Anda di halaman 1dari 15

Makalah

: Belajar Dan Pembelajaran

MOTIVASI BELAJAR
Disusun Oleh:
NAMA

: ZAINUDDIN JUSUF

NIM

: 911 413 145

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
T.A 2014

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai MOTIVASI
BELAJAR
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Gorontalo, Mei 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................2
1.5 Metode Penulisan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motivasi Belajar.........................................................................................3
2.2 Fungsi Motifasi dalam Pembelajaran...........................................................................4
2.3 Upaya Meningkatkan Motifasi Belajar........................................................................5
2.4 Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa........................................6
2.5 Jenis-Jenis Motivasi.....................................................................................................8
2.6 Cara Membangkitkan Motivasi Belajar.....................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................12
3.2 Saran...........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, sudah tak dapat dielakkan lagi bahwa minat untuk belajar seseorang
akan mudah sekali naik turun. Agar minat untuk belajar ini senantiasa tetap naik dalam
waktu ke waktu, maka setiap siswa harus memiliki keinginan untuk tetap terus belajar.
Agar keinginan untuk tetap terus belajar itu ada dan semakin meningkat frekuensinya,
maka setiap siswa tentu saja harus memiliki motif-motif tertentu yang menyebabkan ia
harus tetap semangat belajar.
Keseluruhan motif-motif yang menjadikan seseorang menjadi semangat belajar ini,
secara umum dapat dikatakan sebagai motivasi. Maksud dari motivasi belajar disini adalah
keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat
tercapai.
Berdasarkan pengertian motivasi tersebut, sudah sangat jelas bahwa motivasi dalam
proses belajar sangat penting. Karena yang dibicarakan adalah proses belajar, maka
manfaat motivasi tidak hanya dirasakan oleh siswa, namun juga oleh seorang guru. Melalui
pengetahuan tentang motivasi, seorang guru dapat mengetahui dan memahami motivasi
belajar siswa di kelas, bahakan dapat juga membantu sisiwa untuk meningkatkan
motivasinya. Mengingat pentingnya pengetahuan akan motivasi, maka pembahasan
mengenai motivasi belajar dirasa perlu untuk diangkat.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1.
2.
3.
4.

Apa yang dimaksud dengan motivasi belajar?


Mengapa motivasi dalam belajar penting?
Apa unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar?
Bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut;
1

1.
2.
3.
4.

Mengetahui pengertian dari motivasi belajar


Mengetahui fungsi motivasi dalam belajar
Mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
Mengetahui upaya-upaya meningkatkan motivasi belajar.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan ini adalah agar para pembaca mengetahui secara lebih rinci
mengenai motivasi belajar, sehingga kita semua .dapat mengiplementasikan dalam
kehidupan ini.

1.5 Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan
menggunakan metode studi pustaka.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motivasi Belajar
2

Menurut Sudirman (1992:73) Motivasi diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk
mencapai tujuan sanagt dirasakan mendesak. Sedangkan menurut Natawijaya dan Moesa
(1992:54) Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif atau motif-motif menjadi
tindakan atau perilaku untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai
tujuan.
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman 1992:73-74) motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pendapat tersebut menunjukkan dalam
pengertian motivasi terdapat tiga elemen penting, yaitu motivasi mengawali terjadinya
perubahan energi pada diri setiap individu, motivasi ditandai dengan munculnya feeling,
afeksi seseorang, motivasi akan dirangasang karena adanya tujuan.
Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan belajar dan
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat tercapai.
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya.Kekuatan mental itu
berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita.Kekuatan mental tersebut dapat
tergolong rendah atau tinggi.Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan
mental yang mendorongterjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar.Motivasi
dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku
manusia, termasuk perilaku belajar.Dalam motivasi terkandung adanya pengarahan sikap
dan perilaku belajar individu. (Koeswara, 1989:Siagian, 1989 :Schein : Biggs &Teller,
1987).
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu; (i) kebutuhan, (ii) dorongan , (iii)
tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia
miliki dan yang ia harapkan.
Maslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkat, yaitu
1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan akan perasaan aman
3. Kebutuhan sosial
4. Kebutuhan akan penghargaan diri
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Kebutuhan fisiologis berkenaan dengan kebutuhan pokok manusia seperti pangan,
sandang, dan perumahan. Kebutuhan akan rasa aman berkenaan dengan keamanan yang
3

bersifat fisik dan psikologis. Sebagai ilustrasi, individu tidak boleh diganggu secara fisik
dan biarkan untuk berkreasi. Kebutuhan sosial berkenaan dengan perwujudan berupa
diterima oleh orang lain, jati diri yang khas, berkesempatan maju, merasa diikutsertakan
maju, dan pemilikan diri. Sebagai ilustrasi, individu diperbolehkan untuk aktualisasi diri
berkenaan dengan kebutuhan individu untuk menjadi sesuatu yang sesuai dengan
kemampuannya.Sebagai ilustrasi, seorang anak desa boleh menjadi prajurit, berpangkat
jenderal, dan menjadi kepala negara, karena dia mampu dan diberi peluang.
Dari segi dorongan, menurut Hull dorongan atau motivasi berkembang untuk
kebutuhan organisme.Di samping itu juga merupakan sistem yang memungkinkan
organisme dapat dipelihara kelangsungan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan organisme
merupakan penyebab munculnya dorongan, dan dorongan akan mengaktifkan tingkah laku
mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme. Tingkah laku organisme terjadi
disebabkan oleh respons dari organisme, kekuatan, dorongan organisme, dan penguatan
kedua hal tersebut.Hull memang menekankan dorongan sebagai motivasi penggerak utama
perilaku, tetapi kemudian juga tidak sepenuhnya menolak adanya pengaruh faktor-faktor
eksternal.Dalam hal ini insentif (hadiah atau hukuman) mempengaruhi intensitas dan
kualitas tingkah laku organisme.
Dari segi tujuan, maka tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku.Secara
psikologis, tujuan merupakan titik akhir sementara pencapaian kebutuhan.Jika tujuan
tercapai, maka kebutuhan terpenuhi untuk sementara.Jikakebutuhan terpenuhi, maka
orang menjadi puas dan dorongan mental untuk berbuat terhenti sementara.

2.2 Fungsi Motifasi dalam Pembelajaran


Di dalam perumusan ini dapat ditujukan bahwa ada 3 unsur yang saling berkaitan
mengenai fungsi motifasi dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
a. Motifasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perbahan-perubahan
dalam

motifasi

timbul

dari

perubahan-perubahan

tertentu

di

daam

sistem

neuropisiologis dalam organisme manusia, misalnya ; karena terjadi perubahan dalam


sistem pembelajaran atau metode pembelajaran maka timbul motif untuk mengetahui
metode yang baru.
b. Motifasi ditandai dengan timbulnya perasaan Affective arousal. mula-mula merupakan
ketegangan psikologi, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan
kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin bisa, dan mungkin juga tidak, kita
4

hanya dapat melihatnya dalam perbuatan. Seseorang terlibat dalam suatu diskusi, karena
dia merasakan tertarik pada masalah yang akan dibicarakan maka suaranya akan timbul
dan kata-katanya dengan lancar dan cepat akan keluar.
c. Motifasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang termotofasi
mengadakan respons-respons yang tertuju ke arah suatu tujuan. Respon-respon itu
berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perbuatan energi dalam
dirinya. Setiap respon merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan, misalnya si A
ingin mendapat hadiah maka ia belajar, mengikuti ceramah, bertanya, membaca buku,
dan mengikuti es.
Motifasi belajar dianggap penting di dalam proses belajar dan pembelajaran
dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi
belajar mendorong timbulnya tingkah lau dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku
siswa. Menurut Sadirman (2001) mengemukakan tiga fungsi motivasi yaitu :
1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan.
2. Motifasi berfungsi sebagai pengarah.
3. Motifasi berfungsi sebagai penggerak.

2.3 Upaya Meningkatkan Motifasi Belajar


Ada beberapa upaya meningkatkan motifasi belajar anak dalam kegiatan belajar di
sekolah, yang diungkapkan A.M Sadirman (2005:92:-94), yaitu :
1. Memberi angka-angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
Sehingga dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang
baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
2. Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu
yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu
pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3. Kompetisi persaingan, baik individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk
meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada persaingan, siswa akan
menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil terbaik.
4. Ego-involvement menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah
satu bentuk motivasi yang cukup penting.
5

5. memberi ulangan para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan.
tetapi ulangan jangan terlalu sering dilkukan karena akan membosankan dan akan jadi
rutinitas belaka.
6. Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motifasi. Denagn mengetahui hasil
belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat.
7. Pujian apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik. maka
perlu diberikan pujian.
8. Hukuman-hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan
secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi.
2.4 Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa
Belajar adalah suatu hal yang diwajibkan untuk semua siswa di sekolah. Namun
dalam pelaksanaannya selalu ada hambatan-hambatan yang membuat siswa malas untuk
belajar. Menurut Dimyati dan Mujiono terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa, antara lain:
1) Cita-cita atau aspirasi siswa.
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan
berjalan, makan makanan yang lezat, berebut mainan, dapat membaca, dapat menyanyi,
dan lain-lain. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat
bahkan kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan.
2) Kemampuan Siswa
Keinginan siswa perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan untuk
mencapainya. kemampuan ini meliputi beberapa aspek yang terdapat dalam diri siswa,
misalnya pengamatan, perhatian, dan daya fikir fantasi, dengan kemampuan yang
dimilikinya akan memperkuat motivasi siswa untuk melakukan tugas-tugas perkembangan.
3) Kondisi siswa.
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi
belajar. Siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan mengganggu perhatian
belajar. sebaliknya siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah memusatkan
perhatian.
4) Kondisi Lingkungan Siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam lingkungan tempat tinggal


(keluarga). Pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat
maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang
akan mengganggu kesungguhan belajar, sebaliknyalingkungan sekolah yang indah,
pergaulan siswa yang rukunakan memperkuat motipasi belajar.
5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, keamanan, ingatan dan pikiran yang
mengalami perubahan dan arena pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya
berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa
lingkungan alam. Lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan.
Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi dan film
semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar
siswa.
6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam
membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik
perhatian siswa, mengevaluasi hasil belajar siswa. Bila upaya tersebut dilaksanakan dengan
berorientasi pada kepentingan siwa, maka diharapkan upaya tersebut menimbulkan
motipasi belajar siswa.Dalam hal ini guru harus mampu untuk mengendalikan kelas yang
dipegangnya. Adapun yang harus diperhatikan sebagai seorang guru dalam motivasi
belajar adalah sebagai berikut:
a. Kedisiplinan Guru
Kedisplinan guru memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar siswa. Guru yang
disiplin dalam mengajar cenderung lebih diperhatikan dan dihormati oleh siswanya.
Kedisplinan seorang guru dapat dilihat dari:
a) Menyelenggarakan tertib belajar disekolah
b) Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, seperti pemanfaatan waktu dan
pemeliharaan fasilitas sekolah.
c) Mematuhi tata tertib sekolah.
Masalah disiplin merupakan suatu hal yang penting bagi seorang
guru, tanpa ada kedisplinan yang besar didalam diri guru maka alam kelabu akan selalu
menutupi dunia pendidikan dan pengajaran.
b. Kepribadian Guru

Kepribadian seorang guru adalah kemampuan yang melekat dalam diri pedidik
secara mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi anak didik dan
berakhlak mulia.
jika seorang guru mampu menunjukan pribadi yang baik, maka akan berpengaruh
terhadap kebiasaan dan motivasi belajar siswa. Siswa merasa diperhatikan dan dilibatkan
ketika proses belajar mengajar berlangsung. Omear hamalik mengatakan:
Kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung dan komulatif terhdap hidup
dan kebiasaan-kebiasaan belajar para siswa. Sejumlah percobaan dan hasil observasi
menguatkan kenyataan artinya menggerkan tingkah laku seseorang. Selain itu, motivasi
belajar berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.

2.5 Jenis-Jenis Motivasi


Secara umum, motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi Instrinsik dan
motivasi Ekstrinsik.
1) Motivasi Instrinsik
Hamalik (2004) berpendapat bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang
tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa
sendiri. Sedangkan menurut Sadirman (2006) motivasi Instrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif dan berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, individu
terdorong untuk bertingkah laku ke arah tujuan tertentu tanpa adanya faktor pendorong
dari luar.
Siswa yang termotivasi secara intrinsik dapat terlihat dari kegiatannya yang tekun
dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena butuh dan ingin mencapai tujuan belajar
uang sebenarnya. Dengan kata lain, motivasi instrinsik dilihat dari segi tujuan kegiatan
yang dilakukan adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan itu
sendiri (Sadirman, 2011).
Motivasi dalam diri merupakan keinginan dasar yang mendorong individu
mencapai berbagai pemenuhan segala kebutuhan diri sendiri.
Pada dasarnya siswa belajar didorong oleh keinginan sendiri maka siswa secara
mandiri dapat menentukan tujuan yang dapat dicapainya dan aktivitas-aktivitasnya yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan belajar. Seseorang mempunyai motivasi instrinsik
karena didorong rasa ingin tahu, mencapai tujuan menambah pengetahuan. Dengan kata
8

lain, motivasi instrinsik bersumber pada kebutuhan yang berisikan keharusan untuk
menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Motivasi instrinsik muncul dari
kesadaran diri sendiri, bukan karena ingin mendapat pujian atau ganjaran.
Guru dapat menggunakan beberapa strategi dalam pembelajaran agar siswa
termotivasi secara instrinsik, yaitu :
1. Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa sehingga tujuan belajar menjadi
tujuan siswa atau sama dengan tujuan siswa.
2. Memberi kebebasan kepada siswa untuk memperluas kegiatan dan materi belajar
selama masih dalam batas-batas daerah belajar yang pokok.
3. Memberikan waktu ekstra yang cukup banyak bagi siswa untuk mengembangkan
tugas-tugas mereka dan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada disekolah.
4. Kadangkala memberikan penghargaan atas pekerjaan siswa.
5. Meminta siswa-siswanya untuk menjelaskan dan membacakan tugas-tugas yang
mereka buat, kalau mereka ingin melakukannya. Hal ini perlu dilakukan terutama
sekali terhadap tugas yang bukan merupakan tugas pokok yang harus dikerjakan
oleh siswa, kalau tugas dikerjakan dengan baik.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik berbeda dari motivasi instrinsik karena dalam motivasi ini
keinginan siswa untuk belajar sangat dipengaruhi oleh adanya dorongan atau rangsangan
dari luar. Dorongan dari luar tersebut dapat berupa pujian, celaan, hadiah, hukuman, dan
teguran dari guru. Menurut Sadirman (2006) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan tau dorongan dari luar. Bagian yang
terpenting dari motivasi ini bukanlah tujuan belajar untuk mengetahui sesuatu tetapi ingin
mendapatkan nilai yang baik, sehingga mendapatkan hadiah.
Motivasi Instrinsik juga diperlukan dalam kegiatan belajar karena tidak semua
siswa memiliki motivasi yang kuat dari dalam dirinya untuk belajar. Guru sangat berperan
dalam rangka menumnuhkan motivasi ekstrinsik. Pemberian motivasi ekstrinsik harus
disesuaikan dengan kebutuhan siswa, karena jika siswa diberikan motivasi ekstrinsik
secara berlebihan maka motivasi instrinsik yang sudah ada dalam diri siswa akan hilang.
Dimyanti (2006) mengemukakan bahwa motivasi ekstrinsik dapat berubah
menjadi motivasi Instrinsik jika siswa menyadari pentingnya belajar. Motivasi ekstrinsik
juga sangat diperlukan oleh siswa dalam pembelajaran karena adanya kemungkinan
perubahan keadaan siswa dan juga faktor lain seperti kurang menariknya proses belajar
mengajar bagi siswa. Motivasi ekstrinsik dan instrinsik harus saling menambah dan
memperkuat sehingga individu dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
9

2.6 Cara Membangkitkan Motivasi Belajar


Upaya-upaya peningkatan motivasi belajar dilakukan oleh guru dengan
menggunakan berbagai cara. Pemilihan cara membangkitkan motivasi belajar siswa harus
disesuaikan dengan karakteristik siswa dan juga mata pelajaran yang sedang diajarkan oleh
guru. Siswa yang mempunyai motivasi belajar dan berprestasi instrinsik yang kuat berneda
penanganannya dengan siswa yang bermotivasi belajar dan berprestasi ekstrinsiknya yang
kuat. Disisi lain faktor-faktor menentukan pemilihan upaya yang akan dilakukan.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru membangkitkan motivasi
belajar siswa, baik motivasi Instrinsik dan Ekstrinsik antara lain dengan cara:
a. Memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi
b. Adanya persaingan atau kompetisi di dalam kelas
c. Pemberian hadiah atau pujian terhadap siswa-siswa yang memiliki prestasi baik
dan memberikan hukuman kepada siswa yang prestasinya mengalami
penurunan.
d. Adanya pemberitahuan tentang kemajuan belajar siswa.
Dengan mengetahui hasil pekerjaan maka siswa akan terdorong untuk lebih giat
belajar, apabila jika hasil yang diperoleh menunjukan kemajuan.
Ego Involvement , Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan.
Pemberian Ulangan, Guru harus memberitahukan terlebih dahulu jika akan
diadakan ulangan karena siswa akan lebih giat belajar jika mengetahui akan ada
ulangan.
Adanya hasrat untuk belajar, Hasrat untuk belajar berarti kemauan yang timbul
pada diri anak didik untuk belajar, sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih
baik.
Minat, minat merupakan alat pokok dalam rangka memotivasi siswa. Cara yang
bisa diambil oleh guru untuk membangkitkan minat belajar siswa menurut
sadirman (2006) adalah membangkitkan adanya kebutuhan, menghubungkan
materi dengan keadaan sebenarnya, serta menggunakan berbagai metode belajar.
Tujuan yang diakui, Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa,
merupakan alat motivasi yang sangat penting. semua cara tersebut bisa diadopsi
oleh guru untuk menambah motivasi siswa agar meningkatkan hasil belajarnya.
10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan belajar dan
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat tercapai.Siswa belajar karena
didorong oleh kekuatan mentalnya.Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian,
kemauan, atau cita-cita.Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi.
Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang
mendorongterjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar.Motivasi dipandang sebagai
dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk
perilaku belajar.
3.2 Saran
Diharapkan kepada Dosen pemberi mata kuliah ini agar dapat membimbing
mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah ini sehingga bisa mencapai hasil yang
baik.
11

Diharapkan kepada mahasiswa agar mempelajari mata kuliah ini dengan baik agar
dapat bermanfaat untuk kedepan nanti dan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai