Perkembangan dunia komputer yang sangat pesat telah mempengaruhi bidangbidang penelitian dan industri, sehingga impian para ahli dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dan industri telah menjadi kenyataan. Pada saat sekarang ini,
metode dan analisa desain telah banyak menggunakan perhitungan metematis
yang rumit dalam penggunaan sehari-hari. Metode elemen hingga adalah suatu
metode pemaparan bagaimana perjalanan aksi hingga timbul reaksi dalam materi,
atau metode untuk memperkirakan besar reaksi dan reaksi apa yang timbul dari
materi tersebut. Metode elemen hingga (finite element method) banyak
memberikan andil dalam melahirkan penemuan-penemuan bidang riset dan
industri, hal ini dikarenakan dapat berperan sebagai research tool pada
eksperimen numerik. Aplikasi banyak dilakukan pada problem kompleks
diselesaikan dengan metode elemen hingga seperti rekayasa struktur, steady state
dan time dependent heat transfer, fluid flow, dan electrical potential problem,
aplikasi bidang medikal.
45
Universitas Sumatera Utara
elemen-elemen
kontinu
untuk
memperoleh
solusi
46
Universitas Sumatera Utara
elemen dalam
meshing/diskritisasi
f. Menyelesaikan model dengan mudah dan murah
g. Dapat memodelkan efek dimanis
h. Menyelesaikan kelakuan tidak linier dari geometri dan material
47
Universitas Sumatera Utara
segitiga dan Gambar 3.3 menunjukkan elemen segitiga hasil mesh dengan jumlah
noda dan derajat kebebasan (degree of freedom).
(3.2.1)
0
N1
node1
N2
0
0
N2
node2
N3
0
0
N 3
node3
(3.2.2)
48
Universitas Sumatera Utara
node1
node2
node3
(3.2.3)
u h x, y N1 x, y u1 N 2 x, y u 2 N 3 x, y u3
v h x, y N1 x, y v1 N 2 x, y v2 N 3 x, y v3
(3.2.4)
49
Universitas Sumatera Utara
1 x
1
A1 1 x 2
2
1 x3
y
y2
y3
1
x2 y3 x3 y 2 y 2 y3 x x3 x2 y
2
(3.2.1.1)
L1
A1
Ae
(3.2.1.2)
Begitu juga dengan nilai A2 dan nilai A3 dengan nilai sebagai berikut:
1 x
1
A2 1 x3
2
1 x1
1 x
1
A1 1 x1
2
1 x2
y
y3
y1
1
x3 y1 x1 y3 y3 y1 x x1 x3 y
2
y
y1
y2
1
x1 y 2 x2 y1 y1 y 2 x x2 x1 y
2
(3.2.1.3)
(3.2.1.4)
50
Universitas Sumatera Utara
L2
A2
Ae
(3.2.1.5)
L3
A3
Ae
(3.2.1.6)
L1 L2 L3
A1 A2 A3
1
Ae Ae Ae
(3.2.1.7)
Dan ketiga nilai L1, L2, L3, merupakan nilai untuk persamaan bentuk yaitu:
N1 = L1, N2 = L2, N3 = L3
(3.2.1.8)
segitiga
dimensi,
komponen
tegangan
utama
berupa
51
Universitas Sumatera Utara
u
x
v
y
u v
x y
xx
yy
xx
(3.2.2.1)
LU
(3.2.2.2)
0
x
L 0
y
x
y
(3.2.2.3)
LU LNde Bde
(3.2.2.4)
Nilai B pada persamaan (3.2.2.4) merupakan matriks regangan yang akan dicari
dimana:
0
x
N
B LN 0
y
x
y
(3.2.2.5)
a2
a3
b1
b2
a1
b2
a2
b3
0
b3
a3
(3.2.2.6)
52
Universitas Sumatera Utara
Dengan nilai:
a1
x 2 y 3 x3 y 2
x y x1 y 3
x y x1 y1
, a2 3 1
, a3 1 2
2 Ae
2 Ae
2 Ae
(3.2.2.7)
b1
y 2 y3
y y1
y y2
, b1 3
, b1 1
2 Ae
2 Ae
2 Ae
(3.2.2.8)
h T
k e B cBdV dz B cBdA hB T cBdA
Ve
Ae 0
Ae
(3.2.3.1)
1 v
E
c
v 1
1 v2
0 0
0 ( PlaneStress )
1 v 2
0
v 1 v
1
E 1 v
c
v 1 v
1
1 v 1 2v
0
0
(3.2.3.2)
( PlaneStrain) (3.2.3.3)
0
1 2v 21 v
0
me N NdV
T
Ae
dxN
Ae 0
NdA hN T NdA
(3.2.3.4)
Ae
53
Universitas Sumatera Utara
N1 N1
0
N N
me h 2 1
0
Ae
N 3 N1
N1 N 2
N1 N 3
N1 N1
N1 N 2
N2 N2
N2 N3
N 2 N1
N2 N2
N3 N2
N3 N3
N 3 N1
N3 N2
0
N 1 N 3
0
dA
N2 N3
0
N 3 N 3
(3.2.3.5)
m
1
Ln2 L3p dA
m!n! p!
2A
m n p 2!
(3.2.3.6)
2
0
hA 1
me
2 0
1
0 1 0 1 0
2 0 1 0 1
0 2 0 1 0
1 0 2 0 1
0 1 0 2 0
1 0 1 0 2
(3.2.3.7)
fe N
fsx
dl
fsy
2 3
(3.2.3.8)
54
Universitas Sumatera Utara
0
0
fx
1
xfe l 23
2
fy
fx
fy
(3.2.3.9)
Dimana l23 merupakan panjang sisi dari titik 2 ke titik 3 sebuah segitiga. Setelah
matriks gaya, kekakuan dan massa diperoleh maka matriks global dapat diperoleh
dengan menggabungkan per elemen dari suatu objek.
3.3 Elemen Segiempat Linear
Elemen segitiga jarang digunakan dalam mesh objek metode elemen
hingga. Alasan utama mengapa elemen segitiga lebih jarang digunakan dibanding
dengan elemen segiempat dan elemen lainnya adalah pada matriks regangan
elemen segitiga, nilainya konstan namun untuk elemen segiempat, nilainya
tidaklah konstan
3.3.1 Pembentukan Persamaan Bentuk Elemen Segiempat
Diasumsikan sebuah objek dengan domain segiempat seperti pada
Gambar 3.5 kemudian, objek tersebut dibagi menjadi elemen segiempat kecil
(mesh), dimana tiap elemen segiempat terdapat empat noda dengan 2 DOF
(Degree of Freedom)
55
Universitas Sumatera Utara
(3.2.1)
node1
node2
node3
node4
(3.3.1.1)
Namun pada elemen segiempat, terdapat dua jenis koordinat yg akan digunakan
dalam menyelesaikan persamaan fungsi bentuk elemen, yaitu koordinat natural
dan koordinat lokal elemen (x,y) seperti pada Gambar 3.6 dengan
hubungan antara koordinat lokal dan koordinat natural adalah sebagai berikut:
xa , yb
(3.3.1.2)
56
Universitas Sumatera Utara
N2
N3
N4
N1
N2
N3
Node1
Node2
Node3
0
N 4
Node4
(3.3.1.3)
Dengan nilai Ni( i= 1, 2, 3, 4) dapat diperoleh dengan cara yang sama untuk
elemen segitiga sehingga didapat:
1
1 1
4
1
N 2 1 1
4
1
N 3 1 1
4
1
N 4 1 1
4
N1
(3.3.1.4)
57
Universitas Sumatera Utara
1
a
0
1
b
1
1
a
1
b
1
a
0
1
b
1
a
0
1
b
0
1
b
1
a
1
a
0
1
b
1
(3.3.2.1)
b
1
a
0
Terlihat bahwa matriks regangan untuk elemen segiempat memiliki nilai yang
tidak konstan seperti elemen segitiga.
3.3.3 Elemen Matriks
Setelah mendapatkan nilai matriks regangan, sama seperti prosedur
sebelumnya, nilai matriks kekakuan didapat dengan persamaan berikut:
ke hB cBdA
T
1 1
abhB
cBdd
(3.3.2.2)
1 1
mij
hab
1
1
1 i j 1 1 j
4 3
3
(3.3.2.3)
Sebagai contoh,
m33
hab
1
1
4 hab
1 111 11
4 3
9
3
(3.3.2.4)
58
Universitas Sumatera Utara
4
0
hab 0
me
9 1
0
2
0 2 0 1 0 2 0
4 0 2 0 1 0 2
0 4 0 2 0 1 0
2 0 4 0 2 0 1
0 2 0 4 0 2 0
1 0 2 0 4 0 2
0 1 0 2 0 4 0
2 0 1 0 2 0 4
(3.3.2.5)
Dan persamaan matriks gaya yang bekerja pada objek didapat dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
0
0
fx
fx
fe b
fy
fy
0
0
(3.3.2.6)
59
Universitas Sumatera Utara
(3.4.1.1)
ui
v
i
w
d ei i
xi
yi
zi
(3.4.1.2)
60
Universitas Sumatera Utara
k11m
m
k
m
k e 21m
k 31
m
k 41
k11b
b
k
b
k e 21
b
k 31
b
k 41
k12m
k13m
m
k 22
m
k 23
k 32m
m
k 42
k 33m
m
k 43
k12b
k13b
b
k 22
b
k 23
b
k 32
b
k 42
b
k 33
b
k 43
k14m
m
k 24
m
k 34
m
k 44
(3.4.1.3)
k14b
b
k 24
k 34b
b
k 44
(3.4.1.4)
61
Universitas Sumatera Utara
k11m
0
0
m
k 21
0
0
ke m
k
31
0
0
k 41m
0
0
0 k12m
m
11
0
0
0 0
0 k 22m
0
k
0 k13m
m
12
0
0
0 0
0 k 23m
0 k14m
m
13
m
14
0
0
0 0
0 k 24m
0
0
k 21m
k 22m
k 23m
k 24m
m
34
0 k
m
32
0 k
m
33
0 k
k 31m
k 32m
k 33m
k 34m
m
44
0 k
m
42
0
m
42
m
41
m
43
0 k
m
43
k 44m
0 k
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
(3.4.1.5)
m11m
m
m
m
me 21
m
m31
m
m41
m11b
b
m
b
me 21
b
m31
b
m41
m12m
m13m
m
m22
m
m23
m
m32
m
m42
m
m33
m
m43
m12b
m13b
b
m22
b
m23
b
m32
b
m42
b
m33
b
m43
m14m
m
m24
m
m34
m
m44
m14b
b
m24
b
m34
b
m44
(3.4.1.3)
(3.4.1.4)
62
Universitas Sumatera Utara
m11m
0
0
m
m21
0
0
me m
m
31
0
0
m
m41
0
0
0 m12m
0
m
11
0
0
0 m13m
0
m
12
0 0
m
0 m22
0
0
0 0
m
0 m23
0
m
13
0
0
0 m14m
0
0 0
m
0 m24
0
m
14
0
0
m
m21
m
m22
m
m23
m
m24
0
m
0 m
m
31
0
0
m
m
42
0 m
m
32
0 m
m
41
m
32
0
m
33
0 m
m
42
m
33
m
43
0
m
43
0 m
m
34
m
m34
0 m
m
44
m
m44
0
0
0
0
0
(3.4.1.5)
0
0
0
0
0
(3.4.2.1)
Me T T meT
(3.4.2.2)
Fe T T fe
(3.4.2.3)
T3
0
0
T
0
0
0
T3
0
0
0
0
T3
0
0
0
0
T3
0
0
0
0
T3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
T3
0
0
T3
0
0
0
0
0
0
0
T3
(3.4.2.4)
63
Universitas Sumatera Utara
l x
T3 l y
l z
mx
my
mz
nx
n y
n z
(3.4.2.5)
Nilai lk, mk, dan nk (k = x, y, z) adalah cosinus dari sudut arah lokal menuju arah
global
64
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2400
Kg/m3
Jarak Scaffolding
1.80
0.25
Kekuatan/tiang
2.74
65
Asumsi
Live Load
350
Total beban
1,430 kg/m
= 1,080 kg/m
kg/m
Kombinasi Beban :
DL
1.2
1,080 =
LL
1.6
350
Total =
1,296 kg/m
560 kg/m
Diameter Tebal
Fy
42
2100000
2520
1.8
Besar beban titik (beban struktur) yang harus dipikul oleh tiap tiang adalah :
P
1,856 1.80
titik
P titik
835
kg
P awal
835
kg
Beban Kejut
20
kg
855
kg
0.6
3,341 kg
66
Akibat kondisi lapangan yang sulit diprediksi, maka nilai reduksi dari
kekuatan scaffolding yang digunakan sebesar 0,6.
Maka besar kekuatan tiap tiang scaffolding untuk menahan beban adalah :
P
2,743 0.6
1,646 kg
> 855
kg .. (Aman)
150
Rotate Radius
Cc
. 2E/fy
KL/r
<
Cc
(KL/r)/Cc
Fs
(5/3)+ (3R/8-R3/8)
Material
Kaki + Palang Atas
A
Palang Lengkung
B
r1
4.2
2.5
cm
-------------
t
0.18
0.17
(1-0,5R2) x fy
Fa =
FS
r2
3.84
2.16
A
2.27
1.24
<
r
1.95
1.32
L
170
2.74
KL/r Cc
R
87.40 128.19 0.68
FS
Fa Pa (ton)
1.836 1,208.24
2.74
ton ------------ Ok
67
dengan
68
Beban Maksimum
scaffolding untuk menahan beban adalah : 1.646 kg sedangkan pada hasil output
SAP2000 adalah 1,690 kg.
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat dibuat dari hasil analisis dan pembahasan di dalam
tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Scaffolding ditujukan untuk memperlancar proses produksi dan untuk
meminimalkan resiko atau mencegah potensi-potensi bahaya yang
diakibatkan oleh pekerja (pada pekerjaan yang dilakukan pada
ketinggian).
2. Secara perhitungan kekuatan, penggunaan perancah scaffolding cukup
kuat untuk menahan beban layan (beban struktur dan beban kejut ) yang
ada, besar kekuatan tiap tiang scaffolding untuk menahan beban adalah :
P
2,743 0.6
1,646 kg
> 855
kg.... Aman
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk mengembangkan hasil yang telah
diperoleh pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
71
LAMPIRAN 1
LANGKAH-LANGKAH PENGERJAAN PROGRAM SAP2000
Struktur Scaffolding ( 3D-View )
1. Define Material
72
73
74
7. Define Pilih Section Properties Pilih Area Sections Add New Sections
L1 Tipe Shell
8. Define Pilih Section Properties Pilih Area Sections Add New Sections
L1 Tipe Shell Modify/Show Property Edit Shell Section Data
75
10. Define Pilih Section Properties Pilih Load Patterns Modify Load
Pattern
76
12. Define Pilih Section Properties Pilih Load Cases Define Load Cases
Modify / Show Load Cases
77
78
15. Define Pilih Load Combinations Add New Combo COMB 1 &
COMB 2 Modify / Show Combo Edit Dead Load & Live Load
79
80
19. Assign Pilih Area Loads Pilih Uniform (Shell) Edit Area Uniform
Loads
81
82
83
84
27. Design Pilih Steel Frame Design Pilih Steel Design / Check of Structure
85
86
31. Steel Stress Check Information (AISC-LRFD99) Hasil dari Steel Details 1
Summary Data
87
88
35. Hasil dari Axial Force Diagram (COMB 2) Diagrams for Frame Object 30
(A-1)
89
37. Hasil dari Torsion Diagram (COMB 2) Diagrams for Frame Object 30 (A1)
90
39. Hasil dari Moment 3-3 Diagram (COMB 2) Diagrams for Frame Object 30
(A-1)
91
41. Display Pilih Show Tables Choose Tables for Display Analysis
Results Element Output Objects and Elements Pilih ketiga table : Joints,
Frames & Areas
42. Display Pilih Show Tables Choose Tables for Display Analysis
Results Element Output Frame Output Pilih kedua table : Element
Forces-Frames & Element Joint Forces-Frames
92
44. Tampilan dari Element Forces Frames Pilih File Export All Tables
to Excel
93
FOTO DOKUMENTASI
Gambar 4.6 Scaffolding Miring diakibatkan beban beton cor lantai 12cm