Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Indra Wijaya

Nim : 19103041046

Mata Kuliah : Pengolahan Citra Digital

Prodi : Teknik Informatika A2

1.) Perbaikan citra dapat dilakukan berdasarkan dua area/kawasan/domain, yaitu pengolahan citra pada
domain spasial dan pengolahan citra pada domain frekuensi. Perbedaan keduanya terletak pada model
mana yang akan dimasukkan ke dalam algoritma pengolahan citra. Jika menggunakan domain spasial,
berarti matriks citra langsung digunakan sebagai input untuk algoritma. Operasi spasial dalam
pengolahan citra digital dilakukan melalui penggunaan suatu kernel konvolusi 2-dimensi. Metode image
enhancement dalam operasi spasial antara lain low-pass filtering dan high-pass filtering.

Sedangkan jika menggunakan domain frekuensi, maka matriks citra harus ditransformasikan terlebih
dahulu menjadi frekuensi. Transformasi yang digunakan untuk merubah citra menjadi bentuk frekuensi
dapat berupa Transformasi Fourier, Transformasi Wavelet, Transformasi Radon, Discrete Cosine
Transform (DCT), dan sebagainya. Salah satu metode transformasi yang populer dalam aplikasi
pengolahan citra digital adalah Fast Fourier Transform (FFT). Transformasi ini memindahkan informasi
citra dari domain spasial ke dalam domain frekuensi, yaitu dengan merepresentasikan citra spasial
sebagai suatu penjumlahan eksponensial kompleks dari beragam frekuensi, magnituda, dan fasa.
Setelah dilakukan proses enhancement dalam domain frekuensi, informasi citra dikembalikan ke domain
spasial.

2.) derajat keabuan (disebut juga skala abu-abu) sebuah citra adalah nilai tiap piksel yang berupa jumlah
cahaya dari sampel, yaitu ia hanya menyajikan informasi intensitas. Citra berderajat keabuan, biasa
terlihat sebagai gambar hitam putih atau monokrom, tersusun dari berbagai tingkat warna abu-abu.
Kontrasnya dimulai dari hitam (intensitas terendah) hingga putih (intensitas tertinggi).

3.) Derajat keabuan pada citra memiliki beberapa skala nilai, tidak hanya skala 0 sampai 255. Hal ini
tergantung nilai kedalaman pixel citra.

4.) Di dalam bidang komputer, sebenarnya ada tiga bidang studi yang berkaitan dengan data citra,
namun tujuan ketiganya berbeda, yaitu:

1. Grafika Komputer (computer graphics).

2. Pengolahan Citra (image processing).

3. Pengenalan Pola (pattern recognition/image interpretation).

Grafika Komputer bertujuan menghasilkan citra (lebih tepat disebut grafik atau picture) dengan primitif-
primitif geometri seperti garis, lingkaran, dan sebagainya. Primitif-primitif geometri tersebut
memerlukan data deskriptif untuk melukis elemen-elemen gambar. Contoh data deskriptif adalah
koordinat titik, panjang garis, jari-jari lingkaran, tebal garis, warna, dan sebagainya. Grafika komputer
memainkan peranan penting dalam visualisasi dan virtual reality.

Pengolahan Citra bertujuan memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau
mesin (dalam hal ini komputer). Teknik-teknik pengolahan citra mentransformasikan citra menjadi citra
lain. Jadi, masukannya adalah citra dan keluarannya juga citra, namun citra keluaran mempunyai
kualitas lebih baik daripada citra masukan. Termasuk ke dalam bidang ini juga adalah pemampatan citra
(image compression).

Pengenalan Pola mengelompokkan data numerik dan simbolik (termasuk citra) secara otomatis oleh
mesin (dalam hal ini komputer). Tujuan pengelompokan adalah untuk mengenali suatu objek di dalam
citra. Manusia bisa mengenali objek yang dilihatnya karena otak manusia telah belajar mengklasifikasi
objek-objek di alam sehingga mampu membedakan suatu objek dengan objek lainnya. Kemampuan
sistem visual manusia inilah yang dicoba ditiru oleh mesin. Komputer menerima masukan berupa citra
objek yang akan diidentifikasi, memproses citra tersebut, dan memberikan keluaran berupa deskripsi
objek di dalam citra.

5.) image enchancement : Jenis operasi ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas citra dengan cara
memanipulasi parameter-parameter citra. Dengan operasi ini, ciri-ciri khusus yang terdapat di dalam
citra lebih ditonjolkan.

Image compression : jenis oprasi ini dilakukan agar citra memerlukan memoriatau media penyimpanan
lebih sedikit tanpa mengurangi kualitas citra.

6.) Image analysis : Jenis operasi ini bertujuan menghitung besaran kuantitif dari citra untuk
menghasilkan deskripsinya. Teknik pengorakan citra mengekstraksi ciri-ciri tertentu yang membantu
dalam identifikasi objek. Proses segmentasi kadangkala diperlukan untuk melokalisasi objek yang
diinginkan dari sekelilingnya

Image restoration : Operasi ini bertujuan menghilangkan/meminimumkan cacat pada citra. Tujuan
pemugaran citra hampir sama dengan operasi perbaikan citra. Bedanya, pada pemugaran citra
penyebab degradasi gambar diketahui.

7.) citra ada dua macam: citra kontinu dan citra diskrit. Citra kontinu dihasilkan dari sistem optik yang
menerima sinyal analog, misalnya mata manusia dan kamera analog. Citra diskrit dihasilkan melalui
proses digitalisasi terhadap citra kontinu. Beberapa sistem optik dilengkapi dengan fungsi digitalisasi
sehingga ia mampu menghasilkan citra diskrit, misalnya kamera digital dan scanner. Citra diskrit disebut
juga citra digital. Komputer digital yang umum dipakai saat ini hanya dapat mengolah citra digital.

MODEL CITRA

GAMBAR 1 memperlihatkan posisi koordinat pada bidang citra. Sistem koordinat yang diacu adalah
sistem koordinat kartesian, yang dalam hal ini sumbu mendatar menyatakan sumbu-X, dan sumbu tegak
menyatakan sumbu-Y.
Gambar ini memperlihatkan proses pembentukan intensitas cahaya. Sumber cahaya menyinari
permukaan objek. Jumlah pancaran (iluminasi) cahaya yang diterima objek pada koodinat (x, y) adalah
i(x, y). Objek memantulkan cahaya yang diterimanya dengan derajat pantulan r(x, y). Hasil kali antara i(x,
y) dan r(x, y) menyatakan intensitas cahaya pada koordinat (x, y) yang ditangkap oleh sensor visual pada
sistem optik.

DIGITALISASI CITRA

Citra kontinu diterok pada grid-grid yang berbentuk bujursangkar (kisi-kisi dalam arah horizontal dan
vertikal)
Terdapat perbedaan antara koordinat gambar (yang diterok) dengan koordinat matriks (hasil
digitalisasi). Titik asal (0, 0) pada gambar dan elemen (0, 0) pada matriks tidak sama. Koordinat x dan y
pada gambar dimulai dari sudut kiri bawah, sedangkan penomoran pixel pada matriks dimulai dari sudut
kiri atas. Perhatikan gambar dibawah ini:

ELEMEN ELEMEN CITRA DIGITAL

ELEMEN SISTEM PEMROSESAN CITRA DIGITAL

8) Sampling atau spasial menyatakan besarnya kotak-kotak yang disusun dalam baris dan kolom. Dengan
kata lain, sampling pada citra menyatakan besar kecilnya ukuran titik (pixel) pada citra, dan kuantisasi
atau intensitas menyatakan besarnya nilai tingkat kecerahan yang dinyatakan dalam nilai tingkat
keabuan (grayscale) sesuai dengan jumlah bit biner yang digunakan oleh mesin. Dengan kata lain,
kuantisasi pada citra menyatakan jumlah warna yang ada pada citra.

9.) Pengolahan citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan komputer, menjadi citra
yang kualitasnya lebih baik.
10.) Pada umumnya citra digital berbentuk empat persegipanjang, dan dimensi ukurannya dinyatakan
sebagai tinggi ´ lebar (atau lebar ´ panjang). Citra digital yang tingginya N, lebarnya M, dan memiliki L
derajat keabuan dapat dianggap sebagai fungsi [DUL97]. Citra digital yang berukuran NxM lazim
dinyatakan dengan matriks yang berukuran N baris dan M kolom sebagai berikut:

Indeks baris (i) dan indeks kolom (j) menyatakan suatu koordinat titik pada citra, sedangkan f(i, j)
merupakan intensitas (derajat keabuan) pada titik (i, j). Masing-masing elemen pada citra digital (berarti
elemen matriks) disebut image element, picture element atau pixel atau pel. Jadi, citra yang berukuran
Nx M mempunyai NM buah pixel.

11.) JENIS-JENIS FORMAT CITRA DIGTAL

1. JPEG (.jpg) JPEG atau Joint Photographic Experts Group adalah format gambar yang banyak digunakan
untuk menyimpan gambar-gambar dengan ukuran lebih kecil.

2. GIF (.gif) Jenis file gambar ini sering kita jumpai dan sering kita Pakai, Salah satu ciri khas tipe gambar
berekstensi GIF adalah bisa memainkan animasi gambar sederhana.

 3. PNG (.png) PNG atau Portable Network Graphics adalah salah satu format penyimpanan citra yang
menggunakan metode pemadatan yang tidak menghilangkan bagian dari citra tersebut.

4. TIFF (.tif , .tiff) TIFF (Tagged Image File Format) adalah format yang fleksibel yang biasanya disimpan
sebagai 8 bits atau 16 bits per warna (merah, hijau, biru) untuk 24-bit dan total 48-bit, masing-masing,
menggunakan nama file TIFF atau TIF.

 5. RAW RAW ditujukan untuk format citra raw yang tersedia secara opsional di beberapa kamera digita.
Format ini biasanya kompresi lossless atau nearly-lossless, dan menghasilkan file yang lebih keci dari
format TIFF dari proses penuh sebuah kamera digital. 

 6. BMP (.bmp) File format BMP (Windows bitmap) menangani file grafik di sistem operasi Microsoft
Windows. Umunya, file BMP tidak dikompresi, maka ukurannya besar.

7. PBM PBM kepanjangan dari Portable Bitmap Format.Merupakan format citra hitam-putih yang
sederhana.

 8. PGM PGM kepanjangan dari Portable Graymap Format.Merupakan format citra abu-abu yang
sederhana. Format PGM memerlukan delapan bit tiap pixel. PGM merupakan citra mentah dengan
kompresi tipe lossless. Format PGM merupakan bagian dari PNM (Portable Pixmap File Format)
9. PPM PPM kepanjangan dari Portable Pixmap Format.Merupakan format citra berwarna yang
sederhana. PPM memerlukan 24 bit tiap pixel. PPM merupakan citra mentah dengan kompresi tipe
lossless.Format PPM merupakan bagian dari PNM (Portable Pixmap File Format).

10.PORTABLE IMAGE FILE FORMAT Format ini memiliki bagian diantarannya adalah portable bitmap,
portable graymap, portable pixmap, dan portable network map dengan format berturut-turut adalah
.pbm, .pgm, .ppm dan .pnm.Format ini baik digunakan untuk menyimpan dan membaca kembali data
citra.

Anda mungkin juga menyukai