Disusun oleh:
KELOMPOK 7
1
2
3
Vyta Vebiyanti
Dhika Elvira Zanuar
Antonius Julio Airlangga
120810301078
120810301079
120810301110
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbilalamin. Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Pendapatan dan Belanja dengan tepat waktu.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan serta dorongan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan hormat dan ketulusan hati kami
sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1
Ibu Andriana selaku Dosen mata kuliah Akuntansi Pemerintah yang telah memberi
kesempatan penulisan makalah ini, serta memberi arahan dan petunjuk kepada kami.
Serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, terima kasih atas
dukungannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan
wawasan yang luas bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pendapatan......................................................................3
2.1.1 Klasifikasi pendapatan................................................................3
2.1.2 Pengakuan dan pengukuran pendapatan.....................................4
2.1.3 Penyajian dan pengungkapan pendapatan .................................6
2.2 Pengertian belanja ...........................................................................8
2.1.1 Klasifikasi belanja......................................................................8
2.1.2 Pengakuan dan pengukuran belanja............................................8
2.1.3 Penyajian dan pengungkapan belanja.........................................10
2.3 Pengertian beban ............................................................................12
2.1.1 Klasifikasi beban........................................................................12
2.1.2 Pengakuan dan pengukuran beban..............................................14
2.1.3 Penyajian dan pengungkapan beban...........................................14
BAB 3. KESIMPULAN.......................................................................................15
LAMPIRAN.........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71
tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menganut basis akrual secara
penuh, yang menggantikan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju Akrual
menurut PP Nomor 24 Tahun 2005 tersebut yang telah dimulai pada tahun 2015.
Ditetapkannya PP No. 71 Tahun 2010 maka penerapan sistem akuntansi pemerintahan
berbasis akrual telah mempunyai landasan hukum. Dan hal ini berarti bahwa Pemerintah
mempunyai kewajiban untuk dapat segera menerapkan SAP yang baru yaitu SAP berbasis
akrual. Hal ini sesuai dengan pasal 32 Undang-Undang No. 17 tahun 2003 yang
mengamanatkaan
bahwa
bentuk
pertanggungjawaban
pelaksanaan
APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan SAP. Dan hal ini ditegaskan dalam pasal 4
ayat (1) PP No. 71 Tahun 2010 menyebutkan bahwa Pemerintah menerapkan SAP Berbasis
Akrual. SAP tersebut disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) yang
independen dan ditetapkan dengan PP setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari
BPK.
Pada saat ini merupakan masa penerapan awal bagi instansi pemerintah untuk
melakukan perubahan penggunaan basis akuntansi dalam pencatatan dan pelaporan keuangan
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Keuangan Negara.
Oleh karena itu, pada makalah ini kami akan memaparkan bagaimana pengakuan dan
pengukuran pendapatan dan belanja
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pendapatan
5
Pendapatan merupakan istilah yang sering ditemui dalam proses akuntansi, baik
akuntansi komersial maupun akuntansi pemerintah. Beberapa pihak mengatakan
pendapatan adalah penerimaan kas yang menambah kekayaan suatu entitas, sedangkan
pihak lain mengatakan bahwa pendapatan adalah seluruh hak yang dimiliki entitas yang
ditimbulkan oleh penyerahan barang dan jasa.
Menurut Accounting Terminology Bulletin Nomor 2, pendapatan didefinisikan
sebagai penjualan barang dan penyerahan jasa, serta diukur dengan pembebanan yang
dikenakan kepada pelanggan, klien, atau penyewaan untuk barang dan jasa yang
disediakan bagi mereka.
Di lingkungan akuntansi pemerintah di Indonesia, pendapatan adalah penerimaan
oleh bendahara umum Negara/daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Seiring dengan diterapkannya Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010,
pendapatan ada dua jenis, yaitu pendapatan-LO (dilaporkan pada Laporan Operasional)
dan pendapatan-LRA (dilaporkan pada Laporan Realisasi Anggaran). Pendapatan-LO
adalah hak pemerintah pusat/daerah atau entitas pemerintah lainnya yang diakui
sebagaipenambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dantidak perlu
dibayar kembali.Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran
Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah,
dan tidak perludibayar kembali oleh pemerintah.
2.1.1 Klasifikasi Pendapatan
Klasifikasi pendapatan dilakukan untuk mempermudah pembaca laporan
keuangan memahami isi laporan keuangan yang diberikan.Dengan adanya
klasifikasi, maka dapat dilihat dengan jelas berapa besar pendapatan untuk tiap jenis
bidang usaha yang dilakukan.
Untuk akuntansi pemerintah di Indonesia saat masih menggunakan
menggunakan basis cash toward accrual,
internasional. Pajak dalam negeri antara lain pajak penghasilan (migas dan
nonmigas), pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, BPHTB,
cukai, dan pajak lainnya, sedangkan pajak perdagangan internasional antara
lain bea masuk dan pajak/pungutan ekspor.
2. Pendapatan Negara bukan pajak, merupakan pendapatan pemerintah pusat
yang bersumber dari luar perpajakan. Termasuk pendapatan negara bukan
pajak antara lain penerimaan SDA, bagian laba BUMN, dan PNBP lainnya.
3. Pendapatan hibah
b. Pendapatan pemerintah daerah:
1. Pendapatan asli daerah, merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari
daerah itu sendiri. Misalnya, pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah
2. Pendapatan transfer, merupakan pendapatan yang bersumber dari transfer
pemerintah pusat dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Misalnya, dana
perimbangan (dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus)
dan pendapatan transfer lainnya.
3. Lain-lain pendapatan yang sah, merupakan pendapatan yang tidak dapat
diklasifikasikan ke dalam pendapatan asli daerah dan pendapatan transfer.
Misalnya, hibah, dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan
bencana, bagi hasil pajak dari pemerintah provinsi, dana penyesuaian dan dana
otonomi khusus yang ditetapkan pemerintah, dan bantuan keuangan dari
provinsi atau pemda lainnya.
2.1.2 Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan
Secara umum, pendapatan diakui ketika:
a. Diperoleh (earned), yaitu ketika entitas telah menyelesaikan secara substansial
apa yang menjadi kewajibannya. Penyelesaian kewajiban inilah yang akan
menjadi pendapatan ketika seluruh proses selesai.
b. Sudah direalisasikan/dapat direalisasikan (realized / realizable),yaitu ketika
kas/hak tagih (piutang) sudah diterima atas penyerahan barang/jasa atau letika
jumlah kas/piutang sudah dapat ditentukan atas penyerahan barang/jasa tersebut.
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada
aliran masuk sumber daya ekonomi.Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima
di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan.
Dalam praktiknya, sangat dimungkinkan bahwa di tahun anggaran yang sedang
berjalan
terjadi
pengembalian/koreksi
pendapatan,
baik
pendapatan
untuk
Rp 150.000.000
8
Rp 150.000.000
Rp 150.000.000
Piutang pajak reklame
Rp 150.000.000
Rp 150.000.000
Pendapatan pajak reklame
Rp 150.000.000
Dari definisi tersebut, terlihat bahwa belanja terjadi dikarenakan penggunaan asset
(dalam segala bentuk) untuk kegiatan operasional entitas, sehingga belanja dapat diakui
walaupun tidak terjadi arus keluar kas.
Definisi belanja di lingkungan akuntansi pemerintah di Indonesia, telah
disempurnakan dalam PP 71 tahun 2010, yaitu semua pengeluaran oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode
tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.
2.2.1 Klasifikasi
Belanja dapat diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja),
organisasi, dan fungsi.
-
Klasifikasi ekonomi
Adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk
melaksanakan suatu aktivitas.Klasifikasi ekonomi pada pemerintah pusat
meliputi belanja pegawai, barang, modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,
dan lain-lain.Klasifikasi ekonomi pada pemda meliputi belanja pegawai, barang,
modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja tak terduga.
Klasifikasi berdasarkan organisasi
Adalah klasifikasi berdasarkan unit organisasi pengguna anggaran.Untuk
pemerintah pusat, belanja per kementerian Negara/lembaga beserta unit
organisasi di bawahnya. Untuk pemda, belanja sekretariat DPRD, sekretariat
daerah
provinsi/kota/kabupaten,
provinsi/kota/kabupaten,
-
dan
dinas
lembaga
pemerintah
teknis
daerah
tingkat
tingkat
provinsi/kota/kabupaten.
Klasifikasi menurut fungsi
Adalah klasifikasi yang didasarkan pada fungsi-fungsi utama pemerintah
pusat/daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Contoh: belanja
pelayanan umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi, perlindungan
lingkungan hidup perumahan dan pemukiman, kesehatan, pariwisata dan budaya,
agama, dan pendidikan.
Rp 10.000.000
Utang pemasok
Utang pemasok
Kas
Rp 10.000.000
Rp 10.000.000
Rp 10.000.000
11
Berdasarkan basis kas, belanja diakui pada tanggal 14 Februari 2015, ketika terjadi
pengeluaran dana melalui rekening kas daerah sebesar Rp 10 juta. Jurnak transaksi
ini adalah :
Belanja ATK
Rp 10.000.000
Kas
Rp 10.000.000
laporan
Realisasi
pelaporannya,
belanja
Anggaran
dilaporakan
dikelompokkan
menjadi
setelah
belanja
diklasifikasikan
menurut
klasifikasi
ekonomi.Klasifikasi
beban transfer
beban lain-lain.
2. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah, yaitu:
beban pegawai
beban barang
beban bunga
beban subsidi
beban hibah
beban bantuan social
beban penyusutan aset tetap/amortisasi
beban transfer
beban tak terduga.
2.3.2 Pengakuan Beban
Beban diakui pada saat:
a. timbulnya kewajiban;
b. terjadinya konsumsi aset;
c. terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari
pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum
negara/daerah. Contohnya tagihan rekening telepon dan rekening listrik yang
belum dibayar pemerintah.
Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah saat
pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban
dan/atau konsumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional pemerintah.
Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada
saat
penurunan
nilai
aset
sehubungan
dengan
penggunaan
aset
13
laporan
operasional
dilaporakan
setelah
14
BAB 3
PENUTUP
Pendapatan adalah penerimaan oleh bendahara umum Negara/daerah atau oleh entitas
pemerintah lainnya yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Berdasarkan PP No. 71 tahun 2010, pendapatan ada dua jenis, yaitu pendapatan-LO
(dilaporkan pada Laporan Operasional) dan pendapatan-LRA (dilaporkan pada Laporan
Realisasi Anggaran).Pendapatan diklasifikasikan menjadi pendapatan pemerintah pusat dan
pendapatan pemerintah daerah.Pengakuan dan pengukuran pendapatan diakui ketika
diperoleh dan sudah direalisasi/dapat direalisasi.Pendapatan merupakan kelompok pertama
yang dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Operasional (LO).
Definisi belanja di lingkungan akuntansi pemerintah di Indonesia, telah
disempurnakan dalam PP 71 tahun 2010, yaitu semua pengeluaran oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode
tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
15
Lampiran
16
Lampiran
17
Lampiran
18
Lampiran
19
Lampiran
20
Lampiran
21
Lampiran
22
Lampiran
23
DAFTAR PUSTAKA
Nordiawan, dedi.2007.Akuntansi Pemerintah.Jakarta: Salemba Empat
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
http://suhaylazhafira.blogspot.com/2014/01/makalah-sap-cash-basis-dan-akrualbasis.html
24