Anda di halaman 1dari 4

Portofolio Kasus Medik

No. ID dan Nama Peserta : dr. Mega Diasty Rahayu


No. ID dan Nama Wahana : RSUD Bengkayang
Topik : Drug Eruption
Tanggal (kasus)
: 16 Juli 2016
Nama Pasien : Ny. SS
No. RM :
Tanggal Presentasi :
Pendamping : dr. Diantus
Tempat Presentasi :
Obyektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi :seorang perempuan usia 73tahun, datang dengan keluhan kulit memerah dan
terkelupas
Tujuan : Diagnosis dan tatalaksana Drug Eruption
Bahan
Tinjauan Pustaka Riset
Kasus
Audit
Bahasan :
Cara
Diskusi
Presentasi dan
E-mail
Pos
Membahas:
Diskusi
Data Pasien :
Nama : Ny. SS
No. Registrasi :
Nama Klinik :
Telp :
Terdaftar Sejak :
Data utama untuk bahan diskusi
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
2. Riwayat Pengobatan: Pasien meminum kotrimoksazol dan loperamid
Riwayat Kesehatan/Penyakit: Pasien tidak mengeluhkan adanya penyakit tertentu
sebelumnya. Riwayat alergi disangkal.
3. Riwayat Keluarga: tidak ada anggota keluarga lain yang menderita sakit serupa
4. Riwayat Pekerjaan: pasien tidak bekerja
5. Lain-lain: Daftar Pustaka:
a.
b.
c.
Hasil Pembelajaran:
1. Diagnosis Drug Eruption
2. Penatalaksanaan Drug Eruption

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO :


1. SUBYEKTIF:

Portofolio Kasus Medik


Orang Sakit datang ke Rumah Sakit dengan keluhan demam sejak 2 hari semelum masuk
rumah sakit. Demam yang dirasakan naik turun sepanjang hari. Pasien diberikan obat
penurun panas, suhu turun, namun kemudian naik kembali. Demam disertai dengan pusing
dan lemas. Pasien juga mengeluhkan adanya mual dan nafsu makannya menurun. Tidak
disertai muntah. Rasa haus pasien dirasakan sedikit meningkat. Tidak disertai BAB cair dan
BAK pasien normal. Tidak disertai batuk, pilek, nyeri telinga, maupun nyeri pada perut.
2. OBYEKTIF:
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak tenang. Kesadaran kompos
mentis, tekanan darah 120/80, Nadi: 96x/menit (TKP), RR: 24x/m, suhu: 390C. Mata : tidak
tampak cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik. Mulut: mukosa basah, faring
tidak hiperemis, tonsil T2/T2. KGB colli tidak teraba. Paru dan Jantung dalam batas normal.
Abdomen : supel, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran organ, BU 3-4 x/menit.
Ekstremitas: Akral hangat, capillary refill baik. Rumple leed +.
Dari pemeriksaan darah rutin: Hb: 12.3gr%, Ht: 36.4%, Leukosit :3.400/mm3, Trombosit:
175.000/mm3.
Pemeriksaan Viral Marker: NS-1 +
3. ASSESSMENT (PENALARAN KLINIS):
Pasien anak, laki-laki 12 tahun dengan demam intermiten 2 hari, rumple leed +, Trombosit
175.000 sel/uL, marker NS-1 + mengarah pada diagnosis Dengue Fever.
Dengue Fever atau Demam Dengue merupakan penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh
Virus Dengue dengan 4 serotipe. Virus Dengue ini termasuk dalam golongan Flavivirus yang
termasuk virus ss-RNA. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan imunitas
terhadap serotipe tersebut, tapi tidak untuk virus dengue dengan serotipe yang berbeda. Pada
daerah epidemik, dapat terjadi infeksi multiserotipe. Virus dengue ini ditransmisikan oleh
nyamuk dengan genus Aedes yang tersebar di area tropis dan subtropis.
Gejala klasik demam dengue adalah demam tinggi yang tiba-tiba, pusing atau nyeri kepala,
nyeri retro-orbita, myalgia, lemas, mual atau muntah, adanya rash makulopapular di kulit.
Penyakit ini mungkin dapat berkembang menjadi Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)
dengan adanya kebocoran plasma yang menurut kriteria WHO harus meliputi: (1) Demam,
atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bifasik;(2) Terdapat minimal satu dari
manifestasi perdarahan berikut ini : uji tourniquet positif; petekie, ekimosis, atau purpura;
perdarahan mukosa, saluran cerna, bekas suntikan, atau tempat lain; hematemesis atau
melena; (3) Trombositopenia (< 100.000/mm3); (4) Terdapat minimal satu tanda-tanda

Portofolio Kasus Medik


plasma leakage oleh karena peningkatan permeabilitas kapiler berikut : hematokrit meningkat
> 20% disbanding hematokrit rata-rata pada usia, jenis kelamin, dan populasi yang sama;
hematokrit turun hingga > 20% dari hematokrit awal, setelah pemberian cairan, (5) Terdapat
efusi pleura, asites, hipoproteinemia, dan syok.
Kepastian diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan seroimunologi atau isolasi virus.
Pada kasus ini, meskipun ditemukan adanya Rumple Leed +, tidak ditemukan adanya
hemokonsentrasi dan jumlah trombosit masih di atas 100.000, namun telah didapatkan
adanya marker NS-1 + yang menandakan adanya infeksi virus Dengue.
4. PLAN :
Diagnosis :
Penegakan diagnosis pada pasien ini dinilai sudah cukup optimal. Namun demikian tetap
perlu dilakukan pengawasan atau observasi terhadap manifestasi perdarahan dan jumlah
trombosit pasien untuk mencegah terjadinya kebocoran plasma yang tidak diketahui.
Pengobatan :
Untuk kasus infeksi virus, tidak ada pengobatan spesifik yang perlu diberikan karena
penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus merupakan penyakit yang self-limiting,
sehingga pengobatan yang dilakukan adalah berupa tindakan supportif, seperti cairan
untuk mengantisipasi adanya dehidrasi maupun akibat kebocoran plasma, antipiretik untuk
menurunkan suhu tubuh, dan multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Pada pasien ini, diberikan cairan IVFD KaEN 3B 1850 cc/ 24 jam, Paracetamol 4x3/4 tab,
Imboost Force syr 2x1cth.
Dilakukan monitoring terhadap keadaan umum pasien, tekanan darah, nadi, suhu, tandatanda dehidrasi, dan pemeriksaan darah rutin setiap hari.
Edukasi :
Pasien diedukasi untuk minum yang banyak, terutama minuman manis. Diberikan
penjelasan kepada keluarga pasien mengenai perjalanan penyakit dan proses
penyembuhannya, serta diperlukannya pemeriksaan darah secara berkala untuk
mengetahui perkembangan penyakit. penyembuhan dan pemulihan pasien.
Konsultasi :
Dijelaskan mengenai perlunya konsultasi secara rutin dengan spesialis Anak untuk
mengetahui
komplikasi.
Rujukan :

perkembangan

penyakit,

mengevaluasi

serta

mencegah

munculnya

Portofolio Kasus Medik


Pasien tidak memerlukan rujukan karena tatalaksana dan fasilitas di Rumah Sakit sudah
memadai.
Kontrol : Kontrol ulang perlu dilakukan apabila terdapat keluhan lainnya yang
memerlukan perhatian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai