Jumlah penduduk Provinsi Riau sebanyak 5 538 367 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal
di daerah perkotaan sebanyak 2 169 529 jiwa (39,17 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak
3 368 838 jiwa (60,83 persen).
Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 3,18
persen di Kabupaten Kepulauan Meranti hingga yang tertinggi sebesar 16,21 persen di Kota Pekanbaru.
39,17persen
Persentase Penduduk Perkotaan
60,83persen
Persentase Penduduk Perdesaan
64jiwa/km
Kepadatan penduduk
3,58persen/tahun
Laju Pertumbuhan Penduduk
51,52persen
Penduduk laki-laki
48,48persen
Penduduk perempuan
105
Seks Rasio Perkotaan
107
Umur Penduduk
Median umur penduduk Provinsi Riau tahun 2010 adalah 24,24 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa
penduduk Provinsi Riau termasuk kategori menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk
muda bila median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika
median umur > 30 tahun.
Rasio ketergantungan penduduk Provinsi Riau adalah 55,46. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100
orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 55 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang
menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Rasio ketergantungan di daerah
perkotaan adalah 51,10 sementara di daerah perdesaan 58,41 .
Perkiraan rata-rata umur kawin pertama penduduk laki-laki sebesar 26,5 tahun dan perempuan 22,5
tahun (perhitungan Singulate Mean Age at Marriage/SMAM).
Kategori
Singulate Mean Age at Marriage(SMAM) lakilaki
Singulate Mean Age at Marriage(SMAM)
perempuan
Rasio ketergantungan penduduk perkotaan
Rasio ketergantungan penduduk
Angka
26,5 tahun
22,5tahun
51,10
58,41
26,5tahun
Singulate Mean Age at Marriage(SMAM) laki-laki
22,5tahun
Singulate Mean Age at Marriage(SMAM) perempuan
51,10
Rasio ketergantungan penduduk perkotaan
58,41
Rasio ketergantungan penduduk
Menurut gender, jumlah migran laki-laki lebih banyak daripada migran perempuan, 225 750
berbanding 202 680 orang. Seks rasio migran risen adalah 111. Data-data tersebut menunjang
teori, bahwa migran lebih banyak di daerah perkotaan dan laki-laki lebih banyak yang
melakukan perpindahan. Persentase migran terbesar di Kota Pekanbaru dan terkecil di
Kabupaten Kepulauan Meranti
Kategori
Migran masuk risen
Migran risen di perkotaan
Migran risen di perdesaan
Seks rasio migran risen
Angka
8,8 persen
11,0 persen
7,3 persen
111
8,8persen
Migran masuk risen
11,0persen
Migran risen di perkotaan
7,3persen
Migran risen di perdesaan
111
Seks rasio migran risen
Angka
40,9persen
47,2persen
36,9persen
111
40,9persen
Migran masuk seumur hidup
47,2persen
Migran masuk seumur hidup di perkotaan
36,9persen
Migran masuk seumur hidup di perdesaan
111
Seks rasio migran seumur hidup
Pendidikan
Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar (Pasal 6 UU No. 20 tahun 2003). Berdasarkan hasil SP2010, persentase
penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak sekolah sebesar 2,25 persen dan yang tidak sekolah lagi
sebesar
5,55
persen.
Ukuran atau indikator untuk melihat kualitas sumber daya manusia (SDM) terkait dengan
pendidikan antara lain pendidikan yang ditamatkan dan Angka Melek Huruf (AMH).
Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 5 tahun yang berpendidikan minimal tamat
SMP/Sederajat sebesar 45,12 persen, dan AMH penduduk berusia 15 tahun ke atas sebesar 97,50
persen yang berarti dari setiap 100 penduduk usia 15 tahun ke atas ada 97 orang yang melek
huruf. Penduduk dikatakan melek huruf jika dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf
lainnya.
2,25persen
Penduduk 7-15 tahun yang tidak/belum pernah sekolah
5,55persen
Penduduk 7-15 tahun yang tidak sekolah lagi
45,12persen
Penduduk 5 tahun ke atas minimal tamat SMP/sederajat
97,50persen
714 009jiwa
Penduduk 7-12 tahun
324 399jiwa
Penduduk 13-15 tahun
292 060jiwa
Penduduk 16-18 tahun
614 799jiwa
Penduduk 19-24 tahun
APS di perdesaan lebih rendah dibandingkan perkotaan. Semakin tinggi kelompok umur semakin
besar perbedaannya (gap). Di perdesaan APS 7-12 tahun sebesar 94,22 persen, APS 13-15 tahun
83,03 persen, APS 16-18 tahun 52,42 persen, APS 19-24 tahun sebesar 8,52 persen. Di perkotaan
APS 7-12 tahun sebesar 96,26 persen, APS 13-15 tahun 91,05 persen, APS 16-18 tahun 67,26
persen dan APS 19-24 tahun sebesar 24,96 persen.
94,97persen
APS 7-12 tahun
86,06persen
APS 13-15 tahun
58,42persen
APS 16-18 tahun
15,51persen
APS 19-24 tahun
Angka
Angka
21,53 persen
2,09 persen
2,76 persen
0,18 persen
21,53persen
Penduduk usia 5 tahun ke atas Tamat SM/sederajat
2,09persen
Penduduk usia 5 tahun ke atas Tamat DI/DII/DIII
2,76persen
Penduduk usia 5 tahun ke atas Tamat DIV/S1
0,18persen
Penduduk usia 5 tahun ke atas Tamat S2/S3
97,50persen
AMH Umur 15 tahun ke atas
99,14persen
AMH Umur 15-24 tahun
98,85persen
AMH Umur 15-44 tahun
92,85persen
AMH Umur 45 tahun ke atas
Kategori
AMH Umur 15 tahun ke atas
AMH Umur 15-24 tahun
AMH Umur 15-44 tahun
AMH Umur 45 tahun ke atas
Angka
97,50 persen
99,14 persen
98,85 persen
92,85 persen
Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Riau sebesar 2 145 383 orang, di
mana sejumlah 2 092 721 orang diantaranya bekerja, sedangkan 52 662 orang merupakan
pencari kerja. Dari hasil SP 2010, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Riau
sebesar 58,12 persen, di mana TPAK laki-laki lebih tinggi daripada TPAK perempuan, yaitu
masing-masing sebesar 81,97 persen dan 32,83 persen. Sementara itu, bila dibandingkan
menurut perbedaan wilayah, TPAK di perkotaan lebih rendah daripada perdesaan, masingmasing sebesar 55,13 persen dan 60,11 persen. Tiga kabupaten/kota di Provinsi Riau dengan
TPAK tertinggi berturut-turut adalah Kabupaten Kuantan Singingi (64,16), Kabupaten Pelalawan
(61,55), dan Kabupaten Kepulauan Meranti (61,47). Dengan jumlah pencari kerja sejumlah
52 662 orang, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di provinsi ini mencapai 2,45 persen.
Kategori
Jumlah Bekerja
Jumlah Pencari Kerja
TPAK
TPT
Angka
2 092 721 jiwa
52 662 jiwa
58,12 persen
2,45 persen
Perumahan
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang pesat menjadikan kebutuhan tempat tinggal
semakin meningkat pula. Program pemerintah yang menyangkut perumahan terus ditingkatkan,
baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Status kepemilikan/penguasaan bangunan tempat
tinggal di Provinsi Provinsi Riau paling banyak adalah milik sendiri. Rumah tangga yang
menghuni rumah dengan luas lantai kurang dari 20 m2 paling banyak dijumpai di Kota
Pekanbaru (9 422 rumah tangga), sementara yang paling sedikit terdapat di Kabupaten
Kepulauan Meranti (859 rumah tangga).
Kategori
Sumber air minum air kemasan dan leding
Rumah tangga berlantai tanah
Rumah tangga dengan penerangan listrik
Rumah tangga yang memiliki sertipikat hak
milik
Angka
25,98 persen
2,23 persen
86,98 persen
28,05 persen
Kesulitan Fungsional
Hasil SP 2010 tidak dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penyandang disabilitas karena perbedaan
konsep dan definisi antara SP 2010 dan Kementerian Sosial. Pendekatan tingkat kesulitan yang dialami
oleh penduduk digunakan sebagai proksi mendapatkan informasi penyandang disabilitas.
Seseorang dapat memiliki satu atau lebih jenis kesulitan dengan derajat kesulitan ringan atau parah.
Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas di Provinsi Provinsi Riau yang memiliki kesulitan, baik ringan
maupun parah, dengan jenis kesulitan penglihatan sebesar 3,10 persen, kesulitan pendengaran sebesar
1,09 persen, kesulitan berjalan atau naik tangga sebesar 1,14 persen, kesulitan
mengingat/berkonsentrasi atau berkomunikasi dengan orang lain sebesar 1,05 persen, dan yang memiliki
kesulitan mengurus diri sendiri sebesar 0,83 persen.
3,10persen
Kesulitan melihat
1,09persen
Kesulitan mendengar
1,14persen
Kesulitan berjalan atau naik tangga
1,05persen
Kesulitan mengingat/berkonsentrasi