Anda di halaman 1dari 68

Bismillahirrohmanirrohiem

ILMU PENYAKIT DALAM


Materi Skills Lab

Overview

Pemeriksaan Fisik Dasar


Pemeriksaan Vital Sign
Pemeriksaan Fisik Torak Paru
Pemeriksaan Fisik Sistem
Kardiovaskuler
Pemeriksaan Fisik Abdomen

Pemeriksaan Fisik Dasar

Pemeriksaan Fisik
= physical diagnosis (PD), fisik
diagnostik, pemeriksaan jasmani
Pengertian
Pemeriksaan tubuh
Mendeteksi kelainan organ / sistem organ
Modalitas

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Inspeksi
Prinsip : melihat dan mengingat (recall)
Anda bisa melakukan inspeksi secara
Umum (general inspection)
Keadaan umum pasien : sakit berat, sedang, ringan
Status gizi pasien : obeis, kaseksia
Kondisi lain yang menonjol : anemis, ikterik

Regional (regional inspection) : regio anatomi


tertentu

Warna
Bentuk
Ukuran
Gerakan

Palpasi
Aktivitas pemeriksaan dgn merasakan
sensasi sentuhan taktil, temperatur, posisi/
konsistensi, vibrasi
Daerah sensitif utk berbagai sensasi

Sensasi taktil ujung jari


Sensasi suhu dorsum manus/falang
Sensasi posisi/konsistensi genggaman jari
Sensasi vibrasi bony surface : sisi ulnar tangan
atau sisi palmar regio metakarpofalangeal

Aplikasi palpasi
fremitus taktil paru, thrill, krepitasi sendi,
deskripsi massa/tumor/organomegali, penentuan
lokasi nyeri

Perkusi
Metode memukul permukaan badan untuk
menghasilkan suara yg berbeda sesuai densitas
struktur di bawahnya
Teknik :
Indirect percussion
jari tengah kiri yg hiperekstensi pleksimeter
jari tengah kanan pleksor
pukul dgn gerakan cepat, tepat di DIP, dgn gerakan wrist
joint yg relaks. Gunakan ujung jari untuk memukul. Tarik
kembali begitu memukul DIP

Hasil perkusi : suara yang berbeda

Sonor -- hipersonor
Redup
Pekak : massa padat tanpa rongga
Timpani -- hipertimpani

DIP : distal interphalang

Auskultasi
Berkaitan dgn penggunaan stetoskop
2 sisi stetoskop :
Membran/diafragma : nada tinggi (highpitched)
Bell : nada rendah (low-pitched)

Auskultasi dipergunakan untuk

Suara paru
Bunyi jantung, bising jantung
Peristaltik usus
Bruit

Pemeriksaan Vital Sign


Tekanan darah
Nadi
Respirasi
Suhu badan

Tekanan Darah
Posisi standar : duduk, tangan pasien bersandar di
siku.
Jika hanya 1 kali, ukur TD pd lengan aktif pasien
Sesuaikan manset setinggi jantung pasien, pd 2/3
bawah lengan atas
Pasang balon manset, terutama pd sisi medial
lengan, menutup a. brachialis
Posisi stetoskop (bell) di fossa cubiti, pd pulsasi a.
brachialis
Naikkan tekanan manometer sampai pulsasi a.
radialis tak teraba, tambah sekitar 30 mmHg
Turunkan tekanan manometer dgn kecepatan
sekitar 2 mmHg/detik. Identifikasi Korotkoff 1 (TD
sistolik) & hilangnya bunyi Korotkoff (TD diastolik)

Nadi
Palpasi arteri : radialis, carotis; jangan terlalu
kuat menekan, gunakan 2-3 ujung jari
Hitung satu menit, sambil menilai kualitas
Evaluasi kualitas : reguler-ireguler, kuatlemah
Identifikasi :
Bradikardi
Takikardi
Lain2 : atrial fibrilasi, ekstrasistol atrial (SVES),
ekstrasistol ventrikel (VES), atrial takikardi
Pulsus bigemini, seler, alternans, paradoksus

Respirasi
Evaluasi respirasi dengan inspeksi :
frekuensi/menit (normal : 8 16 x/menit),
tipe

takipneu/rapid-shallow breathing
Kusmaull/deep breathing
bradipneu
Cheyne-stokes
obstruktif/fase eksperium >>

usaha pernapasan (pemakaian otot bantu)

Lakukan inspeksi tanpa menarik perhatian


pasien

Suhu
Standar : oral dan rektal
Aksiler paling mudah
Penting : posisi ujung termometer
apeks fosa aksilaris, lengan atas
adduksi maksimal
Waktu : 5 menit 1 menit 1 menit,
maksimal 8 menit

Pemeriksaan Fisik Torak Paru


INSPEKSI
PALPASI
PERKUSI
AUSKULTASI

Inspeksi
Pernapasan :
frekuensi/menit (8 16 x/menit),
tipe

takipneu/rapid-shallow breathing
Kusmaull/deep breathing
bradipneu
Cheyne-stokes
obstruktif/fase eksperium >>

usaha pernapasan (pemakaian otot bantu)

Simetri kedua hemitorak : dinilai pada


kondisi pasif (pasien tidak bernapas, bandingkan kanan
dan kiri)
kondisi aktif (pasien bernapas, apakah terdapat
ketinggalan gerak salahsatu sisi dada)

Palpasi
Palpasi untuk konfirmasi simetri kondisi aktif.
Fremitus taktil : menilai kualitas vibrasi getaran
suara pasien pada dinding dada
Torak posterior, posisi tangan pasien menyilang,
memegang pundak kontralateral, relaks
Gunakan bony surface tangan/palmar
Minta pasien mengucapkan kata berulang, gunakan
tangan untuk merasakan kualitas vibrasi di dinding dada
Bandingkan kanan-kiri, pada berbagai tempat
Lakukan dgn satu tangan dulu
Fremitus taktil (vibrasi terasa lebih kuat) pd : segmen
paru dgn konsolidasi (pneumonia)
Fremitus taktil (vibrasi terasa lebih lemah) pd : efusi
pleura, schwarte/fibrosis, tumor, obstruksi bronkus

Perkusi
Bedakan suara yg dihasilkan di atas paru :

Sonor perkusi paru normal


Hipersonor perkusi paru emfisema, PPOK
Redup perkusi di atas hepar
Pekak seperti bunyi perkusi di atas otot paha

Selalu bandingkan perkusi kanan kiri


untuk menemukan daerah abnormal.
Perkusi dari atas ke bawah pada tiap
hemitorak. Catat batas sonor (paru)
redup (jaringan di bawahnya). Adakah
ketinggian batas tersebut berbeda antara
sisi kanan dan kiri ?

Auskultasi
Kenali suara dasar paru & saluran napas
Suara vesikuler semua bagian paru, kecuali
daerah suara bronkovesikuler
Suara bronkovesikuler (=vesikuler mengeras)
normal pada daerah manubrium sterni &
interscapular atas. Suara bronkovesikuler di luar
daerah tersebut umumnya abnormal.
Suara bronkial selalu abnormal. Sbg gambaran,
dengarkan suara di atas trakea di suprasternal
notch (suara bronkial lebih lembut dari itu)
Suara asmatik/obstruktif fase ekspirasi lebih
panjang dari inspirasi
Suara amforik seperti meniup di atas botol
kosong

Suara Dasar Paru

PERHATIKAN : PERBANDINGAN PANJANG FASE INSPIRASI/EKSPIRASI,


PERBANDINGAN INTENSITAS FASE INSPIRASI/EKSPIRASI, DAN ADANYA
GAP

VESIKULER

BRONKOVESIKULER

ASMATIK/OBSTRUKTIF

BRONKIAL

Auskultasi
Suara tambahan paru
Ronki kering : terdengar fase inspirasi & ekspirasi,
nada rendah maupun tinggi, mungkin berubah
kualitas dgn dibatukkan. Patofisiologi : aliran
udara di saluran napas menggetarkan lendir. Bila
nada tinggi dan musikal disebut wheezing
tanda obstruksi bronkus (asma bronkial, PPOK)
Ronki basah : terdengar fase inspirasi, umumnya
nada rendah, tidak berubah dengan batuk.
Patofisiologi : aliran udara saat lewat cairan
meletupkan gelembung.
Ronki basah halus
Ronki basah kasar
Krepitasi

Perubahan Suara Akibat Proses


Patologi di Paru
Perubahan Suara Akibat Proses
Patologi di Paru
Egofoni : altered filtration of sound (airfluid level) suara iii menjadi eee
Bronkofoni : suara terdengar lebih keras
dan jelas di atas konsolidasi infiltrat
Whispered pectoriloquy : suara berbisik
terdengar lebih jelas di atas konsolidasi
infiltrat

Pemeriksaan Fisik Sistem


Kardiovaskuler
INSPEKSI
PALPASI
PERKUSI
AUSKULTASI
PEMERIKSAAN PEMBULUH PERIFER

Inspeksi
Identifikasi topografi dinding dada
Spatium intercostarum (SIC) identifikasi SIC II, lokasi
lateral angulus sternalis
Linea parasternalis dextra/sinistra (LPSS&D)
Linea medioclavicularis dextra/sinistra (LMCS & D)
Linea axillaris anterior dextra/sinistra (LAAD & S)

Kenali prekordium (proyeksi jantung ke dinding


dada)
Batas vertikal, antara SIC II V
Batas transversal, antara LPSD LMCS di SIC V-VI

Identifikasi ictus cordis/apical thrust/point of


maximum impuls
Terlihat ?
Perkiraaan lokasi ? (pd SIC berapa ? lateral/medial LMCS ?
Berapa jarak dari LMCS ?)

Palpasi
Palpasi prekordium :
Ictus cordis/impuls apical : lokasi masih normal
(1-2 cm medial LMCS) ? Kuat angkat ? (normal :
ketukan lembut, kekuatan lemah)
Pelebaran ictus cordis lebih 1 SIC (> 1-2 cm)?
Adakah thrill ?
Impuls ventrikel kanan (right ventricular thrust)
antara apeks sternum di SIC IV-V LPSS
Pulsasi arteri Pulmonalis SIC II-III LPSS

Konfirmasi posisi ictus cordis penentuan


pembesaran jantung ke kiri secara umum

Perkusi
Penentuan pembesaran jantung secara
khusus, terutama bila identifikasi ictus
cordis gagal
Dasar : perubahan perkusi paru (sonor) ke
jantung (redup) penentuan konfigurasi
jantung
Perkusi dari lateral ke medial, dari lokasi
perkusi di hemitorak kiri :
SIC III
SIC IV
SIC V, mungkin juga SIC VI

Auskultasi

Identifikasi lokasi auskultasi, minimal :

Apeks (daerah mitral)


LPSS bawah (daerah trikuspidal)
SIC II LPSS (daerah pulmonal)
SIC II LPSD (daerah aortal)

Identifikasi bunyi jantung 1 (S1) dan 2 (S2). S1 bertepatan


dengan denyut iktus cordis/denyut nadi. S 2 mengikuti S1
Identifikasi bunyi jantung tambahan (Gallop) 3 (S3) dan 4
(S4). S3 mengikuti S2 sedang S4 mendahului S1. Gunakan
bell untuk mendengar bunyi jantung tambahan
Identifikasi perbedaan intensitas S1 dan S2 pada titik
auskultasi tsb
Pada apeks jantung S1 > S2
Pada basis jantung S1 < S2

LOKASI AUSKULTASI (Bates, 1995)

S1, S2, S3 (gallop ventrikel) dan S4 (gallop atrial)

S3

Bates, 1995

S3

Auskultasi
Identifikasi adanya bising (murmur)
jantung bising jantung akan terdengar
LEBIH PANJANG dari bunyi jantung
Bila ada bising, identifikasi lebih jauh :

Waktu/fase : bising sistolik atau diastolik


Intesitas : grade 1 6
Punctum maximum
Transmisi/penjalaran
Pitch : high medium low
Kualitas : blowing harsh rumbling musical

INTENSITAS BISING JANTUNG

Bates, 1995

Sistolik tipe ejeksi

Holosistolik/pansistolik

Late-systolic

Early-diastolic

Mid to late diastolic

Continuous

Pemeriksaan Fisik
Abdomen
INSPEKSI
AUSKULTASI
PERKUSI
PALPASI : abdomen, hepar, lien,
ginjal

Inspeksi
Pembagian regio abdomen
4 regio, titik potong garis pembagi melalui umbilikus :
kuadran kanan atas, kanan bawah, kiri atas, kiri bawah
9 regio : hipokondriaka lumbal inguinal (msng2
dekstra & sisintra), epigastrik umbilikal
hipogastrik/suprapubik

Evaluasi adanya, al :
Striae : silver striae (normal) vs pink purple striae
(Cushing syndrome)
Umbilikus : herniasi
Peristaltik : normal terlihat pd pasien sangat kurus,
obstruksi usus
Pulsasi : pulsasi epigastrik, normal, kcl bila berlebihan

Auskultasi
Peristaltik : dengar cukup dari satu lokasi
Frekuensi : 5 34 kali/menit
Meningkat : diare, awal obstruksi usus
Menurun hilang : ileus paralitik, peritonitis

Karakter :
Borborygmi : hiperperistaltik dgn suara memanjang
Metallic sound : bunyi nada tinggi, berdenting cairan & udara
di dlm usus yg berdilatasi. Metallic sound >> + nyeri abdomen
obstruksi usus

Bruit
Lokasi epigastrik, fase sistolik & diastolik. Konfirmasi :
pasien hipertensi, bruit di sudut kostovertebra stenosis a.
renalis
Hepatic bruit hepatocelluler carcinoma, hepatitis
alkoholik

Perkusi Abdomen
Orientasi seluruh abdomen
Perkusi ke-4 kuadran abdomen. Amati
pola perubahan redup dan timpani.
Hubungkan dgn struktur yg ada.

Identifikasi asites
Pekak beralih
Gelombang cairan

Perkusi
Ukuran hepar
Perkusi 2 arah sepanjang LMCD. Dari
abdomen, bawah umblilikus ke atas
(tympani redup). Dari paru atas ke
bawah (sonor redup). Ukur panjang
bagian redup (cm) di LMCD. Normal : 6
12 cm

Ukuran lien : splenic percussion sign


Perkusi di LAAS pd SIC terbawah. Perkusi
ulang pd saat pasien inspirasi maksimal.
Tympani redup, pembesaran lien
LMCD : linea medioclavicularis dextra; LAAS : linea axilaris anterior sinistra

Palpasi Abdomen
Light palpation
Lakukan pertama menenangkan pasien
Identifikasi resistensi otot (peritonitis defans
muskulorum), nyeri abdomen, organ/massa
superfisial
Manus dan antebrachii segaris, gunakan pad
ujung2 jari yg merapat, gerakan ringan spt
mencelup

Deep palpation : permukaan palmar jari


tangan. Kadang diperlukan dua tangan
untuk menekan cukup dalam.

Palpasi Hepar
Tangan kiri dapat mensuport dgn mendorong
costa 11 atau 12 ke depan
Mulai palpasi dari abdomen bawah, naik ke
atas, paralel m rectus abdominis
Pasien inspirasi maksimal, identifikasi adanya
hepar yg bergerak ke bawah menyentuh jari
Bila teridentifikasi, identifikasi selanjutnya
tentang : perkiraan ukuran (posisi bawah
arcus costarum dekstra dan processus
xipoideus), konsistensi, permukaan, tepi,
nyeri.
Murphy sign kolesistitis

Palpasi Lien
Tangan kiri mensuport, mendorong costa
kiri bawah ke depan.
Mulai palpasi dari abdomen bawah, naik ke
atas
Pasien inspirasi maksimal, identifikasi
adanya lien yg bergerak ke bawah
menyentuh jar iBila teridentifikasi,
Identifikasi selanjutnya tentang : incisura
lienalis, perkiraan ukuran (Schuffner 1-8),
konsistensi, permukaan, tepi, nyeri.

Palpasi Ginjal
Dengan deep palpation, coba menangkap
ginjal di kedua tangan anda. Tangan kiri
mensuport dari costa bawah belakang.
Lokasi palpasi ginjal kanan : kuadran
kanan atas, bawah arcus costa dekstra
Ginjal kanan, normal kadang dapat teraba.
Ginjal kiri jarang normal teraba.
Konfirmasi Punggung : nyeri ketok sudut
kostovertebra

Tes Apendisitis Akut


Rovsings sign
Psoas sign
Obturator sign

Referensi
A Guide to Physical Examination &
History Taking (Bates), Lippincott,
edisi terbaru
Bedside Diagnostic Examination,
DeGowin & DeGowin, Macmillan Co.,
edisi terbaru

Anda mungkin juga menyukai