KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
ANAMNESIS
NO RM :
Umur : 2 hari
Ruang : Dahlia
Kelas : II
Nama Lengkap
: By. A.Y.
Jenis Kelamin
: Laki-laki
: Karanganyar, 29/11/2015
Umur
: 6 hari
Nama Ayah
: Tn. A. S.
Umur
: 28 tahun
Pekerjaan Ayah
: Pedagang
Nama Ibu
: Ny. A. Y.
Umur
Pekerjaan Ibu
: Karyawan pabrik
Alamat
Masuk RS
Diagnosis masuk
: BBLSR
Pendidikan Ibu
00354317
: 25 tahun
: SMP
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
5. Pohon keluarga
NO RM :
00354317
Laki laki
Perempu
an
Meningga
RIWAYAT PRIBADI
1. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Riwayat kehamilan ibu pasien
Ibu G2P1A0 hamil saat usia 25 tahun. Ibu memeriksakan kehamilannya rutin ke bidan. Ibu
tidak pernah mual dan muntah berlebihan, tidak ada riwayat trauma maupun infeksi saat
hamil, sesak saat hamil (-), merokok saat hamil (-), kejang saat hamil (-). Ibu hanya minum
obat penambah darah dan vitamin dari bidan. Tekanan darah ibu dinyatakan normal. Berat
badan ibu dinyatakan normal dan mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan.
Perkembangan kehamilan dinyatakan normal.
b. Riwayat persalinan ibu pasien
Ibu melahirkan pasien dibantu oleh bidan, umur kehamilan 27 minggu, persalinan normal,
presentasi kepala, bayi merintih dengan berat lahir 1300 gram, panjang badan 35 cm, tidak
ditemukan cacat bawaan saat lahir.
c. Riwayat pasca lahir pasien
Bayi laki-laki BB 1300 gram, PB 35 cm, setelah lahir tidak langsung menangis, gerak
tidak aktif, warna kulit kemerahan, tidak ada demam atau kejang. ASI keluar hari ke-2 post
partum.
Kesan : Riwayat ANC baik, riwayat persalinan tidak baik, riwayat PNC tidak baik.
d. Riwayat makanan
0-10 hari
: ASI
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00354317
f. Riwayat Vaksinasi
Vaksin
I
II
Hepatitis B
0 bulan
BCG
DPT
Polio
Campak
Kesan : Sudah dilakukan imunisasi HB0.
III
-
IV
-
V
-
VI
-
Kardiovaskuler
: sianosis (-)
Respiratorius
Gastrointestinal
Urogenital
Muskuloskeletal
Integumentum
PEMERIKSAAN
JASMANI
Umur : 2 hari
Ruang : Dahlia
Kelas : II
ILMU
NO RM : 00354317
KESEHATAN
ANAK
PEMERIKSAAN OLEH : Nourma Yustia Sari, S.Ked
Tanggal 01 Desember 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
: Tampak lemah
Tanda Vital :
Nadi
: 130 x/menit
RR
: 55 x/menit
Suhu
: 36,80C
Status Gizi :
BB
: 1300 gr
PB
: 35 cm
BMI
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala
: ukuran normocephal, rambut warna hitam, lurus, jumlah cukup. Ubun- ubun
menonjol (-)
Mata
: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor
4
Hidung
ILMU
KESEHATAN
: sekret (-/-), epistaksis (-/-), nafasANAK
cuping hidung (-/-)
Mulut
Leher
Kulit
: ikterik (-)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00354317
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi :
Auskultasi
Paru
Pemeriksaan
Inspeksi
Kanan
Simetris (+)
Kiri
Simetris (+)
(+)
Ketinggalan gerak (-)
(+)
Ketinggalan gerak (-)
Fremitus (+)
Fremitus (+)
Massa (-)
Sonor (+)
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Simetris (+)
Ketinggalan gerak (-)
Massa (-)
Sonor (+)
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Simetris (+)
Ketinggalan gerak (-)
Fremitus (+)
Perkusi
Sonor (+)
Auskultasi
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Kesan : terdapat retraksi dinding dada kanan dan kiri.
Fremitus (+)
Sonor (+)
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Depan
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Palpasi
Belakang
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
: peristaltik (+)
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Perkusi
: timpani (+)
Palpasi
Hepar
Lien
Anogenital
NO RM :
00354317
lengan
kiri
kanan
kiri
Gerakan
: bebas
bebas
bebas
bebas
Tonus
: normal
normal
normal
normal
Trofi
: eutrofi
eutrofi
eutrofi
eutrofi
Klonus tungkai
: (-)
(-)
(-)
Reflek fisiologis
: reflek patella (+) normal, achiles (+) normal, triceps (+) normal
Refleks patologis
: babinski (-), chaddock (-), oppenheim (-), gordon (-), rosolimo (-)
Meningeal Sign
: kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-), brudzinski III (-)
(-)
Kesan : status neurologi dan extremitas superior et inferior dalam batas normal.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tidak dilakukan.
RINGKASAN ANAMNESIS
Pasien dibawa ke IGD RSUD Karanganyar rujukan dari RS Devalisha dengan BBLSR
Tidak terdapat riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang.
Tidak terdapat riwayat penyakit pada keluarga yang berhubungan dengan penyakit sekarang.
Pasien mendapatkan ASI.
Riwayat ANC baik, riwayat persalinan tidak baik, riwayat PNC tidak baik.
Perkembangan dan kepandaian pasien sampai usia 6 hari: motorik kasar, motorik halus,
bahasa, personal sosial belum terlihat.
Sudah dilakukan imunisasi HB0.
6
ILMU
KESEHATAN
ANAK
Keadaan sosial ekonomi dan kondisi lingkungan
rumah baik.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
: tampak lemah
: CA (-/-), SI (-/-)
NO RM :
00354317
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00354317
Rencana Edukasi
Menjelaskan kepada orangtua pasien mengenai penyakit yang diderita pasien.
Menjelaskan tentang komplikasi dari penyakit tersebut.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
Hari/ tgl
I
29/11/2015
Minum
O
(+)
per sonde.
30/11/2015
01/12/2015
prematur
subcostal.
Minum
Retraksi
BBLSR +
prematur
S: 36,4C
Menangis (+)
subcostal.
murni
Menangis
BBLSR +
prematur
murni
S: 36,7C
Sianosis (-)
8
Cefotaxime
Pasang
O2
liter/mnt
Inj.
Cefotaxime
Pasang
O2
liter/mnt
(+)
subcostal.
Inj.
RR: 54 x/m
Retraksi
75 mg/12 jam
(+)
kurang aktif.
Sianosis (-)
liter/mnt
(+)
Gerakan
(+) lemah.
Retraksi
O2
RR: 52 x/m
(+)
kurang aktif.
Pasang
75 mg/12 jam
(+)
(+)
Sianosis (-)
Gerakan
Minum
murni
(+)
Menangis (+)
lemah.
III
BBLSR +
S: 36,8C
per sonde.
RR: 55 x/m
Gerakan (+)
kurang aktif.
lemah.
II
Inj.
Cefotaxime
75 mg/12 jam
ILMU
KESEHATAN
ANAK
BB: 1300 gram
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00354317
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500
9
ILMU
NO RM : 00354317
KESEHATAN
gram tanpa memandang masa kehamilam. BeratANAK
lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
1. Prematuritas Murni
NO RM :
00354317
a. Faktor ibu1,2
Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya toksemia
gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis dan psikologis. Penyebab
lainnya adalah diabetes mellitus, penyakit jantung, bacterial vaginosis,
chorioamnionitis atau tindakan operatif dapat merupakan faktor etiologi
prematuritas.
Usia
Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia dibawah 20 tahun
dan pada multi gravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat. Pada ibu-ibu
yang sebelumnya telah melahirkan lebih dari 4 anak juga sering ditemukan.
Kejadian terendah adalah pada usia antara 26-35 tahun.
b. Faktor janin1,4
Kehamilan ganda, hidramnion, infeksi transplasenta (contoh: rubella, sifilis,
toxoplasmosis), insufisiensi plasenta, inkompatibilitas darah ibu dan janin umumnya
akan mengakibatkan BBLR.
2. Dismaturitas
Penyebab dismaturitas adalah setiap keadaan yang menganggu pertukaran zat antara
ibu dan janin (gangguan suplai makanan pada janin). Dismaturitas dihubungkan dengan
keadaan medik yang menggangu sirkulasi dan insuffisiensi plasenta, pertumbuhan dan
perkembangan janin, atau kesehatan umum dan nutrisi ibu. 2,3
D. Patogenesis
Bayi lahir prematur yang BBLR-nya sesuai dengan umur kehamilan pretermnya biasanya
dihubungkan dengan keadaan medis dimana terdapat ketidakmampuan uterus untuk
mempertahankan janin (incompetent cervix/premature dilatation), gangguan pada perjalanan
11
ILMU
NO RM : 00354317
KESEHATAN
kehamilan, pelepasan plasenta, atau rangsanganANAK
tidak pasti yang menimbulkan kontraksi efektif
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
ILMU
KESEHATAN
selalu ANAK
diatas 60x/menit,
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00354317
ILMU
NO RM : 00354317
KESEHATAN
ANAK
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam
anamesis untuk menegakkan mencari etiologi
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
o Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan).
-
Kulit keriput.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain
Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit
dan analisa gas darah.
Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
14
ILMU
NO RM : 00354317
KESEHATAN
ANAK
kurang bulan dimulai pada umur 8 jam
atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
gawat nafas.
G. Komplikasi
Komplikasi prematuritas 1,5,6
1. Sindrom gangguan pernapasan idiopatik
Disebut juga sebagai penyakit membran hialin karena pada stadium akhir akan terbentuk
membran hialin yang akan melapisi paru.
2. Pneumonia aspirasi
Sering ditemukan pada bayi prematur karena refleks menelan dan batuk belum sempurna.
3. Perdarahan intraventrikuler
Perdarahan spontan di ventrikel otak lateral karena anoksia otak. Kelainan ini biasanya hanya
ditemukan pada otopsi.
4. Hiperbilirubinemia
Bayi prematur lebih sering mengalami hiprebilirubinemia dibandingkan dengan bayi cukup
bulan. Hal ini disebabkan oleh faktor kematangan hepar yang tidak sempurna sehingga
konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk belum sempurna.
5. Infeksi
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya IgG gamma globulin.
Komplikasi dismaturitas 1,2,5
1. Sindrom aspirasi mekonium
Keadaan hipoksia intrauterin mengakibatkan janin mengadakan gasping dalam uterus. Selain
itu mekonium akan dilepaskan ke dalam likuor amnion, akibatnya cairan yang mengandung
mekonium yang lengket itu masuk ke dalam paru janin karena inhalasi. Pada saat lahir, bayi
akan menderita gangguan pernapasan idiopatik.
2. Hipoglikemia simptomatik
Tertama pada bayi laki-laki. Penyebabnya belum jelas, tetapi mungkin sekali disebabkan oleh
persediaan glikogen yang sangat kurang pada bayi dismaturitas. Diagnosis dapat dibuat dengan
melakukan pemeriksaan kadar gula darah. Bayi BBLR dinyatakan hipoglikemia bila kadar gula
15
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00354317
3. Asfiksia neonatorum
Bayi dismatur lebih sering menderita asfiksia neonatorum dibandingkan dengan bayi biasa.
4. Penyakit membran hialin
Terutama pada bayi dismatur yang preterm. Hal ini karena surfaktan pada paru belum cukup
sehingga alveoli selalu kolaps.
5. Hiperbilirubinemia
Bayi dismatur lebih sering mendapat penyakit ini dibandingkan dengan bayi yang sesuai dengan
masa kehamilannya. Hal ini disebabkan gangguan pertumbuhan hati.
H. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Pemberian vitamin K1 :
o Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
o Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari,
dan umur 4-6 minggu)
2. Diatetik
Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks
menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan
pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan
memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara
ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel
pada puting. ASI merupakan pilihan utama :
o Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara
apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling
kurang sehari sekali.
o Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3
hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan
keadaan bayi adalah sebagai berikut :
16
ILMU
KESEHATAN
ANAK
Berat lahir 1750 2500 gram
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
a.
NO RM :
00354317
Bayi Sehat
o Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah
merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh;
setiap 2 jam) bila perlu.
o Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas
menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap, tambahkan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.
Bayi Sakit
o Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan
minum seperti pada bayi sehat.
o Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera setelah bayi stabil.
Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda
siap untuk menyusu.
Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh; gangguan
nafas, kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung :
Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi
telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar
berikan tambahan ASI setiap kali minum. Biarkan bayi menyusu apabila
keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk
menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.
b. Berat lahir 1500-1749 gram
Bayi Sehat
o Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang dibutuhkan tidak
dapat diberikan menggunakan cangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke
dalam paru (batuk atau tersedak), berikan minum dengan pipa lambung. Lanjutkan
dengan pemberian menggunakan cangkir/ sendok apabila bayi dapat menelan
17
ILMU
KESEHATAN
tersedak (ini ANAK
dapat berlangsung
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00354317
ILMU
KESEHATAN
ANAK
intravena secara perlahan.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00354317
o Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan
minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap
kali minum
o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.
d. Berat lahir < 1250 gram (tidak tergantung kondisi)
o Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama
o Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi pemberian
cairan intravena secara perlahan.
o Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri
tambahan ASI setiap kali minum
o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.
Suportif
Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal (3):
o Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak
kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau ruangan hangat yang
tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk.
o Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
o Ukur suhu tubuh dengan berkala
o Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah :
o Jaga dan pantau patensi jalan nafas
o Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
o Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia, kejang, gangguan nafas,
hiperbilirubinemia)
19
ILMU
KESEHATAN
ANAK
Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota
keluarga lainnya
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00354317
o Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu berkunjung setiap
saat dan siapkan kamar untuk menyusui.
Pemantauan (Monitoring)
1. Pemantauan saat dirawat
a. Terapi
o Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
o Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu
b. Tumbuh kembang
o Pantau berat badan bayi secara periodik
o Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi
dengan berat lahir 1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat lahir <1500>
o Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan
telah berusia lebih dari 7 hari :
-
Tingkatkan jumlah ASI denga 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari
Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan peningkatan berat badan bayi agar jumlah
pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI hingga
200 ml/kg/hari
Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu.
ILMU
KESEHATAN
ANAK
Tes perkembangan, Denver development screening
test (DDST).
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00354317
I. Prognosis BBLR
Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar dari bayi normal. Prognosis akan
lebih buruk bila BB makin rendah, angka kematian sering disebabkan karena komplikasi
neonatal seperti asfiksia, aspirasi, pneumonia, perdarahan intrakranial, hipoglikemia. Bila hidup
akan dijumpai kerusakan saraf, gangguan bicara, IQ rendah.
J. Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang
penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :
o Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan
dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor
risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk
pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu
o Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda
tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat
menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik
o Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34
tahun)
o Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan
ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap
pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00354317
KMC
Pemancar panas
Inkubator
Ruangan hangat
Petunjuk penggunaan
Umur (hari)
1
5+
>1500
60
80
100
120
150
<1500
80
100
120
140
150
Umur (hari)
1
3
22
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
10
15
18
22
26
NO RM :
28
00354317
30
<1000
1000 - <1500
1500 2500
>2500
Hari I
120 cc D5%
100 cc D7,5%
80 cc D10%
80 cc D10%
Hari II
140 cc D5%
120 cc D7,5%
100 cc D10%
90 cc D10%
Hari III
170 cc D5%
130 cc D7,5%
110 cc D10%
100 cc D10%
Hari >IV
200 cc
140-150 cc
130-150 cc
120-150 cc
BAB III
23
ILMU
KESEHATAN
ANAK
DISKUSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00354317
Pada anamnesis didapatkan bahwa pasien By. A.Y. usia 2 hari datang ke IGD RSUD
Karanganyar rujukan dari RS Devalisha dengan BBLSR. Pasien lahir dengan usia kehamilan 27
minggu di RS Devalisha tanggal 29 November 2015. Pada saat ditimbang berat badan pasien 1300
gram dan panjang badan 35 cm. Berdasarkan pemeriksaan fisik keadaan umum pasien tampak
lemah, HR: 130x/menit; RR : 55x/menit; S : 36,8C.
Berdasarkan kasus tersebut maka didapatkan diagnosa kerja pasien BBLSR dan prematur murni.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa memandang masa kehamilam.
BBLR diklasifikasikan berdasarkan berat badan lahir, usia kehamilan, usia kehamilan dan berat
badan lahir. Berdasarkan kasus diatas pasien dapat diklasifikasikan sebagai BBLSR, bayi kurang
bulan dan sesuai untuk masa kehamilan, selain itu kasus ini juga dapat diklasifikasikan sebagai
prematur murni (faktor ibu) karena masa gestasinya kurang dari 38 minggu dan berat badannya
sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi tersebut, atau biasa disebut dengan Neonatus Kurang
Bulan-Sesuai dengan Masa Kehamilan (NKB-SMK).
Bayi lahir prematur yang BBLR-nya sesuai dengan usia kehamilan pretermnya biasanya
dihubungkan
dengan
keadaan
medis
dimana
terdapat
ketidakmampuan
uterus
untuk
DAFTAR PUSTAKA
24
ILMU
NO RM : 00354317
KESEHATAN
ANAK
Hasan R, Alatas H. Perinatologi. Dalam: Ilmu
Kesehatan Anak 3; edisi ke-4. Jakarta : FKUI,
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
1.
1985;1051-7.
2. Wiknjosastro H, Saifuddin AB. Bayi Berat Lahir Redah. Dalam: Ilmu Kebidanan; edisi ke-3.
Jakarta : yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2002;771-83.
3. Arifuddin J, Palada P. BBLR-LBW. Dalam : Perinatologi dan Tumbuh Kembang. Jakarta :
FKUI, 2004;9-11.
4. Behrman, RE, Kliegman RM. The Fetus and the Neonatal Infant, In : Nelson Textbook of
pediatrics; 17 th ed. California: Saunders. 2004; 550-8.
5. Saifuddin, AB, Adrianz, G. Masalah Bayi Baru Lahir. Dalam : Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal; edisi ke-1. Jakarta : yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2000;376-8.
6. Gomella, TL, Cunningham MD. Management of the Extremely Low Birth Infant During the
First Weekof Life. In : Lange Neonatology; 5 th ed. New York : Medical Publishing Division,
2002; 120-31.
25