Anda di halaman 1dari 53

Di Program Studi

Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu dan Teknik Kebumian
Sdr./sdri. tidak salah memilih Prodi Teknik Geodesi dan
Geomatika, karena profesi Teknik Geodesi dan Geomatika
memberikan masa depan cerah.

Remote Sensing

Global Positioning Syste

Fotogrametri

Peta

Survey Lepas Pantai

Pemetaan Terestrial

Sistem Informasi
Geografis

KARTOGRAFI

Tugas yang diberikan pada kuliah Kartografi ada yang individual


ada juga yang dikerjakan secara kelompok.
Peserta kuliah Kartografi harus membuat kelompok atau grup
yang anggotanya sekitar 5 mahasiswa.
Penilaian akhir berdasarkan:
80% nilai Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester
20% nilai tugas (sekitar 7-8 tugas)
Buku Referensi antara lain:
- Elements of Cartography, Arthur Robinson, Sixth Edition, 1995
- Cartographic Design and Production, J.S. Keats
- Cartography, Thematic Map Design, Borden D. Dent.
- Kartografi, Hadwi Soendjojo dan A. Riqqi, 2012
Laman Kartografi - http://blendedlearning.itb.ac.id
Pendaftaran peserta - http://blendedlearning.itb.ac.id/app/login/signup.php?

TUJUAN KULIAH

Memberi gambaran tentang pentingnya Kartografi pada proses pembuata


Memberi wawasan secara luas apa yang dimaksud dengan Kartografi.
Memberi wawasan kepada mahasiswa, bekal apa saja yang harus dimiliki
menjadi seorang Kartografer yang baik.

Memberi gambaran secara umum tentang bagaimana hubungan Kartogra


kegiatan lainnya di dalam proses pemetaan.

Memberi bekal kepada mahasiswa untuk mendalami ilmu, teknik, dan sen
Kartografi khususnya untuk pembuatan peta, baik analog maupun dijital.

Masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengenal


peta sejak pendidikan di Sekolah Dasar sampai tingkat
Sekolah Menengah Atas; di sejumlah perguruan tinggi
diberikan mata kuliah yang berhubungan dengan
perpetaan.
Peta diperlukan selain untuk mengetahui lokasi dan
sumberdaya muka bumi yang terdapat di suatu daerah,
juga untuk keperluan perencanaan pembangunan, mulai
dari pembangunan daerah, regional sampai nasional.

ABAD KE XX

Selama perang dunia kedua antara tahun 1942-1945, pihak sekutu


yang terdiri dari US Army Map Service (AMS), the Royal Australian
Survey Corps (RASC), the British Directorate of Military Survey,
melakukan kompilasi seluruh daerah wilayah Indonesia seluas
kurang lebih dua juta kilometer persegi.
Pulau Jawa, Madura, Bali, Sulawesi Selatan, dan beberapa kota besar
di Sumatera yang dipetakan dengan skala peta 1:50.000
berdasarkan kerangka geodesi; sisanya berupa peta ikhtisar dengan
beberapa variasi skala peta 1:100.000, 1:200.000, 1:250.000 dan
1:500.000.
Petapeta Indonesia tersebut dibuat dalam berbagai skala dalam
satu sistem Jaring Kontrol Geodesi.

TAHUN 1950 - 1990


Periode 1950-1970 adalah periode Direktorat Jawatan Topografi
Angkatan Darat. Anggaran yang tidak cukup tersedia pada Direktorat
Jawatan Topografi AD menyebabkan tidak banyak tercatat kemajuan
selama periode 1950-1970; sejak tahun 1950 praktis tidak ada
pemetaan baru.
Pekerjaan dengan anggaran yang sangat terbatas hanya meliputi
revisi peta-peta lama serta kompilasi peta-peta skala kecil 1:250.000
dan 1:1.000.000.
Pada tahun pertama Pelita 1 (1969/1970) dimulai pemetaan baru
daerah Kalimantan Barat dengan bantuan teknis Australia dalam
rangka Defence Cooperation.
Anggaran counterpart disediakan oleh Departemen Pertahanan dan
Keamanan, sedangkan pelaksana dipihak Indonesia adalah Jawatan
Topografi AD, dan dipihak Australia adalah Royal Australian Survey
Corps dari Department of Defence.
3

Pada tahun 1970/1971 dimulailah Proyek Pemetaan Dasar Nasional


oleh Bakosurtanal dengan anggaran dari APBN. Badan Koordinasi
Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), adalah Lembaga
Pemerintah
Non
Departemen
dibawah
Presiden
yang
pembentukannya berdasarkan Keppres RI Nomor 83 tahun 1969
tanggal 17 Oktober 1969.
Adapun tugas Bakosurtanal adalah:
- meneruskan usah-usaha koordinasi guna mencapai efisiensi dan
pemanfaatan semaksimum mungkin potensi nasional dalam
bidang survey
dan pemetaan,
- badan yang merencanakan dan melaksanakan program survey
dasar
sumber alam serta pemetaan dasar nasional.

Pada tahun 1975 dibuka Pusat Pendidikan Fotogrametri dan Kartografi


(PPFK) di Indonesia yang merupakan kerjasama antara pemerintah
Belanda dalam hal ini diwakili oleh ITC (International Institute for Aerial
Survey dan Earth Science) dengan Pemerintah Indonesia yang diwakili
oleh Bakosurtanal; pendidikan diselenggarakan di Kampus Institut
Teknologi Bandung dengan para staf pengelola dan pengajar dari
Jurusan Teknik Geodesi ITB.
Pada tahun 1985 pemerintah Indonesia menerima bantuan Bank Dunia
untuk National Mapping and Settlement Planning yang merupakan
komponen proyek Bank Dunia Trans-V. Pekerjaan pemetaan dasar
nasional tersebut selain dilakukan oleh Bakosurtanal, juga untuk
pertama kalinya perusahaan swasta di bidang pemetaan diberi
kesempatan melaksanakan pembuatan peta dasar nasional
bekerjasama dengan perusahaan asing dalam bentuk konsersium.
Mulai tahun 1990, perusahaan swasta Indonesia yang bergerak di
bidang survey dan pemetaan mulai diberi kepercayaan penuh oleh
Bakosurtanal untuk pembuatan peta Rupabumi (Topografi) skala
1:25.000 daerah Pantai Utara Jawa, sebagian Jawa, Bali, Nusa Tenggara
5
Barat, Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial,


telah disahkan oleh Presiden RI pada tanggal 21 April 2011.
Sesuai amanat Pasal 22 ayat 4 Undang-Undang Nomor 4 tahun 2011
tentang Informasi Geospasial, pemerintah melalui Peraturan Presiden
Nomor 94 tahun 2011 tanggal 27 Desember, telah membentuk Badan
Informasi Geospasial (BIG). Badan ini mempunyai tugas melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang informasi geospasial.
Pada saat mulai berlakunya Perpres No. 94/2011 ini, bidang tugas
yang terkait dengan informasi geospasial tetap dilaksanakan oleh
Badan Koordinasi Survei dan Pemataan Nasional (Bakosurtanal)
sampai dengan penataan organisasi BIG sesuai dengan Perpres ini.
Bakosurtanal dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun
menyerahkan seluruh arsip dan dokumen yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugasnya kepada BIG.

PETA
Peta adalah gambaran/visualisasi data dan informasi muka bumi
yang disajikan pada suatu bidang datar dengan memperhatikan
sistem proyeksi peta dan skala peta.

PRINSIP UTAMA PETA


menyatakan posisi/lokasi suatu tempat pada permukaan bumi;

memperlihatkan pola distribusi dan pola spasial dari fenomena alam


dan buatan
manusia;

merekam dan menyimpan data dan informasi muka bumi;

mengvisualisasikan data dan informasi muka bumi menjadi peta.

10

FUNGSI PETA
memperlihatkan posisi relatif;
memperlihatkan ukuran dalam pengertian jarak dan arah;
memperlihatkan bentuk atau unsur yang terdapat di permukaan bumi;
menghimpun serta menselektir data dan informasi permukaan bumi.

11

12

KARAKTERISTIK PETA
gambar disajikan pada bidang datar dalam bentuk dua dimensi
(hasil transformasi matematik);
menyajikan lokasi dan atribut dari suatu tempat di muka bumi;
merupakan bentuk reduksi dari keadaan sebenarnya;
dalam penyajiannya mengalami suatu proses generalisasi,
sehingga tidak semua informasi perlu disajikan;
merupakan suatu bentuk penegasan (enhancement) dari unsur
yang terdapat dipermukaan bumi.

13

DATA SPASIAL

Data dan informasi yang ada di muka bumi merujuk pada obyek
atau fenomena yang mempunyai lokasi spesifik, serta mempunyai
koordinat;
adanya karakteristik khusus tersebut maka unsur-unsur yang
terdapat di muka bumi dapat divisualisasikan dalam bentuk peta.
Spasial adalah suatu komponen keruangan (bergeoreferensi)
dalam arti mempunyai informasi letak, baik terhadap garis bujur
maupun garis lintang.

14

DATA GEOGRAFIS

Data geografis adalah semua obyek atau unsur geografis


(geographic features) baik yang dibawah, diatas dan di permukaan
bumi.
Di peta (yang punya geo-referensi) obyek geografis
diperlihatkan/digambar dalam bentuk:
Titik (untuk obyek yang memperlihatkan satu lokasi dalam
ruang
seperti titik kontrol geodesi, titik tinggi, kota, dsb);
Garis (untuk obyek yang bentuknya linier seperti sungai,
jalan, batas
administrasi, dsb);
Luasan (untuk obyek yang bentuknya tertutup seperti persil,
kecamatan, kabupaten, dsb);
Permukaan (surface) (untuk obyek berbentuk 3 dimensi).
Data geografis sangat terkait dengan keruangan (memiliki
posisi/lokasi)
Data yang terkait dengan posisi/lokasi disebut dengan DATA

15

VISUALISASI DATA GEOGRAFIS (PETA)

Negara Irak (luasan)

Kota Suci Mekkah (titik)

Batas administrasi negara


Saudi Arabia dengan Yaman
Selatan (garis)

Permukaan (bentuk 3
dimensi)

Mekkah

16

PEMETAAN

Pemetaan adalah suatu proses untuk menghasilkan suatu peta, yang har
melalui beberapa tahapan kerja, yaitu:

pengumpulan data
Melakukan beberapa kegiatan yaitu survey lapangan, penginderaan jauh
sensus, dan kompilasi.

pengolahan data
Merupakan kegiatan menghitung dan mengolah hasil pengumpulan data
dengan menggunakan suatu sistem referensi dan proyeksi peta tertentu

penyajian data,
Kegiatan untuk menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk suatu p

17

PETA GARIS
Suatu peta yang mengvisualisasikan permukaan bumi dalam
bentuk garis atau grafis hitam putih atau berwarna. Unsur-unsur
permukaan bumi disajikan dengan simbol-simbol (titik, garis, area)
sesuai spesifikasi peta yang ada. Pada peta garis, penyajian simbol
mengikuti kaidah generalisasi yaitu ada unsur yang dipertahankan,
dihilangkan, dan di eksagerasi. Selain simbol, peta garis juga
dilengkapi dengan teks sebagai tambahan informasi.

18

PETA FOTO
Suatu peta yang mengvisualisasikan permukaan bumi dalam bentuk
fotografis hasil pengolahan foto udara, radar dan sensor airbone lainnya,
citra satelit. Peta foto juga dilengkapi dengan sejumlah simbol sesuai
spesifikasi peta yang ada, serta teks sebagai tambahan informasi untuk
pengguna peta. Membaca peta foto memerlukan pengetahuan
interpretasi foto udara, karena pengguna peta foto harus bisa membaca
serta membedakan unsur-unsur muka bumi yang disajikan dalam bentuk
citra foto.

19

JENIS PETA

Jenis peta yang dihasilkan dapat dibedakan atas:


skala peta yang digunakan yaitu peta skala besar dan peta skala
kecil;
fungsi peta yaitu peta topografi, peta tematik, chart
subyek yang disajikan pada peta, peta Kadastral, peta
Perencanaan
Secara tradisi, pengelompokan utama peta adalah:
peta topografi
peta tematik.

20

Peta Topograf
Peta yang memperlihatkan posisi horisontal dan vertikal dari unsur
alam dan
unsur buatan manusia dalam suatu bentuk tertentu.
Peta Topografi umumnya dibuat untuk keperluan perencanaan
pembangunan,
karena pada peta topografi disajikan unsur-unsur muka bumi yang
sesuai
dengan kondisi pada saat pembuatan petanya.

Peta Topograf
Peta yang memperlihatkan posisi horisontal dan vertikal dari unsur alam dan unsur
buatan manusia dalam suatu bentuk tertentu.

Peta Topografi umumnya dibuat untuk keperluan perencanaan pembangunan,


karena pada peta topografi disajikan unsur-unsur muka bumi yang sesuai dengan
kondisi pada saat pembuatan petanya.

Disebut sebagai peta dasar, karena peta topografi digunakan sebagai dasar untuk
pembuatan peta-peta lainnya, baik untuk pembuatan peta topografi dengan skala
peta yang lebih kecil dari peta aslinya, atau juga untuk pembuatan peta-peta
tematik.

Disebut sebagai peta dasar, karena peta topografi digunakan sebagai


dasar
untuk pembuatan peta-peta lainnya, baik untuk pembuatan peta
topografi
dengan skala peta yang lebih kecil dari peta aslinya, atau juga untuk
pembuatan
peta-peta tematik.
21

Peta Tematik
Suatu bentuk peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari muka
bumi
sesuai dengan topik atau tema dari peta bersangkutan, seperti Peta
Tata Guna
Lahan, Peta Geologi, Peta Kependudukan.

Peta Tematik
Suatu bentuk peta yang menyajikan unsurunsur tertentu dari muka bumi
sesuai dengan topik atau tema dari peta
bersangkutan, seperti Peta Tata
Guna Lahan, Peta Geologi, Peta
Kependudukan.
Peta tematik umumnya digunakan sebagai
data analisis dari sejumlah
unsur muka bumi di dalam pengambilan
suatu keputusan untuk
pembangunan. Saat berkembang menjadi
Sistem Informasi Geografis (SIG)

Chart
Chart, yaitu peta yang menyajikan data dan informasi yang
berhubungan dengan unsur navigasi atau keselamatan
perhubungan.

22

JENIS CHART
Peta Navigasi Laut (Nautical Chart), chart yang menyajikan unsurunsur laut
dan daratan yang diperlukan untuk navigasi laut.

Peta Navigasi Udara (Aero Nautical Chart), chart yang menyajikan


unsur-unsur daratan dan lautan untuk keperluan keselamatan navigasi
udara; umumnya aero nautical chart setiap 3 atau 6 bulan sekali diganti
dengan versi baru.

23

KARTOGRAF
I

cartographic is the discipline dealing with visualisation of geographic


information,
or as it can be said more popular terms: a disciplin involved in the
science and art
of map design and production
disiplin yang berhubungan dengan ilmu, teknik, dan seni di dalam proses
Pada
saat ini, arti istilah kartografi telah berubah secara fundamental
produksi
peta sesuai dengan perkembangan teknologi di bidang komputer.
Menno-Jan Kraak dan Ferjan Ormeling (2003) mendefinisikan kartografi
sebagai pembuatan data spasial yang dapat diakses, menekankan
visualisasinya, dan memungkinkan berinteraksi dengannya, yang
berhubungan dengan masalah-masalah geospasial.

24

PEKERJAAN KARTOGRAFI
Sesuai dengan definisi ICA mengenai pengertian kartografi, maka
lingkup pekerjaan kartografi dimulai dari:
- pembuatan disain peta (meliputi beberapa tahapan, seperti
pembuatan simbol
peta, tata letak peta, penggambaran, pemilihan huruf dan teks
untuk namanama geografis, dan proses produksi);
- pengolahan data (penentuan sistem proyeksi peta, penggambaran
konstruksi
peta, dan pemilihan metode penyajian rilief);
- proses penyajian hasil akhir (penentuan teknologi kartografi untuk
produk
akhir).

25

Dari fungsi peta tersebut, maka dapat


bahwa
Berdasarkandikatakan
fungsi suatu
peta, maka dapat dikatakan bahwa
pekerjaan
kartografi
adalah
pekerjaan
kartografi
adalah mengumpulkan,
menganalisis,
mengumpulkan,
menganalisis,
menyajikan data serta
hasil ukuran dari berbagai
pola/unsur
secara
grafs pada skala
menyajikan
datamuka
sertabumi
hasil
ukuran
tertentu,
sehingga
unsur-unsur
tersebut dapat terlihat
dari
berbagai
pola/unsur
muka
dengan
jelas, mudah
dimengerti
bumi secara
grafs pada
skala atau dipahami oleh
pengguna peta.
tertentu, sehingga unsur-unsur
tersebut dapat terlihat dengan
jelas, mudah dimengerti atau
dipahami oleh pengguna peta.

26

Pada saat ini, arti istilah kartografi telah berubah secara fundamental
sesuai dengan perkembangan teknologi di bidang komputer. Ada
beberapa pendapat yang mendefinisikan kartografi sebagai
penyampaian informasi geospasial dalam bentuk peta.
- Taylor (1991) mendefinisikan kartografi sebagai "organisasi,
presentasi,
komunikasi dan penggunaan geo-informasi dalam bentuk grafis,
digital atau
format nyata; hal ini meliputi semua langkah-langkah dari persiapan
data
sampai penggunaan akhir melalui produk peta dan hasil-hasil yang
berkaitan
dengan informasi spasial".
- Menno-Jan Kraak dan Ferjan Ormeling (2003) mendefinisikan
kartografi
sebagai "pembuatan data spasial yang dapat diakses, menekankan
visualisasinya, dan memungkinkan berinteraksi dengannya, yang
berhubungan
dengan masalah-masalah geospasial".

27

KARTOGRAFI DAN KARTOGRAFER


Berdasarkan fungsi suatu peta, maka dapat dikatkan bahwa pekerjaan
kartografi adalah mengumpulkan, menganalisis, menyajikan data serta
hasil ukuran dari berbagai pola/unsur muka bumi secara grafis pada
suatu skala peta tertentu, sehingga unsur-unsur tersebut dapat terlihat
dengan jelas, mudah dimengerti atau difahami oleh pengguna peta.
Profesi dibidang kartografi dikenal sebagai kartografer yang
mempunyai peran:
-'menterjemahkan' data menjadi informasi dalam bentuk visual;
- menggunakan 'bahasa komunikasi' yang dapat dimengerti oleh
semua pihak,
terutama pengirim pesan dan pemakai peta;
- mendisain peta dan simbol peta yang merupakan 'bahasa kartografi'
28

PENYAJIAN DATA
DALAM BENTUK GRAFIS
visualisasi , data diubah menjadi bentuk gambar;

visualisasi , data diubah menjadi bentuk gambar;

universal, informasi yang disajikan dalam bentuk grafis harus


dan dimengerti
pemakai
informasi;
difahami
universal,
informasi oleh
yangsetiap
disajikan
dalam
bentuk grafis

harus difahami dan dimengerti oleh setiap pemakai


graphic,
data yang disajikan dalam bentuk grafis dapat
informasi;

diperkecil skalanya dan direproduksi tanpa merubah pengertian


yang mendasar tentang suatu informasi

graphic, data yang disajikan dalam bentuk grafis dapat


diperkecil skalanya dan direproduksi tanpa merubah
pengertian yang mendasar tentang suatu informasi

29

KOMUNIKASI PETA
Komunikasi adalah suatu proses memindahkan buah fikiran ( idea ),
pengetahuan ( knowledge ) atau informasi dari seseorang kepada
orang lain dalam bentuk bahasa, baik secara lisan, tulisan maupun
visual.
Peta adalah bentuk visual dari komunikasi, atau dengan kata lain,
pengguna peta (user) mendapat informasi muka bumi lewat indera
mata.
Pada dasarnya tidak semua orang dapat menggunakan peta, yang
paling menentukan adalah pengalaman, semakin sering orang
menggunakan peta, semakin mudah orang tersebut mendapat
informasi tentang muka bumi.
Pembuat peta (map maker atau juga disebut sebagai kartografer) di
dalam mendisain dan memproduksi suatu peta selalu berinteraksi
dengan pengguna peta (map user), dan juga dengan data yang
berkaitan unsur-unsur yang ada di muka bumi.
30

KOMUNIKASI KARTOGRAFI

Untuk dapat digunakan oleh pengguna peta dan juga agar terjadi
komunikasi antara pembuat dan pengguna peta, diperlukan suatu
komunikasi kartografi.
Pembuat peta harus mempelajari informasi muka bumi yang akan
disampaikan, karena pembuat peta harus memahami maksud dan
tujuan penyampaian informasi pada pengguna peta.
Sebuah peta yang dihasilkan tidak mungkin dapat mempresentasikan
semua unsur muka bumi karena berkaitan dengan pemilihan skala
peta, oleh sebab itu perlu dilakukan kualifikasi atau generalisasi unsurunsur yang akan disajikan.

31

KOMUNIKASI PEMBUATAN PETA

PEMBUAT PETA

PENGGUNA PETA

32

PETA DAN KOMUNIKASI


peta adalah media untuk menyatakan pendapat;
pendapat tersebut ingin disampaikan melalui mata
kepada yang menerimanya;
pendapat yang disampaikan adalah mengenai segala
yang menyangkut ruang;
dengan menggunakan peta, diharapkan pendapat
tersebut bisa diterima lebih mudah.

33

PERMASALAHAN KOMUNIKASI VISUAL


imajinasi (daya cipta)
Pembuat peta harus mampu menyajikan informasi yang disajikan,

imajinasi (daya cipta)


sehingga
Pembuat peta harus mampu menyajikan
informasi
yang disajikan,
sehingga
informasi
dapat
dimanfaatkan
oleh pengguna peta; untuk itu
informasi
dapat dimanfaatkan oleh pengguna
diperlukan
peta; untuk itu diperlukan
imajinasi/daya cipta
oleh pembuat
peta agar
imajinasi/daya
cipta
oleh pembuat
peta agar informasi yang disajikan
informasi yang disajikan bisa
bisa
dibaca oleh pengguna peta.
dibaca oleh pengguna peta.

persepsi
Informasi yang disampaikan mungkin akan
terjadi perbedaan pengertian
persepsi
antara pembuat dan pengguna peta, hal
Informasi
yang
mungkin akan terjadi perbedaan
tersebut
terjadidisampaikan
karena:
-pengertian
sampai sejauh mana pengguna peta dapat
mengerti pesan yang disampaikan pada
antarasebuah
pembuat
dan pengguna peta, hal tersebut terjadi karena:
peta;
tingkat pengetahuan
yang berbeda;
- -sampai
sejauh mana
pengguna peta dapat mengerti pesan yang
konsep-konsep data geometrik (skala,
disampaikan
pada
sebuah
peta;
proyeksi peta, jarak)
yang
belum tentu
dimengerti.
- tingkat
pengetahuan yang berbeda;

konsep-konsep data geometrik (skala, proyeksi peta, jarak) yang


belum tentu dimengerti.

34

35

PERKEMBANGAN KARTOGRAFI

Kartografi dapat dibedakan sebagai ilmu dan teknologi.


sebagai ilmu, dasar (basic) kartografi yang harus dikuasai
adalah aspek geometrik suatu peta dan disain peta;
sebagai teknologi, perkembangan kartografi sejalan dengan
perkembangan teknologi yang terjadi, khususnya di proses
pembuatan peta.

36

Tahun 70an teknologi yang digunakan adalah teknologi


fotografs, fotomekanis
peralatan (scribe tool, kamera repro, foto mekanis, contact
print) dan
bahan (scribe coat, peel coat, drafting film, film) yang digunakan
mahal,
waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan peta relatif lama (satu
lembar
peta berwarna ukuran A0 selesai dalam waktu 2-3 bulan);
hasil akhir dalam bentuk media kertas (hardcopy)

37

Tahun 90an teknologi yang digunakan sudah memasuki teknologi


komputer grafs dengan piranti lunak grafis (autocad, coreldraw,
freehand)
pembiayaan relatif lebih murah, waktu yang dibutuhkan untuk
penyelesaian peta berwarna lebih cepat;
hasil akhir selain pada media kertas, juga dalam bentuk virtual
pada
media CD ROM dan internet, dikenal sebagai kartograf
digital;
melibatkan disiplin teknologi informasi, disain komunikasi visual.

38

KARTOGRAFI
Revolusi teknologi yang mempunyai dampak pada
kartografi, diDIGITAL
satu
sisi tetap mempertahankan elemen dasar ilmu kartografi, disisi lain,
kartografi digital menghasilkan dua produk yang satu sama lain
memenuhi fungsi masing-masing,
yaitu :
PEMBUAT PETA
basis data digital merupakan media penyimpan informasi geografis
sebagai
pengganti pencetakan peta ;
visualisasi kartografis pada sejumlah media yang berbeda
merupakan fungsi
pelayanan selain pencetakan peta.
Adanya perkembangan teknologi komputer, pemanfaatan basis data
spasial, serta penggunaan perangkat lunak grafis,
PENGGUNA
PETA
disatu

sisi memungkinkan setiap orang mempunyai potensi


berkreatif di dalam
visualisasi kartografis untuk pembuatan suatu peta;
disisi lain, jika pembuat peta tidak mendalami serta menghayati
'ilmu' khas
kartografi, peta yang dihasilkan ada kemungkinan kehilangan
kaidah-kaidah

39

PETA DIGITAL

Kemajuan teknologi khususnya di bidang komputer, mengakibatkan


suatu peta bukan hanya dalam bentuk peta dalam bentuk kertas
(pada selembar kertas, real maps atau hardcopy), tetapi juga dapat
disimpan dalam bentuk digital serta disajikan pada layar monitor
yang dikenal dengan istilah peta digital (virtual maps, softcopy).
Peta digital mempunyai beberapa keuntungan jika dibandingkan
dengan peta nyata, antara lain yaitu :
memungkinkan untuk menyajikan suatu area tanpa
memperhatikan batas
lembar peta;
memungkinkan untuk memperbesar tampilan dan merubah skala
peta;
penyajian secara tiga dimensi dari berbagai sudut pandang;
peta multi guna mudah di generalisasi.

40

Bentuk raster

Bentuk vektor
41

KARTOGRAFI
Revolusi teknologi yang mempunyai dampak pada
kartografi, diDIGITAL
satu
sisi tetap mempertahankan elemen dasar ilmu kartografi, disisi lain,
kartografi digital menghasilkan dua produk yang satu sama lain
memenuhi fungsi masing-masing,
yaitu :
PEMBUAT PETA
basis data digital merupakan media penyimpan informasi geografis
sebagai
pengganti pencetakan peta ;
visualisasi kartografis pada sejumlah media yang berbeda
merupakan fungsi
pelayanan selain pencetakan peta.
Adanya perkembangan teknologi komputer, pemanfaatan basis data
spasial, serta penggunaan perangkat lunak grafis,
PENGGUNA
PETA
disatu

sisi memungkinkan setiap orang mempunyai potensi


berkreatif di dalam
visualisasi kartografis untuk pembuatan suatu peta;
disisi lain, jika pembuat peta tidak mendalami serta menghayati
'ilmu' khas
kartografi, peta yang dihasilkan ada kemungkinan kehilangan
kaidah-kaidah

42

PETA DIGITAL

Kemajuan teknologi khususnya di bidang komputer, mengakibatkan


suatu peta bukan hanya dalam bentuk peta dalam bentuk kertas
(pada selembar kertas, real maps atau hardcopy), tetapi juga dapat
disimpan dalam bentuk digital serta disajikan pada layar monitor
yang dikenal dengan istilah peta digital (virtual maps, softcopy).
Peta digital mempunyai beberapa keuntungan jika dibandingkan
dengan peta nyata, antara lain yaitu :
memungkinkan untuk menyajikan suatu area tanpa
memperhatikan batas
lembar peta;
memungkinkan untuk memperbesar tampilan dan merubah skala
peta;
penyajian secara tiga dimensi dari berbagai sudut pandang;
peta multi guna mudah di generalisasi.

43

DATA CITRA
SATELIT
IKONOS
(Google Map)

DATA CITRA
SATELIT
IKONOS
(Google
Map)

E-ATLAS

Anda mungkin juga menyukai