|I teo ( j )|
1
=
. (1)
Dan
|I teo ( j )|
teoritik.
Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1a),
|I teo ( j )|
memiliki hubungan linear terhadap bila digambarkan dalam skala semilog. Sementara itu,
pada Gambar 1b) ditunjukkan bahwa fasa
I teo ( j )
semua nilai .
(a)
(b)
Besar dan fasa FRF dari integrasi numerik yang dilakukan dengan metode Euler
dinyatakan dalam persamaan:
|I e ( j )|
( )
= s sin
I e ( j ) =2
s
Dimana
|I e ( j )|
(3)
(4)
menyatakan besar dan I e ( j ) menyatakan fasa FRF dari
menyatakan frekuensi
cuplik. Sementara itu, besar dan fasa FRF dari integrasi numerik yang dilakukan dengan
metode trapesium dinyatakan dalam persamaan:
|I t ( j )|
= s tan
( )
(5)
Dan
I e ( j ) =2 ,
Dimana
|I t ( j )|
(6)
/s
/s .
= max
|v teo ( k T )v num ( kT )|
V teo
, .(7)
Berdasarkan Persamaan (7) kesalahan maksi-mum dari fungsi integrasi numerik dengan
metode Euler dinyatakan dalam bentuk persamaan:
Ee ,max ( r ) =
| (
cos tan1
))
( (
))
r
r
r
cos tan 1
r
1+r cot ( r )
sin ( r )
1+ r cot ( r )
(8)
sedangkan kesalahan maksimum dari fungsi integrasi numerik dengan metode trapesium
dinyatakan dalam bentuk persamaan:
Et ,max ( r) =
|(
r
tan ( r )
)|
(9)
Dimana
r = s
(10)
Pada Gambar 4 ditunjukkan bahwa kesalahan maksimum pada integrasi numerik
dengan metode Euler memiliki nilai yang lebih besar dibanding dengan kesalahan maksimum
pada integrasi numerik dengan metode trapesium. Selain itu, dapat diungkapkan bahwa baik
metode Euler maupun metode trapesium menghasilkan kesalahan maksimum yang semakin
besar nilainya dengan bertambahnya nilai r.
keluaran dari integrasi teoritik (Vteo) dan amplitudo keluaran dari integrasi
numerik (Vnum), dibagi dengan amplitudo keluaran dari integrasi teoritik. Secara matematik,
kesalahan amplitudo ini dinyatakan dalam persamaan
EnumA
|V teoV num|
V teo
, (11)
Berdasarkan Persamaan (11) kesalahan amplitudo dari fungsi integrasi numerik dengan
metode Euler dinyatakan dalam bentuk persamaan
r
Et , A (r ) =1sin ( r ) , . (12)
sedangkan kesalahan amplitudo dari fungsi integrasi numerik dengan metode trapesium
dinyatakan dalam bentuk persamaan
r
Et , A ( r ) =1tan ( r ) , (13)
Pada Gambar 5 ditunjukkan bahwa kesalahan amplitudo pada integrasi numerik dengan
metode trapesium memiliki nilai yang lebih besar dibanding dengan kesalahan amplitudo
pada integrasi numerik dengan metode Euler. Selain itu, dapat diungkapkan bahwa baik
metode Euler maupun metode trapesium menghasilkan kesalahan amplitudo yang semakin
besar nilainya dengan bertambahnya nilai r.
f(Hz
fs(Hz)
s
1
2
3
0,10
0,29
0,44
6,280
25,130
131,95
)
1
2
7
10
7
16
Berikut ini disajikan hasil simulasi dari ketiga kasus di atas. Gambar 6, 10 dan 14
menunjukkan sinyal sebelum diintegrasikan yaitu sinyal kontinu a(t) dan sinyal diskrit a(kT).
Sinyal a(kT) diperoleh dari pencuplikan sinyal kontinu dari masing-masing kasus. Gambar 7,
11 dan 15 menunjukkan sinyal hasil integrasi yang diperoleh baik secara numerik maupun
secara teoritik. Selanjutnya, pada Tabel 2 ditunjukkan kesalahan yang terjadi pada tiap kasus
baik yang diperoleh dari kesalahan maksimum maupun kesalahan amplitudo. Kesalahan
maksimum diperoleh dengan cara menentukan nilai maksimum dari kesalahan yang
ditunjukkan pada Gambar 10, 12 dan 16. Kesalahan amplitudo diperoleh berdasarkan
amplitudo spektrum sinyal hasil integrasi teoritik dan amplitudo spektrum sinyal hasil
integrasi numerik, yang masing-masing ditunjukkan pada Gambar 9, 13 dan 17.
Gambar
Kasus 1
pada Kasus 1
8.Grafik
Kesalahan
Itegrasi
Tabel 2. Nilai Kesalahan maksimum dan Kesalahan Aplitudo integrasi Numerik dari hasil
Simulasi
Kasus
Metode
0,10
0.29
0,44
Euler
Emax(%)
simulasi
31,420
Trapesium 3,150
Euler
93,200
Trapesium 27,710
Euler
154,790
Trapesium 72,660
Vteo
0,99
EA(%)
simulasi
1,670
0,95
2,00
3,310
15,180
1,24
3,98
28,420
40,500
0,77
72,660
Vnum
0,98
1,74
2,83
0,10
0.29
0,44
Metode
Euler
Emax(%)
sim
31,420
pers
31,590
EA(%)
sim
1,670
pers
1,660
Trapesium
Euler
3,150
93,200
3,310
94,150
3,310
15,180
3,310
15,310
Trapesium
Euler
27,710
154,790
28,420
155,470
28,420
40,500
29,330
40,130
Trapesium 72,660
72,660
72,660
72,660
Berdasarkan persamaan matematik yang dikembangkan dapat disimpulkan bahwa
baik metode Euler maupun metode trapesium menghasilkan kesalahan maksimum dan
kesalahan amplitudo yang semakin besar nilainya dengan bertambahnya nilai r. Selain itu,
juga dapat disimpulkan bahwa kesalahan maksimum pada integrasi numerik dengan metode
Euler memiliki nilai yang lebih besar dibanding dengan kesalahan maksimumpada integrasi
numerik dengan metode trapesium. Sebaliknya, kesalahan amplitudo pada integrasi numerik
dengan metode Euler memiliki nilai yang lebih kecil dibanding dengan kesalahan amplitudo
pada integrasi numerik dengan metode trapesium.