Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAH
1.1 LatarBelakang
Dewasa ini kehidupan masyarakat Indonesia tidak lepas
dari tindak politik. Oleh karena itu, politik menjadi salah satu pusat
perhatian yang tidak pernah lepas dari masyarakat Indonesia. Pentingnya
tindak politik di Indonesia memilik pengaruh besar dalam berbagai
bidang.
Politik

merupakan

suatu

wadah

atau

sarana

bagi

masyarakat untuk menyalurkan aspirasi untuk bangsa Indonesia. Politik


itu sendiri memiliki arti sebagai suatu keadaan yang telah dihendaki
disertai dengan jalan cara dan alat yang akan digunakan untuk mencapai
keadaan

yang

diinginkan.

Keinginan

tersebut

kepentingan bersama dan kepentingan negara.


Dengan demikian politik selalu

didasarkan

menyangkut

atas
proses

penentuan tujuan dari sistem negaradan bagaimana melaksanakan


tujuan, kebijakan umum (publik policies) yang menyangkut pengaturan,
pembagian atau alokasi sumber-sumber yang ada, serta kekuasaan dan
wewenang (authority), karena kekuasaan dan wewenang ini sangat
memainkan peranan penting untuk membina kerja sama ataupun
penyelesaiannya konflik yang mungkin muncul dalam proses pencapaian
tujuan.
Sistem politik di Indonesia
terhadap

rakyatnya.

Selain

itu

sistem

memiliki pengaruh besar


politik

di

Indonesia

juga

memberikan kontribusi pada pembentukan sistem politik di negara lain.


Faktor sejarah dalam perpolitikan di suatu negara menjadi pengaruh
besar terhadap pembentukan sistem politik tersebut. Seperti halnya
sistem politik di Indonesia,

seiring dengan berjalannya waktu, sistem

politik di Indonesia selalu mengalami perubahan.


1.2 Rumusan Masalah
1

Pada makalah ini penulis akan membahas materi


mengenai:
1. Apa pengertian sistem politik di Indonesia?
2. Bagaimana sejarah sistem politik di Indonesia?
3. Apa saja macam-macam sistem politik di Indonesia berdasarkan
4.
5.
6.
7.

perkembangannya?
Bagaimana sistem politik di Indonesia?
Apa pengertian sistem ketatanegaraan di Indonesia?
Bagaimana sistem ketatanegaraan di Indonesia?
Bagaimana kedudukan, tugas dan fungsi lembaga-lembaga negara

menurut UUD 1945?


8. Bagaimana asas-asas hukum tata negara di Indonesia?
9. Bagaimana sumber hukum tata negara di Indonesia?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian sistem politik di Indonesia?
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah sistem politik di Indonesia?
3. Untuk mengetahui saja macam-macam sistem politik di Indonesia
berdasarkan perkembangannya?
4. Untuk mengetahui bagaimana sistem politik di Indonesia?
5. Untuk mengetahui apa pengertian sistem ketatanegaraan di
Indonesia?
6. Untuk mengetahui bagaimana sistem ketatanegaraan di Indonesia?
7. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan, tugas dan fungsi lembagalembaga negara menurut UUD 1945?
8. Untuk mengetahui bagaimana asas-asas hukum tata negara di
Indonesia?
9. Untuk mengetahui bagaimana sumber hukum tata negara di
Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1Sistem Politik
2.1.1 Pengertian sistem politik di Indonesia
Sebelum memberikan suatu rumusan tentang sistem
politik indonesia, maka terlebih dahulu membahas tentang arti dari
sistem dan politik itu sendiri. Sistem adalah metode atau tata cara
dan management atau pengurusan sedangkan politik mempunyai
arti kekuasaan ataupun negara. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa sistem politik itu menurut Drs. Sukarna dalam bukunya yang
berjudul Sistem politik, ialah merupakan sekumpulan pendapat,
prinsip, yang membentuk satu kesatuan yang berhubungan satu
sama lain untuk mengatur pemerintahan serta melaksanakan dan
mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau
kelompok individu satu sama lain atau dengan Negara dan
hubungan Negara dengan Negara.
Jadi, sistem politik Indonesia dapat dirumuskan sebagai
suatu tata cara atau metode untuk pengurusan negara indonesia
berdasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945 untuk mewujudkan
kelestarian dan kelangsungan hidup bangsa indonesia sesuai
dengan cita-cita proklamasi 17 agustus 1945. Sistem politik
indonesia juga dapat diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan
berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan
kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan, upayaupaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan
penyusunan skala prioritasnya.

Sistem politik indonesia akan dipengaruhi oleh beberapa


sistem yaitu: sistem sosial Indonesia, sistem ekonomi nasional dan
internasional, sistem budaya nasional dan internasional, sistem
management, dan sistem-sistem yang lain yang berkaitan dengan
kehidupan bernegara dan bermasyarakat yaitu:

sistem filsafat,

sistem konstitusi serta sistem kependudukan dan lingkungan hidup.


Apabila

sistem

ekonomi

nasional

dan

internasional

kurang

menunjang terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat, maka


sistem

politik

Indonesia

akan

mengalami

kemunduran

dan

menimbulkan keresahan sosial pada masyarakat yang akhirnya


mengakibatkan keresahan politik.
Sebagai contohnya, pada negara-negara yang sedang
berkembang atau blok komunis dimana masyarakatnya tidak
memperoleh kesejahteraan hidup lahir batin, terjadilah perubahanperubahan suatu sistem politik bahkan perubahan filsafat negara
dan konstitusi negara dalam rangka untuk mewujudkan kehidupan
perekonomian nasional yang sehat agar rakyat memperoleh
pendapatan yang memadai untuk kehidupannya. Dari hal diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa semua sistem dalam pemerintahan
saling berkesinambungan satu sama lain. Jika salah satu sistem
baik

budaya,

perekonomian

maupun

yang

lain

mengalami

kemunduran atau bermasalah maka sistem-sistem yang lain akan


ikut terganggu jalannya dan mengalami perubahan.
2.1.2

Sejarah Sistem Politik di Indonesia


Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses
politik yang terjadi di dalamnya. Namun dalam menguraikannya
tidak cukup sekedar melihat sejarah bangsa Indonesia tapi
diperlukan analisis sistem. Sistem politik merupakan sistem yang
terbuka, di kelilingi oleh lingkungan. Dalam lingkungan ini terdapat

sejumlah tantangan serta tekanan; dengan demikian sistem politik


dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Dalam melakukan analisis sistem bisa dilakukan dengan
pendekatan

satu

segi

pandangan

saja

seperti

dari

sistem

kepartaian. Pendekatan yang harus dilakukan dengan pendekatan


integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan dan
pengambilan keputusan.
Proses politik mengisyaratkan harus adanya kapabilitas
sistem.

Kapabilitas

sistem

adalah

kemampuan

sistem

untuk

menghadapi kenyataan dan tantangan. Kapabilitas Ekstraktif suatu


sistem politik dapat dikatakan selalu mempunyai kapabilitas dalam
menghadapi

kenyataan

dan

tantangan

terhadapnya

untuk

mengetahui keberhasilan atau kegagalan dalam sistem politik,


pemerintah menekankan pada metode empirik, yaitu mengamati
tiap hal yang benar-benar dapat diukur dan diobservasi. Ukuran
empirik dan prestasi yang telah diperoleh dapat dilihat dari tingkat
pertumbuhan ekonomi, yaitu sebagai usaha masyarakat dan
kebijaksaan pemerintah yang bersangkutan. Pengaruh ini akan
memunculkan perubahan politik. Adapun pelaku perubahan politik
bisa dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari
lingkungan internasional. Perubahan ini besaran maupun isi aliran
berupa input dan output.
a. Kapabilitas Ekstraktif
Sumber daya alam maupun manusia merupakan pokok pertama
bagi

kemampuan

sistem

politik.

Kabapilitas

ekstraktif

menyangkut permasalahan mengenai sumber daya alam dan


tenaga manusia. Sumber daya alam dan sumber daya manusia
di Indonesia dapa dikatakan belum optimal pengolahannya.
Kebijaksaan setiap sistem politik terhadap masalah penggalian
sumber daya alam, penanaman modal domestik dan modal

asing, berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena adanya


tuntutan dalam setiap sistem politik.
b. Kapabilitas Distributif
Kapabilitas distributif mempunyai hubungan yang erat dengan
kapabilitas ekstraktif, yakni setelah pengolahan sumber daya
alam

maka

selanjutnya

didistribusikan

masyarakat

dalam

bentuk

pemasukan

pajak

dari

barang

atau

masyarakan

kembali
jasa.

harus

kepada

Selain

itu,

didistribusikan

kembali kepada masyarakat.


c. Kapabilitas Regulatif
Kapabilitas regulatif berkaitan dengan pengawasan terhadap
tingkah laku individu dan kelompok. Kehidupan ekonomi sedikit
banyak

dikendalikan

atau

diarahkan

oleh

sistem

politik.

Demikian besar kekuatan sistem politik tersebut, sehingga


hampir segenap bidang kehidupan individu tak ada yang lepas
dari sistem politik.
d. Kapabilitas Simbolik
Efektivitas mengalirnya simbol dari sistem politik terhadap
lingkungan

masyarakat

menentukan

tingkat

kemampuan

simbolik. Artinya dapat dibedakan antara kapabilitas simbolik


dengan

output

simbolik.

Output

simbolik

merupakan

pengukuran nilai-nilai oleh elit dan aspirasi rakyat. Sedangkan


kapabilitas

simbolik

pemimpin

dan

ditentukan

pada

oleh

penimbaan

kreasi
terhadap

selektif

pihak

seperangkat

penerimaan daya reseptif rakyat.


e. Kapabilitas Responsif
Daya tanggap dan sistem politik ditentukan oleh hubungan
atara input dan output. Sistem politik harus selalu tanggap
terhadap setiap tekanan dan lingkungan luar maupun dalam
masyarakat.

2.1.3

Macam-macam Sistem Politik Indonesia


Berdasarkan Perkembangannya
Sistem politik di Indonesia dalam perkembangannya
mengalami 3 jenis sistem/3 macam sistem, di antaranya:

1. Sistem politik demokratik liberal parlementer


Sistem politik demokratik liberal parlementer adalah jenis
Sistem politik Indonesia dimana berlakunya UUDS 1950 untuk
negara. Adapun ciri-cirinya adalah:
1. Adanya pembagian kekuasaan
Dalam hal ini telah terjadi pembagian kekuasaan
antara

kekuasaan

Kekuasaan

legislatif,

legislatif

dipegang

eksekutif
dan

dan

yudikatif.

dilaksanakan

oleh

parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat), kekuasaan eksekutif


dipegang oleh perdana menteri beserta anggota-anggota
kabinetnya

dan

kekuasaan

yudikatif

dipegang

oleh

Mahkamah Agung. Presiden sebagai kepala negara tidak


memegang baik kekuasaan legislatif, eksekutif maupun
yudikatif. Oleh karena itu, menurut UUDS 1950 kedudukan
presiden tidak mempunyai kekuasaan apa-apa. Presiden
hanya berfungsi untuk menunjuk formatur yang selanjutnya
ditugaskan untuk membentuk kabinet. Namun kabinet tidak
bertanggung jawab terhadap presiden walaupun formatur
ditunjuk

oleh

presiden

melainkan

bertanggung

jawab

terhadap parlemen. Inilah sebabnya mengapa kabinet itu


disebut dengan kabinet parlementer.
2. Pemerintahan konstitusional
Berlakunya UUDS didasarkan kepada konstitusi 1950
sebagai sistem politik Indonesia yang mana di dalamnya
terdapat:
a. Filsafat negara pancasila (dalam pembukaan UUDS).

b. Struktur organisasi negara (parlemen, kabinet, mahkamah


agung,

presiden,

dewan

pengawas

keuangan

konstituante).
c. Pasal untuk merubah UUD.
d. Hak-hak asasi manusia.
3. Pemerintahan berdasarkan hukum
Ciri
ketiga
sistem
politikdemokrasi

dan

parlementer

mempunyai ciri adanya Rule of Law yang mempunyai tiga


asas: supremacy of law, equality before the law dan
protection of human rights.
4. Manajemen terbuka
Terdapatnya open management yang terdiri dari : social
participation, social responsibility, social support dan social
control.
5. Partai-partai politik yang muncul terlalu banyak dan dasar
partai politik.
6. Kontrol masyarakat.
2. Sistem politik demokrasi terpimpin (sistem kediktatoran)
Setelah dilaksanakannya dekrit 5 Juli 1959 oleh
presiden Soekarno yang mengangkat anggota-anggota MPRS
dengan

berlakunya

UUD

1945,

membentuk

kabinet

yang

dipimpin sendiri serta menyampaikan pidato pada tanggal 17-81959 yang dikenal dengan Manipol (Manifesto Politik) Usdek (U=
UUD 1945, S= Sosialisme Indonesia, D= Demokrasi Terpimpin,
E= Ekonomi Terpimpin dan K= Kepribadian Indonesia).
Pada waktu belakunya demokrasi terpimpin (sistem
kediktatoran) maka berlakulah prinsip-prinsip dibawah ini:
1) Pemusatan kekuasaan pada satu tangan
Pada waktu berlakunya sistem politik demokrasi
terpimpin ini kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif
berada

pada

tangan

presiden

Soekarno

walaupun

diberlakukannya UUD 1945. MPR menjadi lembaga di bawah


presiden sebagai pembantu presiden dan DPR sementara
sebagai badan yang mempunyai kedudukan sejajar dengan
8

presiden yang bertugas membuat UU dan juga sebagai


pembantu presiden yang diketuai oleh Menko. Dengan adanya
sentralisasi kekuasaan pada tangan presiden, maka baik dan
buruknya negara itu tergantung pada presiden.
2) Pemerintahan inkonstitusional
Yaitu pemerintahan yang tidak melandaskan diri pada
segala

tindakannya

itu

terhadap

UUD

dan

UU

atau

bertentangan dengan konstitusi 1945. Secara konstitusional


berdasarkan UUD 1945 bahwa sesungguhnya presiden berada
di bawah MPR dan mengingat hak-hak dan kekuasaan DPR
yang cukup besar maka pimpinan DPR tidak layak oleh Menko.
Bukti inkonstitusionalnya adalah di saat Bung Karno memeras
pancasila menjadi

Tri Sila dan Eka Sila serta menyatakan

bahwa anti-Nasakom adalah anti terhadap pancasila.


3) Pemerintahan berdasarkan kekuasaan
4) Management yang tertutup
Seperti kurangnya keikutsertaan rakyat

(social

participation) dalam kegiatan politik, sosial, ekonomi dan


budaya. Keikutsertaan rakyat dalam bidang ekonomi terbatas
yang

mengakibatkan

banyak

rakyat

yang

mengalami

kelaparan di mana-mana. Partisipasi rakyat dalam bidang


politik,

sosial

dan

budaya

sangat

dibatasi

sedangkan

partisipasi orang komunis dapat berkembang sehingga bukubuku dari eropa timur mengenai ajaran komunisme dapat
beredar dengan leluasa.
5) Tidak ada pemilu
6) Partai politik dan fungsinya tidak berjalan sebagaimana mestinya
Hal ini disebabkan oleh sistem politik demokrasi terpimpin
itu

tidak

memberikan

kesempatan

pada

rakyat

yang

mengakibatkan partai-partai politik tidak berfungsi secara


normal

untuk

memperjuangkan

kepentingan

rakyat

menyangkut kehidupan perekonomian.


7) Hak asasi manusia kurang dilindungi
8) Komunikasi berjalan satu arah.
9

Dalam

suatu

sistem

demokrasi,

sebenarnya

komunikasi berlaku dua arah yaitu pemerintah terhadap rakyat


dan

rakyat

terhadap

pemerintah.

Namun

dalam

sistem

demokrasi terpimpin, komunikasi itu baik sosial, ppolitik,


budaya dan ekonomi hanya berjalan satu arah yaitu dari
pemerintah terhadap rakyat. Hal ini menyebabkan rakyat
merasakan penekanan.
3. Sistem politik demokrasi pancasila
Merupakan sistem politik konstitusional di mana
segala kegiatan dari pada politik baik supra-struktur (badan
legislatif, eksekutif, yudikatif atau badan-badan tinggi negara
seperti DPR, BPK, DPA, MA, Presiden dan MPR) maupun kegiatan
politik infrastruktur

semuanya berlandaskan dan berpedoman

kepada Pancasila, UUD 1945, dan undang-undang serta tap-tap


MPR lainnya.
Faktor-faktor penyebab adanya demokrasi pancasila, antaranya:
a. Pancasila sebagai suatu ajaran demokrasi dijadikan sumber
dari pada segala sumber hukum.
b. Pancasila merupakan tuntutan budi nurani manusia secara
nasional mengingat bahwa pancasila itu sendiri terdapat di
dalam kehidupan setiap orang di mana mereka mengakui
bahwa dirinya diciptakan oleh tuhan.
c. Berdasarkan pada sejarah bahwa bangsa Indonesia dapat
bersatu untuk mewujudkan negara yang besar didasarkan
pada pancasila.
d. Masyarakat indonesia adalah masyarakat yang religious atau
yang beragama.
e. Masyarakat Indonesia yang di dalam sifat dan karakternya
serta tingkah lakunya mencerminkan sila-sila pancasila.
Adapun faktor-faktor yang meneliti lebih jauh lagi
tentang

sistem

politik

demokrasi

pancasila

yang

bersifat

konstitusional, yaitu:
1) Pancasila tidak boleh diperas menjadi Trisila atau Ekasila
10

2) Pemerintahan yang konstitusional


3) Partai-partai politik yang berpedoman kepada UUD 1945 dan
UU yang berlaku.
4) Manajemen terbuka (adanya partisipasi masyarakat dalam
segala bidang)
5) Adanya pers yang bebas dan bertanggung jawab.
Kendala-kendala

atau

hambatan-hambatan

di

dalam

negara

masih

pelaksanaan sistem politik demokrasi pancasila:


1) Kesadaran

hukum

dari

seluruh

warga

memerlukan peningkatan, mengingat kenyataanya dealam


kehidupan

sehari-hari

bahwa

masih

terdapat

tindakan-

tindakan yang tidak sesuai hukum baik dilakukan oleh


perorangan

atau

kelompok

yang

mengakibatkan

tidak

mempunyai disiplin hukum yang kuat.


2) Dalam praktek demokrasi pancasila khususnya infra-struktur
masih

terlihat

adanya

penngunaan

segala

cara

untuk

memenangkan pemilu.
3) Masih ada sebagian program-program dari organisasi politik
yang belum senafas dengan jiwa pancasila dan UUD 1945.
Program organisasi politik akan diterima oleh masyarakat
Indonesia jika bahasa yang dituangkan dapat dimengerti agar
rakyat tahu dan sadar akan dibawa kemana dan untuk
mencapai apa serta untuk kepentingan siapa.
4) Hambatan dari dana yang tersedia baik dari infra-struktur
maupun supra-struktur.

Dana yang dibutuhkan organisasi

politik cukup besar namun cukup sulit didapat karena


kebanyakan organisasi politik itu orang-orang yang lemah
ekonominya.
5) Faktor perekonomian

nasionalyaitu

masih

banyaknya

tergantungan pada luar negeri baik bantuan dari G to G


government to government dan P to P private to private
yang berupa pinjaman yang berbunga rendah maupun
berbunga komersial dan penanaman modal asing.
11

6) Masih menghadapi persoalan yang disebut SARA (suku,


agama, ras dan aliran kepercayaan). Di Indonesia terkadang
terlihat ada rasa kesukuan yang cukup besar sehingga
menimbulkan issu politik negatif yang akan merugikan bagi
kesatuan dan keutuhan bangsa.
2.1.4

Sistem Politik di Indonesia


Di Indonesia, sistem politik yang dianut adalah sistem
politik demokrasi pancasila yakni sistem politik yang didasarkan
pada nilai-nilai luhur, prinsip, prosedur dan kelembagaan yang
demokratis. Sistem demokrasi diyakini mampun manjamin hak
kebebasan warga negara, membatasi kekuasaan pemerintah dan
memberikan

keadilan.

Adapun

prinsip-prinsip

sistem

politik

demokrasi di Indonesia antara lain:


1. Pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif berada
pada badan yang berbeda
2. Negara berdasarkan atas hukum
3. Pemerintah berdasarkan konstitusi
4. Jaminan terhadap kebebasan individu dalam batas-batas tertentu
5. Pemerintahan mayoritas
6. Pemilu yang bebas
7. Parpol lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya
Sebagai

suatu

sistem,

prinsip-prinsip

ini

saling

berhubungan satu sama lain. Sistem politik demokrasi akan rusak


jika

salah

satu

komponen

tidak

berjalan

atau

ditiadakan.

Contohnya, suatu negara sulit disebut demokrasi apabila hanya ada


satu partai politik. Dengan satu partai, rakyat tidak ada pilihan lain
sehingga tidak ada pengakuan akan kebebasan rakyat dalam
berserikat,

berkumpul

dan

mengemukakan

pilihannya

secara

bebas. Dengan demikian berjalannya satu prinsip demokrasi akan


berpengaruh pada prinsip lainnya.
12

Dalam Penyusunan keputusan-keputusan kebijaksanaan


diperlukan

adanya

kekuatan

yang

seimbang

dan

terjalinnya

kerjasama yang baik antara suprastruktur dan infrastruktur politik


sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan
masyarakat/Negara. Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur
politik

adalah

Lembaga-Lembaga

Negara.

Lembaga-lembaga

tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD,
Presiden

dan

Konstitusi,
membuat

Wakil

Komisi

Presiden,

Yudisial.

Mahkamah

Agung,

Lembaga-lembaga

keputusan-keputusan

yang

ini

Mahkamah
yang

berkaitan

akan

dengan

kepentingan umum.
2.2Sistem Ketatanegaraan
2.2.1 Pengertian Sistem Ketatanegaraan di Indonesia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tata negara
adalah seperangkat prinsip dasar yang mencakup peraturan
susunan pemerintah, bentuk negara dan sebagainya yang menjadi
dasar peraturan suatu negara. Ketatanegaraan adalah segala
sesuatu mengenai tata negara. Menurut hukumnya, tata negara
adalah

suatu

kekuasaan

sentral

yang

mengatur

kehidupan

bernegara yang menyangkut sifat, bentuk, tugas negara dan


pemerintahannya serta hak dan kewajiban para warga terhadap
pemerintah atau sebaliknya. Untuk mengerti ketatanegaraan dari
suatu negara pertama sekali perlu dimengerti apa itu negara:
paham

negara

Indonesia.

secara

Hubungan

umum
negara

dan
dan

negara

menurut

konstitusi

akan

bangsa
diuraikan

selanjutnya.
2.2.2 Sistem Ketatanegaraan Indonesia
Menurut UUD 1945, sistem ketatanegaraan Indonesia
adalah sebagai berikut:
1. Bentuk Negara Kesatuan
13

Secara teori ada dua klasifikasi bentuk negara, yaitu


bentuk negara serikat atau federal dan bentuk negara kesatuan.
Negara federal adalah negara yang memiliki susunan jamak,
artinya negara yang didalamnya masih memiliki negara bagian,
jadi terdapat dua susunan negara, yaitu negara federal dan
pemerintahan negara bagian. Kekuasaan dalam negara federal
ada dua yaitu kekuasaan pemerintahan federal dan kekuasaan
pemerintah negara bagian yang memiliki kedudukan sederajat
satu sama lain.
Sedangkan negara kesatuan adalah negara yag
berkesusunan tunggal. Suatu negara yang tidak memiliki
daerah bersifat negara didalamnya dan kekuasaan mengatur
seluruh daerahnya berada di tangan pemerintahan pusat yang
merupakan tingkat terakhir dan tertinggi dalam memutuskan
segala sesuatu yang teradi di dalam negara tersebut. Indonesia
merupakan negara yang menganut bentuk negara kesatuan.
Dasar penetapan ini tertuang dalam Pasal 1 ayat (1) UUD 1945
yang menyatakan: Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan
yang berbentuk Republik.
Dalam bentuk negara kesatuan yang dianut oleh
negara Indonesia, haya terdapat seorang kepala negara, satu
Undang-Undang

Dasar

yang

berlaku

untu

semua

warga

negaranya, satu pemerintahan dan satu parlemen (badan


perwakilan rakyat).
Indonesia sebagai suatu negara kesatuan menganut asas
desentralisasi dalam mengatur seluruh urusan pemerintahan
negaranya. Asas desentralisasi maksudnya adalah terdapat
kekuasaan yang melepas atau menjauh dari kekuasaan yang
ada di pusat. Kekuasaan itu nantinya ada di daerah-daerah yang
ada dalam wilayah negara tersebut. Daerah tersebut nantinya
menjadi otonom, dalm arti memliki kekuasaan dan wewenang

14

sendiri untuk mengelola penyelenggaraan pemerintahan di


daerah tersebut.
2. Bentuk Pemerintahan Republik
Dalam UUD 1945 dijelaskan

bahwa

bentuk

pemerintahan Negara Indonesia adalah Republik bukan Monarki


atau Kerajaan. Dasar penetapan tentang bentuk pemerintahan
ini ada pada pasal 1 ayat (1) menjelaskan bahwa Negara
Indonesia ialah negara Kesatuan yang berbentuk Republik.
Secara teoritis, ada dua bentuk pemerintahan,yaitu republik
dan monarki atau kerajaan. Pembedaan antara keduanya ada
pada segi pengangkatan kepala negara. Bentuk pemerintahan
disebut

republik

apabila

pengangkatan

kepala

negaranya

melalui pemilihan, sedangkan bentuk pemerintahan disebut


kerajaan atau monarki apabila cara pengangkatan kepala
negaranya melalui pewarisan secara turun-temurun.
3. Sistem Pemerintahan Presidensiil
Berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945,
Indonesia menganut system pemerintahan presidensiil. Secara
teoritis, sistem pemerintahan dibagi dalam dua klasifikasi besar,
yaitu

system

pemerintahan

pemerintahan
presidensiil.

parlementer

Sistem

dan

sistem

pemerintahan

disebut

parlemeneter jika badan eksekutif sebagai pelaksana kekuasaan


eksekutif

mendapatkan

pengawasan

langsung

dari

badan

legislatif. Sistem pemerintahan disebut presidensiil apabila


badan eksekutif berada di luar pengawasan langsung badan
legislatif. Sedangkan sistem pemerintahan yang disebut sistem
pemerintahan presidensiil apabila badan eksekutif berada di
luar pengawasan langsung badan legislatif.
Adapun ciri-ciri pemerintahan parlementer adalah
sebagai berikut:

15

a. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan


yang anggotanya dipilih oleh rakyat melalui pemilihan
umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan
perwakilan dan lembaga legislatif.
b. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik
yang memenangkan pemilihan umum.
c. Pemerintah atau kabinet terdiri atas para menteri dan
perdana

menteri

menteri

dipilih

sebagai
oleh

pemimpin

parlemen

kabinet.

untuk

Perdana

melaksanakan

kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif


berada pada perdana menteri sebgaai kepala pemerintahan.
Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen.
d. Kabinet bertanggung jawab pada parlemen dan dapat
bertahan sepanjang mendapat dukungan mayoritas anggota
parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen
dapat

menjatuhkan

parlemen

kabinet

menyampaikan

jika

mosi

mayoritas

tidak

anggota

percaya

kepada

kabinet.
e. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan.
Kepala negara adalah presiden dalam bentuk pemerintahan
republic
monarki.

atau

raja/sultan

Kepala

pemerintahan.

negara

Dia

hanya

dalam

bentuk

tidak

pemerintahan

memiliki

berperan

kekuasaan

sebagai

symbol

kedaulatan dan keutuhan negara.


f. Parlemen dapat menjatuhkan kabinet, sedangkan kepala
negara dapat membubarkan parlemen. Dengan demikian,
presiden/raja

atas

saran

perdana

menteri

dapat

membubarkan parlemen.
Dalam

sistem

pemerintahan

presidensiil,

badan

eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan yang independen.


Kedua badan tersebut tidak berhubungan secara langsung

16

seperti dalam sistem pemerintahan parlementer. Adapun cirriciri sistem pemerintahan presidensiil adalah sebagai berikut:
a. Penyelenggara negara berada di tangan presiden. Presiden
adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan
yang dipilih langsung oleh rakyat.
b. Kabinet (menteri) dibentuk oleh

presiden.

Cabinet

bertanggung jawab kepada parlemen/legislatif.


c. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen. Hal ini
karena presiden tidak dipilih oleh parlemen.
d. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam
sistem pemerintahan parlementer.
e. Parlemen memiliki kekuasaan legislative

dan

sebagai

lembaga perwakilan. Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.


Gambaran

akan

sistem

pemerintahan

Indonesia

dinyatakan dalam pasal-pasal UUD 1945 sebagai berikut:


a. Presiden

Republik

Indonesia

memegang

kekuasaan

pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. (Pasal 4 ayat


(1))
b. Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang
kepada Dewan Perwakilan Rakyat. (Pasal 5 ayat (1))
c. Presiden
menetapka
peraturan
pemerintah

untuk

menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya. (Pasal


5 ayat (2))
d. Presiden dan wakil presiden dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh rakyat. (Pasal 6A ayat (1))
e. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan
Dewan Perwakilan Rakyat. (Pasal 7C)
f. Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan
Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. (Pasal 10)
g. Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian
dengan negara lain. (Pasal 11 ayat (1))

17

h. Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan


akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dengan undangundang. (Pasal 12)
i. Presiden mengangkat duta dan konsul. (Pasal 13)
j. Presiden memberikan grasi, rehabilitasi, amnesti dan abolisi.
(Pasal 14)
k. Presiden member gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda
kehormatan. (Pasal 14)
l. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. Menterimenteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. (Pasal
17 ayat (1) dan (2))
m. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan
umum (Pasal 19 ayat (1))
n. Dewan
Perwakilan
Rakyat

memegang

kekuasaan

membentuk undang-undang. (Pasal 20 ayat (1))


o. Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi
anggaran, dan fungsi pengawasan. (Pasal 20A ayat (1))
4. Sistem Politik Demokrasi
Sistem politik yang dianut oleh negara Indonesia
adalah sistem politik demokrasi. Hal ini secara jelas dinyatakan
dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 bahwa Kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar. Hakikat demokrasi itu sendiri adalah kekuasaan dalam
negara berada di tangan rakyat. Secara normative sistem politik
demokrasi yang dianut di Indonesia didasarkan atas nilai-nilai
bangsa

yaitu

demokrasi

di

Pancasila.

Oleh

Indonesia

adalah

karena
sistem

itu,

sistem

politik

politik

demokrasi

Pancasila, yaitu sistem politik demokrasi yang didasarkan atas


nilai-nilai dasar Pancasila.
2.2.3 Sistem Pemerintahan di Indonesia
Sistem pemerintahan di Indonesia menganut ajaran
Trias Politika yang dikemukakan oleh Mostequeu dan John Locke.
18

Trias politika memiliki arti bahwa suatu pemerintahan berdaulat


harus dipisahkan antara dua atau lebih kesatuan kuat yang bebas,
mencegah satu orang atau satu kelompok mendapatkan kekuasaan
yang lebih banyak. Pemisahan kekuasaan tersebut merupakan
suatu cara untuk untuk membagi tubuh pemerintahan agar tidak
terjadi penyalahgunaan kekuasaan antara legislating, eksekutif dan
yudikatif.
1. Kekuasaan legislatif
Merupakan kekuasaan yang memiliki tugas dan fungsi sebagai
pembuat

perundang-undangan.

Kekuasaaan

ini

biasanya

dilaksanakan oleh suatu perwakilan rakyat atau parlemen. Di


Indonesia, kekuasaan legislative berada di tangan MPR, DPR,
DPRD dan DPD.
2. Kekuasaan eksekutif
Merupakan kekuasaan yang memiliki tugas dan fungsi sebagai
pelaksana
legislatif.

perundang-undangan
Kekuasaan

ini

yang

dilakukan

telah

oleh

dibuat

oleh

pemerintah,

baik

Presiden ataupun Raja dibantu para Menteri. Di Indonesia,


kekuasaan eksekutif berada di tangan presiden, wakil presiden
dan para menteri.
3. Kekuasaan yudikatif
Merupakan kekuasaan yang memiliki tugas dan fungsi sebagai
pengawas
melakukan

dan sebagai

yang

penyimpangan

mengadili
atau

siapa

melanggar

saja

yang

peraturan

perundang-undangan. Kekuasaan ini dilakukan oleh Badan


peradilan seperti Mahkamah agung dan badan dibawahnya. Di
Indonesia, kekuasaan yudikatif berada di tangan MA dan MK.
2.2.4

Lembaga Negara Menurut UUD 1945


N

Lembaga

Kedudukan, Tugas, Fungsi


19

o
1.

Negara
MPR

Melakukan sepenuhnya kedaulatan rakyat

(1:2)
Terdiri atas anggota-anggota DPR ditambah
dengan

utusan

golongn-golongan

dari

daerah-daerah

menurut

aturan

dan
yang

ditetapkan dengan UU (2:1)


Menetapkan UUD dan GBHN (3)
Memilih Presiden dan Wakil Presiden dengan

suara terbanyak (6:2)


Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya
dua pertiga daripada jumlah anggota DPR

2.

DPR

harus hadir (37:1)


Merupakan bagian dari MPR (2:1)
Memberikan persetujuan atas RUU yang

diajukan Presiden (5:1)


Memberikan persetujuan atas pernyataan
perang, perdamaian dan persetujuan dengan

Negara lain (11).


Tiap-tiap UU menghendaki persetujuan DPR

(20:1)
Jika satu rancangan UU tidak mendapat
persetujuan DPR, maka rancangan tadi tidak
boleh dimajukan lagi dalam persidangan

masa itu (20:2)


Memajukan rancangan UU (21:1)
Jika rancangan itu meskipun disetujui oleh
DPR tidak disahkan oleh Presiden, maka
rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi

dalam persidangan masa itu.


PP pengganti UU harus medapat persetujuan

DPR dalam persidangan yang berikut (22:2)


APB ditetapkan tiap tahun dengan UU.
Apabila DPR tidak menyetujui anggaran yang
20

diusulkan oleh pemerintah maka pemerintah


menjalankan

3.

Presiden

Presiden)

DPD

yang

lalu

Negara yang disampaikan BPK (23:5)


Memegang
kekuasaan
pemerintahan

menurut UUD 1945 (4:1)


Memegang
kekuasaan

dengan persetujuan DPR (5:1)


Menetapkan praturan pemerintah

menjalankan UU sebagaimana mestinya (5:2)


Memegang jabatan selama 5 tahun, dan

sesudahnya dapat dipilih kembali (7)


Memegang
kekuasaan
tertinggi

atas

Angkatan

dan

4.

tahun

(23:1)
Menerima

(termasuk
Wakil

anggaran

hasil

pemeriksaan

Darat,

keuangan

membentuk

Angkatan

Laut

Angkatan Udara (10)


Dengan
persetujuan

DPR

perang,

perdamaian

membuat

UU
untuk

menyatakan
dan

persetujuan dengan Negara lain. (11)


Menyatakan keadaan bahaya (12)
Mengangkat duta dan konsul (13:1)
Memberi
grasi,
amnesty,
abolisi

rehabilitasi (14)
Member gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda

kehormata (15)
Mengangkat dan memberhentikan menteri

(17)
Dapat

mengajukan

rancangan

dan

undang-

undang yang berhubungan dengan otonomi

5.

MA

daerah (22D)
Ikut membahas rancangan undang-undang

yang berkaitan dengan otonomi daerah.


Melakukan pengawasan atas pelaksanaan

undang-undang mengenai otonomi daerah.


Melaksanakan kekuasaan kehakiman (24:1)
21

Membawahi
lingkungan
peradilan

badan

peradilan

peradilan
agama,

umum,

lingkungan

dalam

lingkungan
peradilan

militer dan lingkungan peradilan tata usaha


6.

MK

negara.
Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk menguji

undang-undang terhadap UUD.


Memutus sengketa kewewenangan lembaga
negara yang kewewenangannya diberikan

oleh UUD 1945


Memutus pembubaran partai politik
Memutus
perselisihan
tentang

hasil

Pemilihan Umum
Memberi putusan

DPR

mengenai

dugaan

atas

pendapat

pelanggaraan

yang

dilakukan oleh Presiden atau Wakil Presiden


7.

BPK

menurut UUD 1945


Memeriksa tanggungjawab keuangan Negara
(23:5)

2.2.5 Sumber Hukum Tata Negara Indonesia


Sumber-sumber hukum Tata Negara Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Undang-undang Dasar 1945
UUD1945 mulai berlaku sejak 18 agustus 1945 sampai 27
desember 1949, setelah itu terjadi perubahan dasar negar yang
mengakibatkan UUD 1945 tidak berlaku, namun melalui dekrit
presiden tanggal 5 juli tahun 1959, ahirnya UUD 1945 berlaku
kembali sampai dengan sekarang.
2. Ketetapan MPR
Ketetapan MPR ini merupakan produk MPR yang secara
umum memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
22

a.

Garis-garis besar dalam bidang legislatif yang dilaksanakan

b.

dengan undang-undang
Garis-garis besar dalam bidang eksekutif yang dilaksanakan
dengan keputusan presiden.
Dengan kata lain ketetapan MPR ini juga dilaksanakan

dengan keputusan presiden.


3. Undang-undang/Peraturan Pemerintah

Pengganti

Undang-

undang
Undang-undang dan peraturan pemerintah pengganti
undang-undang pada dasarnya memiliki derajat yang sama,
namun

Ada

beberapa

perbedaan

yang

mendasar

antara

keduanya, perbedaan tersebut antara lain :


a. Perpu dibuat oleh presiden saja , tanpa adanya keterlibatan
DPR
b. Perpu hanya dapat dibuat dalam keadaan genting saja
(Negara dalam keadaan darurat)
Akan tetapi dalam pelaksanaanya

perpu

ini

harus

mendapat persetujuan dari DPR dikemudian hari. Apabila perpu


tersebut tidak disetuju maka harus dicabut serta akibat hukum
yang timbul harus diatur.
4. Peraturan Pemerintah
Menurut pasal 2 ayat (2) UUD 1945, PP ini dibuat dan
dikeluarkan oleh presiden untuk melaksanakan undang-undang.
PP ini memuat aturan-aturan yang bersifat umum dan tidak
boleh bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih
tinggi.
5. Keputusan Presiden
Seperti hanya

peraturan

pemerintah,

kepres

juga

dikeluarkan oleh presiden. Yang menjadi pembeda antara


keduanya adalah jika dilihat dari sifatnya, PP bersifat umum
sedangkan keppres bersifat khusus, seperti mengangkat duta
besar, guru besar ataupun jabatan administrasi penting lainnya.
6. Peraturan Pelaksana Lainnya
Peraturan pelaksana lainnya adalah seperti peraturan
menteri, intruksi menteri, dan lain-lainnya yang harusdengan
23

tegas berdasarkan dan bersumber pada peraturan perundangundangan yang lebih tinggi.
7. Convention (Konvensi Ketatanegaraan)
Konvensi ketatanegaraan adalah perbuatan kehidupan
ketatanegaraan yang dilakukan berulang-ulang sehingga ia
diterima dan ditaati dalam praktek ketatanegaraan. Konvensi
ketatanegaraan

mempunyai

kekuatan

hokum

yang

sama

dnegan undang-undang karena diterima dan dijalankan, bahkan


sering

kebiasaan

(konvensi)

ketatanegaraan

menggeser

peraturan-peraturan hukum yang tertulis.


8. Traktat
Traktat atau perjanjian adalah perjanjian yang diadakan
dua

negara

atau

lebih.

Dalam

prakteknya,

perjanjian

internasional beberapa negara dilakukan 3 tahapan, yaitu


perundingan, penandatanganan dan pengesahan. Di samping
itu, ada pula yang dilakukan hanya 2 tahapan yaitu perundingan
dan penandatanganan.
2.2.6 Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia
1. Pengertian sistem pemerintahan daerah
Menurut pasal 18 ayat (5) UUD 1945 menyebutkan
bahwa: Pemerintah daerah merupakan daerah otonom yang
dapat

menjalankan

urusan

pemerintahan

dengan

seluas-

luasnya serta mendapat hak untuk mengatur kewenangan


pemerintahan kecuali urusan pemerintahan yang oleh undangundang ditentukan sebagai urusan pemerintahan pusat.
Definisi Pemerintahan Daerah di dalam UU No. 32 Tahun
2004 tentang pemerintahan daerah pasal 1 ayat 2, adalah
sebagai

berikut:

penyelenggaraan
daerah

dan

Pemerintahan

urusan

DPRD

Daerah

pemerintahan

menurut

asas

oleh

otonomi

adalah

pemerintahan
dan

tugas

pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya


24

dalam sistem dan prinsip NegaraKesatuan Republik Indonesia


sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Melihat definisi pemerintahan daerah seperti yang telah
dikemukakan diatas,

maka

yang

dimaksud

pemerintahan

daerah disini adalah penyelenggaraan daerah otonom oleh


pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi
dimana

unsur

penyelenggara

pemerintah

daerah

adalah

Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah.


2. Asas-asas pemerintahan daerah
Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, khususnya
pemerintahan daerah, sangat bertalian erat dengan beberpa
asas dalam pemerintahan suatu negara, yakni sebagai berikut:
a. Asas sentralisasi
Asas sentralisasi adalah sistem pemerintahan dimana segala
kekuasaan dipusatkan di pemerintah pusat.
b.

Asas desentralisasi
Asas

desentralisasi

adalah

penyerahan

wewenang

pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom


untuk mengatur dan mengurus urusan dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia
c.

Asas dekonsentrasi
Asas

dekonsentrasi

adalah

pelimpahan

wewenang

pemerintahan oleh pemerintah kepada gubernur sebagai


wakil pemerintah kepada instansi vertikal wilayah tertentu.
d.

Asas tugas pembantuan


Asas tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah
kepada daera dan/atau desa; dari pemerintah provinsi
kepada pemerintah kabupaten/kota dan/atau desa; serta
dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk tugas
tertentu.
25

3. Otonomi Daerah
Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 1 ayat 5,
mendefinisikan bahwa Otonomi Daerah adalah hak, wewenang,
dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mnegurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat

sesuai

dengan

peraturan

perundang-undangan.

Berdasarkan definisi normatif dalam UU No. 32 Tahun 2004,


maka otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban
daerah otonom.

26

BAB III
SIMPULAN

Baik

sistem

politik

maupun

sistem

ketatanegaraan,

mereka mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai dasar peraturan dan
pengurusan negara hanya saja mereka fokus pada hal yang berbeda. Sistem
ketatanegaraan berkaitan mengenai hal yang berhubungan dengan tata
negara indonesia, seperti susunan pemerintah sedangkan sistem politik
mengacu pada pancasila dan UUD 1945. Tujuan keduanya adalah samasama untuk mewujudkan kelestarian dan kelangsungan hidup bangsa negara
Indonesia serta memajukan negara Indonesia.
Berdasarkan perkembangannya, Indonesia telah melewati
3 macam sistem politik, yaitu sistem politik demokratik liberal parlementer,
sistem kediktatoran dan yang terakhir sistem politik demokrasi pancasila
yang masih dipakai hingga saat ini. Dari hal tersebut, dapat diartikan bahwa
negara Indonesia selalu mengadakan perbaikan dan memantau sistem
politik yang dijalankan untuk mengetahui kecocokannya dengan bangsa
Indonesia agar negara Indonesia menjadi lebih baik lagi.

27

Daftar Pustaka
Hamid, Abdul, dkk. 2012. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Bandung: Pustaka Setia.
Huda, Nimatul. 2005. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
____________. Pengertian, Fungsi dan Asas Pemerintahan Daerah.
http://dianchocho.blogspot.com/2013/04/pengertian-fungsi-dan-asaspemerintahan.html. diakses pada tanggal 7 Oktober 2014.
Satrio, Ilham. Sistem Pemerintahan Daerah.
http://kopiapung.blogspot.com/2013/05/sistem-pemerintahandaerah.html. diakses pada tanggal 8 Oktober 2014
Sukarna. 1990. Sistem Politik Indonesia. Bandung: Mandar Maju.
Wahyudi, Alwi. 2012. Hukum Tata Negara Indonesia dalam Pasca Reformasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan (Ed. 2).
Jakarta: Bumi Aksara.

28

Anda mungkin juga menyukai