Anda di halaman 1dari 2

DILATASI SEGMENTAL DARI USUS HALUS YANG DIPRESENTASIKAN

SEBAGAI OBSTRUKSI USUS PARSIAL PADA SEORANG ANAK


Rachid Khemakhem, Muhammad Riazzulhaq, Elbager Othman Elhassan

ABSTRAK
Dilatasi segmental dari usus halus pada pediatri merupakan hal yang jarang terjadi. Pasien
biasanya muncul dengan gejala obstruksi parsial usus yang dapat menunda keputusan
dilakukan pembedahan. Kasus ini berupa anak wanita usia 18 bulan dengan obstruksi usus
parsial yang sebelumnya didiagnosa sebagai Hirschprungs disease. Evaluasi diagnostik
dengan pemeriksaan menggunakan kontras didapatkan obstruksi usus halus dengan segmen
terdilatasi.
Kata kunci : obstruksi usus, dilatasi usus, dilatasi segmental.
PENDAHULUAN
Segmental dilatasi dari intestinum (SDI) merupakan kondisi dengan karakteristik berupa
segmen usus terdilatasi dengan batas tegas dengan aferen dan eferen yang normal ukurannya.
Meskipun dilatasi segmental dapat terjadi di seluruh traktus gastrointestinal dari duodenum
hingga usus distal, lokasi tersering adalah di ileum. Hali ini merupakan penyebab langka pada
kasus obstruksi usus pada neonatus maupun anak-anak. Dalam telaah ini, kami laporkan
suatu kasus dilatasi segmental di ileum pada anak-anak.
LAPORAN KASUS
Anak wanita usia 18 bulan dengan distensi abdomen, muntah bilius, dan sukar buang air
besar selama dua hari. Terdapat riwayat distensi abdomen yang hilang timbul dengan episode
vomitus dan resolusi spontan sejak lahir. Tidak terdapat riwayat keterlambatan pembuangan
meconium maupun gagal tumbuh kembang. Pada pemeriksaan fisik didapat abdomen distensi
besar, supel, dan tidak ada ketegangan. Rectal touche tidak jelas. Foto polos abdomen
menunjukkan adanya air fluid level yang besar pada seluruh lapang abdomen dan juga
multiple air fluid level. Pemeriksaan laboratorium darah normal. Dilakukan pemasangan
NGT dan pemberian cairan intravena dan dilakukan observasi. Pasien dapat buang air besar
tetapi abdomen tetap distensi dengan aspirasi bilius persisten. Pada foto polos ulang
didapatkan beberapa penemuan baru. Foto abdomen dengan kontras didapatkan usus besar
yang tidak distensi dan terlokalisir pada bagian kiri abdomen dengan distensi luas pada sisi
kanan dan fossa iliaca. Laparotomi eksplorasi menunjukkan adanya dilatasi segmental pada
usus halus 70 cm proksimal dari ileocaecal junction denganukuran 13cm x 10cm dimana
bagian yang terkena mengalami dilatasi hingga enam kali lipat dari normal. Segmen yang
terdilatasi diikuti usus distal dengan kaliber normal dan dilatasi ringan pada usus proksimal
serta terpuntir 90 derajat tetapi masih viable. Terdapat malrotasi. Bagian yang distensi
dilakukan reseksi dan dilakukan anastomose ileo-ileal serta dilakukan Ladds procedure.
Keadaan pasien post operatif baik. Pada pemeriksaan histopatologi didapatkan inflamasi

kronis pada sub mukosa dan mukosa dengan ulserasi superficial tanpa adanya heterotropi
abnormal mukosa gaster dan dengan sel ganglion yang normal. Appendiks yang direseksi
normal.
DISKUSI
SDI merupakan hal yang jarang, dijelaskan pertama kali oleh Swenson dan Rathauser pada
tahun 1959. SDI dapat mengenai usus besar, ileum, dan yeyunum.
Kriteria diagnosis untuk kasus ini disebutkan oleh Swenson dan Rathauser sebagai berikut :
1. dilatasi usus terbatas 3-4x dari normal
2. adanya transisi antara usus yang terdilatasi dan yang normal.
3. tidak terdapat penahan intrinsik maupun ekstrinsik pada sisi distal dari bagian yang
terdilatasi.
4. gambaran klinis dari oklusi usus atau sub oklusi
5. pleksus persarafan yang normal
6. pemulihan komplit setelah reseksi dari segmen yang terkena.
SDI dapat muncul sebagai kasus tersendiri atau terkait malformasi kongenital. Malformasi
yang terkait ditemukan pada lebih dari 50% kasus. Malformasi digestif secara esensial
dipresentasikan dengan adanya gangguan berupa rotasi dan fiksasi yang pada kasus ini
berupa malrotasi. Omphalocele bisa juga berperan sebagai etiologi pada kasus ini.
Presentasi klinis tergantung dari bagian yang mengalami SDI dan usia pasien. Lebih dari 50%
dari SDI terkait pada usia neonatus. Diagnosis sering ditegakkan saat pembedahan. SDI dapat
berpotensi komplikasi berupa obstruksi usus. Pada kasus yang melibatkan usus besar dapat
menyerupai Hirschsprungs disease. Pada usia neonatal, SDI dapat dengan gejala klinis nyeri
abdomen kronis, distensi, dan anemia, yang bisa diikuti ulserasi dan loop yang terdilatasi.
Penemuan radiologis tidak spesifik dan foto polos abdomen menggambarkan obstruksi usus
dengan satu bagian loop distensi dengan hydroaeric level. Pemeriksaan kontras dapat
mengidentifikasi segmen yang terdilatasi. Pada pemeriksaan CT scan abdomen didapatka
dilatasi sakular yang luas dari loop usus yang berisi campuran kontras dan feses. Pada
laparotomi didapatkan dilatasi yang terlokalisir dan berbatas tegas dimana bagian distal dan
proksimal berupa ukuran usus yang normal. Pada kasus ini berupa obstruksi yang fungsional
dan bukan mekanikal karena lumen yang terdistensi berhubungan dengan bagian usus
lainnya. Sebagai kesimpulan, SDI sebaiknya diikutkan sebagai differential diagnosis pada
kasus obstruksi usus pada neonatus dan anak-anak khususnya jika terdapat bagian distensi
raksasa pada pemeriksaan foto polos abdomen.

Anda mungkin juga menyukai