Anda di halaman 1dari 17

ASSALAMUALAIKUM

VULNUS LACERATUM
KELOMPOK 1:
AULIA ALVIANSYAH
APRIJA NAZZAI
MUHAMMAD ZUL FAHMI
WIKE WIDYA FITRI
WAHYU ZUTIANDA
RINA ANDAYANI
T. FADIL AL FURQAN
YONICO YUDHA PRANATA
MIMI HUDATIA
TRY FAUZI
SARYULIS

VULNUS LACERATUM

Klasifikasi luka.
Luka di bedakan berdasarkan:
A. Berdasarkan penyebab.
a. ekskoriasi atau luka lecet.
b. Vulnus scisum atau luka sayat.
c. Vulnus Laceratum atau luka robek.
d. Vulnus punctum atau luka tusuk.
e. Vulnus Morsum atau luka karena
gigitan binatang.
f. Vulnus combotio atau luka bakar.

B. Berdasarkan ada/tidaknya kehilangan jaringan.


a. Ekskoriasi.
b. Skin avulsion.
c. Skin Loss.
C. Berdasarkan derajat kontaminasi
a. Luka Bersih.
b. Luka bersih tercemar.
c. Luka tercemar.
d. Luka kotor.

Tipe
Penyembuhan
Luka
Terdapat 3 macam tipe penyembuhan
Luka, di mana pembagian ini di karakteristikkan
dengan jumlah jaringan yang hilang.
1. Primary Intention Healing (penyembuhan luka primer)
yaitu
penyembuhan luka yang terjadi segera setelah
diusahakan bertautnya tepi luka biasanya dengan jahitan.
2. Secondary Intention Healinag ( penyembuhan luka
sekunder) yaitu luka yang tidak mengalami penyembuahn
primer. Tipe di karakteristikkan oleh adanya luka yang luas
dan hilangnya jaringan dalam jumlah besar. Proses
penyembuhan terjadi lebih kompleks dan lebih lama. Luka
jenis ini biasanya tetap terbuka.
3. Tertiary Intention Healing (penyembuhan luka tertier) yaitu
luka yang di biarkan terbuka selama beberapa hari setelah
tindakan debridement. Setelah diyakini bersih, tepi luka di
pertautkan ( 4-7 hari). Luka ini merupakan tipe penyembuhan
luka yang terakhir.

Fase Penyembuhan Luka


Proses penyembuhan luka memiliki 3 fase
yaitu:
1. Fase Inflamasi.
Tahap ini muncul segera setelah injuri dan dapat berlanjut sampai 5 hari.
2. Fase Prolifrasi.
Tahap ini berlangsung dari hari ke 6 sampai dengan 3 minggu.
3. Fase Maturasi.
Tahap ini berlangsung mulai pada hari ke 21 dan dapat berlangsung sampai
berbulan-bulan dan berakhir bila tanda radang sudah hilang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

1. Faktor Instrinsik adalah faktor dari penderita yang dapat berpengaruh

dalam proses penyembuhan

meliputi: usia, status nutrisi dan hidrasi,

oksigenasi dan perfusi jaringan, status imunologi, penyakit penyerta.


2. Faktor Ekstrinsik adalah faktor yg didapat dari luar penderita yang
dapat berpengaruh dalam proses penyembuhan luka, meliputi : pengobatan,
radiasi, stres psikologis, infeksi, iskemia dan trauma jaringan.

Komplikasi Penyembuhan luka


Komplikasi dan penyembuhan luka timbul dalam manifestasi yang
berbeda-beda. Komplikasi yang luastimbul dari pembersihan luka
yang tidak adekuat, keterlambatan pembentukan jaringan
granulasi, tidak adanya reepitalisasi dan juga akibat komplikasi post
operatif dan adanya infeksi.

Penatalaksanaan /Perawatan luka


Dalam manajemen perawatan luka
dilakukan
yaitu:
a. evaluasi luka
b. tindakan antiseptik
c. pembersihan luka
d. penjahitan luka
e. penutupan luka
f. pembalutan luka
g. pemberian antibiotik
h. pengangkatan jahitan

ada beberapa tahab yang

Diferensiasi sel
Diferensiasi sel yaitu proses mengkhususkan keturuskan
keturunan sel-sel induk yang sedang membelah untuk
melakukan tugas tertentu.
Sel-sel yang bekerja dalam diferensiasi sel:
a. Darah
b. Sel otot
c.Sel epitel
d. Sel saraf

Peradangan akut adalah respon langsung dari tubuh


terhadap cedera atau kematian sel.
Tanda-tanda pokok peradangan:
1.Rubor (kemerahan)
Ketika peradangan timbul, maka anterior melebar, dengan
demikian lebih banyak darah mengalir kedalam mikrosirkulasi
local. Kapiler-kapiler yang sebelumnya longgar / kosong
dengan cepat terisi darah. Keadaan ini dinamakan hipermia
yang menyebabkan warna merah.
2. Kalor (panas)
Timbul bersama kemerahan. Darah (pada suhu 37 C) yang
disalurkan tubuh ke permukaaan daerah yang terkena lebih
banyak dari pada yang disalurkan ke daerah normal.
3. Dolor (rasa sakit)
Pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan
peningkatan tekanan local yang dapat menimbulkan rasa sakit.
4.Tumor (pembengkakan)
Ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi
darah ke jaringan jaringan interstisial kemudian tertimbun di
daerah peradangan.
5.Fungsio Laesa (perubahan fungsi)
Bagian yang bengkak, nyeri disertai sirkulasi abnormal, dan
lingkungan kimiawi local yang abnormal berfungsi secara tidak
normal.

NYERI

Nyeri merupakan suatu mekanisme protektif bagi tubuh, timbul jika


jaringan sedang rusak.

Jenis-jenis Nyeri
Menurut penghantar :
1. Nyeri cepat : timbul dalam waktu kira-kira 0,1 detik.
2. Nyeri lambat : timbul setelah 1 detik atau lebih, dan
biasanya bertambah setelah beberapa detik atau
menit.
Menurut letak/lokasi :
1.Nyeri otot : terjadi bila peredaran darah ke otot
tersumbat.
2.Nyeri dalam : tidak jelas lokasinya.menimbulkan mual,
kadang disertai pengeluaran keringat dan perubahan
tekanan darah.

Terdiri dari :

KLASIFIKASI NYERI

Nyeri perifer superficial, yaitu rangsangan secara kimiawi, mekanik pada kulit ,
fisik, mukosa, biasanya terasa nyeri tajam-tajam di daerah rangsangan. Dalam yaitu
bila di daerah sendi teranngsang akan timbul rasa nyeri dalam .
Referred pain yaitu nyeri pada daerah rangsangan di samping rasa nyeri terjadi
kejang pada oto-otot atau kelainan susunan saraf otonom
Nyeri sentral yaitu nyeri akibat rangsangan pada sumsum tulang belakang (spinal
cord), batang otak (brain stem) , thalamus.
nyeri psikologik yaitu rasa nyeri tampa sebab (rangsangan). Umumnya berupa sakit
kepala, sakit perut dll

MEKANISME KERJA OBAT


ANTI NYERI
Merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor
nyeri perifer. Merintangi penyaluran rangsangan di
saraf-saraf sensor. Blokade pusat nyeri di susunan
saraf pusat dengan analgetik sentral (narkotik) atau
dengan anestesi umum.

Perubahan Sel Akibat Nyeri

Pada umunya nyeri akan terasa bila seseorang menerima

panas dengab suhu diatas 45oC. ini juga merupakan suhu


dimana jaringan mulai mengalami kerusakan akibat panas.
Sehingga jika jaringan rusak otomatis sel-sel akan mengalami
perubahan / rusak.

Anda mungkin juga menyukai