Anda di halaman 1dari 3

POTENSI EKSTRAK

BATANG TEMBAKAU (Nicotiana tobaccum, L)


SEBAGAI ANTI SERANGGA PADA SERANGGA DOMESTIK
SEMUT HITAM (Delichoderus bituberculatus)
Sukarman Hadi Jaya Putra
Abstrak :
Tembakau merupakan salah satu jenis tanaman musiman yang memiliki kualitas
komoditas di Indonesia. Tanaman ini mempunyai senyawa kimia berupa nikotin.
Senyawa ini tidak hanya terkandung pada daun, tetapi juga terdapat pada batang dan
akar tembakau. Sifat antifugor yang dimiliki oleh nikotin dapat digunakan sebagai salah
satu cara mengusir serangga. Selain itu, nikotin juga dapat bersifat fumigan karena
kandungan hidrogen peroksida yang ada pada struktur kimia nikkotin dapat dipakai
untuk membunuh serangga.
Pada penelitian ini dilakukan uji potensi nikotin sebagai anti serangga pada
serangga domestik semut hitam. Penelitian ini menggunakan penelitian jenis
ekspremen kuantitaif dengan menggunakan analisis proporsi. Analisis ini digunakan
untuk mengetahui seberapa besar potensi ekstrak batang tembakau sebagai anti
serangga pada populasi serangga semut hitam.
Ekstrak batang tembakau (Nicotiana tobaccum, L) memiliki potensi sebagai anti
serangga pada serangga semut hitam. Dimana, daya bunuh ekstrak batang tembakau
terhadap semut hitam mencapai 97 %. Hasil penelitian ini berpoetensi sebagai
suplemen pada kajian mata kuliah Pengetahuan Lingkungan khususnya pada materi
masalah lingkungan dan strategi pengembangan masalah lingkungan. penelitian ini
memberikan gambaran maslah lingkungan yang disebabkan oleh limbah batang
tembakau dan strategi penanggulangannya sehingga menjadi bahan yang bermanfaat
yaitu mengurangi polusi dan bernilai ekonomis.
Kata kunci: potensi, ekstrak, batang tembakau, serangga domestik, semut hitam,

Menurut Riska Ayu Purnamasari, ekstrak tembakau teridentifikasi sebagai senyawa yang bersifat
antimikrobial terhadap pengujian beberapa strain mikroba.
Beberapa penelitian telah menunjukkan daya antimikrobial ekstrak tembakau
terhadap E. coli dan S aureus, dan P. aeruginosa.
"Ekstrak tembakau memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan bakteri E.
coli dan S.aureus. Hasil ekstraksi menunjukkan bahwa ektrak etanol minyak atsiri
tembakau merupakan ekstrak yang paling banyak diperoleh selama proses ekstraksi
dilakukan dan paling efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri," katanya.
Ia menjelaskan, konsentrasi hambat tumbuh minimum ekstrak minyak atsiri sebesar
10 persen menunjukkan daya hambat minyak atsiri tembakau cukup besar, dan hasil
pada uji oles menunjukkan perbedaan yang signifikan antara keadaan sebelum dan
sesudah dioles.
Uji Aktivitas antimikrobaekstrak tembakau dilakukan dengan menggunakan
senyawa hasil ekstraksi, meliputi minyak atsiri, senyawa alkaloid, dan senyawa
polifenol.
Masing-masing ekstrak diinjeksikan ke dalam media Nutrien Agar (NA) yang
mengandung bakteriuji E.coli dan S. aureus.
Zona bening yang terbentuk di sekitar lubang sumur difusi merupakan respon aktif
antimikroba ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Hasilnya diketahui
bahwa pengenceran atsiri sebanyak 10 persen memiliki daya hambat yang cukup
baik menurut metoda Davis-Stout.
Kemudian, untuk melihat potensi ekstrak daun tembakau sebagai antiseptik maka
dilakukan uji potensi antiseptik melalui uji organoleptik dengan metode oles.
Metode oles dilakukan pada lima panelis. Telapak tangan panelis yang kering
dioleskan pada cawan Petri yang berisi media PCA. Panelis kemudian mencuci
tangannya menggunakan ekstrak tembakau dan etanol 70 persen sebagai kontrol
positif.
Telapak tangan yang telah kering kemudian dioleskan kembali pada cawan Petri
yang berisi media PCA. Media PCA diinkubasi selama dua hari dalam suhu 37
derajat Celcisu. Masing-masing cawan uji dihitung jumlah bakterinya dengan
metode TPC.
Hasilnya menunjukkan bahwa atsiri tembakau dapat menghambat pertumbuhan
bakteri E. coli (gram negatif) dan S. aureus (gram positif)dengan zona hambat yang
terbentuk sebesar 24 mm.
Berdasarkan metoda Davis-Stout (sangat kuat, >=20 mm, kuat,10-20 mm), nilai

zona hambat ini tergolong sangat kuat. Adapun untuk ekstrak senyawa alkaloid dan
polifenol memiliki nilai 16 mm dan 14 mm untuk bakteri uji E.coli (kuat),
sedangkan untuk uji bakteri S.aureus berturut turut 14 mm dan 30 mm (kuat dan
sangat kuat).
"Secara umum dapat disimpulkan bahwa ekstrak tembakau yang meliputi atsiri,
alkaloid, dan polifenol memiliki daya hambat yang kuat dan sangat kuat. Sehingga
sangat dimungkinkan bahwa ekstrak daun tembakau dapat digunakan sebagai bahan
baku pembuatan produk antiseptik," katanya.
http://pelanggan.if-kom.com/lira/olahraga/berita-olahraga/sepakbola/sepakbolanasional/4365-mahasiswa-ipb-temukan-manfaat-lain-dari-tembakau-nonrokok.html

Anda mungkin juga menyukai