
retinopatiarterial.

Fotokoagulasi

laser

juga

dapat

dipertimbangkan

sebagai

penatalaksanaan yang terbukti memperbaiki oksigenasi bagian dalam retina.


Retinopati prematuritas (ROP) digambarkan untuk pertama kalinya oleh Terry pada
tahun 1940 sebagai Retrolental Fibroplasia, yaitu penyakit / gangguan perkembangan
pembuluh darah retina pada bayi yang lahir prematur, hal tersebut terkait dengan
penyediaan oksigen yang tinggi dan tidak terkendali. Retinopati prematuritas penyebab
utama kebutaan pada hayi berat lahir rendah/ berat badan lahir sangat rendah. Retinopati
prematuritas terjadi akibat kepekaan pembuluh darah retina di masa perkembangan
terhadap oksigen konsentrasi tinggi. Pajanan oksigen konsentrasi tinggi (hiperoksia)
mengakibatkan tingginya tekanan oksigen retina sehingga memperlambat perkembangan
pembuluh darah retina sehingga menimbulkan daerah iskemia pada retina. Prematuritas
mengakibatkan terhentinya proses maturasi dari pembuluh retinanormal. Terdapat dua
teori yang menjelaskan patogenesis ROP. Sel-sel spindel mesenkimal, yang terpapar
kondisi hiperoksia, akan mengalami gap junction. Gap junction ini mengganggu
pembentukan pembuluh darah yang normal, mencetuskan terjadinya respon neovaskular
Terapi medis untuk retinopati prematuritas (ROP) terdiri dari screening oftalmologis
terhadap bayi-bayi yang memiliki faktor risiko. Satu-satunya pencegahan yang benarbenar bermakna adalah pencegahan kelahiran bayi prematur. Dapat dicapaidengan
perawatan antenatal yang baik. Semakin matur bayi yang lahir, semakin kecil
kemungkinan bayi tersebut menderita ROP.

Anda mungkin juga menyukai