Anda di halaman 1dari 3

CARA MENGUKUR USIA ARTEFAK DAN FOSIL

DALAM ILMU ARKEOLOGI


30 Desember 2011 pukul 1:19

Penemuan-penemuan arkeologi di seantero dunia telah membantu para ilmuwan untuk meneliti
kisah evolusi manusia dan migrasi manusia.Bagian yang cukup penting adalah penelitian usia fosil
dan artefak.Namun bagaimana ilmuwan menentukan usia dari mereka..?.Ada beberapa metode
yang dipergunakan yang akan dibahas berikut ini :
Metode : Penanggalan Radiokarbon ( Mengukur usia hingga 14.300 tahun )
Suatu ketika arkeolog menemukan tulang benulang, sisa-sisa tanaman dan kotoran-kotoran yang
telah memfosil. DNA yang tersisa menunjukkan mereka berasal
dari manusia tetapi tidak usiamereka. Untuk itu, para ilmuwan melihat ke karbon yang
terkandung dalam kotorankuno tersebut.
Menurut
definisi, setiap atom dari elemen tertentu memiliki sejumlah tertentu proton pada intinya.Misalnya
unsur
karbon memiliki enam proton, tetapi jumlah neutron dalam inti dapat bervariasi. Iniberbeda dengan b
entuk elemen yang disebut isotop secara inheren bisa stabil atau tidak stabil. Yang tidak
stabil disebut isotop radioaktif, dan dari waktu ke waktu mereka akan membusuk,
membentukpartikel (neutron atau proton) dan energi (radiasi) karena itu berubah menjadi isotop atau
elemen lain. Mereka melakukan ini dengan laju yang konstan disebut isotop setengah-hidup (half
life).
Kebanyakan unsur karbon berada dalam bentuk stabil karbon-12 (12C)(enam proton, enamneutron) atau karbon-13(13C),, namun sejumlah yang sangat kecil
(sekitar 0,0000000001%) adasebagai radioaktif karbon-14(14C)-(enam proton, delapan netron). Tum
buhan hidup dan hewan terdiri
dari 14C bersama dengan isotop karbon lainnya, tetapi ketika mereka mati dan fungsi metabolismem
ereka berhenti, mereka berhenti menyerap karbon. Seiring dengan
itu, 14C meluruh menjadinitrogen-14(14N); setengahnya akan terjadi setelah
sekitar 5730 tahun (ini adalah isotop yangsetengah-hidup), setelah sekitar 60.000 tahun, semua 14C
akan hilang.
Segala sesuatu yang suatu ketika dulu merupakan bagian dari obyek
kehidupan seperti arang,kayu, tulang, tepung sari atau kotoran yang memfosil (coprolites)
yang ditemukan dapat dikirim kelaboratorium, dimana para ilmuwan dapat mengukur berapa
banyak 14C yang masih tersisa. Karenamereka mengetahui berapa banyak yang
ada di atmosfer dan, oleh karena itu, berapa banyakseseorang telah menyerapnya selama hidupnya.

Sehingga mereka bisa menghitung berapa lama telah mati atau dari
banyaknya pengendapan. Coprolite rata-rata berumur sekitar 14.300 tahun, tapi ada juga yang
berusia lebih dari itu.
Penanggalan Karbon telah dikembangkan oleh ilmuwan Amerika Willard Libby dan teamnya di
Universitas Chicago pada 1962, yang berhasil mengkalkulasi lebih akurat 5730 dengan +/- 40 tahun
(Libby half-life).
Metode : Penanggalan Argon-Argon ( Mengukur usia kira-kira 154.000 s/d 160.000 tahun )
Metode penanggalan Radiokarbon bekerja dengan baik untuk beberapa penemuan arkeologi,
namun memiliki keterbatasan, sampai saat ini hanya dapat digunakan untuk mengukur
usia bahanorganik kurang
dari sekitar 60.000 tahun. Namun, ada isotop radioaktif lain yang dapat digunakan untukmengukur
usia bahan non-organik (seperti batu) dan bahan-bahan yang lebih tua (sampai miliarantahun).
Salah satu dari radioisotop ini adalah adalah kalium40, yang dapat ditemukan di batuanvulkanik. Setelah batu vulkanik mendingin, kalium-40(40K)
akan meluruh menjadi argon-40(40Ar) denganwaktu paruh 1,25 miliar tahun. Dengan ratio ini
memungkinkan untuk mengukur rasio 14K terhadap 40Ar,dengan ini dapat diperkirakan umur batu
tersebut, tetapi metode ini kadang kurang tepat. Namun, pada 1960 para ilmuwan menemukan satu
cara bahwa jika sampel batu tersebut disinari dengan neutron, maka terjadi 40K berubah menjadi
Argon-39(39Ar), sebuah isotop tidak mudah ditemukan di-alam tapi lebih mudah untuk diukur.
Walaupun lebih rumit, proses ini menghasilkan pengukuran usia yang lebihtepat. Sebagai
contoh, para ilmuwan dari Universitas California di Berkeley mampu mengukur
usiasampel batuan dari letusan tahun 79M dari gunung berapi Vesuvius, letusan yang terjadi dalam
kurun waktu 7 tahunan. Ketika pada tahun 1997 mereka menemukan peralatan dari batu,
dan fosil sisa-sisabeberapa jenis hewan, termasuk kuda nil, dan tiga tengkorak hominid, yang tidak
dapat diukur dengan14C karena usianya terlalu tua.
Karena tengkorak Hominid dan artefak yang ditemukan di Herto tidak dapat diukur usianya secara
langsung karena bahan-bahan organiknya telah lama memfosil menjadi batu. Maka para ilmuwan
meneliti batuan-batuan dan pasir vulkanik yang menempel dan mengubur fossil tersebut. Hasil
pengukuran batuan ini menunjukkan usia sekitar 154.000 sampai dengan 160.000 tahun, dengan
demikian tengkorak tersebut dapat disimpulkan berusia sekitar tahun yang sama, sehingga Homo
Sapien ini dapat dianggap yang tertua yang telah ditemukan selama ini.
Metode : Penanggalan Termoluminisen/Thermoluminescence ( Mengukur usia lebih dari 77.000
tahun )
Seperti dalam Penanggalan Argon-Argon, metode penanggalan Termoluminisen ini dialakukan
dengan cara sampel dipanasi dengan suhu tinggi, kemudian dihitung/diamati mulai dari sejak mula
dipanasi. Dengan pemanasan suhu ekstrim tinggi menyebabkan sebagian elektron yang terdapat
pada kristal tertentu seperti kuarsa dan felspar dalam batuan tereliminir, sedang seiring dengan
lepasnya elektron tersebut maka dapat ditemukan jumlah jejak atom radioaktif

yang ditemukan dilingkungannya. Dengan cara memanasi ulang batuan tersebut ilmuwan dapat
melepaskan energi yang tersimpan, yang berupa pelepasan sebekas cahaya, ini yang dinamakan
Termoluminisen. Intensitas cahaya
menunjukan Intensitas cahaya menunjukkan berapa lama batuan tersebut sejak
terakhir telahdipanaskan.
Seperti tengkorak Herto, berhubung batuan pada ukiran di goa Blombos tidak dapat langsung
ditentukan. Maka lapisan batuan yang sama pada bagian ukiran dipanaskan, sehingga didapati
Penanggalan Termoluminisen yang menunjukan usia yang sama dengan bagian yang lainnya.
Dimana hasil pemanasan tersebut menunjukkan usia sekitar 77.000 tahun. Sehingga dapat
dikatakan ukiran tersebut merupakan temuan yang berusia tertua selama ini.
BAS-vey/Sumber :
- Scientific Dating in Archeology by Tsuneto Nagatomo, Nara University of Education, Sept 19, 2008
- Showing Their Age by Sarah Zielinski Smithsonian magazine, July 2008
- http://en.wikipedia.org/wiki/Radiocarbon_dating
- kompasiana

Anda mungkin juga menyukai