Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan kurikulum pendidikan IPA SMP saat ini yang menuntut guru IPA dapat
menyajikan IPA secara terpadu merupakan tantangan yang cukup berat bagi guru IPA. Di
sisi lain kebijakan ini sesungguhnya dapat memotivasi guru lebih giat belajar untuk lebih
memahami konsep-konsep IPA pada sub mata pelajaran IPA lainnya yang selama ini tidak
diampunya. Sebagai contoh, guru IPA berlatar belakang pendidikan fisika tentu harus
beupaya keras untuk memahami kosep-konsep biologi agar dapat membelajarkan siswanya
sesuai dengan arah pembelajaran IPA yang telah ditentukan kurikulum
Arah pembelajaran IPA sesuai dengan tuntutan kurikulum adalah untuk mencari
tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang alam sekitar.Salah satu fenomena alam sekitar yang menjadi
materi biologi SMP adalah struktur dan fungsi tumbuhan. Agar siswa lebih mudah
memahami materi tersebut, guru dituntut mampu berperan sebagai pengembang materi
yang kontekstual. Tuntutan agar dapat mengembangkan materi yang kontekstual tersebut
dapat dipenuhi bila guru menguasai konsep-konsep dasar struktur dan fungsi tumbuhan.
Kompetensi standar yang diharapkan untuk dikuasai guru IPA jenjang SMP pada
materi struktur dan fungsi tumbuhan adalah mampu mengaitkan struktur dan fungsi organ
pada tumbuhan. Pada makalah ini disajikan pembahasan tentang jaringan penyusun organ
tumbuhan serta organ tumbuhan secara lengkap, yaitu akar, batang, daun, bunga, dan biji
dimaksudkan agar diperoleh pengetahuan yang utuh tentang organ tumbuhan.

B. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan penulisan makalah ini dapat dirinci sebagai berikut:
1. Memenuhi tugas salah satu mata kuliah Kajian Sains Biologi pada semester II
2. Meningkatkan kompetensi guru IPA, khususnya penulis, pada materi Struktur dan
Fungsi Organ Tumbuhan

BAB II
PEMBAHASAN
Struktur tubuh tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya terdiri
atas organ pokok yaitu akar, batang dan daun. Organ tersusun oleh
beberapa jaringan, dan jaringan disusun oleh beberapa sel yang
mempunyai bentuk, struktur, serta fungsi yang sama. Berdasarkan
kemampuan sel membelah jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi
dua yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen. Setiap jaringan
memiliki struktur dan fungsi yang berbeda.
Jaringan yaitu sekumpulan sel yang mempunyai bentuk, fungsi,
dan sifat-sifat yang sama. Jaringan-jaringan akan menyusun diri menjadi
suatu pola yang jelas di seluruh bagian tumbuhan. Misalnya jaringanjaringan yang berfungsi dalam pengangkutan air dan makanan akan
membentuk suatu sistem pembuluh pengangkutan. Jaringan-jaringan
tersebut akan menyusun organ tumbuhan yaitu organ akar, organ
batang maupun daun.
A. Jaringan Tumbuhan
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan pada tumbuhan yang selalu menhgalami
pembelahan diri secara terus menerus.
Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhann, meristem dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
a. Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar.
b. Meristem interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada
pangkal ruas tumbuhan anggota suku atau family rumput-rumputan.
c. Meristem llateral, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya.
Contohnya adalah cambium dan cambium gabus (felogen)
Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Meristem primer, sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik (contoh:
meristem apikal). Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar

bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut


pertumbuhan primer.
b. Meristem sekunder, sel-selnya berkembang dari jaringan dewasa
yang sudah mengalami diferensiasi. Contohnya adalah kambium dan
kambium

gabus.

Kegiatan

jaringan

meristem

menimbulkan

pertambahan besar tubuh tumbuhan.


Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga
batang tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan
Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka). Pertumbuhan kambium
kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam
akan

membentuk

kayu.

Pada

masa

pertumbuhan,

pertumbuhan

kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium


kearah

luar,

sehingga

menyebabkan

kulit

batang

lebih

tipis

dibandingkan kayu.

Gambar 1. Jaringan Meristem pada Ujung batang


2. JARINGAN DEWASA
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Sifat-sifat
jaringan dewasa antara lain:
a. Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri,
b. Mempunyai ukuran sel yang relatif besar dibandingkan sel-sel meristem,

c. Mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput yang
menempel pada dinding sel,
d. Kadang-kadang selnya telah mati,
e. Selnya telah mencapai penebalan dinding sesuai dengan fungsinya,
f. Di antara sel-selnya dijumpai ruang antarsel.
Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara
lain jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan
penyokong (penguat), jaringan pengangkut (vaskuler), dan jaringan
sekretoris.
a. Jaringan pelindung (epidermis)
Epidermis merupakan jaringan paling luar yang menutupi
permukaan organ tumbuhan, seperti: daun, bagian bunga, buah, biji,
batang, dan akar. Fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai
pelindung jaringan yang ada di bagian sebelah dalam. bentuk, ukuran,
dan susunan, serta fungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai
jenis organ tumbuhan. Ciri khas sel epidermis adalah sel-selnya rapat
satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel.
Dinding sel epidermis ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di
bagian yang menghadap ke permukaan tubuh, dan ada yang semua
sisinya berdinding tebal dan mengandung lignin.
Seperti kita temukan pada biji dan daun pinus, dinding luar sel
epidermis biasanya mengandung kutin, yaitu senyawa lipid yang
mengendap

di

antara

selulosa

penyusun

dinding

sel

sehingga

membentuk lapisan khusus di permukaan sel yang disebut kutikula. Di


permukaan luar kutikula kadangkala kita temukan lapisan lilin yang
kedap air untuk mengurangi penguapan air.
Sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan
atau derivate epidermis, misalnya stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel
silica, dan sel gabus.
1) Stoma
Stoma (jamak: stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat
pada epidermis organ tumbuhan yang dibatasi oleh sel khusus yang
disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya
4

sama atau berbeda dengan sel-sel epidermis lainnya, dan disebut sel
tetangga. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang
menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar stomata. Letak
stomata kebanyakan berada di permukaan bawah daun. Stomata
berfungsi sebagai tempat pertukaraan gas.

Gambar 2. Epidermis daun dengan trikoma


2) Trikoma
Trikoma

(jamak:

trikomata)

berasal

dari

sel-sel

epidermis,

biasanya berbentuk rambut. Ada juga trikomata yang berbentuk sisik


atau duri. Fungsi trikoma bagi tumbuhan adalah sebagai berikut:
a) Mengurangi penguapan
b) Meneruskan rangsang
c) Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan
d) Membantu penyebaran biji
e) Membantu penyerbukan bunga
f)

Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah.

3) Sel kipas
Sel kipas dapat dijumpai pada epidermis atas daun tumbuhan
suku atau family Gramineae atau Cyperaceae. Sel kipas tersusun dari
beberapa

sel berdinding

tipis

dengan

ukuran

yang lebih besar

dibandingkan sel-sel epidermis di sekitarnya. Sel kipas berfungsi


mengurangi penguapan dengan menggulung daun.
b. Jaringan Parenkim
Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran,
maupun

fungsinya

berbeda-beda.

Sel-sel

parenkim

mampu

mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah


dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi.
Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik
bila

lingkungannya

memungkinkan.

Jaringan

parenkim

terutama

terdapat pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah,
dan endosperma biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain,
seperti pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.
Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis,
serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada
parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan
mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain
adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya
membulat.
Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang
antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim
dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk
berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi
metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya,
misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung
kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini
disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim
berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal
(amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling
banyak menyusun jaringan tumbuhan.
Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan
terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus.

Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh


karena itu disebut jaringan dasar.
Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis
jaringan, yaitu:
1) Parenkim Asimilasi
Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun,
batang yang berwarna hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat
kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya
proses fotosintesis.

2) Parenkim Penimbun
Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada empulur
batang, umbi akar, umbi lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di
dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan yang berupa gula,
tepung, lemak atau protein.
3) Parenkim Air
Terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah panas (xerofit)
untuk menghadapi masa kering, misalnya pada tumbuhan kaktus dan
lidah buaya.
4) Parenkim Udara
Ruang antar selnya besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat
pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan
enceng gondok

Gambar 3. Contoh Jaringan Parenkim


c. Jaringan Penyokong (Penguat)
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan
tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong
dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan sklerenkim.
1) Kolenkim
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan
penebalan dinding sel yang tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu membentang,
tetapi tidak dapat kembali seperti semula bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada
batang, daun, bagian-bagian bunga, buah, dan akar. Sel kolenkim dapat mengandung
kloroplas yang menyerupai sel-sel parenkim. Sel sel kolenkim dindingnya mengalami
penebalan dari kolenkim bervariasi, ada yang pendek membulat dan ada yang memanjang
seperti serabut dengan ujung tumpul.

Gambar 4. kolenkim
Berdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan, sel kolenkim dibedakan atas:
1. kolenkim angular (kolenkim sudut), merupakan jaringan kolenkim dengan penebalan
dinding sel pada bagian sudut sel;
2. kolenkim lamelal, merupakan jaringan kolenkim yang penebalan dinding selnya
membujur;
3. kolenkim anular, merupakan kolenkim yang penebalan dinding selnya merata pada
bagian dinding sel sehinggi berbentuk pipa.
2) Sklerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan
sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu sklereid
dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel - sel
8

pendek, sedangkan serabut sel selnya panjang. Sklereid berasal dari


sel-sel parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel - sel meristem.
Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel selnya membentuk
jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan
mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola
yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.

Gambar 5. Jaringan Sklerenkim

d. Jaringan Pengangkut (Vaskuler)


Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan
floem, yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem
berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun,
sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh bagian tumbuhan.
1) Xilem
Xilem

merupakan

jaringan

kompleks

karena

tersusun

dari

beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan
trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel
yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga
tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup
dan berperan dalam berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut
juga sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu pada batang.
Trakeid

dan

trakea

merupakan

dua

kelompok

sel

yang

membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang,


berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung kloroplas
9

sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah


pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah
(noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan
sel lainnya.

Gambar 6. Xilem
Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujungujung selnya. Transpor air dan mineral pada trakea berlangsung melalui
perforasi ini, sedangkan pada trakeid berlangsung lewat noktah (celah)
antar sel selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian rupa
sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung)
membentuk pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding
trakea dapat berupa cincin spiral, atau jala.
2) Floem
Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.Tersusun
atas beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring,
parenkim, serabut, dan sklerenkim.

10

Gambar 7. Floem
Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk
kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas
dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan
bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa.
Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula,
asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan.
B. Akar
1. Fungsi Akar
Bagi tumbuhan akar memiliki beberapa kegunaan, antara lain, untuk menyerap air
dan zat hara, untuk menunjang berdirinya tumbuhan, serta untuk menyimpan cadangan
makanan.
a. Menyerap air dan zat hara (mineral).
Tumbuhan memerlukan air dan zat hara untuk kelangsungan hidupnya. Untuk
memperoleh kebutuhannya tersebut, tumbuhan menyerapnya dari dalam tanah dengan
menggunakan akar. Oleh karena itu, sering dijumpai akar tumbuh memanjang menuju
sumber yang banyak mengandung air.
b. Menunjang berdirinya tumbuhan.
Akar yang tertancap ke dalam tanah berfungsi seperti pondasi bangunan. Akar
membuat tumbuhan dapat berdiri kokoh di atas tanah. Oleh karena itu, tumbuhan dapat
bertahan dari terjangan angin kencang dan hujan deras.
c. Sebagai alat pernapasan.

11

Selain menyerap air dan zat hara, akar juga menyerap udara dari dalam tanah. Hal ini
mungkin dilakukan karena pada tanah terdapat pori-pori. Melalui pori-pori tersebut akar
tumbuhan memperoleh udara dari dalam tanah.
d. Sebagai penyimpan makanan cadangan.
Pada tumbuhan tertentu, seperti ubi dan bengkoang, akar digunakan sebagai tempat
menyimpan makanan cadangan. Biasanya, akar pada tumbuhan tersebut akan membesar
seiring banyaknya makanan cadangan yang tersimpan. Makanan cadangan ini digunakan
saat menghadapi musim kemarau atau ketika kesulitan mencari sumber makanan.
Manusia juga sering menggunakan akar tumbuhan untuk keperluan hidupnya.
Misalnya, sebagai sumber makanan, contohnya ubi kayu, ubi jalar, dan wortel; sebagai
bahan obat-obatan, contohnya jahe, kunyit, dan akar pepaya; sebagai parfum, contohnya
akar bit; sebagai bumbu, contohnya jahe, kunyit, dan laos.
2. Jenis-jenis Akar
Sewaktu tumbuhan masih kecil yaitu membentuk lembaga di dalam biji calon akar
itu sudah ada dan disebut akar lembaga (radicula). Pada perkembangan selanjutnya kalau
biji mulai berkecambah sampai menjadi tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat
diperlihatkan perkembangan yang berbeda hingga pada tumbuhan lazimnya di bedakan dua
macam sistem perakaran.
a. Akar Serabut
Akar serabut berbentuk seperti serabut. Ukuran akar serabut relatif kecil, tumbuh di
pangkal batang, dan besarnya hampir sama. Akar semacam ini dimiliki oleh tumbuhan
berkeping satu (monokotil). Misalnya kelapa, rumput, padi, jagung, dan tumbuhan hasil
mencangkok.
b. Akar Tunggang
Akar tunggang adalah akar yang terdiri atas satu akar besar yang merupakan
kelanjutan batang, sedangkan akar-akar yang lain merupakan cabang dari akar utama.
Perbedaan antara akar utama dan akar cabang sangat nyata. Jenis akar ini dimiliki oleh
tumbuhan berkeping dua (dikotil). Misalnya, kedelai, mangga, jeruk, dan melinjo. Ada
beberapa akar khusus yang hanya terdapat pada tumbuhan tertentu, antara lain, akar isap,
contohnya akar benalu; akar tunjang, contohnya akar pandan; akar lekat, contohnya akar
sirih; akar gantung, contohnya akar pohon beringin; akar napas, contohnya akar pohon
kayu api.

12

Gambar 8. Sistem akar tunggang dan sistem akar serabut


3. Struktur & Jaringan Penyusun Akar pada Tumbuhan Secara Morfologi dan
Anatomi
Secara morfologis ( dipotong membujur ) Struktur dan Jaringan akar terdiri atas :
leher akar (pangkal akar), batang akar, cabang akar, serabut akar, rambut akar, ujung akar,
dan tudung akar (kaliptra). Struktur ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 9. Akar dan bagian-bagiannya


Bagian akar yang secara langsung terhubung dengan batang disebut leher akar.
Sementara bagian yang berada di antara leher dan ujung akar dinamakan batang akar.
Selanjutnya, akar juga memiliki bagian menonjol pada batang yang membentuk cabang
akar. Selain itu, ada juga akar halus bercabang-cabang yang disebut serabut akar. Lalu,
akar juga memiliki bagian yang mengalami diferensiasi pada jaringan epidermisnya.

13

Bagian ini dinamakan rambut akar. Sementara, bagian ujung akar yang berfungsi sebagai
pelindung mesistem saat akar memanjang menembus tanah disebut tudung akar.
Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar yang dilindungi kaliptra
(tudung akar). Meristem apikal selalu membelah diri menghasilkan sel-sel baru. Sel-sel
baru terbentuk pada bagian tudung akar atau bagian dalam meristem apikal. Pembelahan
meristem apikal membentuk daerah pemanjangan, disebut zona perpanjangan sel. Di
belakangnya terdapat zona diferensiasi sel dan zona pendewasaan sel. Pada zona
diferensiasi sel, sel-sel akar berkembang menjadi beberapa sel permanen. Misalnya
beberapa sel terdiferensiasi menjadi xilem, floem, parenkim, dan sklerenkim.
Secara anatomi ( dipotong melintang ) Struktur dan jaringan penyusun akar
tumbuhan sebagai berikut :
1) Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat. Dinding selnya tipis
sehingga mudah ditembus air. Memiliki rambut-rambut akar yang merupakan hasil
aktivitas sel dari belakang titik tumbuh. Rambut rambut akar berfungsi memperluas bidang
penyerapan.
2) Korteks terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapis-lapis, dinding selnya tipis dan
mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas. Jaringan-jaringan yang terdapat
pada korteks antara lain: parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
3) Endodermis terletak di sebelah dalam korteks.
Endodermis berupa satu lapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding selnya
mengalami penebalan gabus. Deretan sel-sel endodermis dengan penebalan gabusnya
dinamakan pita kaspari. Pita kaspari ini tidak tembus air dan zat-zat terlarut lainnya. Air
dan zat-zat terlarut yang melewati endodermis harus melalui protoplasma yang melekat
pada pita kaspari dan melalui dinding sel yang letaknya sejajar dengan silinder pusat.
(Gambar 2.13 pita kaspari) .Pada lapisan endodermis juga ditemui lapisan yang mengalami
penebalan zat gabus. Penebalan tersebut membentuk huruf U, sehingga disebut sel U. Sel
ini bersifat impermiabel sehingga tidak dapat dilalui air. Penebalan gabus ini tidak dapat
ditembus oleh air, sehingga air harus masuk ke silinder pusat melalui sel endodermis yang
terletak segaris dengan xilem yang dindingnya tidak menebal, yang disebut sel penerus air.
Jadi Endodermis merupakan pemisah antara korteks dengan stele serta berfungsi sebagai
pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke silinder pusat..

14

4) Stele (silinder pusat) terletak di sebelah dalam endodermis. Berkas pengangkutan


terdapat di antara stele.
Jaringan penyusun anatomi akar secara umum dapat diamati pada Gambar berikut :

Gambar 10. Penampang membujur akar

Gambar 11. Penampang melintang akar.

4. Proses Penyerapan Air dan Mineral serta Pengangkutannya

15

Air dan mineral dari tanah masuk ke tumbuhan melalui ujung akar dan rambutrambut akar. Adanya rambut-rambut akar menyebabkan daerah penyerapan air dan mineral
menjadi luas.
Air dan mineral yang diserap oleh rambut-rambut akar akan menuju ke pumbuluh
kayu (xilem). Pengangkutan air dan mineral yang larut tersebut mengalir dari sel ke sel
dengan arah horizontal, yaitu dari sel epidermis menuju ke korteks dan endodermis sampai
akhirnya ke pembuluh kayu.

Gambar 12. Proses penyerapan air dan mineral serta pengangkutannya.


Air dan mineral dapat mengalir karena adanya perbedaan kepekatan (konsentrasi)
cairan di antara sel-sel yang dilaluinya. Aliran air dan mineral dari rambut akar, epidermis,
korteks, endodermis, hingga pembuluh kayu terjadi di luar berkas pembuluh, sehingga
disebut pengangkutan ekstravaskuler. Air dan mineral setelah sampai di pembuluh kayu
akar, selanjutnya akan diangkut ke daun sebagai bahan untuk fotosintesis. Pengangkutan
air dan mineral ke daun melalui pembuluh kayu pada batang, cabang, dan daun. Karena
pengangkutan air dan mineral ini melalui berkas pembuluh angkut, yaitu pembuluh kayu
(xilem), maka disebut pengangkutan vaskuler.
Cara penyerapan air dan mineral dari dalam tanah oleh rambut-rambut akar
berlangsung secara osmosis. Osmosis adalah pergerakan (perpindahan) zat dari larutan
yang kurang pekat (berkonsentrasi rendah) ke larutan yang lebih pekat (berkonsentrasi
tinggi) melalui selaput semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah selaput pemisah
yang hanya dapat dilalui oleh air dan zat-zat tertentu yang larut di dalamnya. Umumnya
sel-sel pada tumbuhan bersifat semipermeabel termasuk sel-sel rambut akar. Selain itu,
16

cairan sel pada rambut-rambut akar lebih pekat daripada air tanah, sehingga air tanah dan
mineral yang terlarut akan masuk ke dalam sel-sel rambut-rambut akar secara osmosis.
Setelah rambut-rambut akar menyerap air tanah, cairan selnya menjadi kurang pekat bila
dibandingkan dengan cairan di dalam sel-sel korteks. Dengan demikian, secara osmosis air
dan mineral dari sel-sel rambut mengalir ke sel-sel korteks. Dengan cara yang sama, air
dan mineral akan mengalir ke endodermis dan akhirnya sampai ke pembuluh kayu akar.
Selain secara osmosis, proses penyerapan air dan mineral juga melalui proses
transpor aktif. Transpor aktif adalah sistem transpor ion-ion dan molekul-molekul melalui
membran (selaput) sel dengan menggunakan energi. Mineral dari tanah secara transpor
aktif masuk ke dalam sel tumbuhan melawan gradien konsentrasi, yaitu dari konsentrasi
rendah ke konsentrasi tinggi.
Air yang masuk ke dalam sel tumbuhan menyebabkan tekanan pada dinding sel.
Keadaan tegang yang ditimbulkan antara dinding sel dengan isi sel setelah menyerap air
disebut turgor. Sedangkan tekanan yang ditimbulkan disebut tekanan turgor.

C. Batang
1. Jenis-jenis Batang
Batang tumbuhan yang jelas terlihat dapat dibedakan menjadi :
a. Herbaceus
Herbaceus merupakan batang basah, yaitu batang yang lunak dan berair, ini
merupakan tumbuhan yang biasanya beradaptasi pada kondisi tanah yang lembab dan tidak
dapat tumbuh pada tanah yang kering.Misalnya bayam ( Amaranthus spinosus ) dan krokot
( Portulaca oleracea ).
b. Lignosus
Lignosus merupakan batang berkayu yang keras dan kuat. Ini terdapat pada pohonpohon ( abores ) dan semak-semak ( frutices ). Pohon adalah tumbuhan yang tinggi besar
dan bercabang jauh dari permukaan tanah. Contoh pohon : mangga ( Mangifera indica ).
Sedangkan semak adalah tumbuhan yang tidak begitu besar dan bercabang dekat dengan
permukaan tanah bahkan di dalam tanah. Contoh semak : sidaguri ( Sida rhombifolia )

17

c. Calmus
Calmus merupakan batang rumput, mempunyai batang yang tidak keras, mempunyai
ruas-ruas yang nyata dan sering kali berongga. Tumbuhan ini beradaptasi pada habitat yang
berair bahkan berlumpur. Contoh : padi ( Oryza sativa ) dan rumput ( Gramineae ).
d. Calamus
Calamus merupakan batang mendong, seperti batang rumput tetapi mempunyai ruasruas yang lebih panjang. Contoh : mendong ( Fimbristylis globulosa ) dan teki ( Cyperus
rotundus ).
Tumbuhan ada yang mempunyai caudex (pangkal batang di dalam tanah), di daerah
panas pada musim kering dapat digunakan sebagai alat untuk mempertahankan diri.
Contohnya pada tumbuhan valerian dan klembak , bagian yang di atas tanah seringkali
mati tetapi bagian yang di dalam tanah masih hidup, jika musim baik telah tiba, akan
bertunas menghasilkan tumbuhan yang baru.
Telah dijelaskan bahwa adaptasi batang dapat melibatkan perubahan struktur tubuh
tumbuhan. Antara lain perubahan struktur jaringan, bentuk batang yang tidak pada
umumnya, serta ditemukannya bagian-bagian baru dari batang.
2. Struktur Batang
Batang dapat diumpamakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Bagian ini umumnya
tumbuh di atas tanah. Arah tumbuh batang tumbuhan menuju sinar matahari. Umumnya
batang bercabang, tetapi pada tumbuhan tertentu batangnya tidak memiliki cabang seperti
pada tumbuhan pisang, kelapa, dan pepaya. Struktur batang terdiri atas epidermis, korteks,
endodermis, dan silinder pusat (stele). Silinder pusat pada batang ini terdiri atas beberapa
jaringan yaitu empulur, perikardium, dan berkas pengangkut yaitu xilem dan floem.
Batang berkayu memiliki kambium. Kambium mengalami dua arah pertumbuhan,
yaitu ke arah dalam dan ke arah luar. Ke arah dalam, kambium membentuk kayu,
sedangkan ke arah luar membentuk kulit. Karena pertumbuhan kambium inilah batang
tumbuhan bertambah besar. Contoh tumbuhan yang memiliki batang jenis ini, antara lain,
jati, mangga, dan mranti.Tumbuhan batang rumput memiliki ruas-ruas dan umumnya
berongga. Batang jenis ini mudah patah dan tumbuhannya tidak sebesar batang berkayu.
Misalnya, tanaman padi, jagung, dan rumput. Tumbuhan batang basah memiliki batang
yang lunak dan berair. Misalnya, tumbuhan bayam dan patah tulang.
18

Gambar 13. Penampang Batang


3. Pertumbuhan Batang
Tumbuhan herba umumnya tumbuh hanya untuk satu tahun atau satu musim dan
tumbuhan berkayu tumbuh lebih dari satu tahun atau satu musim. Sebagai contoh bambu
dalam satu tahun dapat tumbuh mencapai 6 meter.
Ada dua macam tunas pada batang. Tunas ujung atau apeks dan pucuk atau -dikenal
dengan tunas terminal adalah tunas yang terletak di ujung batang. Tunas ini berperan
terhadap pertambahan panjang tumbuhan. Sepanjang batang terdapat tunas lateral atau
tunas samping atau tunas ketiak yang dapat menghasilkan cabang, daun atau bunga.
Sayatan melintang batang berkayu akan menampakkan gambaran melingkar seperti
cincin. Kambium membentuk sel-sel xilem baru yang melingkar seperti cincin dalam satu tahun.
Tiap cincin xilem tersebut dikenal dengan lingkaran tahun.
Tiap lingkaran tahun tersusun dari kumpulan sel-sel yang nampak bergaris gelap dan
garis terang. Garis terang terbentuk pada saat kondisi lingkungan banyak mengandung air, seperti
saat musim hujan. Garis tersebut tampak lebih terang karena sel-sel xilemnya lebih besar. Pertumbuhan
lebih lambat terjadi saat musim kemarau, yang curah hujannya sangat sedikit. Garis tersebut
tampak lebih gelap karena selsel xilemnya lebih kecil.
Di daerah tropis lingkaran-lingkaran

tersebut

tidak

selalu

dapat

mencerminkan umur, sebab dalam satu tahun tidak selalu terbagi menjadi dua musim,
kemarau dan penghujan. Ada kalanya karena pergeseran musim, dalam satu tahun musim hujan turun
dua kali, sehingga kemungkinannya satu lingkaran tidak mencerminkan pertumbuhan satu tahun.
Untuk itu di daerah tropis lebih tepat disebut sebagai lingkaran tumbuh, bukan lingkaran tahun.

4. Fungsi Batang
19

Batang pada umunya terdiri dari sumbu tegak dengan daun-daun melekat
padanya.dalam bentuk ini tugas utama batang adalah sebgai berikut:
1. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu daun, bunga dan
buah.
2. Berlaku sebagai jalur translokasi air dan garam-garam mineral ke daun dan titik-titik
tumbuh, dan bahan organik dari tempat pembentukannya di daun ke semua bagian dari
tubuh.
3. Batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya sebagai tempat penimbunan
cadangan makanan.
4. Sebagai alat perkembangbiakan.
5. Memperkuat tubuh tanaman, dilakukan dengan dua cara:
a. Pada batang yang masih muda, sel-selnya diperkuat oleh selulosa dan turgor.
b. Pada batang yang sudah tua, kekuatanya ditunjang oleh sel-sel yang mengandung
lignin.
6. Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi. Dan menempatkan bagianbagian di dalam ruang sedemikian rupa, sehingga dari segi kepentingan tunbuhan
bagian-bagian tadi mendapat terdapat pada posisi paling menguntungkan.
D. Daun
1. Macam-macam Bentuk Daun
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal.
Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk
dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang.
Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri
(misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ
fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi
menjadi organ penyimpan air.
Daun beragam ukuran dan bentuknya antar tumbuh-tumbuhan. Banyak yang bujur
telur, tetapi yang lain berbentuk lancip, menjari, berbentuk hati, atau banyak lagi bentuk
yang lain.

20

Gambar 14. Bentuk-bentuk daun


2. Struktur dan Anatomi Daun
Daun terdiri dari jaringan-jaringan yang masing-masing mempunyai fungsi spesifik.
Jaringan-jaringan tersebut adalah :
a. Epidermis Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis bawah,
berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya.
b. Jaringan Pagar atau Jaringan Tiang dikenal juga dengan istilah jaringan palisade,
merupakan jaringan yang berfungsi sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis.
c. Jaringan bunga karang Disebut juga jaringan spons karena lebih berongga bila
dibandingkan dengan jaringan palisade, berfungsi sebagai tempat menyimpan
cadangan makanan.
d. Berkas pembuluh angkut Terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan floem atau
pembuluh tapis, pada tumbuhan dikotil keduanya dipisahkan oleh kambium.
e. Xilem Berfungsi untuk mengangkut air dan garam yang diserap akar dari dalam
tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis).
f. Floem Berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan, termasuk daun itu sendiri
g. Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma mengambil CO2
dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil
fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita dimana stoma mengambil CO2 dari udara dan
mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2.
Stoma terletak di epidermis bawah. Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga
bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang. Struktur daun secara lengkap
dapat dilihat pada gambar:

21

Gambar 15. Penampang melintang daun


3. Pertumbuhan Daun
Primordia atau bakal daun dibentuk di daerah meristem apeks pucuk akibat adanya
aktivitas meristem apikal. Akibatnya muncullah tonjolan yang semakin tinggi dan bertambah lebar.
Pada tonjolan daun tersebut aktivitas mitosis lebih tinggi di sisi abaksial dibandingkan sisi
adaksial, sehingga tonjolan daun akan melengkung menutupi apeks pucuk.
Daerah di atas bagian dasar primordia daun akan berdiferensiasi menjadi tulang daun
tengah. Tonjolan primordia daun selanjutnya akan melebar ke arah samping oleh aktivitas
meristem marginal (tepi), sehingga membentuk dua daerah yang memipih pada posisi disebelah
tulang daun. Tulang daun lateral terpola sebagai jalinan berkas prokambium sewaktu helai daun
melebar.
4. Fungsi Daun
Ada beberapa fungsi atau manfaat daun bagi tumbuhan, antara lain :
a. Tempat terjadinya fotosintesis.
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu
glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan
menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya
matahari.
b. Sebagai organ pernapasan atau respirasi.
Stomata berfungsi sebagai organ respirasi. Stomata mengambil CO2 dari udara untuk
dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stomata ibarat
hidung kita dimana stomata mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2,
22

sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stomata terletak di


epidermis bawah. Selain stomata, tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel
yang terletak pada batang.
c. Tempat terjadinya transpirasi.
Transpirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan.
d. Tempat terjadinya gutasi.
Gutasi adalah proses pelepasan air dari jaringan daun dalam bentuk cair. Gutasi terjadi
melalui lubang-lubang pengeluaran yang terdapat pada bagian tepi daun sebagai bagian
dari proses pengeluaran kelebihan air sebagai sisa metabolisme, khususnya pada saat
pengeluaran dengan cara transpirasi (penguapan) tidak efektif, misalnya pada malam
hari. Gutasi dapat diamati pada pagi hari dan dapat disalahartikan sebagai embun. Ia
terlihat sebagai tetes-tetes air di tepi daun yang tersusun teratur, sesuai dengan lokasi
lubang pengeluaran.
e. Alat perkembangbiakkan vegetatif.
Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa
adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi vegetatif bisa terjadi
secara alami maupun buatan. Perkembangbiakan dengan membelah diri biasanya terjadi
pada hewan tingkat rendah, bersel satu (protozoa), misalnya : amoeba dan
paramaecium. Pembelahan diri biner jika terjadi pembelahan individu menjadi 2
individu baru, dan disebut pembelahan diri multipel (perkembangbiakan dengan spora)
jika pembelahan individu menjadi banyak individu, misalnya: plasmanium

E. Bunga
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh
dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon

tertentu.

Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis
diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan
ketersediaan air .
1. Macam-macam Bunga
Dilihat dari bagian-bagian yang menyusun suatu bunga, dapat kita bedakan ada
bunga lengkap dan ada bunga sempurna. Berikut penjelasannya:

23

a. Bunga Lengkap : Bunga ini terdiri dari kelopak (calyx), mahkota(corolla), benang sari
(androecium) dan putik (gynaecium).
b. Bunga tak Lengkap : Bunga ini tidak memiliki salah satu bagian bunga seperti bunga
lengkap, misalnya tidak memiliki kelopak.
c. Bunga Sempurna : Hanya terbatas bahwa bunga ini memiliki benang sari(androecium)
dan putik (gynaecium).
d. Bunga tak Sempurna : Bunga ini tidak memiliki benang sari (androecium) atau tidak
memiliki putik (gynaecium).
Kelamin pada Bunga
1. Bunga banci (hermaprodithus), dimana pada satu bunga terdapat benang sari dan
putik, dapat pula disebut bunga sempurna.
2. Bunga Berkelamin Tunggal (unisexualis), terbagi menjadi 3 macam yaitu,
a. Bunga yang terdiri dari benang sari saja, yang disebut bunga jantan (flos masculus)
b. Bunga yang terdiri dari putik saja yang disebut bunga betina (flos femineus)
c. Dan bunga yang tidak memiliki kelamin, atau bunga mandul.
2. Struktur dan Anatomi Bunga
Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan sebagai penciri
suatu takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf ("berbentuk
bintang", simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak
dijumpai.
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina
(putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci
atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian
utama bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut:
a. Kelopak bunga atau calyx;
b. Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk
memikat serangga yang membantu proses penyerbukan;
c. Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria)
berupa benang sari;
d. Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah
wanita") berupa putik.
e. Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya
terdapat bakal

buah(ovarium)

dengan

satu

24

atau

sejumlah bakal

biji (ovulum,

jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik
terdapat kepala

putik atau stigma untuk

menerima serbuk

sari atau pollen. Tangkai

putik atau stylus berperan sebagai jalan bagi pollen menuju bakal bakal buah.
Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas dikatakan sebagai struktur
tumbuhan yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat
bervariasi. Modifikasi ini digunakan botanis untuk membuat hubungan antara tumbuhan
yang satu dengan yang lain.
3. Fungsi Bagian-bagian Bunga
Di antara keempat organ penyusun bunga, hanya dua yaitu benang sari dan putik yang
merupakan struktur fertil dan berperan secara langsung dala pembentukan biji. Kelopak
dan mahkota mendukung dan melindungi struktur fe tersebut serta membantu menarik polinator.
Struktur beserta fungsi organ-org tersebut digambarkan sebagai berikut.

Gambar 16. Bunga dan Bagian-bagiannya


a. Mahkota atau korola umumnya berwarna dan seringkali berbau harum, sehingga merupakan organ
yang berfungsi menarik polinator. Mahkota disusun oleh beberapa petal. Beberapa tumbuhan
memiliki permukaan dengan struktur khas sehingga merupakan tempat istirahat dan sekaligus
menghasilkan makanan bagi serangga polinator. Petal-petal dapat berfusi membentuk struktur
seperti tabung, atau bentuk lain yang membuat bunga tersebut lebih menarik bagi serangga
polinator.
b. Putik atau pistil dengan bagian kepalanya yang disebut kepala putik (stigma), memiliki
struktur permukaan yang lengket clan merupakan tempat menempelnya serta
25

berkeca mbahn ya serbuk sari. Tangkai putik (stilus) merupakan penghubung


antara kepala putik dengan bakal buah. Tabung polen atau buluh serbuk sari tumbuh
meman jang ke bawah untuk m encapai bakal Pistil buah. Bakal buah (ovarium) akan
berkembang menjadi bush yang mengandung bakal biji. Tiap bakal biji (ovul) bila
difertilisasi akan berkembang menjadi bi ji.
c. Benang sari (stamen) terdiri dari kepala sari (antera) yang menghasilkan serbuk sari,
dan tangkai sari (filamentum) yang menghubungkan kepala sari dengan dasar bunga.
Bila serbuk sari yang berkembang di dalam kepala sari mencapai dewasa, kelapa sari akan
terbuka untuk mengeluarkan serbuk sari.
d. Kelopak (kalik) merupakan bagian bunga yang terletak pada lingkaran paling luar bunga.
Helaian-helaian penyusun kelopak disebut sepal. Keseluruhan sepal secara bersamasama
menyusun kelopak. Kelopak berfungsi sebagai lapisan pelindung bagi kuncup bunga,
melindungi bunga dari gangguan serangga dan mencegah dari kekeringan. Kadang kala
sepal ini jugs memiliki warna seperti warna-warna petal.
F. Buah dan Biji
Apabila serbuk sari dan putik telah masak dan terjadi penyerbukan yang diikuti
pembuahan maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah. Sementara itu, bakal biji yang
terdapat dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji. Bagian bunga yang dapat
berkembang dan ikut menyusun buah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Daun pelindung, misalnya klobot pada tanaman jagung.


Daun kelopak, misalnya pada tanaman terong.
Tangkai putik, misalnya pada buah jagung.
Kepala putik, misalnya pada buah manggis.
Tangkai bunga, misalnya pada jambu monyet.
Perhiasan bunga, misalnya pada nangka.
Dasar bunga, misalnya pada tanaman elo.

26

Gambar 17 Struktur Buah


Bagi tumbuhan biji (Spermatophyta), biji ini merupakan alat perkembangbiakan
utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Melalui biji ini tumbuhan
dapat mempertahankan jenisnya.
Pada umumnya biji terdiri atas bagian-bagian seperti berikut.
a. Kulit biji
b. Tali pusar
c. Inti biji atau isi biji
Kulit biji merupakan bagian terluar biji dan berasal dari selaput bakal biji. Pada
umumnya, kulit biji dari tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) terdiri atas dua lapisan
sebagai berikut.
a. Lapisan kulit luar (testa).
Lapisan ini mempunyai sifat yang bermacam-macam, ada yang tipis, ada yang kaku
seperti kulit, dan ada yang keras seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan pelindung
utama bagi bagian biji yang ada di dalam. Lapisan luar ini juga dapat memperlihatkan
warna dan gambaran yang berbeda-beda misalnya merah, biru, pirang, kehijau-hijauan, ada
yang licin rata, dan ada pula yang mempunyai bentuk keriput.
b. Lapisan kulit dalam (tegmen).
Biasanya tipis seperti selaput, disebut juga dengan kulit ari. Pada tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae), kulit biji terdiri dari tiga lapisan sebagai berikut.
1. Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging. Pada waktu masih muda berwarna
hijau, kemudian berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah.
2. Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat, keras, dan berkayu.
27

3. Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput dan seringkali melekat erat
pada inti.

Gambar 18. Bagian-bagian biji


Bagian lain dari biji adalah tali pusar. Tali pusar disebut juga tangkai biji. Setelah
biji masak, biji akan terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji), dan pada bijinya hanya
tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusar biji. Perhatikan Gambar 1. Bagian lain dari
biji adalah inti biji. Inti biji adalah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya. Oleh
sebab itu, inti biji juga dapat dinamakan isi biji. Inti biji terdiri atas lembaga yang
merupakan calon individu baru dan putih lembaga (albumen). Putih lembaga merupakan
jaringan berisi makanan cadangan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru
(kecambah), sebelum dapat mencari makanan sendiri.

28

DAFTAR PUSTAKA

Biggs, Alton, and Blaustein. 1995.Biology: The Dynamics of Life. Teacher Wraparound
Edition. New York : Glencoe McGraw-Hill.
Esau, K., Anatomy of seed plants. Ed. 2. New York : John Wiley & Son.
Hidayat, Estiti., 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.
Kaskel, Albert., Paul J. Hummer, Jr., and Lucy Daniel. 1995. Biology: an Everyday
Experience. Teacher Wraparound Edition. New York : Glencoe McGraw-Hill.
Morton, J. 1987. Mango. p. 221239. In: Fruits of warm climates. Julia F. Morton, Miami,
FL. New York.
Stern. 2000. Introductory Plant Biology. Eight Edition. New York : McGraw-Hill
Company.
Syamsuhidayat,

Sugati

S.,

dan

Hutapea,

J.R.,

1991, Inventaris

Tanaman

Obat Indonesia.Edisi ke-2, Departemen Kesehatan RI Bagian Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan, Jakarta.
Tjitrosoepomo,G, 1994, Morfologi Tumbuhan, Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Tjirosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.

29

Anda mungkin juga menyukai