Anda di halaman 1dari 11

Faktor-Faktor Nasionalisme Indonesia[sunting | sunting sumber]

Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya nasionalisme :

Faktor dari dalam (internal)[sunting | sunting sumber]

Kenangan kejayaan masa lampau

Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan
berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia,Mesir,
dan Persia pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi
Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan
pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa Majapahit, mereka mampu
menguasai daerah seluruh Nusantara, sedangkan masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan
karena maritimnya yang kuat.

Bersatunya negara-negara Asia dan Afrika sejak zaman dahulu kala

Faktor yang mendorong rasa nasionalisme bangsa Asia bukanlah akibat penjajahan yang
dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika, melainkan rasa persatuan itu
sudah dimiliki sejak zaman dahulu kala terutama sesama ras, ataupun kerjasama perdagangan
yang telah saling melengkapi antara suku produsen benda yang berlainan (sehingga terjadi
pertukaran tanpa adanya keserakahan seperti yang dilakukan bangsa barat). Mereka saling
menghormati dan menjaga. Namun kedatangan bangsa barat yang menjajah mengakibatkan
mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang imperialisme barat.

Munculnya golongan cendekiawan

Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari


pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan
pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk
melawan penjajahan.

Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan
kebudayaan
1. Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi
masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi
manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
2. Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi
ekonomi asing. Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan
dan kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.

3. Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan
mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya
budaya asing di Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan
menjaga serta menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.

Faktor dari luar (eksternal)[sunting | sunting sumber]

Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)

Pada tahun 1904-1905 Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan Rusia.
Hal ini dikarenakan, modernisasi yang dilakukan Jepang yang telah membawa kemajuan pesat
dalam berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan kekuatan yang dimiliki
tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia melanjutkan ke Manchuria dan
beberapa daerah di Rusia. Keberhasilan Jepang melawan Rusia inilah yang mendorong lahirnya
semangat bangsa-bangsa Asia Afrika mulai bangkit melawan bangsa asing di negerinya.

Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara

Pergerakan Kebangsaan India

India untuk menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama All India
National Congres. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru, B.G. Tilak, dsb.
Mahatma Gandhi memiliki dasar perjuangan :
1. Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan.
2. Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka
masuk kantor atau pabrik.
3. Satyagraha, merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan
pemerintah kolonial Inggris.
4. Swadesi, merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri
sendiri.
Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath Tagore.

Gerakan Kebangsaan Filipina

Digerakkan oleh Jose Rizal dengan tujuan untuk mengusir penjajah bangsa Spanyol di
wilayah Filipina. Novel yang dikarangnya berupa Noli Me Tangere (Jangan Sentuh Aku). Jose
ditangkap tanggal 30 September 1896 dijatuhi hukuman mati. Akhirnya dilanjutkan Emilio
Aquinaldo yang berhasil memproklamasikan kemerdekaan Filipina tanggal 12

Juni1898 tetapi Amerika Serikat berhasil menguasai Filipina dari kemerdekaan baru diberikan
Amerika Serikat pada 4 Juli 1946.

Gerakan Nasionalis Rakyat Cina

Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam segala
sektor kehidupan bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu. Dasar gerakan San
Min Chu I: 1. Republik Tiongkok adalah suatu negara nasional Cina 2. Pemerintah Cina disusun
atas dasar demokrasi (kedaulatan berada di tanggan rakyat) 3. Pemerintah Cina mengutamakan
kesejahteraan sosial bagi rakyatnya.
Apa yang dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan
rakyat Indonesia. Terlebih lagi setelah terbentuknya Republik Nasionalis Cina (1911)

Pergerakan Turki Muda (1908)

Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di segala sektor
kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat menumbangkan Khilafa. mustafa kemal
merupakan agen negara barat untuk mengahncurkan negara bersistemkan islam yang mulia itu.
Mustafa Kemal merupakan agen Inggris (Negeri Penjajah)yang mengadu doma antara rakyat
turki dan pememimpinnya, agar muncul ketidakpercayaan terhadap pemimpin dari rakyat turki.
padahal sistem islamlah (khilafah)yang telah membawa rakyat turki menjadi masyarakat yang
sejahtera, bukan negara dengan sistem demokrasi.

Pergerakan Nasionalisme Mesir

Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan


bangsa Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir yang
dikemukakan oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya organisasi-organisasi
keagamaan di Indonesia seperti Muhammaddiyah.
Intinya dengan gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara
lain termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan
kolonialisme di negaranya.

Munculnya Paham-paham baru

Munculnya paham-paham baru di luar negeri


seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi dan pan islamisme juga menjadi dasar
berkembangnya paham-paham yang serupa di Indonesia. Perkembangan paham-paham itu

terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham) pada organisasi pergerakan nasional yang
ada di Indonesia.

Pertumbuhan dan Perkembangan Nasionalisme Di


Indonesia[sunting | sunting sumber]
Tumbuhnya Nasionalisme di Indonesia[sunting | sunting sumber]
Karena adanya faktor pendukung diatas maka di Indonesiapun mulai muncul semangat
nasionalisme. Semangat nasionalisme ini digunakan sebagai ideologi/paham bagi organisasi
pergerakan nasional yang ada. Ideologi Nasional di Indonesia diperkenalkan oleh Partai
Nasional Indonesia (PNI) yang diketuai oleh Ir. Soekarno. PNI bertujuan untuk memperjuangkan
kehidupan bangsa Indonesia yang bebas dari penjajahan. Sedangkan cita-citanya adalah
mencapai Indonesia merdeka dan berdaulat, serta mengusir penjajahan
pemerintahan Belanda di Indonesia. Dengan Nasionalisme dijadikan sebagai ideologi maka
akan menunjukkan bahwa suatu bangsa memiliki kesamaan budaya, bahasa, wilayah serta
tujuan dan cita-cita. Sehingga akan merasakan adanya sebuah kesetiaan yang mendalam
terhadap kelompok bangsa tersebut.

Perkembangan Nasionalisme di Indonesia[sunting | sunting sumber]


Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan
identitas nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah Indonesia untuk menyebut negara
kita ini. Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambang
perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu mempersatukan
bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan penjajahan, sehingga segala
bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan Indonesia bukan atas nama daerah lagi. Istilah
Indonesia mulai digunakan sejak :
1. J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan kepulauan
nusantara dalam tulisannya pada tahun 1850.
2. Earl G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850 menyebut
penduduk nusantara dengan Indonesia.
3. Serta tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional.
4. Istilah Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara Belanda yang
awalnya bernama Indische Vereninging menjadi Perhimpunan Indonesia.
5. Nama majalah Hindia Putra menjadi Indonesia Merdeka
6. Istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Melalui
Sumpah Pemuda kata Indonesia dijadikan sebagai identitas kebangsaan yang diakui

oleh setiap suku bangsa, organisasi-organisasi pergerakan yang ada di Indonesia


maupun yang di luar wilayah Indonesia.
7. Kata Indonesia dikukuhkan kembali dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17
Agustus 1945.

Peranan Nasionalisme di Indonesia[sunting | sunting sumber]


Perkembangan nasionalisme yang mengarah pada upaya untuk melakukan pergerakan nasional
guna seakan melawan penjajah tidak bisa lepas dari peran berbagai golongan yang ada dalam
masyarakat, seperti golongan terpelajar/kaum cendekiawan, golongan profesional, dan golongan
pers.

Golongan Terpelajar

Golongan terpelajar dalam masyarakat Indonesia saat itu termasuk dalam kelompok elite sebab
masih sedikit penduduk pribumi yang dapat memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh
pendidikan merupakan sebuah kesempatan yang istimewa bagi rakyat Indonesia. Mereka
memperoleh pendidikan melalui sekolah-sekolah yang didirikan kolonial yang dirasa memiliki
kualitas baik. Dengan pendidikan model barat yang mereka miliki, golongan terpelajar dipandang
sebagai orang yang memiliki pandangan yang luas sehingga tidak sekedar dikenal saja tetapi
mereka dianggap memiliki kepekaan yang tinggi. Sebab selain memperoleh pelajaran di kelas
mereka akan membentuk kelompok kecil untuk saling bertukar ide menyatakan pemikiran
mereka mengenai negara Indonesia melalui diskusi bersama. Meskipun mereka berasal dari
daerah yang berbeda tetapi mereka merasa senasip sepenanggunagan untuk mengatasi
bersama adanya penjajahan, kapitalisme, kemerosotan moral, peneterasi budaya, dan
kemiskinan rakyat Indonesia. Hingga akhirnya mereka membentuk perkumpulan yang
selanjutnya menjadi Oragnisasi Pergerakan Nasional. Mereka membentu organisasi-organisasi
modern yang berwawasan nasional. Mereka berusaha menanamkan pentingnya persatuan dan
kesatuan bangsa, menanamkan rasa nasionalisme, menanamkan semangat untuk
memprioritaskan segalanya demi kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi melalui
organisadi tersebut. Selanjutnya melalui organisasi pergerakan nasional tersebut mereka
melakukan gerakan untuk melawan penjajahan yang selanjutnya membawa Indonesia pada
kemerdekaan.
Jadi Golongan terpelajar memiliki peran yang besar bagi Indonesia meskipun keberadaannya
sangat terbatas (minoritas) tetapi golongan terpelajar inilah yang menjadi pelopor pergerakan
nasional Indonesia hingga akhirnya kita berjuangan melawan penjajah dan memperoleh
kemerdekaan.

Golongan Profesional

Golongan profesional merupakan mereka yang memiliki profesi tertentu seperti guru, dan
dokter.Keanggotaan golongan ini hanya terbatas pada orang seprofesinya. Golongan profesional

ini lebih banyak ada dan mengembangkan profesinya didaerah perkotaan. Golongan profesional
pada masa kolonial memiliki hubungan yang dekat dengan rakyat, sehingga mereka dapat
mengetahui keberadaan rakyat Indonesia pada saat itu. Sehingga golongan ini dapat
menggerakkan kekuatan rakyat untuk menentang kekuasaan pemerintah kolonial Belanda.
a) Peran Guru
1. Guru merupakan ujung tombak perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai
kemerdekaannya dan berjuang memajukan bangsa Indonesia dari keterbelakangan.
2. Guru memberikan pendidikan dan pengajaran kepada generasi penerus bangsa melalui
lembaga-lembaga pendidikan yang ada baik itu sekolah yang didirikan oleh pemerintah
kolonial maupun sekolah yang didirikan oleh tokoh-tokoh bangsa Indonesia.
3. Melalui pendidikan tersebut guru dapat menanamkan rasa kebangsaan/ rasa
nasionalisme yang tinggi. Sehingga anak-anak kaum pribumi dapat menyadari dan
tekanan dari pemerintah kolonial Belanda.
4. Guru telah membangun dan membangkitkan kesadaran nasional bangsa Indonesia.
5. Guru telah mendidik dan melahirkan tokoh-tokoh pejuang yang dapat diandalkan dalam
memperjuangkan kebebasan bangsa Indonesia dari cengkeraman kaum penjajah.
6. Orang-orang pribumi mulai menghimpun kekuatan dan berjuang melalui organisasiorganisasi modern yang didirikannya. Organisasi-organisasi perjuangan yang didirikan
oleh kaum terpelajar bangsa Indonesia dijadikan sebagai wadah perjuangan di dalam
menentukan langkah-langkah untuk mengusir pemerintah kolonial Belanda dan
berupaya membebaskan bangsa dari segala bentuk penjajahan asing.
Bagi guru tempat perjuangan mereka adalah lembaga-lembaga pendidikan yang ada, di sekolah
tersebut guru membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai
kemerdekaannya.
Contoh lembaga pendidikan yang ada, yaitu :
1. Perguruan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara
2. Lembaga Pendidikan Perguruan Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan
Melalui gurulah dihasilkan tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia maupun tokoh-tokoh besar
dunia. Di tangan gurulah terletak maju mundurnya sebuah bangsa. Jadi jika tidak ada guru maka
mungkin Indonesia tidak dapat terbebas dari Kekuasaan kolonial.
b) Peran Dokter

1. Pada masa kolonial dokter memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kehidupan
rakyat.
2. Dokter dapat merasakan kesengsaraan dan penderitaan yang dialami rakyat Indonesia
melalui penyakit yang dideritanya. Ia mendengarkan berbagai keluhan yang dialami oleh
rakyat Indonesia. Penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh rakyat Indonesia
adalah akibat dari berbagai tekanan dan penindasan yang dilakukan oleh pemerintah
kolonial Belanda.
3. Ketergerakan hati mereka diwujudkan melalui perjuangan dengan membentuk wadah
organisasi yang bersifat sosial dan budaya yang diberinama Budi Utomo yang didirikan
20 Mei 1908 oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr.
Gunawan Mangunkusumo.
1. Golongan Pers
Pers sudah mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-19, dan masuknya pers di Indonesia
memberikan pengaruh yang cukup besar bagi bangsa Indonesia. Wujud perkembangan pers
dapat dilihat dalam bentuk surat kabar maupun majalah. Awalnya surat kabar yang beredar
hanya digunakan untuk orang-orang asing tetapi karena untuk mengejar pelanggan dari
masyarakat pribumi maka muncul surat kabar yang di modali orang Cina tetapi menggunakan
bahasa Melayu. Peran media :
1. Melalui surat kabar terdapat pendidikan politik, sebab melalui surat kabar tersebut
ternyata dimuat isu-isu mengenai masalah politik yang sedang berkembang sehingga
secara tidak langsung melalui surat kabar tersebut telah memberikan pendidikan politik
kepada masyarakat Indonesia.
2. Melalui Surat kabar/ majalah mempunyai fungsi sosial dasar yaitu memperluas
pengetahuan bagi para pembacanya dan dapat membentuk pendapat (opini) umum.
3. Pendidikan sosial politik dapat disalurkan melalui tulisan-tulisan di surat kabar dan media
masa sehingga menumbuhkan pemikiran dan pandangan kritis pembaca yang dapat
membangkitkan kesadaran bersama bagi bangsa Indonesia.
4. Surat kabar merupakan media komunikasi cetak yang paling potensial untuk memuat
berita, wawasan dan polemik (tukar pikiran melalui surat kabar), bahkan ide dan
pemikiran secara struktural dapat dikomunikasikan kepada masyarakat luas.
5. Meskipun pada masa itu ruang gerak pers dibatasi dan dikontrol ketat oleh pemerintah
kolonial. Tetapi melalui surat kabar tersebut sebagai sarana untuk menyampaikan
segala sesuatu yang dikehendaki dan diprogramkan oleh pemerintah sehingga sedapat

mungkin bisa diinformasikan kepada masyarakat luar. Dimana pemberitahuannya lebih


memihak pada pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Pada masa pergerakan nasional Indonesia, surat kabar mempunyai peranan yang sangat
penting bahkan organisasi pergerakan nasional Indonesia telah memiliki surat kabar sendirisendiri, seperti Darmo Kondo (Budi Utomo), Oetoesan Hindia (Sarekat Islam), Het
Tiidsriff dan De Expres (Indische Partij), Indonesia Merdeka (Perhimpunan Indonesia),Soeloeh
Indonesia Moeda (PNI), Pikiran Rakyat (Partindo), Daulah Rajat (PNI Baru)
Surat kabar yang dimiliki oleh organisasi-organisasi tersebut menjadi salah satu sarana untuk
menyampaikan bentuk-bentuk perjuangan kepada rakyat, agar rakyat dapat mengetahui dan
memberikan dukungan kepada organisasi-organisasi itu.

Nasionalisme di Indonesia mengalami


kemajuan dan perkembangan yang sangat
pesat ketika secara resmi Budi Utomo
(Perpanjangan tangan Belanda) diakui oleh
Pemerintah Belanda pada tahun 1908. Secara
singkat perkembangan nasionalisme Indonesia
menjadi lebih ramai sejak berdiri Budi Utomo
hingga Proklamasi Kemerdekaan. Sejak budi
utomo berdiri organisasi-organisasi yang
mengusahakan perbaikan dan kondisi rakyat
Indonesia.[sunting | sunting sumber]
Tahapan perkembangan nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut.

) Periode Awal Perkembangan

Dalam periode ini gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi
sosial dan budaya. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo, Sarekat
Dagang Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah.

) Periode Nasionalisme Politik

Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk
mencapai kemerdekaan Indonesia. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Indische
Partij dan Gerakan Pemuda.

) Periode Radikal

Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk mencapai kemerdekaan
baik itu secara kooperatif maupun non kooperatif (tidak mau bekerjasama dengan penjajah).
Organisasi yang bergerak secara non kooperatif, seperti Perhimpunan Indonesia, PKI, PNI.

) Periode Bertahan

Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh pertimbangan.
Diwarnai dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga organisasi-organisasi
pergerakan lebih berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah Belanda. Organisasi
dan gerakan yang berkembang pada periode ini adalah Parindra, GAPI, Gerindo.
Dari perkembangan nasionalisme tersebut akhirnya mampu menggalang semangat persatuan
dan cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa Indonesia yang bersatu dari berbagai suku di
Indonesia. Nasionalisme adalah rasa luhur yang dimiliki bangsa Indonesia, cerminan dari
komitmen yang pernah diikrarkan berpuluh-puluh tahun lampau, bertolak dari rasa
persaudaraan, senasib sepenanggungan.
2Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggrisnation) dengan mewujudkan
satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita
yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin
mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political
legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang
menanggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua
teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini
terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari
situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk
mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal
tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan ini pun tampak pula
dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan
suatu negeri. Namun, bila suasananya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari
negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang
berlandaskan nasionalisme secaraetnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah.
Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang
ekstrem seperti naziisme, pengasingan dan sebagainya.

Beberapa bentuk dari nasionalisme[sunting | sunting sumber]


Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan
negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan

dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme
mencampuradukkan sebahagian atau semua elemen tersebut.
Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana
negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat";
"perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi
bahan-bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du Contract
Sociale (atau dalamBahasa Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial").
Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik
dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder,
yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").
Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah
lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik
secara semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.
Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati
idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik.
Misalnya "Grimm Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang
berkaitan dengan etnis Jerman.
Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran
politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, rasdan
sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah
berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di mana golonganManchu serta
ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti
Qing untuk menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhanbudaya Tionghoa.
Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan
budaya mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.
Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan
dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan
mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik
dengan prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu
argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri.
Contoh biasa ialah Nazisme, serta nasionalismeTurki kontemporer, dan dalam bentuk yang lebih
kecil, Franquisme sayap-kanan di Spanyol, serta sikap 'Jacobin' terhadap unitaris dan golongan
pemusat negeri Perancis, seperti juga nasionalisme masyarakat Belgia, yang secara ganas
menentang demi mewujudkan hak kesetaraan (equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan
Fleming, dan nasionalis Basque atau Korsika. Secara sistematis, bilamana nasionalisme
kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik kepada kesetiaan masyarakat, dan
terhadap wilayah, seperti nasionalisme Turki dan penindasan kejamnya terhadap
nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara pemerintahan pusat yang kuat di Spanyol dan
Perancis dengan nasionalisme Basque, Catalan, dan Corsica.

Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik
dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan
dengan nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari
persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di Indiaseperti yang diamalkan oleh
pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu.
Namun, bagi kebanyakan kelompok nasionalis agama hanya merupakan simbol dan bukannya
motivasi utama kelompok tersebut. Misalnya pada abad ke-18, nasionalisme Irlandia dipimpin
oleh mereka yang menganut agama Protestan. Gerakan nasionalis di Irlandia bukannya
berjuang untuk memartabatkan teologi semata-mata. Mereka berjuang untuk menegakkan
paham yang bersangkut paut dengan Irlandia sebagai sebuah negara merdeka
terutamanya budaya Irlandia. Justru itu, nasionalisme kerap dikaitkan dengan kebebasan.

Anda mungkin juga menyukai