Menurut Riska Ayu Purnamasari, ekstrak tembakau teridentifikasi sebagai senyawa yang bersifat
antimikrobial terhadap pengujian beberapa strain mikroba.
Beberapa penelitian telah menunjukkan daya antimikrobial ekstrak tembakau
terhadap E. coli dan S aureus, dan P. aeruginosa.
"Ekstrak tembakau memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan bakteri E.
coli dan S.aureus. Hasil ekstraksi menunjukkan bahwa ektrak etanol minyak atsiri
tembakau merupakan ekstrak yang paling banyak diperoleh selama proses ekstraksi
dilakukan dan paling efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri," katanya.
Ia menjelaskan, konsentrasi hambat tumbuh minimum ekstrak minyak atsiri sebesar
10 persen menunjukkan daya hambat minyak atsiri tembakau cukup besar, dan hasil
pada uji oles menunjukkan perbedaan yang signifikan antara keadaan sebelum dan
sesudah dioles.
Uji Aktivitas antimikrobaekstrak tembakau dilakukan dengan menggunakan
senyawa hasil ekstraksi, meliputi minyak atsiri, senyawa alkaloid, dan senyawa
polifenol.
Masing-masing ekstrak diinjeksikan ke dalam media Nutrien Agar (NA) yang
mengandung bakteriuji E.coli dan S. aureus.
Zona bening yang terbentuk di sekitar lubang sumur difusi merupakan respon aktif
antimikroba ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Hasilnya diketahui
bahwa pengenceran atsiri sebanyak 10 persen memiliki daya hambat yang cukup
baik menurut metoda Davis-Stout.
Kemudian, untuk melihat potensi ekstrak daun tembakau sebagai antiseptik maka
dilakukan uji potensi antiseptik melalui uji organoleptik dengan metode oles.
Metode oles dilakukan pada lima panelis. Telapak tangan panelis yang kering
dioleskan pada cawan Petri yang berisi media PCA. Panelis kemudian mencuci
tangannya menggunakan ekstrak tembakau dan etanol 70 persen sebagai kontrol
positif.
Telapak tangan yang telah kering kemudian dioleskan kembali pada cawan Petri
yang berisi media PCA. Media PCA diinkubasi selama dua hari dalam suhu 37
derajat Celcisu. Masing-masing cawan uji dihitung jumlah bakterinya dengan
metode TPC.
Hasilnya menunjukkan bahwa atsiri tembakau dapat menghambat pertumbuhan
bakteri E. coli (gram negatif) dan S. aureus (gram positif)dengan zona hambat yang
terbentuk sebesar 24 mm.
Berdasarkan metoda Davis-Stout (sangat kuat, >=20 mm, kuat,10-20 mm), nilai
zona hambat ini tergolong sangat kuat. Adapun untuk ekstrak senyawa alkaloid dan
polifenol memiliki nilai 16 mm dan 14 mm untuk bakteri uji E.coli (kuat),
sedangkan untuk uji bakteri S.aureus berturut turut 14 mm dan 30 mm (kuat dan
sangat kuat).
"Secara umum dapat disimpulkan bahwa ekstrak tembakau yang meliputi atsiri,
alkaloid, dan polifenol memiliki daya hambat yang kuat dan sangat kuat. Sehingga
sangat dimungkinkan bahwa ekstrak daun tembakau dapat digunakan sebagai bahan
baku pembuatan produk antiseptik," katanya.
http://pelanggan.if-kom.com/lira/olahraga/berita-olahraga/sepakbola/sepakbolanasional/4365-mahasiswa-ipb-temukan-manfaat-lain-dari-tembakau-nonrokok.html