Anda di halaman 1dari 13

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disa Nirmala 230110140088


Kelas B Kelompok 8
ABSTRAK
Biokimia adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan
molekul atau perubahan struktur kimia yang terjadi pada makhluk hidup.
Dengan demikian, perlu adanya penelitian mengenai hal-hal yang
menunjang dalam pembelajaran ilmu tersebut, salah satunya dengan
pengamatan di laboratorium. Alat laboratorium adalah alat-alat yang
digunakan pada saat kegiatan di laboratorium. Dalam penggunaan alat
laboratorium dibutuhkan pengetahuan yang cukup tentang nama alat,
fungsi alat, prinsip kerja, prosedur kerjanya agar mendapatkan hasil yang
akurat serta demi keselamatan selama praktikum. Setiap alat memiliki
fungsi yang berbeda dan spesifik, dan beberapa alat menggunakan
teknologi mutakhir yang membuat cara mudah bagi pengguna. Dengan
melakukan pengenalan alat dan bahan praktikum Biokimia maka dapat
diketahui apa saja alat-alat serta fungsi dan prosedur kerjanya, agar
meminimalisir kesalahan pada saat kegiatan praktikum berlangsung.
Kata kunci: Biokimia, alat laboratorium, prinsip kerja, prosedur kerja,
fungsi alat
ABSTRACT
Biochemistry is of science that studies all forms of change
molecules or change the chemical structure happened in living things.
Thus, there should have been research on things that support in learning
the science, one of them is by observation in the laboratory. A laboratory
apparatus is tools used at activities in the laboratory. In the use of a
laboratory apparatus needed knowledge enough about name instrument,
the function of, the principle of, working procedures for obtaining accurate
results and for good for lab work. Any tool has a different and specific,
and several tools use technology latest making an easy for users. By
doing the introduction of tools and material lab work biochemistry we can
see anything tools and function and working procedures in order to
minimize a mistake while activities lab work held.
Key words : Biochemistry, labolatory tools, the function of, the principle
of, working procedures
PENDAHULUAN
Biokimia adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan
molekul atau perubahan struktur kimia yang terjadi pada makhluk hidup.
Cakupan makhluk hidup dalam hal ini berkaitan dengan semua jenis
makhluk hidup baik yang memiliki proses sederhana hingga komples.
Dengan demikian pembelajaran biokimia perlu adanya kegiatan praktik

agar reksi kimia dan proses lainnya dapat dipahami secara teoritis
maupun praktikum.
Pengenalan

alat-alat

laboratorium

penting

dilakukan

untuk

keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium


biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak
sesuai

dengan

prosedur

(Plummer,

1987).

Pentingnya

dilakukan

pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar mengetahui bagaimana


cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga
kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin.
Hal ini penting agar saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan
benar pula. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian
seseorang.
Selain itu, alat-alat laboratorium memiliki banyak jenis dengan
fungsi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan praktikum yang dilakukan.
Secara umum kegiatan praktikum biokimia perairan, peralatan utama
yang perlu dipelajari adalah spektrofotometer, inkubator, hot plate dan
lemari pendingin.Adapun peralatan tambahan lainnya untuk menunjang
praktikum adalah gelas ukur, alumunium foil, labu ukur, beaker glass, pH
meter, neraca, cawan petri, batang pengaduk, rak tabung, tabung reaksi,
bunsen dan sebagainya. Oleh sebab itu, pengenalan alat dah bahan
praktikum ini sangat diperlukan untuk kelancaran praktikum yang akan
datang.
METODOLOGI
Praktikum ini

dilaksanakan

di Laboratorium Akuakultur

Gedung

Dekanat, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.


Waktu praktikum dilakukan pada hari Selasa, 20 Oktober 2015 pukul
08.00 WIB.
Pada saat praktikum diterangkan mengenai beberapa macam alat
laboratorium oleh asisten laboratorium. Adapun alat yang diperkenalkan
dalam

praktikum

Biokimia

ini

adalah

spektrofotometer,

alat

ini

dipergunakan untuk menghitung absorban pada larutan. Alat kedua


adalah inkubator, inkubator ini digunakan untuk mempertahankan suhu
optimal.

Alat ketiga adalah hot plate, digunakan untuk membantu

pengadukan atau menghomogenkan suatu zat dengan perlakuan panas.


Alat keempat adalah lemari pendingin digunakan untuk menjaga media uji
coba agar zat tidak rusak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat-alat yang diperkenalkan dalam praktikum biokimia ini adalah :
Spektrofotometer
Alat

ini

fungsinya

untuk

mengukur

absorbansi

dengan

cara

melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu


obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya
tersebut

akan

diserap

dan

sisanya

dilewatkan.

Nilai

absorbansi

yang

akan

sebanding

dilewatkan

konsentrasi

larutan

di

dari

akan
cahaya
dengan

dalam kuvet.

Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik


maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari
sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan
sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan
dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan
konsentrasi sampel.
Prosedur kerjanya adalah sampel dilarutkan dalam pelarut, lalu
sampel dimasukkan dalam kuvet, dalam keadaan tertutup, dimulai
dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar. Cahaya
tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya
cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca
oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca (Hadi
2009). Larutan yang akan diamati melalui spektrofotometer harus
memiliki warna tertentu. Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan
lebih mudah menyerap energi cahaya yang diberikan.

Gambar 1. Spektrofotometer
(Sumber: www.buch-holm.dk)

Inkubator
Alat kedua adalah inkubator. Fungsi dari inkubator adalah untuk
menjaga suhu ruagan agar suhu tetap konstan/stabil.Alat ini dilengkapi
dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator
produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70 oC. Prinsip kerjanya yaitu
mengubah energi listrik menjadi energi panas. Kawat nikelin akan
menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan
peningkatan suhu kawat (Taiyeb 2001).

Gambar 2. Inkubator
(Sumber: www.indonetwork.co.id)

Prosedur kerjanya adalah dengan memutar tombol power ke arah


kiri dan diatur suhu dalam incubator dengan menekan tombol set. Sambil
menekan tombol set, diputar tombol di sebelah kanan atas tombol set
hingga

mnencapai suhu yang di inginkan. Setelah suhu yang diinginkan

selesai

diatur,

lepaskan

akan menyesuaikan setingan

tombol
suhu

set.

Inkubator

secara

otomatis

diperkenalkan

adalah

setelah beberapa menit.


Hot Plate
Alat

ketiga

yang

hot plate. Fungsi hot plate

sendiri

untuk

menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang


terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat
proses homogenisasi. Prinsip kerja hot plate adalah mengomogenkan
larutan dengan putaran dan suhu, pengadukan dengan bantuan batang
magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100, dimana satuan stir ini
rpm dan suhu yang dihasilkan satuannya celcius.

Prosedur kerja dari hot plate adalah menggunakan bidang magnetik


berputar untuk membuat stir bar atau batang pengaduk yang tercelup
didalam

cairan

mengaduk
merata.

menjadi

berputar

dengan

cairan

sangat

cepat

tersebut

sehingga
hingga

Bidang

beputar tersebut dapat

dibuat baik dengan

magnet berputar atau

dengan

satu

eletktromanet

yang

diletakkan

cairan.
dilengkapi

set

Magnetic
dengan

statis

dibawah bejana dengan


stirrer

seringkali

lempengan

pemanas

untuk memanaskan cairan dalam bejana.

Gambar 3. Hot Plate


(Sumber: www.stuart-equipment.com)

Lemari Pendingin
Alat selanjutnya adalah lemari pendingin, fungsi dari alat ini adalah
untuk menjaga media uji coba agar tidak rusak ataupun mengendalikan
aktivitas pertumbuhan mikroba pada media uji coba. Prinsip kerja dari
lemari pendingin adalah mengawetkan media uji coba dengan mengubah
energi listrik menjadi energi dingin. Suhu dalam lemari pendingin bisa di
atur sesuai yang kita inginkan. Prosedur kerja dari alat ini adalah adanya
penguapan. Untuk mendapatkan penguapan diperlukan gas (udara) yang
mencapai temperature tertentu (panas). Setelah udara tersebut panas
diubah agar kehilangan panas, sehingga terjadi penguapan. Disaat
adanya penguapan, maka timbulah suhu di dalam temperature rendah
(dingin). temperatur dalam lemari pendingin bisa di atur sesuai yang kita
inginkan.

Beaker Glass
Beaker Glass

Gambar 4. Lemari Pendingin


(Sumber :
www.tradekorea.com)

yaitu

bejana

dari

gelas berbentuk silinder yang bercucuk, digunakan untuk menampung zat


atau larutan. Beaker glass ada yang berskala dan ada yang tidak berskala.
Alat ini berfungsi utuk mengukur dan mencampur bahan yang akan
dianalisa dilaboratorium. Fungsi Beaker Glass lainnya adalah untuk
menampung larutan yang akan dititrasi, untuk memanaskan di atas hot
plate. Tingkat ketelitan beaker glass untuk mengukur volume hanya
dalam

akurasi

10%.

Gelas

beaker

kebanyakan

terbuat

dari

kaca

borosilikat, meskipun bahan lainnya dapat digunakan. Bagian bawah datar


dan cerat memungkinakan ini bagian dari gelas stabil di bangku
laboratorium atau hot plate dan mudah untuk menuangkan tanpa
membuat berantakan.

Gambar 5. Beaker Glass


(Sumber: www.aslisehat.com)

Prinsip kerja dari alat yaitu adalah penyimpanan bahan praktikum


dengan cara dituangkan langsung ke dalamnya. Sementara prosedur
kerjanya adalah bahan/sample secara langsung dituangkan ke dalam
beaker glass. Jika ingin memenuhi suatu pengukuran maka bisa dilihat
pada skala yang terdapat pada Beaker Glass tersebut.

Labu erlenmeyer
Labu Erlenmeyer, yaitu labu gelas atau tempat menampung larutan.
Erlenmeyer ada yang berskala ada juga yang tidak berskala, ada yang
bertutup dan juga tidak bertutup. Dalam volumetri labu Erlenmeyer
digunakan untuk mentitrasi larutan yang akan ditetapkan normalitasnya.
Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau
cairan.

Labu

Erlenmeyer

dapat

digunakan

untuk

meracik

dan

menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades


dan lain-lain. Prinsip kerjanya adalah menyimpan larutan yang akan
digunkan sesuai dengan skala . Prosedur kerjanya adalah

menyiapkan

Erlenmeyer yang sudah

bersih.

dengan

dengan jumlah besar dan

benda

cair

selanjutna

Isi

berskala.

Gambar 6. Labu
Erlenmeyer
(Sumber:
www.brupaks.com)

Gelas Ukur

Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu cairan, seperti


labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala
volumenya.

Prinsip

kerjanya

adalah

mengukur

volume

berdasarkan skala volume meniskus cekung larutan. Saat

larutan

mengamati

mata harus sejajar dengan miniskus cekungan. Prosedur percobaannya


adalah sterilkan terlebih dahulu gelas ukur yang akan digunakan,
selanjutnya tuangkan larutan yang akan digunakan sesuai volume yang
diinginkan dengan melihat skala volumenya.

Gambar 7. Gelas Ukur


(Sumber: www.indonetwoks.com)

Buret

Buret adalah salah satu alat laboratorium kaca atau Glassware yang
berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada
bagian bawahnya. Buret sangatlah akurat, buret kelas A memiliki akurasi
sampai dengan 0,05 cm3. Buret juga dapat didefinisikan adalah alat yang
digunakan dalam kimia analitik untuk mengeluarkan variabel, jumlah
terukur dari larutan kimia. Fungsi Buret adalah meneteskan sejumlah
reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada
eksperimen titrasi. Pengukuran buret sangatlah akurat, buret kelas A
memiliki akurasi sampai dengan 0,05 cm3 lebih akurat dibandingkan
Gelas Ukur maupun pipet tetes. Oleh karena ketelitian buret yang tinggi,
kehati-hatian pengukuran volume dengan buret sangatlah penting untuk
menghindari kesalahan sistematik.

Gambar 8. Buret
(Sumber: www.ebay.com)

Prinsip kerja Buret berdasarkan pada bentuknya yang merupakan


tabung berskala pada dindingnya dan berdasarkan pada putaran krannya.
Prosedur kerjanya adalah dekatkan mulut erlenmeyer yang telah diisi
larutan

tepat

dibawah

buret,

tangan

kiri

memegang

erlenmeyer

sedangkan tangan kanan mengontrol kran buret agar aliran cairan yang
keluar dari dalam buret keluar setetes demi setetes, setelah indikator
analisa menampakkan warnanya biasanya titrasi dianggap selesai,
selanjutnya hitung berapa banyak reagen kimia yang digunakan untuk
titrasi dengan cara membaca skala yang ada pada buret.
Batang Pengaduk
Batang

pengaduk

merupakan

alat

yang

digunakan

sebagai

pengaduk larutan atau bisa juga untuk mengambil sesuatu di dasar


beaker. Biasanya batang pengaduk ini juga digunakan dalam pemisahan
campuran dekantasi.

Berfungsi

untuk

mengaduk

larutan

atau

menghomogenkan larutan. Prinsip kerjanya adalah pengadukan larutan


secara sederhana. Prosedur kerjanya adalah 2 atau lebih larutan dalam
wadah diaduk secara merata. Prosedur kerjanya adalah 2 atau lebih
larutan dalam wadah diaduk secara merata.

Gambar 9. Batang Pengaduk


(Sumber: http://bisakimia.com/2013/12/30/macam-macam-peralatan-kacalaboratorium/)

Bunsen
Bunsen adalah pipa logam dilengkapi dengan pengatur gas dan
udara yang digunakan untuk pembakaran dengan nyala api Bunsen. Alat
pembakar yang lebih besar dari Bunsen adalah Fisher. Alat ini berfungsi
sebagai pembakar dengan menggunakan bahan bakar spirtus atau
alkohol pada saat pemanasan untuk memanaskan media yang akan
digunakan . Prinsip kerjanya adalah pemanasan dengan api. Prosedur
penggunaan bunsen yaitu bunsen diisi biasanya dengan spirtus, kemudian
nyalakan dengan korek api dan bunsen siap digunakan untuk sterilisasi

bahan, setelah itu setelah

selesai

api

dengan cara menutupkan

dapat

penutup

dimatikan

bunsen

pada

menggunaknnya

apinya

maka

api

langsung dapat mati.

Gambar 10. Bunsen


(Sumber: www.cyberphysics.co.uk)

Rak Tabung Reaksi


Rak Tabung Reaksi digunakan untuk menempatkan tabung-tabung
reaksi, baik yang telah terisi larutan (titrasi) maupun tabung yang kosong.
Dalam penelitian yang membutuhkan waktu relatif lama, penggunaan
rak tabung reaksi menjadi sangat penting untuk menempatkan tabung
reaksi yang

berisi

specimen

ataupun larutan yang

sedang

diuji.

Rak tabung reaksi biasanya terbuat dari kayu atau plastik, dengan jumlah
lubang dan ukuran diameter lubang tabung yang bervariasi. Secara
umum, biasanya dalam sebuah rak tabung reaksi yang berukuran besar,
terdapat 40 lubang dengan diameter lubang sekitar 16 mm.

Gambar 11. Rak Tabun Reaksi


(Sumber: pt-alkin-global.indonetwork.co.id)

Prinsip kerjanya adalah meletakkan tabung agar rapi dan tegak.


Prosedur kerjanya adalah tabung reaksi yang telah di sterilkan atau yang
akan digunakan disimpan di celah-celah rak atau di tegakkan lurus.

Timbangan Analitik
Timbangan analitik atau timbangan labolatorium adalah timbangan
yang biasa di gunakan untuk menimbang di ruang Labolatorium.
Digunakan untuk menimbang sesuatu yang bersifat halus dan tidak bisa
menggunakan timbangan biasa biasanya timbangan anaitik dimulai dari
dua angka di belakang koma sampai lima angka di belakang koma. Prinsip
kerjanya adalah menimbang bahan ujincoba dengan skala tertentu.
Prosedur kerjanya adalah meletakkan bahan pada timbangan tersebut.
Melihat angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat
dari bahan yang ditimbang.

Tabung Reaksi

Gambar 12. Timbangan Analitik


(Sumber:
www.timbangandigitalprima.com)

Tabung
sebagai
lebih
adalah
dengan

reaksi

wadah
larutan/

untuk

mereaksikan

bahan

kimia. Prinsip kerjanya

menyimpan
volume

berfungsi

yang

tidak dilengkapi dengan

media
tidak

dua

atau

atau

larutan

diketahui

karena

skala. Prosedur kerjanya

adalah dengan mengsterilisasikan tabung reaksi yang digunakan untuk


melakukan percobaan. bahan yang akan di larutkan dimasukkan pada
tabung reaks yang telah di sterilkan.

Gambar 13. Tabung Reaksi


(Sumber: www.suggestkeyword.com)

Pipet Tetes
Pipet tetes dilengkapi dengan penyedot karet untuk memindahkan
larutan yang volumenya tidak perlu diperhatikan. Fungsinya alat ini sama
dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan tidak diketahui.
Prinsip kerja dan prosedur percobaan pun sama dengan pipet ukur. Salah
satu penerapannya adalah dalam menambahkan HCl / NaOH saat
mengatur pH media, penambahan reagen pada uji biokimia.

Gambar 14. Pipet Tetes


(Sumber:
irfhaglassware.indonetwork.co.id)

Itulah
mengenai

beberapa
pengenalan

hasil dan pembahasan


alat-alat

laboratorium.

Adapun alat yang telah dijelaskan pada saat praktikum berlangsung yaitu,
Spektrofotometer, Inkubator, Hot Plate dan Lemari Pendingin. Alat-alat
tersebut merupakan alat yang aka sering digunakan pada setiap
praktikum Biokimia Perairan berlangsung.
Selain itu, menurut banyak sumber mengatakan bahwa banyak
sekali alat-alat laboratorium yang tak kalah penting dalam praktikum,
yaitu pipet tetes, gelas ukur, beaker glass, timbangan analitik, pembakar
bunsen, buret, timbangan gelas ukur, labu erlenmeyer, batang pengaduk
dan lain-lain. Alat-alat tersebut memiliki fungsi spesifik masing-masing
yang berguna untuk jalannya proses praktikum.
Setelah mengenal dan mengetahui fungsi prinsip dan prosedur kerja masing-masing
alat akan menghindarkan dari kesalahan penggunaan alat tersebut, karena apabila tidak
mengetahui cara kerja dan fungsi masing-masing alat, nantinya akan terjadi kesalahan

pengambilan data ataupun hasil praktikumnya tidak akurat. Kesalahan yang sekecil apapun
dapat merubah hasil dari praktikum yang telah dilakukan.
KESIMPULAN
Alat-alat

yang

sering

dipergunakan

dalam

praktikum

Biokimia

adalah:

spektrofotometer, hot plate, inkubator dan lemari pendingin. Adapun alat-alat tambahan yang
menunjang adalah pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung reaksi, labu erlenmeyer, gelas ukur,
bunsen, batang pengaduk dan timbangan analitik. Dari seluruh alat-alat tersebut, masingmasing memiliki fungsi yang berbeda dan satu sama lain saling membutuhkan. Dengan
mengetahui fungsi, prinsip kerja dan prosedur kerja dapat dihindari kesalahan dalam
menggunakan alat-alat praktikum tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://biosmart.dintian.com/BioSmart_Laboratory/R/Rak_Tabung_Reaksi.ht
ml. (Diakses

pada tanggal 23 Agustus 2015)

http://bisakimia.com/2013/12/30/macam-macam-peralatan-kacalaboratorium/ (Diakses pada tanggal 23 Agustus 2015)


http://kimia.unsoed.ac.id/?page_id=511 (Diakses pada tanggal 23 Agustus
2015)
http://www.alatlabor.com/article/detail/67/pengertian-dan-fungsi-buret#
(Diakses pada

tanggal 23 Agustus 2015)

http://www.kenkoelectric.co.id/produk/timbangan-analitik.html

(Diakses

pada tanggal 23 Agustus 2015)


Imam, K, 2010. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press. Jakarta.
Kalsum, 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Gramedia. Jakarta.
Riadi.1990.Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif : Choosing Effective
LaboratoryTests. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai