Anda di halaman 1dari 9

JURNAL IT

VOLUME 15, DESEMBER 2014

STMIK HANDAYANI

REKAYASA SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN


MENGGUNAKAN WEBCAM DENGAN METODE WAVELET
Syamsu Alam 1), Mirfan 2)
Sistem Komputer STMIK Handayani 1), Teknik Informatika STMIK Handayani 2)
)
syams.hs@gmail.com 1), mirfan@gmail.com 2

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem pendeteksi kebakaran, dengan
memanfaatkan webcam sebagai sensor. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimental yaitu dengan melakukan perancangan, pembuatan dan pengujian sistem
dengan mempelajari nilai RGB kebakaran pada suatu citra, kemudian menggabungkan metode
wavelet dan threasold sehingga sistem dapat mengenalai adanya unsur kebakaran yang
ditangkap oleh webcam
Kata Kunci : deteksi kebakaran,webcam,citra digital, wavelet

REKAYASA SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN


MENGGUNAKAN WEBCAM DENGAN METODE WAVELET

20

VOLUME 15, DESEMBER 2014

JURNAL IT
STMIK HANDAYANI

I. PENDAHULUAN
Dengan semakin berkembangnya teknologi tersebut membuat kebutuhan manusia akan
teknologi Informasi semakin berkembang pula dalam segala aspek kehidupan manusia. Salah
satu kebutuhan manusia adalah dalam hal keamanan seperti keamanan pada kantor, rumah
maupun lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini keterbatasan manusia pada pengawasan terhadap
kondisi di suatu tempat, maka diperlukan suatu sistem pendeteksi kebakaran meski dari jarak
jauh.
Musibah kebakaran sering kita dengar dalam berbagai media komunikasi, seperti media
elektronik maupun surat kabar. Penyebab kebakaran
bermacam macam,
ada
yang disebabkan karena konsleting listrik dan ada pula karena kelalaian kecil seperti
meninggalkan kompor yang masih menyala serta membuang puntung rokok secara
sembarangan. Banyak kerugian yang diderita akibat musibah kebakaran, baik yang bersifat
material maupun non-material, bahkan sampai korban jiwa.
Webcam adalah perangkat multimedia yang digunakan untuk menangkap image
bergerak secara realtime. Webcam sering digunakan di perkantoran, rumah sebagai pemantau
disuatu area. Fungsi dan kerja dari webcam hanya sebatas monitoring, sementara untuk
mendeteksi kebakaran dibutuhkan suatu alat khusus seperti sensor kebakaran atau sensor asap
untuk mendeteksi kabakaran tersebut, yang tentunya akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Segmentasi Citra
Segmentasi citra bertujuan memisahkan area (region) objek dengan area latar belakang agar
objek di dalam citra mudah dianalisis demi untuk mengenali objek.
Nilai piksel pada citra yang memenuhi syarat nilai ambang yang kita tentukan dirubah
kenilai tertentu yang dikehendaki. Secara matematis ditulis seperti berikut :

------------- (1)

Dengan fi(x,y) adalah citra asli (input), fo(x,y) adalah piksel citra baru (hasil/output), Tn
adalah nilai ambang yang ditentukan. Nilai piksel pada (x,y) citra output akan sama dengan T1 jika
nilai piksel (x,y) citra input tersebut ? T1. Nilai piksel (x,y) citra input akan sama dengan T2 jika
T1 < fi(x,y)< T2, dan seterusnya.
Kita ambil contoh citra greyscale 8 bit akan dipetakan menjadi peta biner (hitam dan putih
saja) dengan nilai ambang tunggal = 128 maka persamaan matematisnya.

------------------------------------------------- (2)
Ini berarti piksel yang nilai intensitasnya dibawah 128 akan diubah menjadi hitam (nilai intensitas
= 0), sedangkan piksel yang nilai intensitasnya diatas 128 akan menjadi putih (nilai intensitas =
255).

REKAYASA SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN


MENGGUNAKAN WEBCAM DENGAN METODE WAVELET

21

VOLUME 15, DESEMBER 2014

JURNAL IT
STMIK HANDAYANI

2.2. Wavelet dan Fungsi Penskalaan


Untuk membahas tentang wavelet, terlebih dulu harus membahas tentang fungsi penskalaan
(scaling function) karena wavelet berasal dari fungsi penskalaan. Wavelet ini disebut dengan
mother wavelet. Disebut mother wavelet karena yang lainnya lahir dari hasil penskalaan, dilasi,
dan pergeseran mother wavelet.

memilikii persamaan :
t 2 h0 k 2t k

Fungsi penskalaan

...(3)
h0 menyatakan koefisien penskalaan atau koefisien transformasi atau koefisien dari
tkebakarans(filter), sedangkan k menyatakan indeks dari koefisien (tkebakarans), yang
menyatakan pasangan dari jenis koefisien (tkebakarans) yang lainnya. Pasangan tersebut
k

didifinisikan dalam fungsi wavelet

berikut ini :

t 2 h1 k 2t k

..(4)
H0 dan h1 adalah koefisien transformasi yang berpasangan. Kedua pasangan tersebut dalam
pembahasan tentang wavelet selanjutnya berturut-turut disebut juga lkebakarans low pass dan high
pass. Pada beberapa literature symbol kedua jenis koefisien transformasi tersebut tidak
dibedakan. Hal ini karena sesungguhnya seluruh koefisien h1 pada diturunkan dari h0 .
k

III. METODE PENELITIAN


Metode yang digunakan dalam penelitian ini, adalah metode eksperimental yaitu dengan
melakukan perancangan, pembuatan dan pengujian model sistem.
3.1. Tahapan Penelitian
Secara garis besar tahapan-tahapan dalam perancangan dan pembuatan sistem ini adalah
sebagai berikut:
1. Kajian sistem pendeteksi kebakaran
2. Analisis Kebutuhan Sistem.
3. Rancangan Model Sistem
4. Rancangan Sistem Pendeteksi Kebakaran
3.2. KajianSistem Pendeteksi Kebakaran Kajian sistem dilakukan terhadap sistem pendeteksi
kebakaran yang sudah ada. Dari kajian yang dilakukan nantinya akan dijadikan acuan dalam
pembangunan sistem yang diharapkan merupakan perbaikan dari sistem yang sudah ada.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Perancangan sistem perangkat lunak ini menggunakan bahasa pemrograman Delphi 7,
merupakan program utama pada sistem ini, digunakan pada komputer server berfungsi untuk
menerima dan mengolah data dari webcam, serta memfilter objek-objek yang mengandung
unsur api. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang bekerja secara background atau bekerja
dibelakang layar. Berikut dijelaskan tahap-tahap rancangan sehingga menghasilkan sistem yang
dibutuhkan :

REKAYASA SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN


MENGGUNAKAN WEBCAM DENGAN METODE WAVELET

22

JURNAL IT

VOLUME 15, DESEMBER 2014

STMIK HANDAYANI

3.1. Koneksi ke webcam


Start

Pilih Device
Webcam

Klik Start

Display
Citra
webcam
Tidak

Klik Stop ?

ya

End

Gambar 4.1 Flowchart Koneksi webcam


Pada proses ini akan berfungsi ketika tombol start diklik maka program menjalankan
webcam berdasarkan tipe device webcam yang terdaftar di combobox.dan webcam akan berhenti
mencapture ketika tombol stop diklik.
3.2. Konversi video ke BMP
Start

Inisialisasi
video

Penyesuaian
ukuran video dgn
Image

Proses Konversi
Video ke BMP

End

Gambar 4.2 Flowchat konvesi video ke bmp


Pada tahap ini video hasil dari webcam dikonversi kedalam bentuk image BMP untuk
memudahkan dalam proses pencitraan.

REKAYASA SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN


MENGGUNAKAN WEBCAM DENGAN METODE WAVELET

23

JURNAL IT

VOLUME 15, DESEMBER 2014

STMIK HANDAYANI

3.3. Proses Transformasi Haar wavelet


Rumus :

2t 2t 1, 0 t h

2
t
h
2t 2t 1, 2 t h
dimana : h merupakan penskalaan
start

Matrix citra

X=Jml baris

A[2x] A[2x 1] * 1/

A[x 1] A[2x] A[2x 1] * 1/

A[x]

Tmp Baris

tidak
Baris habis ?

ya

Y=Jumlah kolom

A[2y] A[2y 1] * 1/

A[y 1] A[2y] A[2y 1] * 1/

A[y]

Tmp Kolom

tidak

Kolom Habis ?

Proses
pemindahan
Kolom & baris

Matrix baru

End

Gambar 4.3 Flowchart. Transformasi haar wavelet


Pada tahap ini proses transformasi terhadap nilai awal yang akan dikirim sebagai
parameter data. Proses pembentukan hight pass dan lowpass kemudian disimpan ke dalam array
temp. Setelah proses transformasi selesai maka dilakukan proses pemindahan dari temp ke dalam
array raw proses ini akan dilakukan berulang sampai semua kolom dan baris telah dibaca.

REKAYASA SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN


MENGGUNAKAN WEBCAM DENGAN METODE WAVELET

24

JURNAL IT

VOLUME 15, DESEMBER 2014

STMIK HANDAYANI

3.4. Segmentasi dengan Threshold


Start

Inisialisasi
citra

For brs =0 to
tinggi

piksel = citra[brs];

For kol =0 to
lebar

rgb1[0] := piksel[3*kol];
rgb1[1] := piksel[3*kol+1];
rgb1[2] := piksel[3*kol+2];
grey := MaxIntValue(rgb1);

piksel[3* kol+bit] :=
grey;

For Bit =0 to 2

piksel[3*
kol+bit]=255

tidak

piksel[3* kol+bit] := 0

ya
piksel[3* kol+bit] := 255

bit

kol

brs

Hasil
trashold

end

Gambar 4.4 Flowchart Threshold

REKAYASA SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN


MENGGUNAKAN WEBCAM DENGAN METODE WAVELET

25

JURNAL IT

VOLUME 15, DESEMBER 2014

STMIK HANDAYANI

Operasi thresholding diberi dengan nilai ambang yang bisa diatur. Citra yang diolah
adalah citra true color dan hasilnya berupa berupa citra biner. Proses pertama adalah merubah citra
true color menjadi citra greyscale , menggunakan metode nilai maksimum.
Setelah itu kita mulai dengan proses thresholding. Nilai level grey yang didapat
dibandingkan dengan nilai ambang yang ditentukan, nilai yang diberi misalkan 255. Jika nilainya
lebih kecil dari nilai ambang maka piksel akan diubah ke intensitas nol (warna putih), jika lebih
besar atau sama dengan nilai ambang piksel diubah ke intensitas 255 (hitam).
3.5. Pengecekan RGB API
Start

Inisialisasi citra

For Y =0 to baris

For X =0 to kolom

Ambil nilai Pixel


X,Y

Pisahkan Nilai
R,G,B

(R>=243 and R<=255) and


(G>=243 and G<=255) and
(B>=100 and B<=200)

Tidak

X
ya

Tandai citra
dengan kata ada
api

End

Gambar 4.5 Flowchart cek RGB api


3.6. Pengujian Sistem Aplikasi
Pengujian aplikasi ini untuk mengetahui kesesuaian kenerja sistem degan teori yang telah
di bahas pada bab-bab sebelumnya dapat dilihat pada gambar berikut :

REKAYASA SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN


MENGGUNAKAN WEBCAM DENGAN METODE WAVELET

26

VOLUME 15, DESEMBER 2014

JURNAL IT
STMIK HANDAYANI

Gambar 4.6 Hasil Penangkapan Citra dari kebakaran kertas

Gambar 4.7 Hasil Penangkapan Citra dari kebakaran kardus

REKAYASA SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN


MENGGUNAKAN WEBCAM DENGAN METODE WAVELET

27

JURNAL IT

VOLUME 15, DESEMBER 2014

STMIK HANDAYANI

Tabel 4.1. Hasil deteksi kebakaran dari api


No

Sumber Api

Lilin

Kardus

Kertas

Nilai RGB
R=255 G=254 B=196
R=255 G=254 B=191
R=255 G=254 B=199
R=255 G=254 B=196
R=255 G=255 B=197
R=255 G=255 B=199
R=255 G=255 B=179
R=255 G=254 B=178
R=255 G=254 B=185
R=255 G=254 B=195
R=255 G=253 B=191
R=255 G=255 B=199
R=255 G=255 B=161
R=255 G=255 B=162
R=255 G=255 B=166
R=255 G=255 B=169
R=255 G=255 B=177
R=255 G=255 B=187

Deteksi api

Ya

Ya

Ya

V. KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem pendeteksi kebakaran dengan menggunakan webcam akan jauh lebih murah
ketimbang dengan menggunaan alat konfensional yang ada dipasaran.
2. Dengan menggabungkan metode wavelet dan threshold maka sistem dapat mendeteksi
adanya unsur api.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Achmad, B., Firdausy, K., (2005), Teknik Pengolahan Citra Digital menggunakan Delphi,
Andi Publising, Yogyakarta
[2] Budicahyanto Dwi,ST. (2004). Membangun Aplikasi Handphone dengan FBUS & Visual
Basic, ANDI Yogyakarta.
[3] Jogianto, HM. (2001), Analisis dan Desain Sistem Informasi : Yogyakarta : Andi Offset
[4] Salahuddin M. Rosa AS, 2008, Pemrograman J2ME-Belajar Cepat Pemrograman
Telekomunikasi Mobile : Informatika
[5] Putra Darma, (2009), Pengolahan Citra Digital, Andi Publising, Yogyakarta
[6] Rachman.AS. (2006). Aplikasi Teleakses Perangkat Bergerak, Andi Yogyakarta
[7] R.Presman, (2002), Rekayasa Perangkat Lunak. Andi, Yogyakarta
[8] Rozidi Imron Romzi. (2004). Membuat Sendiri SMS Gateway (ESME) Berbasis Protokol
SMPP, AND Yogyakarta
[9] Sommerville, I (2003), Softwere Enginering, Edisi keenam, Erlangga, Jakarta
[10] Wahana Komputer, (2009), Aplikasi Cerdas Menggunakan Delphi, Penerbit Andi,
Yogyakarta

REKAYASA SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN


MENGGUNAKAN WEBCAM DENGAN METODE WAVELET

28

Anda mungkin juga menyukai