Pada kenyataan, jarang sekali suatu kota mempunyai fungsi tunggal. Kebanyakan kota juga merangkap
fungsi lain, seperti kota perdagangan, kota pemerintahan, atau kota kebudayaan. Contoh: Yogyakarta
selain disebut kota budaya tetapi juga disebut sebagai kota pendidikan dan kota wisata.
Di daerah kota terdapat banyak kompleks, seperti apartemen, perumahan pegawai bank, perumahan
tentara, pertokoan, pusat perbelanjaan (shopping center), pecinan, dan kompleks suku tertentu.
Kompleks tersebut merupakan kelompok-kelompok (clusters) yang timbul akibat pemisahan lokasi
(segregasi).
Segregasi dapat terbentuk karena perbedaan pekerjaan, strata sosial, tingkat pendidikan, suku, harga
sewa tanah, dan lainnya. Segregasi tidak akan menimbulkan masalah apabila ada pengertian dan
toleransi antara pihak-pihak yang bersangkutan. Munculnya segregasi di kota dapat direncanakan
ataupun tidak direncanakan. Kompleks perumahan dan kompleks pertokoan adalah contoh segregasi
yang direncanakan pemerintah kota.
Bentuk segregasi yang lain adalah perkampungan kumuh/slum yang sering tumbuh di kota-kota besar
seperti Jakarta. Rendahnya pendapatan menyebabkan tidak adanya kemampuan mendirikan rumah
tinggal sehingga terpaksa tinggal di sembarang tempat. Kompleks seperti ini biasanya ditempati oleh
kaum miskin perkotaan. Permasalahan seperti ini memerlukan penanganan yang bijaksana dari
pemerintah.
Apabila dilihat sekilas wajah suatu kota, maka akan banyak susunan yang tidak beraturan. Akan tetapi,
apabila diamati dengan cermat maka akan dijumpai bentuk dan susunan khas yang mirip dengan kotakota lain.
Misalnya, kota A berbentuk persegi empat, kota B berbentuk persegi panjang, dan kota C berbentuk
bulat. Begitu juga dalam susunan bangunan kota terjadi pengelompokan berdasarkan tata guna lahan
kota.
Jadi, suatu kota memiliki bentuk dan susunan yang khas. Apabila kamu mengamati kota berdasarkan
peta penggunaan lahan, maka kamu akan mendapatkan berbagai jenis zona, seperti zona perkantoran,
perumahan, pusat pemerintahan, pertokoan, industri, dan perdagangan. Zona-zona tersebut menempati
daerah kota, baik di bagian pusat, tengah, dan pinggirannya.
Zona perkantoran, pusat pemerintahan, dan pertokoan menempati kota bagian pusat atau tengah. Zona
perumahan elite cenderung memiliki lokasi di pinggiran kota. Sedang zona perumahan karyawan dan
buruh umumnya berdekatan dengan jalan penghubung ke pabrik atau perusahaan tempat mereka
bekerja.
Para geograf dan sosiolog telah melakukan penelitian berkaitan dengan persebaran zona-zona suatu
kota. Penelitian itu bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan persebaran spasial kota.
Beberapa teori tentang struktur kota dapat kamu ikuti pemaparannya sebagai berikut.
1) Teori Konsentris (Concentric Theory)
Teori konsentris dari Ernest W. Burgess, seorang sosiolog beraliran human ecology, merupakan hasil
penelitian Kota Chicago pada tahun 1923. Menurut pengamatan Burgess, Kota Chicago ternyata telah
berkembang sedemikian rupa dan menunjukkan pola penggunaan lahan yang konsentris yang
mencerminkan penggunaan lahan yang berbeda-beda.
Burgess berpendapat bahwa kota-kota mengalami perkembangan atau pemekaran dimulai dari
pusatnya, kemudian seiring pertambahan penduduk kota meluas ke daerah pinggiran atau menjauhi
pusat. Zona-zona baru yang timbul berbentuk konsentris dengan struktur bergelang atau melingkar.
Berdasarkan teori konsentris, wilayah kota dibagi menjadi lima zona sebagai berikut.
Teori Burgess sesuai dengan keadaan negara-negara Barat (Eropa) yang telah maju penduduknya. Teori
ini mensyaratkan kondisi topografi lokal yang memudahkan rute transportasi dan komunikasi.
2) Teori Sektoral (Sector Theory)
Teori sektoral dikemukakan oleh Hommer Hoyt. Teori ini muncul berdasarkan penelitiannya pada tahun
1930-an. Hoyt berkesimpulan bahwa proses pertumbuhan kota lebih berdasarkan sektorsektor daripada
sistem gelang atau melingkar sebagaimana yang dikemukakan dalam teori Burgess. Hoyt juga meneliti
Kota Chicago untuk mendalami Daerah Pusat Kegiatan (Central Business District) yang terletak di pusat
kota.
Ia berpendapat bahwa pengelompokan penggunaan lahan kota menjulur seperti irisan kue tar. Mengapa
struktur kota menurut teori sektoral dapat terbentuk? Para geograf menghubungkannya dengan kondisi
geografis kota dan rute transportasinya. Pada daerah datar memungkinkan pembuatan jalan, rel kereta
api, dan kanal yang murah, sehingga penggunaan lahan tertentu, misalnya perindustrian meluas secara
memanjang. Kota yang berlereng menyebabkan pembangunan perumahan cenderung meluas sesuai
bujuran lereng.
Pertumbuhan kota yang berawal dari suatu pusat menjadi bentuk yang kompleks. Bentuk yang kompleks
ini disebabkan oleh munculnya nukleus-nukleus baru yang berfungsi sebagai kutub pertumbuhan.
Nukleus-nukleus baru akan berkembang sesuai dengan penggunaan lahannya yang fungsional dan
membentuk struktur kota yang memiliki sel-sel pertumbuhan.
Nukleus kota dapat berupa kampus perguruan tinggi, Bandar udara, kompleks industri, pelabuhan laut,
dan terminal bus. Keuntungan ekonomi menjadi dasar pertimbangan dalam penggunaan lahan secara
mengelompok sehingga berbentuk nukleus. Misalnya, kompleks industri mencari lokasi yang berdekatan
dengan
sarana
transportasi.
Perumahan
baru
mencari
lokasi
yang
berdekatan
dengan
pusat
Teori konsektoral tipe Eropa dikemukakan oleh Peter Mann pada tahun 1965 dengan mengambil lokasi
penelitian di Inggris. Teori ini mencoba menggabungkan teori konsentris dan sektoral, namun penekanan
konsentris lebih ditonjolkan.
6) Teori Poros
Teori poros dikemukakan oleh Babcock (1932), yang menekankan pada peranan transportasi dalam
memengaruhi struktur keruangan kota. Teori poros ditunjukkan pada gambar sebagai berikut.
7) Teori Historis
Dalam teori historis, Alonso mendasarkan analisisnya pada kenyataan historis yang berkaitan dengan
perubahan tempat tinggal penduduk di dalam kota. Teori historis dari Alonso dapat digambarkan sebagai
berikut.
Dari model gambar di depan menunjukkan bahwa dengan meningkatnya standar hidup masyarakat yang
semula tinggal di dekat CBD disertai penurunan kualitas lingkungan, mendorong penduduk untuk pindah
ke daerah pinggiran (a). Perbaikan daerah CBD menjadi menarik karena dekat dengan pusat segala
fasilitas kota (b). Program perbaikan yang semula hanya difokuskan di zona 1 dan 2, melebar ke zona 3
yang menarik para pendatang baru khususnya dari zona 2 (c).
Teori Ketinggian Bangunan (Bergel, 1955). Teori ini menyatakan bahwa perkembangan struktur kota
dapat dilihat dari variabel ketinggian bangunan. DPK atau CBD secara garis besar merupakan daerah
dengan harga lahan yang tinggi, aksesibilitas sangat tinggi dan ada kecenderungan membangun
struktur perkotaan secara vertikal. Dalam hal ini, maka di DPK atau CBD paling sesuai dengan
kegiatan perdagangan (retail activities), karena semakin tinggi aksesibilitas suatu ruang maka ruang
tersebut akan ditempati oleh fungsi yang paling kuat ekonominya.
Posted by Hendrik Boby Hertanto
Reactions:
4 COMMENTS:
Terimakasih mas, sangat bermanfaat..
Lulut Nugroho
22 Desember 2014 07.53
Makasi infonya
Nurdiyanto Scout
1 November 2015 15.01
Terima kasih,,, infonya sangat bermanfaat
Unknown
P O S K A N K O M E N T AR
Buat sebuah Link
Posting Lebih BaruPosting Lama
Jakarta
6532585
Forum Diskusi
Sharing Twitter
Pengikut
H E N D R I K B O B Y H E R TA N T O
Pemilik Blog ini adalah Staff Pengajar SMA MTA SKA. Perjalanan pendidikan, SDN Kalak II, SMPN
2 Donorojo, SMA MTA SKA, S1 Pend. Geografi FKIP UNS, dan S2 Ilmu Lingkungan UNS. Di SMA
MTA SKA mengampu Mata Pelajaran Geografi. Pemilik blog ini mempunyai seorang istri yang
sekarang mengajar di Al-Azhar 28 Solo Baru.
L I H AT PR O F I L L E N G K A P K U
Pinguin
Blog Archive
2015 (5)
2014 (9)
November (1)
Juli (1)
Mei (2)
Februari (3)
Januari (2)
2013 (53)
2012 (116)
2011 (292)
2010 (2)
2009 (2)
Asmaul Husna
Kunjungi
.: BMKG :.
Badan Geologi - ESDM
Bakosurtanal
BATAN
BBC Indonesia
Berita Lingkungan
BNPB
Bumi HijauMU
Dipendik Jateng
Dispora SKA
Dunia Astronomi
EKOPRASOJO.COM
Environment Engineering
geo_environ-twitter
Geografi FMIPA UI
Geografi UGM
Geography
Geological Dictionary
Georaphy Olimpiad
Geospasial - BNPB
GIS.com
Hendrik Boby H
IALHI Website
IMAHAGI
Jurnal Geologi
KASMAMTA
Kasmamta Foundation
Kasmamta-Foundation
Kebumian Indonesia
Kemdikas
Kementerian Agama RI
Kementerian Lingkungan Hidup
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi - Beranda
LAPAN
Meteorologi
NASA - Home
Nasyid Terpilih
National Geographic
OneGeology
Pemanasan Global
Perubahan Iklim
PSMA
Seaga
Sutanto A
TOIKI
UNIVET
www.geografi.ums.ac.id/
www.pend-geografi.ums.ac.id
Yasin Yusuf
Ya Allah ya tuhanku, Seandainya telah engkau ciptakan dia untuk diriku. Maka
Satukanlah hatinya dengan hatiku. Titipkanlah kebahagian di antara kami agar
kemesraan itu abadi dan takkan pernah berhenti .Ya Allah, yang maha
mengasihi. Seiring waktu berjalan tiada henti, Bimbinglah kami melayari hidup
ini menuju Kebahagiaan yang abadi.