Oleh
NASHRUL LATHIF
I34110005
Dosen Pembimbing
Dr. Ivanovich Agusta SP, M.Si
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Studi Pustaka yang berjudul
ANALISIS PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT BANGKALAN PASCA
PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU merupakan hasil karya ilmiah
saya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah saya sendiri dan
belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada suatu perguruan tinggi ataupun
lembaga, serta tidak mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh pihak lain, kecuali sebagai rujukan yang dinyatakan dalam
naskah. Demikian, pernyataan ini saya tulis dengan sesungguh-sungguhnya dan
saya bersedia untuk bertanggung jawab atas pernyataan ini.
Nashrul Lathif
NIM. I34110005
ABSTRAK
NASHRUL LATHIF. Analisis Perubahan Sosial Masyarakat Bangkalan Pasca
Pembangunan Jembatan Suramadu. Di bawah bimbingan IVANOVICH
AGUSTA.
Dalam mengatasi ketimpangan sosial dan ekonomi yang terjadi di masyarakat.
Pemerintah akan menetapkan kebijakan kebijakan yang bertujuan untuk
mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Kesenjangan sosial dan ekonomi
Pulau Madura dengan Surabaya dan sekitarnya, menjadi latar belakang penetapan
kebijakan pembangunan jembatan Suramadu yang menghubungkan antara Pulau
Madura dengan kota sentra produksi dan jasa (Surabaya). Pembangunan
jembatan Suramadu merupakan langkah awal dalam pembangunan ekonomi
Madura. Selain itu, terdapat tujuan lain yaitu industrialisasi pulau Madura. Pasca
pembangunan jembatan Suramadu mempengaruhi perubahan sosial masyarakat
Bangkalan. Perubahan sosial yang terjadi meliputi; interaksi sosial, lapisan
masyarakat dan mata pencaharian. Pertumbuhan ekonomi masih menjadi ideologi
yang tetap dipertahankan, meskipun struktur dan fungsi yang ada di masyarakat
dipertaruhkan kelestariannya. Pembangunan merupakan kebijakan pemerintah
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar kesejahteraan masyarakat
tercapai. Dengan demikian, pembangunan jembatan Suramadu mempengaruhi
tingkat kesejahteraan masyarakat Bangkalan, walaupun pada umumnya manfaat
pembangunan hanya dapat dinikmati sebagian kecil masyarakat miskin.
Kata Kunci: ketimpangan sosial dan ekonomi, pembangunan, jembatan Suramadu,
perubahan sosial, kesejahteraan
ABSTRACT
NASHRUL LATHIF. Social Change Analysis of Bangkalan People After the
Construction of Suramadu Bridge. Under guidance of IVANOVICH AGUSTA.
In order to overcome the social and economic inequity in society, the goverment
will set some policies to make the economic growth. The social and economic
inequity between Madura Island to Surabaya and surrounding areas has became
the reason of the construction of Suramadu Bridge that connect Madura Island to
the center of manufactures and services city (Surabaya). The construction of
Suramadu Bridge is an first step of the economic growth in Madura. Besides that,
there is another goal that is Maduras industrialization. The post-construction of
Suramadu Bridge affects the social change of Bangkalan people.. The social
change consists: social interraction, society stratum and livelihood. The economic
growth still became an ideology, although the society structure and function are at
stake. The development is the goverment policy to increase the economic growth
in order to raise the welfare of the society. Therefore, the construction of
Suramadu Bridge affects the welfare of Bangkalan people. even though, only a
little part of poor people can receive the benefit.
keywords : social and economic inequity, development, Suramadu Bridge, social
change, welfare
Oleh:
NASHRUL LATHIF
I34110005
STUDI PUSTAKA
Sebagai syarat kelulusan KPM 403
Pada
Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini menyatakan bahwa Studi Pustaka yang disusun oleh:
Nama Mahasiswa
: Nashrul Lathif
Nomor Pokok
Judul
: I34110005
: Analisis Perubahan Sosial Masyarakat Bangkalan Pasca
Pembangunan Jembatan Suramadu
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan mata kuliah Studi Pustaka (KPM
403) pada Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen
Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Diketahui
Tanggal Pengesahan:
ii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Maha Agung, yang masih
memberikan syafaat, hidayah, sekaligus nikat jasmani dan rohani sehingga
Laporan studi pustaka dengan Judul Analisis Perubahan Sosial Masyarakat
Bangkalan Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu dapat diselesaikan
dengan lancar. Penulisan laporan studi pustaka ini ditujukan untuk memenuhi
kelulusan MK studi Pustaka (KPM 403) Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dr. Ivanovich Agusta SP.
M.si sebagai dosen pembimbing yang memberikan saran, masukan dan perhatian
selam proses penulisan sampai penyelesaian laporan studi pustaka ini. Penulis
juga menyampaikan salam, hormat dan terima kasih kepada Bapak Manaf dan Ibu
Royani dan juga keluarga yang selalu memberikan doa dan memberikan kasih
sayang kepada penulis. Tidak lupa terimahkasih juga kepada tim Outliers yang
selalu memberikan motivasi dan terguran dalam proses penulisan laporan ini.
Besar harapan penulis semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Nashrul lathif
NIM. I34110005
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................2
1.4 Metode Penulisan.......................................................................................2
BAB II RINGKASAN PUSTAKA..........................................................................3
2.1 Judul : Analisis Sosial dan Membangun Madura Pasca Suramadu...........3
2.2 Judul : Industrialisasi Pasca Suramadu Perspektif Nilai Budaya..............5
2.3 Judul : Dampak Kebijakan Pembangunan Jembatan Suramadu Terhadap
Sosial Ekonomi Masyarakat dalam Pengembangan Wilayah Jembatan
Suramadu...................................................................................................7
2.4 Judul :Warga Pesisir, Haruskah Tersingkir? Studi dampak Pembangunan
di wilayah Pesisir Surabaya.......................................................................9
2.5 Judul :Dampak Pembangunan Jembatan Suramadu Terhadap Masyarakat
Madura: tinjauan dari Sisi Perekonomian dan Kesejahteraan.................13
2.6 Judul :Perubahan Sosial Desa Jatiarjo (Studi Kasus Kehadiran Taman
Safari Indonesia Ii Prigen Bagi Masyarakat dan Makna Pendidikannya)
.................................................................................................................16
2.7 Judul :Tantangan Pembangunan Ekonomi dan Tranformasi sosial: Suatu
pendektan Budaya....................................................................................19
2.8 Judul :Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca
Pembangunan Jembatan Siti Nurbaya.....................................................21
2.9 Judul : Dampak Pembangunan Pelabuhan Peri Kanan Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja dan Pendapatan Masyarakat (Stud; Kasus d;
Pelabuhan Perlkanan Lempaslng, Bandar Lampung)..............................24
2.10 Judul : Peran Ulama Bassra Sebagai Perekat Masyarakat (studi atas
Pembangunan jembatan Suramadu).........................................................27
BAB III SINTESI...................................................................................................30
3.1 Konsep Ketimpangan Sosial Pulau Madura............................................30
3.2 Konsep Kebijakan Pembangunan Jembatan Suramadu...........................30
3.3 Konsep Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS)......31
3.4 Konsep Perubahan Sosial.........................................................................32
3.5 Konsep Kesejahteraan..............................................................................35
BAB IV SIMPULAN.............................................................................................36
4.1 Hasil Rangkuman dan Pembahasan.........................................................36
4.2 Kerangka Pemikiran................................................................................37
4.3 Pertanyaan kritis......................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................40
iv
RIWAYAT HIDUP.................................................................................................41
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Matriks Variabel dan Fakta Pendukung Pustaka 1......................................4
Tabel 2 Matriks Variabel dan Fakta Pendukung Pustaka 2......................................6
Tabel 3 Matriks Variabel dan Fakta Pendukung Pustaka 3......................................8
Tabel 4 Matriks Variabel dan Fakta Pendukung Pustaka 4....................................11
Tabel 5 Matriks Variabel dan Fakta Pendukung Pustaka 5....................................15
Tabel 6 Matriks Variabel dan Fakta Pendukung Pustaka 6....................................17
Tabel 7 Matriks Variabel dan Fakta Pendukung Pustaka 7....................................20
Tabel 8 Matriks Variabel dan Fakta Pendukung Pustaka 8....................................23
Tabel 9 Matriks Variabel dan Fakta Pendukung Pustaka 9....................................26
Tabel 10 Matriks Variabel dan Fakta Pendukung Pustaka 10................................28
Tabel 11 Matriks Variabel dan Fakta Pendukung Pustaka 11................................35
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berfikir Pustaka 1..................................................................4
Gambar 2. Kerangka Berfikir Pustaka 2..................................................................7
Gambar 3. Kerangka Berfikir Pustaka 3..................................................................9
Gambar 4. Kerangka Berfikir Pustaka 4................................................................12
Gambar 5. Kerangka Berfikir Pustaka 5................................................................16
Gambar 6. Kerangka Berfikir Pustaka 6................................................................18
Gambar 7. Kerangka Berfikir Pustaka 7................................................................21
Gambar 8. Kerangka Berfikir Pustaka 8................................................................23
Gambar 9. Kerangka Berfikir Pustaka 9................................................................26
Gambar 10. Kerangka Berfikir Pustaka 10............................................................29
Gambar 11. Kerangka Berfikir Pustaka 11............................................................38
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Madura merupakan pulau terbesar yang ada di provinsi Jawa Timur.
Terdapat empat kabupaten di Pulau Madura antara lain, Bangkalan, Sampang,
Pamekasan, dan Sumenep. Luas pulau madura yaitu sekitar 5.169 KM2.
Masyarakat Madura memiliki ikatan keagamaan yang sangat ketal dan
kebudayaan yang masih tetap terjaga. Salah satu kabupaten Di Madura masuk
dalam kawasan GERBANGKERTOSUSILA (Gersik, Bangkalan, Mojokerto,
Sidoarjo dan Lamongan) yang merupakan pintu gerbang daerah perdagangan.
Bangkalan bersinggungan langsung dengan Surabaya yang merupakan sentra
produksi dan jasa dalam mendukung perekonomian Jawa Timur. Fokus
pembangunan perekonomian yang ada di Surabaya, gersik dan Sidoarjo
menciptakan ketimpangan sosial dan ekonomi dengan Pulau Madura.
Ketimpangan sosial dan ekonomi yang terjadi bagaikan desa dengan kota. Akses
yang sulit membuat pembangunan perekonomian di Pulau Madura sedikit
terkendala.
Dalam realisasi pembangunan jembatan Suramadu tidak lepas dari
kebijakan pemerintah, berdasarkan Keputusan Presiden RI No 79 Tahun 2003
Pasal 1 yang berbunyi Dalam rangka meningkatkan perekonomian Pulau Madura
pada khususnya dan Propinsi Jawa Timur pada umumnya, dilanjutkan
pelaksanaan pembangunan Jembatan Surabaya - Madura. Pada tahun 2009
diremikanlah jembatan Suramadu oleh Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Sejak
tahun 2009 jembatan Suramadu sudah dapat dipergunakan untuk penyeberangan
dari Surabaya Madura ataupun sebaliknya.
Pembangunan identik dengan dampak yang ditimbulkan, baik itu negatif
maupun positif. Berdasarkan Keputusan Pemerintah No. 14 Menteri Lingkungan
Hidup Tahun 1994, tentang Penetapan Dampak Penting dalam Biang (2008)
Menyebutkan bahwa dampak terhadap aspek ekonomi, yaitu : pertama,
kesempatan bekerja dan berusaha; kedua, pola perubahan dan penguasaan lahan
dan sumber daya alam; ketiga, tingkat pendapatan; keempat, sarana dan prasarana
infrastruktur; kelima, pola pemanfaatan sumber daya alam. Perubahan
perubahan yang muncul pada aspek ekonomi secara tidak langsung akan
mempengaruhi perubahan sosial. Menurut Soekanto (2002) menyatakan bahwa
perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang
mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam
unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau budaya.
Dampak aspek ekonomi yang muncul setelah pembangunan jembatan
Suramadu, dapat membawah perubahan masyarakat yang tradisional ke arah
modern. Bentuk perubahan sosial yang terjadi dapat berupa perubahan interaksi
sosial, perubahan pola pikir yang bersifat modern dan perubahan tatanan nilai
sosial. Dengan demikian sejauh manakah pembangunan jembatan Suramadu
berdampak pada perubahan struktur ekonomi yang akan mempengaruhi
perubahan sosial masyarakat Bangkalan.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan studi pustaka ini adalah:
1. sejauh mana pembangunan jembatan suramadu berdampak pada aspekaspek ekonomi?
2. sejauh mana dampak pembangunan jembatan suramadu pada aspek
ekonomi dapat mempengaruhi perubahan sosial masyarakat Bangkalan?
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan studi pustaka ini adalah: menganalisis sejauh mana
pembangunan jembatan suramadu berdampak pada aspek-aspek ekonomi,
dan menganalisis sejauh mana dampak pembangunan jembatan suramadu
pada aspek ekonomi dapat mempengaruhi perubahan sosial masyarakat
Bangkalan
Metode Penulisan
Dalam penulisan studi pustaka ini dilakukan dengan mengkaji berbagai
kepustakaan. Kepustakaan itu berupa jurnal ilmiah, laporan hasil penelitihan, hasil
seminar yang diterbitkan dalam prosiding, skripsi, tesis, disertasi dan dokumen
resume lainnya. Dalam pengkajian kepustakaan dilakukan dengan cara
menyesuaikan topik yang akan diteliti selanjutan dilakukan ringkasan,
pemahaman, serta menganalisis teori-teori yang terkandung dalam bahan pustaka
dan disusun menjadi ringkasan pustaka yang utuh.
RINGKASAN PUSTAKA
1. Jurnal Karsa
Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Jurnal
Volume (Edisi)
Alamat URL
Tanggal Diunduh
Pulau Madura. Tidak mengherankan tidak hanya perubahan ekonomi yang terjadi
melainkan perubahan sosial dan budaya masyarakat Madura. Sisi negatif dari
peningkatan era industrialisasi di Madura menyebabkan memudarnya tradisi dan
budaya Madura.
Tabel 1 Matriks Variabel dan Fakta Pendukung Pustaka 1
Variable
Fakta Pendukung
Pembangunan jembatan Suramadu menjadi kenyataan yang
telah menyatukan Pulau Jawa dan Madura
Pembangunan
jembatan
Suramadu
Industrialisasi
Perubahan
budaya
sosial masih dalam kaitan pelestarian khasanah budaya dannilainilai luhur tradisi Madura, sejatinya tetap menjadi kearifan
lokal yang mesti dipertahankan eksistensinya ditengah
merespon tantangan globalisasi sekaligus kebutuhan
industrialisasi yang akan tumbuh berkembang di Pulau
Prospek Ekonomi
Kerangka Pemikiran
Industrialisasi
Pembangunan
jembatan
Suramadu
Prospek
Ekonomi
Perubahan sosial
budaya
2. Jurnal Karsa
Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Jurnal
Volume (Edisi)
Alamat URL
Tanggal Diunduh
Analisis
Pasca era Suramadu, Madura akan mengalami industrialisasi yang sangat
komplek. Perlu dukungan pemerintah dalam mengambil kebijakan, tidak hanya
orientasi industri modern, tetapi juga harus mempertimbangakan aspek budaya.
Agar identitas dan kekentalan budaya Madura tidak pudar dimakan oleh
modernisasi yang terjadi. Cara mempertahankan budaya
dengan
mengoptimalisasikan pontesi sumberdaya budaya yang belum terkerahkan dan
digali sepenuhnya. Sehingga masyarakat Madura dan produk penduduk Madura
bakal dilandasi ilmu, teknologi, rekayasa, dan seni untuk membuatnya laku dan
mampu bersaing di pasaran global.
Tabel 2 Matriks Variabel dan Fakta Pendukung Pustaka 2
Variable
Fakta Pendukung
Industrialisasi pasca
Suramadu
Kebijakan Pemerintah
Pendekatan Budaya
Esistensi Budaya
Kerangka Pemikiran
Kebijakan
Pemerintah
Pendekatan
Budaya dalam
pembangunan
Esistensi Budaya
Industrialisasi
pasca
Suramadu
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Jurnal
Volume (Edisi)
Alamat URL
Tanggal Diunduh
Fakta Pendukung
Kebijakan
Sebagai salah bentuk infrastruktur transportasi secara
Pembangunan
esensial dapat merangsang dan memberi peluang
jembatan Suramadu pertumbuhan sosial maupun ekonomi khususnya di Pulau
Madura
Bidang Sosial: pembangunan jembatan Suramadu
Perubahan Sosial
membuat masyarakat di Desa Sukolilo Barat Kecamatan
Labang ini menjadi masyarakat yang naik level menjadi
masyarakat pra kondisi lepas landas.
Bidang ekonomi: jembatan Suramadu membuat mereka
yang aktif dan kreatif mempunyai pekerjaan yang baru.
Sedangkan bagi mereka yang kurang aktif menjadi
korban akibat adanya pembangunan jembatan
Suramadu.
Bidang budaya: dampak Posisif terdapat kerjasama
budaya antar suku Madura dengan suku Jawa yakni
kirab dan lomba perahu hias di daerah pesisir dekat
Jembatan Suramadu, Dampak negatif berkaitan tatanan
nilai dan budaya dalam masyarakat yang berbasiskan
nilai agama menjadi semakin luntur.
Badan Pengembangan Wilayah Suramadu sebagai Badan
Pengembangan
pelaksana yang bertanggung jawab terhadap pengembangan
Wilayah Suramadu wilayah jembatan Suramadu sudah berusaha untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan
Evaluasi
Kebijakan
Kebijakan
Pembangunan
Jembatan
Suramadu
Pengembangan
Wilayah Suramadu:
oleh Badan
Pengembangan Wilayah
Suramadu
(BPWS)
Perubahan Sosial:
Sosial
Budaya
ekonomi
Evaluasi Kebijakan:
Efektivitas
Efisiensi,
Kecukupan
Pemerataan
Responsifitas
Ketepatan
Tahun
:-
Jenis Pustaka
:-
Bentuk
Pustaka
:-
Nama Penulis
Nama Jurnal
:-
Volume (Edisi)
:-
Alamat URL
Tanggal
Diunduh
Fokus analisis adalah pada berkurangnya ruang hidup warga dan hilangnya
sumber-sumber penghidupan warga yang diakibatkan dari tekanan pembangunan
infrastruktur jembatan Suramadu dan Industri pertambangan pasir laut. Hal ini
tidak hanya berdampak pada kerusakan lingkungan bio-fisik saja, namun juga
turut memberikan tekanan yang cukup besar terhadap kesejahteraan masyarakat
yang terlanjur menggantungkan kehidupannya pada pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan.
10
11
Fakta Pendukung
Hilangnya
sumber- Nelayan menjadi sangat rentan terhadap rencana alih
sumber penghidupan peruntukkan kawasan. Perubahan desain peruntukan
bagi Nelayan
kawasan yang lebih modern, mengancam kaum nelayan
kehilangan sumber penghidupan dari perairan laut
Kerangka Pemikiran
12
Kebijakan Pemerintah
UU No. 32 Tahun 2004
Kebijakan
Pembangunan
Industrialisasi
Pembangunan
Jembatan
Pembukaan Jalan
Dampak negatif
5. Jurnal Pamator
13
Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Jurnal
Volume (Edisi)
Alamat URL
Tanggal Diunduh
%202%20Oktober%202010.pdf
: Selasa, 20 November 2014
14
Fakta Pendukung
Jembatan Suramadu yang melintasi Selat Madura
mempermudah akses Surabaya-Madura atau MaduraSurabaya.
15
Kebijakan
Industrialisasi
Suramadu
Kebijakan Industrialisasi
pasca Suramadu
Good Govermance
1) partisipatif;
2) tranparansi;
3) akuntabilitas.
Ekonomi kerakyatan
Esistensi budaya
Madura
Kesejahteraan Masyarakat
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Pustaka 5
16
6. Jurnal
Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Jurnal
Volume (Edisi)
Alamat URL
Tanggal Diunduh
6E6B9F6981B4868F1646.pdf
: Selasa, 20 November 2014
Analisis
17
Variable
Pembangunan Taman
Safari Indonesia II
Prigen
Fakta Pendukung
Taman Safari Indonesia II prigen dibangun sebagai
kelanjutan dari Taman Safari I di Cisarua Bogor yang
tidak mungkin diperluas lagi. Taman Safari Indonesia II
Prigen diresmikan pada tanggal 29 Desember 1997.
Kondisi Masyarakat
- Mayoritas bermata pencarian petani
Sebelum
- Sumberdaya manusia rendah (tingakat pendidikan
pembangunan
rendah)
- Kondisi ekonomi yang rendah
Dampak Positif
- Terciptanya lapangan pekerjaan
- Perbaikan sistem dan perkembangan pendidikan
- Mendapatkan bantuan pembangunan (masjid,
sekolah, jalan)
Dampak negatif
- Penyempitan lahan Pertanian
- Penganguran (kurang meratanya pembagian kerja)
Perubahan Sosial
18
Kerangka Pemikiran
Kondisi Masyarakat Sebelum
pembangunan
Mayoritas bermata pencarian
petani
Sumberdaya manusia rendah
(tingakat pendidikan rendah)
Kondisi ekonomi yang rendah
Pembangunan
Taman Safari
Indonesia II Prigen
Dampak Negatif
Dampak Positif
Penyempitan
lahan
Pertanian
Penganguran
(kurang
meratanya pembagian kerja
Perubahan Sosial
Perubahan mata pencarian
(Petani ke pedagang, petani
ke Perkantoran)
Perkembangan pola pikir /
peningkatan SDM
Gambar 6. Kerangka Pemikiran Pustaka 6
19
7. Jurnal Humaniora
Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Jurnal
Volume (Edisi)
Alamat URL
Tanggal Diunduh
:Tantangan
Pembangunan
Ekonomi
dan
Tranformasi sosial: Suatu pendektan Budaya
: 2002
: Artikel Jurnal
: Elektronik
: Irawan Abdullah
: Humaniora
: Vol. 14, No 3
http://jurnal.ugm.ac.id/jurnalhumaniora/article/download/762/607
: Selasa, 20 November 2014
Setiap proses pembangunan ekonomi salalu menyangkut faktor nonekonomi didalamnya. Pandangan soedjatmolo tentang kaitan pembangunan
ekonomi tentang proses perubahan ekonomi dengan perubahan secara luas dapat
dilihat pada tanggapannya terhadap proses industrialisasi. Meskipun proses
membangun suatu masyarakat harus mengubah masyarakat itu ke arah yang
sesuai dengan cita-cita pembangunan, transformasi suatu masyarakat berkaitan
langsung dengan ciri sosial budaya masyarakat tersebut.
Tiga proses dimana kebudayaan mengabil tempat yang sangat penting di
dalamnya, pertama kebudayaan merupakan faktor penting didalm mendorong
proses transformasi. Kedua, kebudayaan sekaligus dinilai sebagai penghambat
proses transformasi karena nilai-nilai yang dimilikinya tidak sesuai dan
bertentangan dengan nilai dan praktik kehidupan baru. Ketiga, kebudayaan harus
pula dilihat sebagai produksi dan direproduksi didalam kehidupan sehari-hari.
Kebudayaan sebagai pendorong transformasi sosial. dalam sehari-hari kita
sering mendengar betapa kebudayaan tradisional dan tentu saja orang-orang yang
tradisional merupakan kendala pembangunan. Kebudayaan dapat dianggap
sebagai suatu modal dasar yang bisa dimangaatkan untuk kepentingan
pembangunan. Ide gotong royong dapat dikembangkan untuk kepantingan
monilisasi tenaga kerja di dalam membangun sesuatu dan dalam menggalang
pemupukan modal untuk membiayai pembangunan. Namun dalam penelitian
mengenai masalah ini, hanya menyentuh sebagian kecil dari diskusi kebudayaan.
Hambatan budaya dalam pembangunan, proses transformasi suatu
masyarakat selalu menyangkut pilihan apa yang ingin diubah dan apa yang
seharusnya tidak diubah. Kegagalan transformasi ke arah pembentukan sistem
kehidupan modern secara luas disebabkan oleh perubahan tata nilai lama yang
lamban atau pengaruh tata nilai lama di dalam bentuk organisasi kehidupan baru,
yang sesunggunya meminta suatu cara kerja organisasi yang baru.
Kebudayaan dan tata nilai baru muncul akibat proses transformasi
masyarakat yang tidak terelakan. Globalisai membawa dampak yang tidak
terelakkan didalm bidang konsumsi. Permintaan yang besar di dalam produk
global oleh golongan mengengah telah menyebabkan terjadinya ekspansi pasar
20
secara besar-besaran, yang karena itu pasar menjadi kekuatan penting di dalam
mendikte kehidupan. Kepentingan-kepentingan material secara umum juga telah
mengarahkan perilaku sosial hampir semua orang. Keseimbangan antara aspek
material dan nonmaterial dialam kehidupan harus dibangun untuk menhidari
disintegrasi didalam kehidupan sosial. kebudayaan seharusnya berfungsi dalam
mengevaluasi setiap perubahan sehingga perubahan itu tidak berada di luar jalur
nilai-nilai yang disepakati.
Analisis
Pembanguan ekonomi pada dasarnya tidak akan lepas dari nilai sosial dan budaya
masyarakat. Kebudayaan dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya
pembangunan ekonomi maupun masyarakat. Namun kebudayaan yang ada
sekarang dianggap menjadi penghabat pembangunan. Karena pemahaman dan
nilai-nilai yang terkandung didalam budaya tidak dipahami secara menyeluruh.
Transformasi kebudayaan harus dilakukakan sebab kesulitan yang dihadapai di
dalam proses pembangunan sesungguhnya disebabkan kecendurungan dalam
mengesampingkan nilai-nilai kebudayaan. semuai ini merupakan tanda penting
bahwa pembangunan yang sedang berlangsung masih belum sesuai dengan citacita pembangunan manusia seutuhnya.
Tabel 7 Matriks Variabel dan Fakta Pendukung Pustaka 7
Variable
Pembangunan
ekonomi
Fakta Pendukung
Proses pembangunan suatu masyarakat harus mengubah
masyarakat itu kearah yang sesua dengan cita-cita
pembangunan
Kebudayaan
Kebudayaan dapat dianggap sebagai suatu modal dasar yang
sebagai pendorong bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan. Ide
transformasi sosial gotong royong dapat dikembangkan untuk molisasi tenga
kerjad didalam membangun.
Kebudayaan
Kegagalan transformasi ke arah pembentukan sistem
sebagai penghabat kehidupan modern secara luas disebabkan oleh perubahan tata
transformasi sosial nilai lama yang lamban atau pengaruh tata nilai lama di dalam
bentuk organisasi kehidupan baru
Tata nilai baru
Globalisai membawa dampak yang tidak telekkan di dalam
bidang konsumsi, sebagai tanda penting dari proses
transformasi masyarakat. Orientasi materi dapat menyebabkan
kerapuhan dan belum tentnu dapat membawa manusia kepada
kesejahteraan dan kebahagiaan.
Transformasi
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama ini di dalam setiap
kebudayaan
proses pembangunan sesunggunya disebabkan oleh
kecenderungan dalam mengesampingkan nilai-nilai budaya.
kebudayaan seharusnya berfungsi dalam mengevaluasi setiap
perubahan sehingga perubahan itu tidak berada di luar jalur
nilai-nilai yang disepakati.
Kerangka Pemikiran
21
Kebudayaan sebagai
penghambat
transformasi sosial
Kebudayaan
sebagai pendorong
transformasi sosial
Pembangunan
ekonomi
Transformasi
kebudayaan
Gambar 7. Kerangka Pemikiran Pustaka 7
8. Jurnal Humaniora
Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Jurnal
Volume (Edisi)
Alamat URL
Tanggal Diunduh
22
pengaruh di bidang sosial dan ekonomi. Dalam bidang sosial dapat menyebabkan
terjadinya interaksi sosial antara masyarakat setempat dengan wisatawan yang
dapat mengakibatkan perubahan pola atau tata nilai kehidupan Masyarakat. Dulu
nya mau pergi ke pusat kota menaiki sampan dulu sekarang bisa naik angkot atau
naik ojek langsung ke pusat kotanya, serta hubungan antara masyarakat dulu
sangat berbeda dengan adanya jembatan ini di antaranya masyarakat bersifat
individual. Sedangkan dalam bidang ekonomi mempunyai potensi yang cukup
tinggi dalam memberikan peningkatan ekonomi masyarakat.
Analisis
Pembangunan jembatan Siti Nurbaya menyebabkan terjadinya perubahan
di masyarakat, baik itu sosial maupun ekonomi. Kondisi sebelum pembangunan
jembatan Siti Nurbaya. Dalam bidang sosial, Adanya jalinan kerjasama yang
lancar antar masyarakat serta masih memiliki kesadaran untuk ikut begotong
royong, cara bersikap dan berbicara sopan santu sesama warga kelurahan batang
arau masi terjaga, walaupun masyarakat memiliki latar belakang ekonomi, budaya
dan agama yang berbeda. Dalam bidang mata pencariahan masyarakat sebelu
dibangun jembatan, umumnya sebagai nelayan, kuli bangunan, kuli angkut,
tukang sampan penyebrangan, serta menjadi ABK kapal. Sebagian besar
masyarakat di Kelurahan Batang Arau memiliki kondisi ekonomi yang sangat
sulit. Kondisi pendidikan masyarakat sebelum adanya jembatan Siti Nurbaya juga
belum maju, karena masyarakat Batang Arau untuk pergi sekolah harus
menyeberang untuk mencapai sekolah SMP dan SMA karena SMP dan SMA tidak
ada di Kelurahan Batang Arau.
Perubahan sosial sejak berdirinya jembatan Siti Nurbaya. perubahan
perilaku dan sikap masyarakat Kelurahan Batang Arau, di mana sejak adanya
jembatan Siti Nurbaya, masyarakat lebih individual dengan mementingkan
kepentingan pribadi. dari segi pendidikan membawa perubahan yang positif bagi
masyarakat di Kelurahan Batang Arau, yaitu meningkatkan pendidikan karena
perekonomian keluarga mulai membaik dan pendapatan masyarakat meningkat.
banyak beralih pekerjaan dari nelayan jadi pedagang jagung, buruh menjadi
pedagang jagung bakar, Ibu Rumah Tangga menjadi pedagang jagung bakar,
sehingga masyarakat di sekitar jembatan Siti Nurbaya ada yang memiliki 2 jenis
mata pencaharian.
23
Fakta Pendukung
Pada tahun 1996 pemerintah daerah kota Padang
melaksanakan pembangunan jembatan layang yang melintasi
sungai Batang Arau, yang menghubungkan Kecamatan
Padang Barat dengan Kecamatan Padang Selatan
Kondisi sebelum bidang sosial, Adanya jalinan kerjasama yang lancar antar
Pembangunan
masyarakat.
Jebatan
bidang mata pencariahan, masyarakat sebelu dibangun
jembatan, umumnya sebagai nelayan, kuli.
Bidang ekonomi, kondisi ekonomi yang sangat sulit
menyebabkan tingkat pendidikan sangat rendah.
Perubahan sosial
(setelah
Pembangunan
jembatan)
Kerangka Pemikiran
Kondisi sebelum
Pembangunan
Jebatan
Pembangunan
Jembatan Siti
Nurbaya
Perubahan sosial
(setelah
Pembagunan
jembatan)
Bidang sosial
Bidang pendidikan
Bidang ekonomi
24
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Jurnal
Volume (Edisi)
Alamat URL
Tanggal Diunduh
25
Analisis
Pembangunan yang dilaksanakan bertujuan mempertuas kesempatan
kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang sekaligus menunjang
kehidupan ekonomi masyarakat; antara lain adalah pembangunan pelabuhan
seperti yang telah dilakukan di beberapa wilayah kabupaten di Propinsi Lampung
Keseluruhan masyarakat nelayan responden juga mengemukakan bahwa
sejak adanya pembangunan pelabuhan perikanan ini semakin banyak jumlah
nelayan yang melaksanakan penangkapan ikan di wilayah Kota Bandar Lampung
dan beberapa wilayah lainnya bersandar dan melaksanakan jual beli ikan hasil
tangkapannya di pelabuhan ini. Hal ini juga sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dengan adanya pembangunan pelabuhan yaitu menampung kegiatan
masyarakat perikanan baik ditinJau dari aspek produksi, pengolahan maupun
pemasaran (Murdiyanto, 2003).
Peningkatan pendapatan tersebut terjadi tidak hanya pada kelompok
nelayan tetapi terjadi pada seluruh kelompok masyarakat yang berada di sekitar
pelabuhan perikanan Lempasing. Hal ini juga berarti masyarakat nelayan yang
memanfaatkan sumberdaya perikanan di perairan laut dan pesisir Lampung
menggunakan fasilitas pelabuhan perikanan yang berada di Lempasing.
26
Fakta Pendukung
Pembangunan dan pegembangan pelabuhan perikanan yang telah
dilakukan di wilayah pesisir Lampung (seperti di Lempasing Teluk Lampung, Bandar Lampung) merupakan salah satu aktivitas
pemanfaatan wilayah pesisir Lampung yang cukup signifikan di
dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat, terutama bagi
masyarakal nelayan.
Penyerapan
tenaga kerja
Pendapatan
Masyarakat
Kesejahteraan
sebelum dan sesudah adanya pembanaunan pelabuhan perikanan.
masyarakat
Oleh karena itu. disarankan dalam rangka meningkatkan atau
mempertailankan Jjenl'erapan tenaga kerja dan pendapatan
masyarakat di sekitar pelabuhan perikanan terutama nelayan
diperlukan peningkatan pelayanan dan peningkatan kesempatan
masyarakat nelayan memanfaatkan fasilitas pelabuhan perikanan.
terutama tempat pelelangan ikan
Kerangka Pemikiran
Pendapatan
Masyarakat
Kesejahteraan
masyarakat
Pembangunan
Pelabuhan
Penyerapan
tenaga kerja
27
28
Analisis
Kondisi kesenjangan sosial dan ekonomi Pulau Madura dengan kota-kota
disekitarnya dapat mempengaruhi kebijkan pemerintah yang akan dilakukan.
Kebijakan pemerintah dalam meminimalissir kesenajangan sosial dan ekonomi di
Pulau Madura diputuskan melalui pembangunan jembatan Suramadu, perumahan
dan Industrialisasi di Madura. Namun peran ulama yang tergabung dalam Bassra
menanggapi kebijakan pemerintah dalam pembangunan jembatan dan
industrialisasi Madura. Karena pembangunan pemerintah kebanyakan hanya
untuk pembangunan ekonomi makro sehingga manfaatnya tidak dirasakan oleh
lapisan masyarakat bawah.
Tabel 9 Matriks Variabel dan Fakta Pendukung Pustaka 9
Variable
Kondisi
Ketimpangan
Pulau Madura
Kebijakan
Pemerintah
Pembangunan
jembatan
Suramadu
Industrialisasi
Fakta Pendukung
masalah kemiskinan dan kesenjangan antara desa dengan kota,
terutama kesenjangan antara Madura dan Surabaya. Kesenjangan
yang terjadi antar lapisan masyarakat, pada hakekatnya, bersumber
dari masalah kemiskinan yang dialami oleh masyarakat yang
bersangkutan
Berdasarkan Keputusan Presiden No. 55 tahun 1990 tertanggal 14
Desember 1990, lahirlah babak baru tentang pengukuhan rencana
pembangunan jembatan Suramadu dan menjadi satu paket dengan
industrialisasi Madura
pada tanggal 20 Agustus 2003, Presiden Megawati meresmikan tiang
pancang pembangunan jembatan Suramadu.
Perubahan struktur
sosial
Pembangunan
jembatan Suramadu
Konflik lahan
29
30
SINTESIS
Definisi Pembangunan jembatan Suramadu
Menurut Suwarsono (2006) Pembangunan lebih tepat diartikan sebagai
peningkatan standar hidup bagi setiap penduduk di negara dunia ketiga.
Peningkatan standar hidup meliputi fasilitas transportasi, lapangan pekerjaan
maupun untuk kesejahteraan masyarakat, Menurut Wallerstein dikutip Suwarsono
(2006) menyatakan bahwa kepentingan ekonomis birokrasi negara akan tetap
mengarahkan pembangunan nasional yaitu mengejar ketinggalan dan karenanya
selalu mengarah kepada pertumbuhan ekonomi.
Madura merupakan salah salah satu Pulau terbesar yang ada di sebelah
timur Jawa Timur dan terdiri dari empat kabupaten, antara lain Bangkalan,
Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Bangkalan yang masuk wilayah Madura
bagian Barat merupakan pintu gerbang daerah perdagangan dan keluar masuk
orang-orang Madura maupun yang lain, dan juga sebagai kawasan
"GERBANGKERTOSUSILA" (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, dan
Lamongan).
Menurut Syamsudin dan Sholeh (2005) menyatakan bahwa kemiskinan
dan kesenjangan antara desa dengan kota, terutama kesenjangan antara Madura
dan Surabaya. Kesenjangan yang terjadi antar lapisan masyarakat, pada
hakekatnya bersumber dari masalah kemiskinan yang dialami oleh masyarakat
yang bersangkutan.
Menurut Syamsudin dan Sholeh (2005) kesenjangan antara Madura
sebagai desa tradisional dan Surabaya sebagai kota modern. Untuk mengentaskan
kesenjangan dan kemiskinan antara pola hidup tradisional desa - kehidupan
modern kota, yaitu antara Madura dan Surabaya, khususnya dan Jawa pada
umumnya. Dikukuhkan rencana pembangunan jembatan Suramadu menjadi satu
tujuan dengan industrialisasi Madura. Untuk itulah perlu adanya suatu kebijakan
tentang pembangunan jembatan Suramadu dan industrialisasi Madura.
Dalam KEPRES RI no. 79 Tahun 2003 Menetapkan Pasal 1 Dalam rangka
meningkatkan perekonomian Pulau Madura pada khususnya dan Propinsi Jawa
Timur pada umumnya, dilanjutkan pelaksanaan pembangunan jembatan Surabaya
- Madura. Pasal 2 Pembangunan jembatan Surabaya - Madura tersebut
dilaksanakan sebagai bagian dari pembangunan kawasan industri dan perumahan
serta sektor lainnya dalam wilayah-wilayah di kedua sisi ujung jembatan tersebut.
sejalan dengan keputusan presiden di atas, menurut Suwarsono (2006)
Menjelaskan Pembangunan tidak sekedar pelaksanaan program yang melayani
kepentingan elite dan penduduk perkotaan, tetapi lebih merupakan program yang
dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk pedesaan, para pencari
kerja dan sebagian besar kelas sosial lain yang dalam posisi memerlukan bantuan.
31
Authorise
d entrant
x
32
Interaksi Sosial
Mobilitas Sosial
Lembaga Kemasyarakatan
33
34
SIMPULAN
Hasil Rangkuman dan Pembahasan
Madura merupakan salah salah satu Pulau terbesar yang ada di sebelah
timur Jawa Timur dan terdiri dari empat kabupaten, antara lain Bangkalan,
Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Bangkalan yang masuk wilayah Madura
bagian Barat merupakan pintu gerbang daerah perdagangan dan keluar masuk
orang-orang Madura maupun yang lain, dan juga sebagai kawasan
"GERBANGKERTOSUSILA" (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, dan
Lamongan). Perbedaan kondisi perekonomian Pulau Madura dengan kabupatenkabupaten disekitar menyebabkan Pulau Madura mengalai kesenjangan sosial.
karena Pulau Madura yang bersinggungan langsung dengan surabaya yang
notabene merupakan sentra produksi barang dan jasa. Dalam hal ini pemerintah
merencanakan untuk menghubungkan Pulau Madura dengan surabaya agar
percepatan pembangunan perekonomian semakin lancar.
Berdasarkan Kepres RI No. 79 Tahun 2003 Menetapkan Pasal 1 Dalam
rangka meningkatkan perekonomian Pulau Madura pada khususnya dan Propinsi
Jawa Timur pada umumnya, dilanjutkan pelaksanaan pembangunan jembatan
Surabaya - Madura. Pasal 2 Pembangunan jembatan Surabaya - Madura tersebut
dilaksanakan sebagai bagian dari pembangunan kawasan industri dan perumahan
serta sektor lainnya dalam wilayah-wilayah di kedua sisi ujung jembatan tersebut.
dalam keputusan tersebut pemerintah menetapkan peningkatan perekonomian
Pulau Madura harus dilaksanakan pembangunan jembatan Surabaya - Madura.
Dalam Kepres tersebtu tidak hanya penetapan pembangunan jembatan tetapi juga
menetapkan badan pengembangan antara kedua wilayah tersebut. hasil dari
penetapan tersebut yaitu terbentuknya Badan Pengembangan Wilayah Surabaya
-Madura (BPWS) mendorong pembangunan pasca pembangunan jembatan
Suramadu agar tidak terjadi kesejangan.
Pembangunan merupakan bagian dari Perubahan sosial yang direncanakan
melalui inovasi dan teknolgi yang ada. Pembangunan jembatan Suramadu
berdampak pada terciptanya industrialisasi, pembangunan pariwisita, kontak
budaya dan perubahan alih fungsi lahan. Pembangunan jembatan Suramadu dapat
menimbulkan dampak penting pada aspek ekonomi yaitu kesempatan bekerja dan
berusaha, pola perubahan dan penguasaan lahan dan sumber daya alam, Tingkat
pendapatan, sarana dan prasarana infrastruktur, pola pemanfaatan sumber daya
alam. Pada akhirnya akan mempengaruhi terjadinya perubahan sosial maupun
budaya. perubahan sosial pada struktur dan fungsi masyarakat, perubahan yang
terjadi antara lain Interaksi, lapisan masyarakat, gerak sosial.
Melihat tujuan utama dalam Pembangunan jembatan Suramadu yaitu
mengurangi ketimpangan sosial Pulau Madura dengan dukungan percepatan
pembangunan ekonomi. Tujuan pembangun jembatan Suramadu akan berhasil
jika kesejahteraan masyrakat Madura tercapai. Karena pembangunan tidak hanya
bertumpu pada percepatan perekonomian melainkan juga aspek kesejahteraan
masyarakat yang ada.
35
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran ini merupakan suatu kerangka usulan analisis baru
yang dibuat merupakan gabungan kerangka analisis dari semua pustaka yang
digabungkan. Kerangka ini menujukan keterkaitan antar variabel yang dijelaskan
para penulis dalam pustakanya.
Berdasarkan kerangka analisis adanya Pembangunan dan penetapan badan
pengembangan wilayah Surabaya Madura sangat dipengaruhi oleh kondisi
ketimpangan sosial yang terjadi di Pulau Madura. Kondisi Palau Madura yang
terisolir dan bersinggungan dengan sentra produksi dan jasa membuat pemerintah
harus mengambil kebijakan dalam mempercepat pembangunan ekonomi agar
ketimpangan yang ada dapat dikurangi. Askes transportasi yang sulit dari Madura
ke Surabaya ataupun sebaliknya merupakan penghambat terciptanya pertumbuhan
ekonomi di Pulau Madura.
Pembangunan jembatan Suramadu tidak lepas dari dampak yang
ditimbulkan, baik positif (direncanakan) maupun yang negatif (tidak
direncanakan). Pembangunan jembatan Suramadu dapat mempengaruhi struktur
ekonomi dan sosial. Berdasarkan Keputusan Pemerintah No. 14 Menteri
Lingkungan Hidup Tahun 1994, tentang Penetapan Dampak Penting dalam
Biang (2008) Menyebutkan bahwa dampak terhadap aspek ekonomi, yaitu :
pertama, kesempatan bekerja dan berusaha; kedua, pola perubahan dan
penguasaan lahan dan sumber daya alam; ketiga, tingkat pendapatan; keempat,
sarana dan prasarana infrastruktur; kelima, pola pemanfaatan sumber daya alam.
Perubahan aspek ekonomi dapat mempengaruhi perubahan sosial masyarakat di
kaki jembatan Suramadu. Sesuai dengan Soekanto (2002) menyatakan bahwa
perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang
mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam
unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau budaya. penelitian ini
menekankan pada perubahan interaksi sosial, gerak sosial dan perubahan lembaga
kemasyarakatan.
36
Ketimpangan Sosial
dan Ekonomi Pulau
Madura
Badan Pengembangan
Wilayah SurabayaMadura (BPWS)
Pembangunan
jembatan Suramadu
Keterangan:
: Fokus penelitian
: Mempengaruhi
37
Pertanyaan Kritis
Dalam mengurangi ketimpangan Pulau Madura pada dasarnya
pemerintah melaksanakan melalui kebijakan pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi akan berdampak aspek-aspek ekonomi dan dapat juga
mempengaruhi perubahan sosial terhadap interaksi sosial, gerak sosial dan
lembaga kemasyarakatan. Oleh karena itu, berdasakan kerangka pemikiran diatas
dapat diambil beberapa pertanyaan analisi antara lain:
1. Apa saja dampak pada aspek ekonomi pasca pembangunan
jembatan Suramadu ?
2. Sejauh mana pengaruh perubahan dampak penting pada aspek
ekonomi dari pembangunan jembatan suramadu dapat
mempengaruhi perubahan sosial?
38
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. No. 14 Tahun 1994. Tentang:
Pedoman Umum Penyusunan Analisis Dampak Lingkungan. [Internet].
[diunduh pada 10 Januari 2015]. dapat diunduh di http://storage.jakstik.ac.id/ProdukHukum/LingkunganHidup/
KEPRES NO. 27 Tahun 2003. Tentang Pembangunan Jembatan Surabaya Madura. Jakarta. [Internet]. [diunduh pada 24 Desember 2014]. dapat
diunduh
di
http://portal.mahkamahkonstitusi.go.id/eLaw/mg58ufsc89hrsg/keppres79
_2003.pdf
Maqin A. 2011. Pengaruh kondisi infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi di
Jawa barat. Jurnal Trikonomika. [Internet]. [diunduh pada 6 Januari
2015].
Vol
10
No.
1:10-18.
Dapat
diunduh
di
http://download.portalgaruda.org
Pramudi I. 2010. Perubahan mata pencaharian dan nilai sosial budaya masyarakat.
skirpsi. Internet universitas sebelas Maret. [Internet]. [diunduh pada 24
Desember
2014].
dapat
di
unduh
di
http://eprints.uns.ac.id/7241/1/125940308201008351.pdf
Pusat Kajian Ekonomi Makro. 2014. Rekomendasi kebijakan untuk infrastuktur.
Kementrian Keuangan RI. [Internet]. [diunduh pada 24 Desember 2014].
dapat
diunduh
di
http://www.perpustakaan.depkeu.go.id/FOLDERJURNAL/2014_kajian_
pkem_Rekomendasi%20Kebijakan%20Untuk%20Infrastruktur.pdf
Satria A. 2009. Pesisir dan Laut Untuk Rakyat. Bogor. IPB Press
Soekanto S. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta (ID): RajaGrafindo Prasada
Sugiarto E. 2007. Tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan Desa Benua Baru ilir
berdasarkan Indikator Badan Pusat Statistik. jurnal EPP. [Internet].
[diunduh pada 3 Januari 2015] Vol.4 No. 2:32-36. Dapat diunduh di
https://agribisnisfpumjurnal.files.wordpress.com/2012/03/jurnal-vol-4no-1-eko.pdf
Suwarsono. 2006. Perubahan Sosial dan Pembangunan Jakarta (ID):LP3ES
Sztompka P. 2007. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta (ID): Prenada
39
RIWAYAT HIDUP